cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 9 (2013)" : 10 Documents clear
STUDI PERBANDINGANCERITA RAKYAT INDONESIA “DANAU TOBA” DENGAN CERITA RAKYAT JEPANG “UO NYOUBOU” PUTRI, MIFTA HARDIKA RAHMA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.822 KB)

Abstract

Kata Kunci: Aktan, Struktur Fungsional, Danau Toba, Uo Nyoubou   Kebudayaan mencakup semua hal yang menyangkut kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani. Produk budaya tidak hanya berupa barang material tetapi juga dapat berupa non material seperti dongeng, Dari sekian banyak dongeng atau cerita rakyat di seluruh dunia yang bermotif sama, ternyata ada dongeng dari Indonesia yang memiliki motif sama dengan dongeng di Jepang salah satunya adalah cerita rakyat yang barasal dari Sumatera Utara “Danau Toba” dengan cerita rakyat asal Jepang “Uo Nyoubou”. Selain persamaan motif cerita dalam dongeng tersebut dapat ditemukan pula perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan dari temuan budaya yang menjadi ciri khas dari kedua dongeng sehingga menarik untuk dikaji. Berdasarkan temuan-temuan budaya yang didapat dari hasil analisis tekstual, peneliti bertujuan untuk menemukan adanya keterkaitan atau pertalian antara kedua cerita rakyat sehingga menimbulkan adanya kesamaan tema dan motif pada kedua cerita Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan kajian tekstual berupa unsur intrinsik dan naratologi Greimas yang digunakan untuk menganalisis narasi tekstual cerita rakyat “Danau Toba” dan cerita rakyat “Uo Nyoubou”. Kemudian dari hasil kajian tekstual tersebut penulis membandingkan temuan budaya dari kedua cerita rakyat tersebut. Hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam analisis temuan budaya, namun melihat dari latar belakang sejarah dan geografi antara suku Batak dan Masyarakat Jepang, menyebabkan munculnya kesamaan tema dalam kedua cerita rakyat tersebut. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan tidak hanya menggali persamaan dan perbedaan unsur budaya yang ada pada cerita rakyat ini, tetapi juga agar dapat dikaji lebih dalam dari segi latar belakang historis, atau sejauh mana efek persuasif cerita rakyat tersebut dapat saling mempengaruhi pola pikir generasi selanjutnya dari masing-masing negara.    
EKRANISASI NOVEL HOROR RING KARYA SUZUKI KOJI MENJADI FILM RINGU KARYA NAKATA HIDEO PRIMADASARI, GITA FELINDA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.648 KB)

Abstract

Skripsi ini merupakan penelitian tentang ekranisasi Novel Horor Ring Karya Koji Suzuki menjadi Film Ringu Karya Hideo Nakata produksi Jepang. Novel Ring dan film Ringu merupakan karya sastra berjenis horor yang bercerita tentang adanya video kutukan dari hantu Sadako. Terdapat persamaan dan perbedaan antara novel Ring dan film Ringu. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan yang ada dalam ekranisasi film Ringu.Penelitian ini menggunakan teori alih wahana, ekranisasi dan juga teori struktural untuk meneliti unsur intrinsik yang mencakup tema, alur, penokohan, setting, sudut pandang, serta unsur bahasa dan unsur visual dalam novel Ring dan film Ringu.Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat banyak alur dalam novel yang tidak ditampilkan dalam film karena tuntutan durasi. Hasil penelitian juga menunjukkan perbedaan cerita dalam film dan novel dilakukan dalam rangka fungsi dari masing-masing media. Dalam ekranisasi novel Ring menjadi film Ringu terdapat penambahan, pengurangan, dan variasi-variasi dalam cerita. Kemudian film banyak memberikan variasi setting waktu dan tempat maupun perubahan berupa penggantian dan pengurangan tokoh untuk membuat cerita lebih menarik.Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis dengan menggunakan teori-teori pendekatan lain seperti feminisme dalam film Ringu dan hasil remake-nya, yaitu film The Ring. Harapannya dengan menggunakan pendekatan tersebut dapat lebih memperkaya analisa novel dan juga film ini untuk dikembangkan lebih lanjut. Kata kunci: Film, Horor, Alih Wahana, Ekranisasi, Unsur Intrinsik.
REAKSI TOKOH MARI DAN TAKAHASHI TERHADAP MODERNISME DALAM NOVEL AFTER DARK KARYA HARUKI MURAKAMI TYAS, TUTUT DWI DESTYANING
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.133 KB)

