cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 8 (2014)" : 10 Documents clear
APOLOGY STRATEGIES PERFORMED BY MAIN CHARACTERS IN PERAHU KERTAS NOVEL KUSUMA, DEVILIA INDAH
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.287 KB)

Abstract

Keywords: speech act, apology strategies, Perahu Kertas novel Apology is a part of human communication to maintain good relations between people or to restore harmony. The writer conducted a research on apology strategies in Bahasa Indonesia, by analyzing a novel entitled Perahu Kertas. In this study, there are two problems to be solved: (1) What apology strategies are performed by main characters in Perahu Kertas novel, and (2) How is the act of apologizing upgraded by main characters in Perahu Kertas novel.This study used qualitative approach because the analysis is in the form of description rather than number. Then, this research is categorized as document analysis because the writer analyzed the novel entitled Perahu Kertas.The result of this study shows that apology strategies are divided into two main groups that are direct and indirect strategy. Direct strategy is represented into 11 strategies: minimizing the offense, explicit apology, explicit apology followed by explanation, explicit explanation followed by minimizing the offense, recantation, regret, request for forgiveness, concern for hearer, being honest, hiding something and cancellation. Indirect strategy is represented into 4 strategies: attacking the complainer, blaming someone else, implicit apology and implicit apology followed by explanation. Besides, this study suggests that the act of apologizing can be upgraded directly and indirectly. Direct strategy is represented into 5 strategies: explanation, reiteration, lexical intensification, supplication, and promise. Indirect strategy is represented into 2 strategies: explanation and confirmation.The writer suggests  that future researchers use more objects in Bahasa Indonesia in order to complete the taxonomy of apology strategy in it. The writer also suggests that Study Program of English at Universitas Brawijaya add more references related to this topic so that future researchers could present rich literature review that is able to support the analysis of their study.
MODEL MULTIKULTURALISME MASYARAKAT JEPANG DITINJAU DARI KEHIDUPAN UMAT MUSLIM DI JEPANG PASCA TERORISME 9/11 ANDRIANI, FRIELIA DWI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.737 KB)

Abstract

Kata Kunci: Islam, Multikulturalisme, Jepang. Agama merupakan salah satu bagian dari case of differentiation atau hal-hal yang menyebabkan muncul perbedaan antara satu komunitas dengan komunitas lain. Dalam menghadapi serangkaian perbedaan dalam masyarakat, diperlukan implementasi multikulturalisme.Jepang merupakan negara yang menerapkan sekulerisme. Kini berkembang dua paham mengenai masyarakat di Jepang, yaitu paham bahwa masyarakat Jepang bersifat homogen dan masyarakat Jepang bersifat multikultural.Paham homogenitas diisukan pada publik agar mereka memiliki semangat nasionalisme sementara paham multikulturalisme merupakan paham yang lebih merujuk pada realita masyarakat. Multikulturalisme menurut Parekh dibagi dalam lima model, yaitu: (1) multikulturalisme isolasionis, (2) multikulturalisme akomodatif, (3) multikulturalisme otonomis, (4) multikulturalisme kritikal atau interaktif, (5) multikulturalisme kosmopolitan.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif yang dimulai dari pengorganisasian data, pengelompokan data, pengujian asumsi sesuai teori modelmultikulturalisme Parekh, penyajian data dalam bentuk deskripsi, dan penarikankesimpulan.Setelah penganalisisan data, disimpulkan bahwa Jepang tengah menerapkan model multikulturalisme akomodatif Parekh terhadap umat muslim di Jepang pasca teror 9/11. Jepang memiliki beberapa perangkat hukum dan ketentuan-ketentuan yang bersifat sensitif secara kultual dari pihak kaum mayoritas (masyarakat Jepang non-muslim), yang dikenakan pada kaum minoritas (umat muslim di Jepang). Walaupun demikian tetap terdapat akomodasi bagi umat muslim di Jepang dan juga kerjasama antara umat muslim dan non muslim Jepang.Hal ini menunjukkan bahwa Jepang pun tengah menerapkan multikulturalisme walau senantiasa mendoktrinkan mengenai homogenitas masyarakat.
PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE OLEH ORANG JEPANG PADA JEJARING SOSIAL FACEBOOK ANGGARAWATI, RESTAVIA DEVI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.505 KB)

