cover
Contact Name
Yulianna Puspitasari
Contact Email
yulianna-puspitasari@fkh.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
medvetj@journal.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Media Kedokteran Hewan
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 02158930     EISSN : 2775975X     DOI : 10.20473/mkh.v32i1.2021.1-11
Core Subject : Health,
Media Kedokteran Hewan (p-ISSN: 0215-8930) (e-ISSN: 2775-975X) (established 1985) publishes all aspects of veterinary science and its related subjects. Media Kedokteran Hewan publishes periodically three times a year (January, May, and September). Media Kedokteran Hewan publishes original articles, review articles, and case studies in Indonesian or English, with an emphasis on novel information of excellent scientific and/or clinical quality, relevant to domestic animal species and biotechnology of veterinary medicine from researchers, lecturers, students, and other practitioners around Indonesia and worldwide.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan" : 6 Documents clear
Efisiensi Biaya Produksi Usaha Itik Petelur di Candi Sidoarjo Dian Ayu Permatasari
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.79-89

Abstract

Peran sub sektor peternakan terhadap pembangunan pertanian cukup signifikan, dimana industri perunggasan merupakan pemicu utama perkembangan usaha di sub sektor peternakan. Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan. Terdapat dua cara pengelolaan produksi telur, yakni produksi telur olahan dan tanpa olahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan dan tanpa olahan dan analisis efisiensi biaya produksi telur itik olahan dan tanpa olahan. Indikator analisis kelayakan usaha yaitu BEP unit, BEP harga, B/C ratio, ROI dan Payback Period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan di Candi Sidoarjo merupakan usaha yang dapat dikategorikan layak untuk dilaksanakan dengan nilai rata-rata BEP unit 123.056 butir, rata-rata nilai BEP harga Rp 1.505,-, rata-rata nilai B/C Ratio 0,78, rata-rata nilai Return On Investment 73%, rata-rata nilai Payback Period1,90. Hasil perhitungan nilai efisiensi biaya produksi telur itik olahan menunjukkan bahwa yang paling efisien adalah responden dengan populasi 500 ekor, produksi telur 350 butir per hari atau 105.000 butir per periode dengan efisiensi biaya produksi 49%.
Laporan Kasus: Keratitis pada Kucing Lokal Aditya Fernando; Ajeng Aeka Nurmaningdyah; Sabrina Doloksaribu; Tiara Novita; Vici Yulita Lestari
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.52-59

Abstract

Keratitis merupakan kelainan mata akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga menyebabkan terganggunya penglihatan hewan. Seekor kucing domestik betina diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dengan keluhan mata kucing terlihat tidak jernih atau keruh. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan refleks mata menunjukkan hasil normal. Pemeriksaan mata dengan ophthalmoscope menunjukkan kornea mata yang keruh. Fluorescein test menunjukkan tidak ada kelainan pada mata, sedangkan Schirmer Tear Test menunjukkan penurunan produksi air mata pada mata kanan. Hasil hematologi menunjukkan adanya leukositosis. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kucing tersebut mengalami non-ulceratif keratitis atau keratitis superficial. Pengobatan yang diberikan pada kucing tersebut diantaranya adalah antibiotik amoxicillin, vitamin A, dan Cendo Tobroson Eye Drop®. Kondisi mata Caramel tampak membaik setelah dilaksanakan terapi selama 14 hari.
Efektivitas Kitosan dari Limbah Kulit Udang terhadap Angiogenesis dalam Penyembuhan Luka Eksisi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Efin Windi Dayanti; Arimbi Arimbi; Maya Nurwartanti Yunita; Hani Plumeriastuti; Muhammad Thohawi Elziyad Purnama; Prima Ayu Wibawati
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.60-69

Abstract

Luka eksisi adalah luka yang disebabkan akibat terpotongnya jaringan oleh benda yang tajam (Partogi, 2008). Kitosan mampu sebagai zat dalam penyembuhan luka salah satunya dalam proses angiogenesis. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas salep kitosan dari limbah kulit udang terhadap angiogenesis dalam penyembuhan luka eksisi pada tikus putih jantan. Sebanyak dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan yaitu K+ luka eksisi dengan pemberian povidone iodine, K- luka eksisi dengan pemberian salep tanpa kitosan, P1 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan 1,5%, P2 luka eksisi dengan pemberian salep 2,5% dan P3 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan. Terapi diberikan sehari sekali selama tujuh hari. Hasil data rata-rata jumlah pembuluh darah baru dianalisis dengan uji Anova yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Differences). Kelompok P1 dan P2 tidak memiliki perbedaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan kelompok K+, K- dan P3. Kesimpulan dari penelitian ini kitosan efektif dalam meningkatkan jumlah pembuluh darah baru pada proses penyembuhan luka eksisi.
Diagnosa dan Observasi Terapi Infestasi Ektoparasit Notoedres cati Penyebab Penyakit Scabiosis pada Kucing Peliharaan Aditya Yudhana
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.70-78

Abstract

Scabiosis merupakan penyakit parasitik yang paling sering terjadi pada kucing peliharaan. Penyebab scabiosis pada kucing palin dominan adalah ektoparasit tungau Notoedres cati. Jumlah kasus scabiosis pada kucing peliharaan di Indonesia masih terbilang tinggi sehingga diperlukan pendekatan diagnosa yang tepat dan pengendalian yang komprehensif. Laporan kasus ini bertujuan untuk menginvestigasi aspek diagnose dan terapi kasus scabiosis pada kucing peliharaan sekaligus laporan pertama di dari wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Berdasarkan pemeriksaan gejala klinis dan skin scraping dapat dikonfirmasi bahwa diagnosa untuk pasien kucing adalah positif scabiosis akibat infestasi tungau Notoedres cati. Tindakan terapi yang dilakukan adalah dengan obat injeksi ivermektin yang dikombinasikan dengan terapi topical menggunakan sulfur sebagai anti parasitik. Hasil kombinasi terapi yang diperoleh dengan menggunakan injeksi ivermectin dan sulfur secara topikal, dapat dikonfirmasi proses perkembangan yang signifikan, ditandai dengan adanya perbaikan lesi kulit atau terjadi proses keratolisis pada bagian yang mengalami lesi khas scabiosis yaitu hiperkeratosis. Laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para dokter hewan praktisi dalam menentukan diagnosa dan terapi scabiosis pada kucing. Selain itu, informasi ilmiah pada laporan kasus juga berfungsi sebagai edukasi kepada para pemilik hewan peliharaan terkait dengan pentingnya manajemen perawatan dan pencegahan penyakit yang berpotensi zoonosis.
A Comparative Histological Study of Skin in Clarias gariepinus and Oreochromis niloticus Shafia Khairani; Faisal Fikri; Agus Purnomo; Muhammad Thohawi Elziyad Purnama
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.90-96

Abstract

This study aimed to evaluate the comparative of histological figures in Clarias gariepinus and Oreochromis niloticus skin. A total of 18 samples were observed and collected the skin preservation. The hematoxylin-eosin staining performed to determine the histological structure. Results showed that there were different structures in the epidermis and dermis layer between C. gariepinus and O. niloticus skin. Club cells showed dominated in the epidermis layer of C. gariepinus. The pigmented cell showed clearly in the basement layer of C. gariepinus compared to O. niloticus. Stratum compactum in O. niloticus also showed adequate compared to C. gariepinus.
Antimicrobial effect of Methanol and Ethanol Extracts of Kembang Bulan (Tithonia diversifolia) Leaves against Staphylococcus aureus Hani Plumeriastuti; Muhammad Afif Habibi; Benjamin Christoffel Tehupuring; Mustofa Helmi Effendi; Agnes Theresia Soelih Estoepangestie; Suryanie Sarudji; Adiana Mutamsari Witaningrum
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.97-104

Abstract

The purpose of this study was to determine how Staphylococcus aureus responded to Kembang Bulan (Tithonia diversifolia) leaf extract's antibacterial properties. Eight S. aureus bacterial isolates from three Surabaya dairy farms were used in this study. Tithonia diversifolia leaf extract at concentrations of 10%, 5%, 2.5%, 1.25%, and 0% were employed in the study's samples. The antibacterial activity of Tithonia diversifolia leaf extract was assessed in this work using the disk diffusion method and an inhibition zone estimated in millimeters. Based on the findings of this study, it was determined that Tithonia diversifolia leaf extract at 5% and 10% concentrations had 100% antibacterial activity against S. aureus in eight samples. As with S. aureus, Tithonia diversifolia leaf extract at concentrations of 0%, 1.25%, and 2.5% did not exhibit any antibacterial action.

Page 1 of 1 | Total Record : 6