Abstract

Kata kunci       : Haruki Murakami, After Dark, reaksi, tokoh, postmodern Novel After Dark karya Haruki Murakami merupakan novel fiksi yang berkisah tentang seorang gadis bernama Mari yang berniat menghabiskan malam di luar rumah. Saat berada di sebuah kafe, secara tidak sengaja ia bertemu Takahashi yang merupakan teman sekelas kakaknya. Dalam novel ini terdapat banyak reaksi terhadap paradigma modern yang ditunjukkan tokoh Mari dan Takahashi. Sebab itulah, penulis akan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: bagaimanakah reaksi tokoh Mari dan Takahashi terhadap modernisme dalam novel After Dark karya Haruki Murakami? Untuk menjawab pertanyaan di atas, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan postmodern. Selain menggunakan teori-teori postmodern penulis menggunakan pengelompokan gerakan postmodern menurut I. Bambang Sugiharto, yakni: (1) Pengembalian ke pola pikir pra-modern, (2) Dekonstruksi terhadap paradigma modern, dan (3) Revisi terhadap paradigma modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk reaksi yang paling banyak muncul adalah berupa pertentangan pola pikir, pendapat, dan sikap kedua tokoh dengan pandangan-pandangan modernis. Hal ini tercermin dalam analisis pada sub pengembalian ke pola pikir pra-modern dan dekonstruksi terhadap paradigma modern. Pada sub bab tentang revisi terhadap paradigma modern reaksi yang muncul berupa penggambaran utopia kaum postmodernis. Penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti musikalisasi dalam novel After Dark karya Haruki Murakami. Selain itu, dapat juga dilakukan penelitian terhadap karya lain dengan menggunakan objek formal yang sama sebab postmodern merupakan wilayah kajian yang baru, sangat luas dan mencakup banyak disiplin ilmu.
KRITIK SOSIAL DALAM ANIME SPIRITED AWAY KARYA MIYAZAKI HAYAO RESPHATY, RIA ADYTIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.467 KB)

Abstract

Kata kunci: Anime, Kritik Sosial, Kapitalisme, Perilaku Konsumtif, Efek Negatif Kapitalisme, Hilangnya Identitas dan Alienisasi, Spirited Away Anime pada awalnya dibuat untuk hiburan, tetapi kepopuleran anime memberikan banyak pengaruh kepada orang yang menontonnya. Salah satu pengaruhnya adalah, anime mampu membuat penonton sadar akan isu-isu tertentu yang berkembang di masyarakat. Salah satu anime yang sangat populer adalah Spirited Away. Anime karya Miyazaki Hayao ini memiliki daya tarik tersendiri yang terdapat pada ceritanya, penokohan, dan latarnya yang mencerminkan kritik terhadap masyarakat kapitalis. Untuk menganalisis anime ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan teori kritik sosial. Dengan menggunakan kajian kritik sosial, penelitian ini akan menjelaskan kritik sosial yang ada dalam film anime Spirited Away karya Miyazaki Hayao secara deskriptif melalui potongan gambar dan teks dialog. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film ini berisi kritikan terhadap masyarakat konsumtif, efek negatif yang diakibatkan oleh kapitalisme, hilangnya identitas individu, dan alieniasi. Fim ini tidak hanya memberi kritik, tetapi juga menunjukkan solusi untuk menghadapi permasalahan tersebut. Anime bukan sekedar media hiburan, tetapi juga merupakan media untuk menyampaikan kritik kepada masyarakat. Oleh karena itu, penulis  menyarankan kepada pembelajar bahasa Jepang untuk tidak menjadikan anime sebagai hiburan semata. Anime juga dapat mencerminkan realita sosial yang berkembang dalam masyarakat, karena itu anime dapat diteliti dengan menggunakan beragam pendekatan. Anime Spirited Away ini masih membuka peluang untuk diteliti dengan menggunakan kritik lingkungan.
ANALISIS NILAI FEMINISME TOKOH HIGUCHI ICHIYO DALAM NOVEL CATATAN ICHIYO KARYA KIMURA REI PUTRI, SISKA NOVALIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.733 KB)