Abstract

Kata kunci: Sosiolinguistik, Alih Kode, Campur Kode, Facebook.Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dewasa ini, dengan adanya kemajuan teknologi masyarakat membentuk kelompok di dunia maya melalui internet. Salah satu jejaring sosial yang sangat popular di kalangan masyarakat dunia adalah Facebook. Pengguna Facebook yang berasal dari berbagai daerah menyebabkan adanya variasi bahasa. Penulis mengamati para pengguna Facebook khususnya orang Jepang seringkali beralih dari satu bahasa ke bahasa lain (alih kode) atau menyisipkan unsur satu bahasa pada saat berbicara menggunakan bahasa lain (campur kode). Penelitian ini akan menjawab rumusan masalah yaitu (1) Jenis alih kode dan campur kode apakah yang digunakan oleh orang Jepang pada jejaring sosial Facebook, dan (2) Apa tujuan penggunaan alih kode dan campur kode oleh orang Jepang pada jejaring sosial Facebook.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisis jenis dan tujuan penggunaan alih kode dan campur kode oleh orangJepang pada jejaring sosial Facebook.Hasil dari penelitian ini adalah penulis menemukan 27 data temuan yang terdiri dari 12 alih kode, 13 campur kode, dan 2 alih kode dan campur kode sekaligus. Terdapat 0 alih kode intern, 13 alih kode ekstern, 10 alih kode situasional dan 3 alih kode metaforis. Sedangkan untuk campur kode, penulis menemukan 14 campur kode yang terdiri dari: 2 campur kode ke dalam (inner code mixing) dan 12 campur kode ke luar (outer code mixing). Tujuan penggunaan alih kode yang dominan adalah untuk mengakrabkan hubungan dan penggunaan campur kode untuk membicarakan topik.Penulis menyarankan untuk meneliti sosial media lain dan kajian yang lain seperti semantik atau psikolinguistik untuk penelitian selanjutnya.
PENGGUNAAN KONJUNGSI GA, DEMO DAN KEDO PADA SERIAL DRAMA YOROZU URANAIDOKORO ONMYOUYA E YOUKOSO EPISODE 1 & 2 KARYA HIJIKATA MASATO RACHMANDA, TRIA WIENA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.535 KB)

Abstract

Kata Kunci : Konjungsi dan Yorozu Uranaidokoro Onmyouya E Youkoso Banyak kata dalam bahasa Jepang yang memiliki makna yang sama, tapidengan cara penggunaan yang berbeda. Seperti ‘ga’, ‘demo’, dan ‘kedo’ yangtermasuk dalam jenis kata konjungsi, yaitu jenis kata yang berfungsi sebagai katapenghubung, yang memiliki makna sama, yaitu ‘tetapi’.Penelitian ini dilakukan guna mengetahui perbedaan penggunaankonjungsi ‘ga’, ‘demo’, dan ‘kedo’ dan apakah ketiga konjungsi tesebut dapat bersubtitusi satu dengan yang lain. Sumber data yang dipilih dalam penelitian ini adalah serial drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya E Youkoso episode 1 & 2 karya Hijikata Masato yang didalamnya ditemukan banyak penggunaan konjungsi ‘ga’, ‘demo’, dan ‘kedo’.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu penelitianyang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis yang merupakan deskripsi dari sesuatu yang diamati terkait dengan hal yang diteliti yaitu perbedaan penggunaankonjungsi ‘ga’, ‘demo’, dan ‘kedo’ dan potensi subtitusi ketiga konjungsi tersebut.Data yang ditemukan sejumlah 57 data, yaitu konjungsi ‘ga’ 10 data, konjungsi ‘demo’ 21 data dan konjungsi ‘kedo’ 26 data. Kesimpulan yang diperoleh yaitu konjungsi ‘ga’ dan konjungsi ‘kedo’ sama-sama digunakan diakhir klausa utama sehingga konjungsi ‘ga’ dan konjungsi ‘kedo’ dapat saling bersubtitusi, tetapi tidak dapat bersubtitusi dengan konjungsi ‘demo’. Namun,konjungsi ‘ga’ dan konjungsi ‘kedo’ jika digunakan di awal kalimat akan menjadi ‘desuga’ dan ‘desukedo’ atau ‘dakedo’. Oleh karena itu, konjungsi ‘demo’ dapatsaling bersubtitusi dengan konjungsi ‘desuga’ dan ‘desukedo’ atau ‘dakedo’.
TINDAK ILOKUSI EKSPRESIF DALAM FILM 「筆談ホステス」HITSUDAN HOSTESS KARYA HAJIME TAKEZONO INTANA, CYNTIA SUKMA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.281 KB)

