cover
Contact Name
Dedi Mulyadi
Contact Email
d3dimulya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riset.geotek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan
ISSN : 01259849     EISSN : 23546638     DOI : -
Core Subject : Science,
RISET (Indonesian Journal of Geology and Mining) welcomes article submissions dealing with Geology; Applied Geophysics; Mining.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2007)" : 5 Documents clear
Kualitas Air Tanah Bebas Kota Karimunjawa, Pulau Karimunjawa I Hadi S
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1118.829 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.159

Abstract

Studi pendahuluan mengenai sifat kerentanan sumberdaya air pada pulau kecil,telah dilakukan dengan mengambil contoh kasus Kota Kecamatan Karimunjawa yang terletak di Pulau Karimunjawa-Kemujan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Hasil pemetaan detail menunjukkan bahwa litologi daerah ini terdiri dari sedimen pasir lepas, endapan rawa dan Formasi Karimunjawa yang didominasi oleh batupasir masif dan keras serta pelapukannya. Berdasarkan nilai tahanan jenis hasil geolistrik dan kondisi geologi permukaan dapat dilakukan pengelompokan lapisan batuan yang terletak di bawah permukaan menjadi satuan endapan kuarter yang diwakili oleh nilai 0,8 – 27,3 ohm-m dan Satuan batuan Pra-Tersier yang dinyatakan oleh nilai 44 – 1997,5 ohm-m. Informasi hidrokimia menunjukkan adanya kelompok airtanah yang berbeda berdasarkan besaran pH dan DHL. Kelompok dengan pH bersifat asam (4,5 – 5,5) umumnya memiliki nilai DHL yang rendah (53,8 μS/cm – 509 μS/cm), sedang kelompok airtanah dengan pH netral-cenderung basa (7,0 – 8,0) umumnya memiliki nilai DHL berkisar 606 μS/cm – 21300 μS/cm. Selain itu hasil analisa kimia air menunjukkan bahwa terdapat besaran amonium yang melebihi batas ambang yang diijinkan. Pola penyebaran DHL dan hasil penafsiran geolistrik dapat diperkirakan bahwa proses penyusupan air laut selain terjadi arah tegak lurus pantai juga terjadi pada arah barat daya. Hal ini diperkuat oleh data hidrokimia yang menunjukkan bahwa air tanah bebas di daerah kota sudah terpengaruh oleh air laut yang mempunyai nilai DHL dan pH yang tinggi. Proses penyusupan air laut lebih banyakdipengaruhi oleh kondisi genesa dari endapan pantai daerah studi. Hasil studi sementara menunjukkan bahwa telah terjadi proses degradasi kualitas air tanah di daerah studi. Walaupun terjadi peristiwa penyusupan air laut, proses degradasi tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh limbah domestik.  
Pemetaan Pola Terjadinya Gempa Bumi Di Indonesia Dengan Metode Fraktal Doddy Restuning Galih; Lina hadayani
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.998 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.174

Abstract

Earthquake pattern mapping in Indonesia was done. This mapping conducted for the use of earthquake hazard area zonation, considering Indonesia located in very active tectonic area. Although in general Indonesia is a region with high risk earthquake disaster, the risk at each region is different one from the other. This mapping are done by grouping and differentiating each region in the region by the level of its earthquake hazard risk using fractal analysis. Seismic activities analysis using this theory show that the region of Maluku, Banda and its surroundings are place at the highest for earthquake risk disaster and Kalimantan place at the lowest part.   
KANDUNGAN SENYAWA PENCEMAR PADA AIR TANAH DANGKAL DI PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM PASCA TSUNAMI 2004 Mutia Dewi Yuniati
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.512 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.157

Abstract

Air merupakan sumberdaya alam yang tak tergantikan keberadaannya. Pencemaranair dapat menyebabkan berkurang bahkan hilangnya fungsi air sebagai salah satu sumber kehidupan. Masuknya air laut ke daratan dapat menjadi salah satu penyebab pencemaran air. Hal ini seperti yang terjadi di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah gempa bumi dan gelombang tsunami melanda daerah tersebut pada tanggal 26 Desember 2004. Penelitian ini dilakukan untuk memantau kualitas air tanah dangkal yang dilakukan dengan cara pengambilan conto-conto air dibeberapa lokasi yang terkena tsunami, kemudian dilakukan analisis kimia dari conto-conto air tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh LIPI pada Juli 2006 dibandingkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada Januari 2005 untuk melihat sejauh mana perubahan kualitas air yang terjadi pasca tsunami. Hasil penelitian Kementerian Lingkungan Hidup dan LIPI menunjukkan kandungan senyawa seperti fosfat, sulfida, ammoniak, fenol, COD, DO dan kadmium dihampir seluruh lokasi penelitian yang melebihi ambang batas untuk air minum berdasarkan PP No.82/2001 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, yaitu kandungan fosfat lebih dari 0,2 mg/L, sulfida lebih dari 0,002 mg/L, ammoniak lebih dari 0,15 mg/L, fenol lebih dari 0,001 mg/L, COD lebih dari 10 mg/L, DO kurang dari 6mg/L dan cadmium lebih dari 0,003 mg/L, sedangkan kandungan nitrat umumnya tidak melebihi ambang batas (kurang dari 10 mg/L). Tetapi secara keseluruhan, hasil penelitian yang dilakukan LIPI pada Juli 2006 menunjukkan kandungan senyawa-senyawa tersebut kecuali fosfat telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil penelitian Kementerian Lingkungan Hidup pada Januari 2005.  
BATUAN PERLIT KARANGNUNGGAL SEBAGAI BAHAN SINTESA ATAPULGIT Ahmad Fauzi Ismayanto
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.954 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.156

Abstract

Empat buah sampel batuan perlit yang diambil dari daerah Karangnunggal Tasikmalaya digunakan dalam usaha peningkatan nilai tambah sumberdaya mineral melalui sintesa atapulgit. Walaupun Indonesia merupakan daerah volkanik, informasi mengenai batuan perlit masih relatif sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan tentang pola sebaran, kuantitas dan kualitas batuan perlit di daerah Karangnunggal serta mengkaji potensi batuan itu baik sebagai bahan eksperimentasi maupun prospek pemanfaatannya pada masa mendatang. Metoda penelitian dilakukan melalui survei lapangan dan pengambilan sampel batuan serta dilanjutkan dengan analisis di laboratorium dengan melibatkan analisis kimia, mineral dan sifat-sifat fisik batuan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebaran batuan perlit di Karangnunggal berpola random dan merupakan komponen kecil dari satuan batuan tuf breksi, sebagian tercampur pada masa dasar bersama-sama gelas vulkanik, gelas obsidian dan gelas batuapung. Luas sebaran batuan perlite ± 2 Ha atau ± 26.700 m2, dengan jumlah cadangan terindikasi sekitar 8.000 m3 atau sekitar 15.700 ton. Karakteristik batuan berdasarkan analisis mikroskopis memperlihatkan tekstur gelas masif dan retakan konkoidal (mengulit bawang) yang merupakan ciri khas perlit. Komposisi mineral sebagian besar terdiri dari gelas perlit (90-97%) serta mineral opak dan plagioklas (masing-masing kurang dari 1%). Validitas data tersebut dipertegas baik oleh hasil analisis X-RD maupun SEM yang menunjukkan mikrografi jenis dan bentuk struktur gelas. Komposisi kimia terdiri dari SiO2 (68,97%), Al2O3 (13,06%), Na2O (2,51%), K2O (4,10%), Fe2O3 dan TiO2 (kurang dari 1 %). Dengan formulasi ratio perlit/MgO 9:1, ratio bahan/NaOH 1:2, serta penambahan sekitar 2 ml H2SO4 1:1 dapat dibentuk gel yang dapat digunakan sebagai bahan eksperimentasi. Potensi batuan perlit di daerah Karangnunggal ditinjau baik dari segi kuantitas maupun kualitas cukup memadai sebagai bahan eksperimentasi, tetapi untuk pengembangan pemanfaatan perlit di daerah Karangnunggal pada masa mendatang perlu dicari lokasi alternatif yang lebih baik.  
Peranan Daun Babadotan (Ageratum conizoides), Nampong (Eupatorium molifolium) Dan Asipatiheur (Lantana camara) Sebagai Bahan Aditif Dalam Amalgamasi Bijih Emas Pada Pertambangan Rakyat Mutia Dewi Yuniati; Eko Tr Sumarnadi Agustinus
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.137 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.173

Abstract

Pengetahuan penambang emas tentang penggunaan daun dalam proses amalgamasi bijih emas pada pertambangan rakyat diperoleh secara turun temurun. Walaupun daun telah lama digunakan sebagai bahan aditif dan diyakini dapat meningkatkan perolehan emas dan perak dalam proses amalgamasi, namun hingga kini informasi tentang peranannya masih simpang siur. Guna mengetahui sejauhmana peranan daun sebagai bahan aditif, tiga (3) jenis daun yaitu babadotan (Ageratum conizoides), nampong (Eupatorium molifolium) dan asipatiheur (Lantana camara) diteliti di Laboratorium Kimia Mineral, Pusat Penelitian Geoteknologi - LIPI. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh kejelasan tentang peranan daun tersebut sebagai bahan aditif dalam proses amalgamasi bijih emas. Metoda penelitian dilakukan melalui eksperimentasi laboratorium dengan melibatkan parameter kimia dan fisika. Tahapan penelitian terdiri dari proses ekstraksi daun tersebut menjadi bentuk cairan dengan nisbah antara aquades/daun 1:1 hingga 1:4, serta karakterisasi melalui analisis gas chromatografi dan pengujian konsentrasi keasaman larutan (pH), baik pada kondisi normal maupun dalam lingkungan suasana asam dan basa. Hasil pengujian gas chromatografi menunjukkan bahwa ketiga jenis ekstrak daun tersebut didominasi (> 80 %) oleh asam asetat (C2H4O2). Asam ini termasuk jenis asam lemah, pada kondisi normal mempunyai tingkat keasaman berkisar antara pH (5-6). Pengujian dalam lingkungan suasana asam (pH 4) atau basa (pH 8), asam ini secara signifikan berperan sebagai larutan penyangga (buffer) yang berfungsi sebagai bahan penstabil pH, ditunjukkan oleh grafik fungsi garis lurus mendatar. Tetapi asam ini kurang berperan baik sebagai bahan untuk meningkatkan pH maupun bahan yang berfungsi untuk menjaga agar permukaan logam emas dan perak tetap bersih. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemangku kepentingan (stakeholder) khususnya industri “pertambangan rakyat”.   

Page 1 of 1 | Total Record : 5