Abstract

A Note From Ichiyo Novel is a novel written by Kimura Rei. It tells about a woman of letter journey in Meiji era. Higuchi Ichiyo met a lot of obstacles to make her dream come true as a writer. The refusal in Meiji era did not break Ichiyo’s passion to be a writer. A Note From Ichiyo Novel shows that Ichiyo has feminism values. That’s why, this research is analized how feminism value is had by Higuchi Ichiyo. This research uses feminism values approach according to Arimbi Heroepoetri and R. Valentina Sagala. There are four feminism values that the research used to analys i.e : personal power, creativity, equivalence, and autonomous ecoomic. The result of this research shows that Higuchi Ichiyo had feminism value in her strunggle to be a writer in Meiji era. Her personal power made Ichiyo could formulate about herself. The creativity in writing made Ichiyo had special characters amoung others writers. Besides, Ichiyo could be equal herself with man at the moment. Her autonomous economic in did her profession made Ichiyo could hold out in her simplicity. The writer suggestd to the next researcher to research using literatur psycological approach, or historical approach in A Note From Ichiyo.   Keyword : Figure, Higuchi Ichiyo, Japanese Woman, Meiji, Feminism Value
GENDER DIFFERENCES IN THE USE OF PARTS OF SPEECH: AN ANALYSIS OF POPULAR AND FEMINA MAGAZINES MEODIA, ARINDRA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.406 KB)

Abstract

This research focuses on analyzing the differences of male andfemale magazines in the use of parts of speech which arepronouns and specifiers. Popular and Femina magazines areselected as the data sources since the contents of Popular arebelieved to represent male’s characteristics and of Femina arebelieved to represent female’s characteristics. Furthermore, theresearcher takes six steps in analyzing the data: identifying,organizing and coding the data, displaying the data intonumbers, analyzing the data found, discussing the finding, anddrawing conclusion. The results show that there are eight topicsout of thirteen topics in which pronouns are used with greaterfrequency in Femina rather than in Popular. Femina usespronouns in higher percentage rather than Popular. Thepercentage is 44.6% for Femina and 37.3% for Popular.Therefore, it can be inferred that pronouns are used with greaterfrequency in female magazine (Femina) rather than malemagazine (Popular).Keywords: Gender, Gender Differences, Pronouns, Specifiers,Magazine
GAMBARAN KEHIDUPAN TOKOH KIYOHA SEBAGAI YŪJO PADA ZAMAN EDO DALAM FILM SAKURAN KARYA SUTRADARA NINAGAWA MIKA TRIVIAN ARDITYANTI, FRANSISCA ROMANA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.091 KB)

Abstract

In this paper the author examines the life of yūjo in Yoshiwara in Edo Erathat is described on Sakuran film. At that time, prostitution was not a taboo thing,that make this business grew rapidly. To make everything under firm control, thegovernment built special area for entertainment and prostitution in Edo, namedYoshiwara. Yoshiwara also became resident and work place for comfort woman,yūjo. The problem in this study is: how the life of Kiyoha as a yūjo in Edo Era. This research use sociology literature aaproach, character andcharacterization, and mise-en-scene to analyze the life of yūjo in Yoshiwara inEdo Era. The study shows that yūjo is devided into five classes, kamuro, shinzo,zashikimochi, yobidashi chūsan, and oiran. The classification is based on yūjo’sskill and popularity. Along with status going up, the performence will change.The main jobs of yūjo are to entertain and satisfy the sexual desire of clients. Tomanage the yūjo, the firm make regulation in Yoshiwara and every brothels. Ifthey broke the rules, they will get some hard punishment. Next research, author suggest to use this film with semiotic approach toenrich the literature. Keyword: sakuran movie, yūjo, yoshiwara, edo era
DEIXIS IN ‘AKU KESEPIAN, SAYANG. DATANGLAH, MENJELANG KEMATIAN’ BY SENO GUMIRA AJIDARMA RIESMAYANTI, DEVITA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.042 KB)

Abstract

The researcher interested in analyzing the relevancy of Levinson‟s theory withIndonesian literature, especially short story entitled Aku Kesepian, Sayang. Datanglah,Menjelang Kematian. In this research, there are two problems: (1) what kinds of deixis are usedin Aku Kesepian, Sayang. Datanglah, Menjelang Kematian by Seno Gumira Ajidarma? and (2)what are the meanings of the deictic expressions? The researcher uses a qualitative method sincethe research concerns with the application of language style to the written text. In this study, theresearcher finds that in three short stories, Kyoto Monogatari, Legenda Wongasu, and LayangLayangthere are five types of deixis: person deixis, place deixis, time deixis, discourse deixis,and social deixis.Keywords: Pragmatics, Deixis, Short Story
FUNGSI HOJODOUSHI「-TE IKU 」DAN「-TE KURU」 DALAM NOVEL OKURIBITO KARYA MOMOSE SHINOBU WIHANDAYU, ANDHAN WENING
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.964 KB)

Abstract

 Hojodoushi atau dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja majemuk yang merupakan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini. Bentuk hojodoushi yang akan dibahas adalah [-te iku] dan [­-te kuru]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah fungsi hojodoushi [-te iku] dan [­-te kuru] dalam novel Okuribito karya Momose Shinobu. Penelitian yang penulis lakukan adalah metode penelitian deskriptif. Data di analisis dalam novel, kemudian dibagi ke dalam tabel sesuai bentuk [-te iku] dan [­-te kuru]. Setelah itu data dibagi kembali sesuai fungsinya. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan hasil yang diperoleh dalam novel Okuribito karya Momose Shinobu ditemukan 50 hojodoushi jenis [-te iku]. Fungsi Hojodoushi [-te iku] yang menyatakan situasi atau waktu perpindahan sebanyak 22 jenis, 12 yang menyatakan perpindahan yang menjauh, 3 yang menyatakan bergiliran, 10 yang menyatakan berkelanjutan, 3 yang menyatakan hal yang menghilang. 68 hojodoushi [–te kuru]. Fungsi yang menyatakan situasi atau waktu perpindahan sebanyak 16, 11 menyatakan perpindahan yang mendekat, menyatakan hal bergiliran 7, menyatakan berkelanjutan 1, menyatakan kemunculan 15, menyatakan perubahan sebanyak 4, menyatakan perbuatan yang mendekat  14. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya adalah membahas mengenai jenis-jenis hojodoushi. Selain itu juga menggunakan pembelajar bahasa Jepang sebagai sumber data agar mendapatkan hasil yang lebih nyata. Kata Kunci : Fungsi, Hojodoushi, [-te iku], [-te kuru], Okuribito.
Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui KURNIA, AHMED HASAN
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.766 KB)