Abstract

Kata kunci: Pragmatik, Tindak ilokusi ekspresif, Film. Tindak ilokusi ekspresif dijabarkan oleh Shibatani (2000:126) menunjukkan tindakan tingkah laku penutur secara kejiwaan berterima kasih, memuji, meminta maaf, kekhawatiran dan lain-lain. (apabila diucapkan “saya berterima kasih padamu” menjadi suatu tindakan berterima kasih). Menurut Bach dan Harnish (1993:15), jenis tindak ilokusi ekspresif (acknowledgment) mengekspresikan perasaan tertentu kepada mitra tutur. Ekspresif (acknowledgment) dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Apologize (permintaan maaf), Condole (ucapan ikut berduka), Bid (harapan), Greet (mengucapkan salam), Accept (penerimaan), Reject (menolak), Congratulate (mengucapkan selamat).   Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data yang diteliti berupa film 「筆談ホステス」  Hitsudan Hostess karya Hajime Takezono. Keseluruhan data temuan berjumlah 38 data, diantaranya adalah (1) ilokusi ekspresif meminta maaf berjumlah 11 data, (2) tindak ilokusi ekspresif harapan berjumlah 1 data, (3) tindak ilokusi ekspresif salam  berjumlah 16 data, (4) tindak ilokusi ekspresif penerimaan berjumlah 2 data, (5) tindak ilokusi ekspresif penolakan berjumlah 4 data, (6) tindak ilokusi ekspresif mengucapkan selamat berjumlah 4 data, dalam penelitian ini tidak ditemukan tindak ilokusi belasungkawa. Selain jenis tindak ilokusi ekspresif juga terdapat fungsi tindak ilokusi diantaranya fungsi convival (menyenangkan), fungsi conflictive (bertentangan).
REGISTER OTAKU IDOL GROUP 48 FAMILY DALAM KOMUNITAS RINGO 48 DI MALANG WIJAYANTO, M. RIAN
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.769 KB)

Abstract

Kata kunci : Register, Medan, Pelibat, Sarana, komunitas Ringo 48. Dalam ilmu sosiolingusitik terdapat ragam bahasa yang digunakan menurut pemakaian penutur yang dikenal dengan register bahasa. Ragam bahasa tersebut tumbuh dan berkembang dalam lingkup sosial seperti komunitas Ringo 48 Malang. Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua fokus penelitian, yaitu: (1) Apa saja register bahasa yang digunakan anggota komunitas ringo 48. (2) Bagaimana penggunaan ragam bahasa komunitas ringo 48 mengacu pada konsep situasi Halliday dan Hasan (1985) mengenai medan, pelibat, dan sarana.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menganalisa konteks situasi register bahasa yang digunakan oleh anggota komunitas Ringo 48 Malang.Penulis menemukan 23 register yang digunakan oleh komunitas Ringo 48. Register dalam penelitian ini memiliki arti secara umum dan arti khusus dalam komunitas. Agar khalayak tahu penggunaan register tersebut maka, analisa konteks situasi register mengacu pada medan, pelibat, dan sarana. Secara umum register yang ditemukan mengacu pada semangat untuk mendukung member idola seperti, oshimen, oshiadd, kami oshi.
AIZUCHI OLEH DANSEI DAN JOSEI DALAM ANIME HYOUKA EPISODE 1-5 KARYA YASUHIRO TAKEMOTO AMBARWATI, ARINI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.746 KB)

Abstract

Kata Kunci: Aizuchi, Hyouka.Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Ketika manusia melakukan interaksi mereka menggunakan bahasa. Kebudayaan dalam berkomunikasi adalah suatu kebiasaan yang terjadi dalam masyarakat. Salah satu keunikan yang dimiliki Jepang ialah ketika mereka sedang berbicara maka mitra tutur akan merespon atau mengirimi umpan balik, Hal ini yang disebut dengan aizuchi. Pemakaian aizuchi dalam masyarakat Jepang biasanya juga terdapat kekhasannya tersendiri misalnya dari segi gender mitra tutur yang melontarkan aizuchi. Oleh karena itu penggunaan aizuchi pada penelitian ini dikaitkan berdasarkan bagaimana penutur pria dan penutur wanita melontarkan aizuchi.Penelitian ini menggunakan teori dari Mayumi Kubota dan Horiguchi Sumiko sebagai acuan dan merupakan penelitian jenis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan jumlah fungsi aizuchi  48 Tanda Mendengar, 63 Tanda  Memahami, 26  Tanda Sependapat, 9 Tanda Menyangkal, 10 Tanda Ungkapan Perasaan, 17 Tanda Penyambung Jeda, 30 Tanda untuk menambahkan, mengoreksi dan meminta informasi. Sedangkan pada bentuk aizuchi ditemukan 166 Bentuk Ungkapan, 21 Bentuk Penggulangan, 3  Bentuk Parafrase, 6  Bentuk Lain. Dalam pemakaian jenis gender penuturnya yang paling banyak ialah 107 penutur pria  sedangkan  84 penutur wanita.Dengan demikian penulis menyarankan pada penelitian selanjutnya meneliti penggunaan aizuchi dari media sosial seperti,  twitter, facebook, line dan lain-lain.
PERGESERAN PENERJEMAHAN BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KOMIK FULLMETAL ALCHEMIST JILID 26-27 KARYA HIROMU ARAKAWA WIDYATMOKO, FEBI RANGGA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.316 KB)

Abstract

Kata Kunci: Penerjemahan, Pergeseran Penerjemahan, Komik Terdapat banyak sekali bahasa yang berbeda-beda di dunia yang menyebabkan sulitnya orang-orang berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa atau berkomunikasi dengan orang yang berbeda negara. Oleh karena itu perlu sekali adanya penerjemahan bahasa guna untuk membantu orang-orang berkomunikasi antar negara agar dapat mempermudah tanpa mempelajari bahasa lain. Walaupun begitu, karena bahasa di setiap negara memiliki aturannya sendiri-sendiri terkadang dalam penerjemahan masih terdapat kesulitan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan berbahasa orang-orang bahasa sasaran. Dalam hal ini pergeserean penerjemahan sangat diperlukan dalam penerjemahan guna menyesuaikan denganaturan-aturan bahasa sasaran. Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian pergeseranpenerjemahan dengan sumber data komik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk menganalisis adanya pergeseran penerjemahan dari bahasa Jepang menjadi bahasa Indonesia dalam komik Fullmetal Alchemist jilid 26-27 karya Hiromu Arakawa.Hasil penelitian ini ditemukan adanya 47 data pergeseran penerjemahan. Diantaranya terdapat 16 data pergeseran kelas kata, 21 data pergeseran satuan sintaksis, 8 data pergeseran makna bernuansa umum menjadi makna bernuansa khusus atau sebaliknya, dan 2 data pergeseran dengan membelah struktur subjek atau sebaliknya.
MAKNA SIMBOL PATUNG ANJING DALAM FILM HIGH SCHOOL DEBUT KARYA SUTRADARA TSUTOMU HANABUSA KHOLILA, FITRIYA HARISA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.983 KB)

Abstract

Kata Kunci: Film, Semiotik, Ikon, Indeks, Simbol Penelitian yang berjudul Analisis Simbol Patung Anjing Dalam Film High School Debut Karya Sutradara Tsutomo Hanabusa bertujuan untuk menganalisis makna dari simbol patung anjing yang digunakan sebagai latar dalam film tersebut. Berdasarkan alasan tersebut, maka dalam penelitian ini ditentukan beberapa rumusan masalah yaitu apa saja ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam film High School Debut dan apa makna dari simbol patung anjing dalam film tersebut. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini menggunakan teori Semiotik Charles Sanders Pierce.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ikon, indeks, dan simbol serta mengetahui makna simbol patung anjing dalan film High School Debut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa simbol patung anjing berwajah manusia menginterpretasikan sosok Haruna. Haruna yang mempunyai sifat gigih dalam menanti seorang kekasih disimbolkan kepada patung anjing Hachiko. Hachiko sendiri terkenal dengan kesetiaanya kepada majikan. Persamaan antara karakter Haruna, Hachiko, dan isi dari cerita yang memberikan pesan kesetiaan membuat ketiga aspek saling berkaitan. Ikon dalam film ini adalah sosok Haruna, Yoh, dan patung anjing Hachiko berwajah manusia. Keberadaan Haruna dan patung anjing Hachiko berwajah manusia yang sering terlihat di setiap adegan menjadi indeks bahwa adanya suatu kemiripan antara Haruna dan  patung anjing. Setiap adegan penantian Haruna yang begitu panjang untuk mendapatkan kekasih menjadi simbol dari kesetiaan seorang wanita.Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti film ini dengan teori yang berbeda, misalnya menggunakan teori psikologi. Penelitian ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan teori semiotik dari Roland Barthes atau Ferdinand de Saussure.  
KONSEP OMOIYARI YANG TERCERMIN DALAM DRAMA SAMURAI HIGH SCHOOL KARYA SUTRADARA TOYA SATO DAN RYUICHI INOMATA KHOTIMAH, KHUSNUL
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.54 KB)

Abstract

Kata Kunci : Omoiyari, Altruisme, Simpati, Empati, Perilaku Prososial, Samurai High School. Film adalah bagian dari karya seni, yang berarti juga bagian dari karya sastra. Drama merupakan salah satu jenis film yang digemari di Jepang. Selain sarana hiburan, drama di Jepang juga bisa menjadi sarana pendidikan moral. Omoiyari merupakan salah satu jenis moral yang telah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar. Omoiyari adalah kesediaan untuk merasakan perasaan orang lain, seolah merasakan sendiri perasaan tersebut. Drama yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah drama Samurai High School karya sutradara Toya Sato dan Ryuichi Inomata. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsep omoiyari. Konsep ini digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk sikap omoiyari yang tercermin dalam drama Samurai High School. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ciri khas pada sikap omoiyari pada masing-masing tokoh. Diantaranya adalah tidak mementingkan diri sendiri, perasaan empati dan khawatir, berani mengambil resiko, dan balas budi. Sebagai tambahan, disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan kajian semangat ganbaru untuk mengetahui sikap pantang menyerah yang digambarkan oleh para tokoh.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 1, No 1 (2017) Vol 2, No 10 (2015) Vol 1, No 10 (2015) Vol 3, No 6 (2015) Vol 3, No 5 (2015) Vol 3, No 4 (2015) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 9 (2015) Vol 2, No 8 (2015) Vol 2, No 7 (2015) Vol 2, No 6 (2015) Vol 2, No 5 (2015) Vol 2, No 4 (2015) Vol 2, No 3 (2015) Vol 2, No 2 (2015) Vol 2, No 1 (2015) Vol 1, No 9 (2015) Vol 1, No 8 (2015) Vol 1, No 7 (2015) Vol 1, No 6 (2015) Vol 1, No 5 (2015) Vol 1, No 4 (2015) Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015) Vol 1, No 1 (2015) Vol 6, No 10 (2014) Vol 5, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 3, No 10 (2014) Vol 7, No 8 (2014) Vol 7, No 7 (2014) Vol 7, No 6 (2014) Vol 7, No 5 (2014) Vol 7, No 4 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 2 (2014) Vol 7, No 1 (2014) Vol 6, No 9 (2014) Vol 6, No 8 (2014) Vol 6, No 7 (2014) Vol 6, No 6 (2014) Vol 6, No 5 (2014) Vol 6, No 4 (2014) Vol 6, No 3 (2014) Vol 6, No 2 (2014) Vol 6, No 1 (2014) Vol 5, No 9 (2014) Vol 5, No 8 (2014) Vol 5, No 7 (2014) Vol 5, No 6 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 4 (2014) Vol 5, No 3 (2014) Vol 5, No 2 (2014) Vol 5, No 1 (2014) Vol 4, No 9 (2014) Vol 4, No 8 (2014) Vol 4, No 7 (2014) Vol 4, No 6 (2014) Vol 4, No 5 (2014) Vol 4, No 4 (2014) Vol 4, No 3 (2014) Vol 4, No 2 (2014) Vol 4, No 1 (2014) Vol 3, No 9 (2014) Vol 3, No 8 (2014) Vol 3, No 7 (2014) Vol 3, No 6 (2014) Vol 3, No 5 (2014) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 2, No 10 (2013) Vol 1, No 10 (2013) Vol 3, No 1 (2013) Vol 2, No 9 (2013) Vol 2, No 8 (2013) Vol 2, No 7 (2013) Vol 2, No 6 (2013) Vol 2, No 5 (2013) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 9 (2013) Vol 1, No 8 (2013) Vol 1, No 7 (2013) Vol 1, No 6 (2013) Vol 1, No 5 (2013) Vol 1, No 4 (2013) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue