Eko Tr Sumarnadi Agustinus
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TEKNO EKONOMI PRODUKSI GLASIR BERBAHAN BAKU TUFA ANDESITIK PALIMANAN Sudaryanto Sudaryanto; Eko Tr Sumarnadi Agustinus
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 16, No 1 (2006)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.21 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2006.v16.171

Abstract

Serangkaian percobaan pembuatan glasir telah dilakukan dengan mengacu pada formula Seger (lime glaze system). Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan menambahkan sejumlah kapur dan bahan adetif tufa andesitik Palimanan dapat diperoleh sebagai bahan baku glasir industri keramik dan genteng. Untuk mengimplementasikan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat telah dilakukan kajian tekno ekonomi dengan asumsi mendirikan pabrik glasir di Palimanan berkapasitas produksi 6 ton/hari. Kajian tekno ekonomi ini bertujuan untuk memberikan gambaran aspek teknis, ekonomis maupun aspek lingkungan akan kelayakan pabrik tersebut untuk di implementasikan kepada masyarakat industri keramik. Hasil kajian menunjukkan bahwa secara teknis mendirikan pabrik glasir relatif mudah direalisasikan mengingat teknologi proses relatif sederhana karena dapat mengadopsi teknologi yang sudah ada. Evaluasi ekonomi dilakukan dengan mengggunakan discount factor sebesar 20 %, 2 (dua) model struktur pendanaan, dan 3 (tiga) metoda analisis kelayakan, yaitu metoda Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV) dan Profitability Index(PI). Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi tersebut kedua model menunjukkan bahwa nilai PBP lebih kecil dari umur proyek, nilai NPV positip dan nilai PI >1. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa secara ekonomi memproduksi glasir 6 ton/hari cukup layak untuk dilaksanakan, apalagi didukung oleh ketersediaan bahan baku melimpah dan segmen pasar yang cukup jelas. Dari aspek lingkungan, pabrik galsir ini sekaligus dapat memberikan solusi penanganan limbah penambangan maupun limbah pengolahan industri batutempel tufa andesitik di daerah Palimanan   
Peranan Daun Babadotan (Ageratum conizoides), Nampong (Eupatorium molifolium) Dan Asipatiheur (Lantana camara) Sebagai Bahan Aditif Dalam Amalgamasi Bijih Emas Pada Pertambangan Rakyat Mutia Dewi Yuniati; Eko Tr Sumarnadi Agustinus
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.137 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.173

Abstract

Pengetahuan penambang emas tentang penggunaan daun dalam proses amalgamasi bijih emas pada pertambangan rakyat diperoleh secara turun temurun. Walaupun daun telah lama digunakan sebagai bahan aditif dan diyakini dapat meningkatkan perolehan emas dan perak dalam proses amalgamasi, namun hingga kini informasi tentang peranannya masih simpang siur. Guna mengetahui sejauhmana peranan daun sebagai bahan aditif, tiga (3) jenis daun yaitu babadotan (Ageratum conizoides), nampong (Eupatorium molifolium) dan asipatiheur (Lantana camara) diteliti di Laboratorium Kimia Mineral, Pusat Penelitian Geoteknologi - LIPI. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh kejelasan tentang peranan daun tersebut sebagai bahan aditif dalam proses amalgamasi bijih emas. Metoda penelitian dilakukan melalui eksperimentasi laboratorium dengan melibatkan parameter kimia dan fisika. Tahapan penelitian terdiri dari proses ekstraksi daun tersebut menjadi bentuk cairan dengan nisbah antara aquades/daun 1:1 hingga 1:4, serta karakterisasi melalui analisis gas chromatografi dan pengujian konsentrasi keasaman larutan (pH), baik pada kondisi normal maupun dalam lingkungan suasana asam dan basa. Hasil pengujian gas chromatografi menunjukkan bahwa ketiga jenis ekstrak daun tersebut didominasi (> 80 %) oleh asam asetat (C2H4O2). Asam ini termasuk jenis asam lemah, pada kondisi normal mempunyai tingkat keasaman berkisar antara pH (5-6). Pengujian dalam lingkungan suasana asam (pH 4) atau basa (pH 8), asam ini secara signifikan berperan sebagai larutan penyangga (buffer) yang berfungsi sebagai bahan penstabil pH, ditunjukkan oleh grafik fungsi garis lurus mendatar. Tetapi asam ini kurang berperan baik sebagai bahan untuk meningkatkan pH maupun bahan yang berfungsi untuk menjaga agar permukaan logam emas dan perak tetap bersih. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemangku kepentingan (stakeholder) khususnya industri “pertambangan rakyat”.