Abstract

En France, l’un des artistes de théâtre célèbres au 17ème siècle était Molière. En 1666, il était créateur et il était metteur en scène un drame dont le titre est "Le Médecin Malgré Lui."     C’était un drame à la nature comique. Dans cette comédie dramatique, Molière représentait un médecin dans une perspective différente telle que le personnage du médecin fictif joué par Sganarelle. C’était un personnage plein de fiertés et il s’est comporté comme s’il parlait le Latin. Molière a supposé que tous les médecins n’auraient pas de bonnes connaissances en tant que vrai médecin. Dans ce cas-la, il a montré qu’il existait des médecins qui traversaient des procédures médicales. Cette recherche a pour but d’exprimer la satire ou la critique envers un médecin dans cette époque. Basée sur ces affirmations, j’ai reformé deux questions dans cette recherche, telles que comment l'illustration des caractères du médecin dans Le Médecin Malgré Lui et quelle est  la forme des critiques sociales envers les médecins dans ce drame. Dans ce mémoire, j’ai utilisé l’approche structurelle pour trouver la relation parmi des éléments intrinsèques du drame Le Médecin Malgré Lui et aussi l’approche littéraire sociologique afin de savoir l’image de la société à cette époque. D’après les résultats obtenus, cette recherche montre qu'il y a quelques critiques envers le médecin par rapport au caractère et à l’attitude des médecins au 17ème siècle, au traitement qui était trop cher, au mauvais traitement, et au manque de protection juridique chez des patients. À part cela, les traitements du médecin traditionnel ne convenaient pas aux maladies au 17ème siècle en France.Mots clés: Le Médecin Malgré Lui, Les Caractères, Les Critiques

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol 1, No 1 (2017) Vol 2, No 10 (2015) Vol 1, No 10 (2015) Vol 3, No 6 (2015) Vol 3, No 5 (2015) Vol 3, No 4 (2015) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 9 (2015) Vol 2, No 8 (2015) Vol 2, No 7 (2015) Vol 2, No 6 (2015) Vol 2, No 5 (2015) Vol 2, No 4 (2015) Vol 2, No 3 (2015) Vol 2, No 2 (2015) Vol 2, No 1 (2015) Vol 1, No 9 (2015) Vol 1, No 8 (2015) Vol 1, No 7 (2015) Vol 1, No 6 (2015) Vol 1, No 5 (2015) Vol 1, No 4 (2015) Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015) Vol 1, No 1 (2015) Vol 6, No 10 (2014) Vol 5, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 3, No 10 (2014) Vol 7, No 8 (2014) Vol 7, No 7 (2014) Vol 7, No 6 (2014) Vol 7, No 5 (2014) Vol 7, No 4 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 2 (2014) Vol 7, No 1 (2014) Vol 6, No 9 (2014) Vol 6, No 8 (2014) Vol 6, No 7 (2014) Vol 6, No 6 (2014) Vol 6, No 5 (2014) Vol 6, No 4 (2014) Vol 6, No 3 (2014) Vol 6, No 2 (2014) Vol 6, No 1 (2014) Vol 5, No 9 (2014) Vol 5, No 8 (2014) Vol 5, No 7 (2014) Vol 5, No 6 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 4 (2014) Vol 5, No 3 (2014) Vol 5, No 2 (2014) Vol 5, No 1 (2014) Vol 4, No 9 (2014) Vol 4, No 8 (2014) Vol 4, No 7 (2014) Vol 4, No 6 (2014) Vol 4, No 5 (2014) Vol 4, No 4 (2014) Vol 4, No 3 (2014) Vol 4, No 2 (2014) Vol 4, No 1 (2014) Vol 3, No 9 (2014) Vol 3, No 8 (2014) Vol 3, No 7 (2014) Vol 3, No 6 (2014) Vol 3, No 5 (2014) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 2, No 10 (2013) Vol 1, No 10 (2013) Vol 3, No 1 (2013) Vol 2, No 9 (2013) Vol 2, No 8 (2013) Vol 2, No 7 (2013) Vol 2, No 6 (2013) Vol 2, No 5 (2013) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 9 (2013) Vol 1, No 8 (2013) Vol 1, No 7 (2013) Vol 1, No 6 (2013) Vol 1, No 5 (2013) Vol 1, No 4 (2013) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue