cover
Contact Name
Dedi Mulyadi
Contact Email
d3dimulya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riset.geotek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan
ISSN : 01259849     EISSN : 23546638     DOI : -
Core Subject : Science,
RISET (Indonesian Journal of Geology and Mining) welcomes article submissions dealing with Geology; Applied Geophysics; Mining.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 27, No 1 (2017)" : 10 Documents clear
PEMANFAATAN BAND TERMAL CITRA LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI KELUARAN AIRTANAH LEPAS PANTAI (KALP) DI PANTAI UTARA LOMBOK Hilda Lestiana; Sukristiyanti Sukristiyanti; Hendra Bakti; Rachmat Fajar Lubis
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1111.485 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.422

Abstract

This paper examines the use of Landsat 7 and 8 thermal band as an indirect method of identifying submarine groundwater discharge (SGD) in the northern coast of Lombok Island. Image processing steps include atmospheric correction, the acquisition value of the effective temperature, effective temperature anomalies and effective standardised temperature anomalies, as well as image enhancement. Effective standardised temperature anomaly map has more varied pattern than the effective temperature map. But both of them have not been able to demonstrate the extreme temperatures that indicate the location of SGD. Parameter of effective standardised temperature anomaly could not be used as a single variable. SGD identification in tropical area needs more detailed spatial resolution. The acquisition time has also to be considered i.e. when low tidal and for low temperature SGD, when the water temperature is warmer. AbstrakMakalah ini mengkaji penggunaan band termal citra Landsat 7 dan 8 sebagai metode tidak langsung dalam mengidentifikasi kehadiran keluaran airtanah lepas pantai (KALP) di perairanutara Pulau Lombok. Langkah pengolahan citra meliputi koreksi atmosferik, pemerolehan nilai suhu efektif, anomali suhu efektif, dan anomali suhu efektif standar serta penajaman citra. Petaanomali suhu efektif standar memiliki pola yang lebih bervariatif dibandingkan peta suhu efektif. Namun keduanya belum dapat menunjukkan suhu ekstrim yang mengindikasikan lokasi KALP. Parameter anomali suhu efektif standar tidak dapat dipergunakan sebagai variabel tunggal. Identifikasi lokasi KALP di daerah tropis membutuhkan data citra dengan resolusi spasial yang lebih detail. Pemanfaatan data citra juga perlu memperhatikan waktu perekaman citra yaitu pada saat kondisi perairan hangat untuk kasus KALP bersuhu rendah dan pada saat air surut.
HIDROGEOKIMIA AIRTANAH PADA DAERAH PANTAI: STUDI KASUS DATARAN RENDAH KATAK, DESA SUMBER AGUNG, KABUPATEN BANYUWANGI Arief Nur Muchamad; Boy Yoseph CSS Syah Alam; Euis Tintin Yuningsih
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.372 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.442

Abstract

This paper describes the groundwater quality assessment conducted in Katak lowland area, in Banyuwangi District, East Java. The quality of water salinity had been identified during field observation. In order to identify the origin of saline groundwater, a hydrogeochemical study has been carried out by analysing of 12 groundwater wells, 3 surface water and sea water. Hydrogeochemical analysis identified major ion elements on Piper′s diagram to know the facies and dominant ion content in ground water study area. The interpretation of plots for different major ions suggests that saline water in Katak are typically salt water intrusion and flushing salt residue in marine sediment/limestone. This hydrochemical research area provides new insights into the geochemical relationships between freshwater and seawater at different depths in coastal and alluvial sediments. Saltwater intrusion occurs due to cone of depression caused by concentrated exploitation of groundwater in the south/coastal area, and flushing mainly by groundwater flow through marine sediment/limestone in the northern area. Groundwater zonation is characterized by hydrochemical type from natrium chloride type in the southern area to calciumsulphate  type in the northern  area. Controlled by hydrodynamic of groundwater with salt water and flushing of geochemical by ground water, respectively. AbstrakMakalah ini menjelaskan hasil dari penilaian kualitas airtanah yang dilakukan di daerah dataran rendah Katak, di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kualitas airtanah yang asin telah teridentifikasi saat observasi lapangan. Dalam rangka mengidentifikasi asal air asin di daerah Katak, studi hidrogeokimia dilakukan terhadap sampel airtanah dari 12 airtanah sumur/bor, 3 air permukaan dan air laut. Analisis hidrokimia dilakukan dengan pengeplotan unsurunsur ion utama pada diagram Piper untuk mengetahui fasies dan kandungan ion dominan pada airtanah di daerah penelitian. Interpretasi plot untuk ion utama menunjukkan bahwa salinitas di daerah Katak diakibatkan oleh intrusi air laut dan pembilasan garam-garam pada sedimen marine/batugamping. Penelitian hidrokimia di daerah dataran rendah Katak memberikan wawasan baru mengenai hubungan antara air tawar dan air laut pada kedalaman yang berbeda di dalam sedimen pantai dan aluvial. Intrusi air asin terjadi karena kerucut depresi yang disebabkan oleh eksploitasi air tanah terkonsentrasi di bagian selatan yang merupakan daerah pesisir dan pembilasan karena aliran air tanah melalui sedimen marine/batugamping di Utara. Zonasi jenis airtanah diketahui dari karakteristik hidrokimianya, mulai dari jenis natrium klorida di Selatan sampai kalium sulfat di Utara. Hal tersebut masing-masing dikontrol oleh hidrodinamika airtanah dengan air asin dan pelarutan kimia batuan oleh airtanah.
INTRUSI AIR LAUT PADA SISTEM AKUIFER TERTEKAN CEKUNGAN AIR TANAH JAKARTA BERDASARKAN ANALISIS HIDROKIMIA DAN HIDROISOTOP Taat Setiawan; Eli Yermia; Budi Joko Purnomo; Haryadi Tirtomihardjo
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1366.863 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.430

Abstract

 The seawater intrusion phenomenon in the Jakarta groundwater basin is still on going debate, in terms of the scale, mechanism, and its existence. This paper elaborates the characteristics of hydrochemistry and hydroisotopes (18O dan 2H) as well as the piezometric hydrograph to identify seawater intrusion in the Jakarta groundwater basin. Analyses show that saline groundwater is originated from upper confined aquifer with distance of less than 3 km from coastline, while the slightly saline groundwater is originated from both upper confined aquifer and middle confined aquifer with distances of less than 9 km from coastline. The indicated groundwater intruded by seawater with TDS > 1000 mg/L, Na/Cl < 1, and Cl/HCO3> 0,55 is showed by sample from areas of Kapuk, Tongkol, and Sunter for the upper confined aquifer, and areas from Daan Mogot, Cakung, and Tongkol for the middle confined aquifer. Only in Kapuk the seawater intrusión associated with the piezometric drop that continuely occur up to present. Quantitatively, seawater intrusión in this area have reached mixing scales of up to c.a. 11 – 21 %, based on the composition of 18O dan 2H. Abstrak Fenomena intrusi air laut di Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta sampai saat ini masih menjadi perdebatan baik dari segi skala, mekanisme, maupun ada atau tidaknya fenomena tersebut. Tulisan ini mengelaborasi karakter hidrokimia dan hidroisotop (18O dan 2H), serta hidrograf pisometrik untuk mengidentifikasi fenomena intrusi air laut pada CAT Jakarta. Hasil analisis menunjukkan air tanah yang bersifat asin berasal dari sistem akuifer tertekan atas dengan jarak kurang dari 3 km dari pantai, sedangkan air tanah yang bersifat sedikit asin berasal baik dari akuifer tertekan atas maupun akuifer tertekan tengah dengan jarak kurang dari 9 km dari pantai. Air tanah yang terindikasi intrusi air laut dengan TDS > 1000 mg/L, Na/Cl < 1, dan Cl/HCO3> 0,55 ditunjukkan oleh conto dari daerah Kapuk, Tongkol, dan Sunter untuk akuifer tertekan atas, serta daerah Daan Mogot, Cakung, dan Tongkol untuk akuifer tertekan tengah. Hanya di daerah Kapuk proses intrusi air laut tersebut berhubungan dengan penurunan pisometrik yang masih berlangsung hingga saat ini. Secara kuantitatif, intrusi air laut di daerah ini telah mencapai tingkat pencampuran sekitar 11 – 21 % berdasarkan komposisi isotop 18O dan 2H.
SALINITAS AIRTANAH AKIFER TERTEKAN KEDALAMAN 0 – 20 M DAERAH KALIDERES – CENGKARENG, JAKARTA BARAT Abdurrachman Asseggaf; Hendarmawan Hendarmawan; Lambok M. Hutasoit; Johannes Hutabarat
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1496.29 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.458

Abstract

The presence of salt water in the West Jakarta is still disputed by the groundwater experts. This research is aimed to clarify the cause of saline groundwater in the confined aquifer at the depth of 0 – 40 m by litostratigraphic correlation of Kalideres-Cengkareng section. Observation of the groundwater physical properties was carried out for 8 wells, consisting of 3 dug wells and 5 bored wells. The groundwater salinity classification was derived based on the total suspended solids and chloride content. Those data were compared to the groundwater flow pattern, aquifer system, groundwater facies and stable isotope 2H and 18O. Research results showed that the salinity is determined by the aquifer rock type and the change of groundwater facies to the flow pattern. Salinity is higher at the north east due to mixing of fossil water (connate water) or leaching of the rock salt. Stable isotope results also indicate that all samples have groundwater characteristics and none of seawater characters was present. AbstrakHingga saat ini keberadaan air asin di wilayah Jakarta Barat masih diperdebatkan oleh para ahli airtanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penyebab tingginya nilai salinitas airtanah pada akifer tertekan kedalaman 0 – 40 m dengan cara mengkorelasi aliran airtanah, sistem akifer, fasies ion airtanah, dan isotop stabil di daerah Kalideres – Cengkareng. Pengamatan sifat fisik airtanah dilakukan pada 8 titik sumur yang terdiri dari 3 sumur gali, dan 5 sumur pantek. Data sifat fisik airtanah diintepretasikan dengan mengacu pada klasifikasi salinitas berdasarkan nilai jumlah padatan terlarut dan kadar Khlorida. Data tersebut dibandingkan dengan pola aliran airtanah, sistem akifer, fasies airtanah dan isotop stabil 2H dan 18O. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kadar salinitas ditentukan oleh jenis batuan akifer dan perubahan fasies airtanah terhadap pola aliran. Perubahan nilai salinitas yang semakin tinggi ke arah Timur laut disebabkan oleh adanya pencampuran dengan air fosil atau proses pencucian garam batuan. Hal inipun didukung oleh data isotop stabil yang menunjukkan bahwa seluruh sampel masih mencerminkan karakteristik air meteorik dan tidak mencirikan air laut.
PENURUNAN KAPASITAS IMBUHAN AIR TANAH CAT JAKARTA MENGGUNAKAN METODE NERACA AIR UNTUK DAERAH URBAN Wulan Seizarwati; Heni Rengganis; Muhshonati Syahidah
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1497.329 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.441

Abstract

Before rapid urban development happened in DKI Jakarta during the 1960s, most of the area was still covered by primary forest and swamp, so that recharge potential is still very high. Landuse change causes disruption of recharge capacity to replenish groundwater storage. Groundwater recharge an essential component to estimate the amount of water that flows into the groundwater storage. This research applies a method of annual recharge calculation developed in Jabotabek Water Resources Management Study (JWRMS) for Jakarta Groundwater Basin area. In this method, calculation is distinguished for both impermeable area (such as paved road, settlement, etc.) and permeable area (such as open green space, rice field, etc.). In 1900, groundwater recharge for the entire Jakarta, ranging from 500 – 1500 mm/year, even in Bekasi and Depok it reached up to 2000 mm/year. The results of groundwater recharge calculation in 1991 - 2014 shows that generally the groundwater value in Jakarta Groundwater Basin is less than 250 mm/year, although there are small areas that still have recharge potential. Recharge percentage value ranging from 4% to 20%, and the groundwater recharge average in Jakarta Groundwater Basin is 15% of rainfall.AbstrakSebelum DKI Jakarta mengalami perkembangan perkotaan yang pesat sekitar tahun 1960an, sebagian besar wilayahnya masih tertutup hutan primer dan rawa sehingga potensi imbuhan masih sangat tinggi. Alih fungsi lahan menyebabkan terganggunya kapasitas imbuhan yang dapat mengisi kembali tampungan air tanah. Imbuhan air tanah merupakan komponen penting untuk mengestimasikan jumlah air yang masuk ke dalam tampungan air tanah. Penelitian ini menerapkan perhitungan imbuhan dengan metode neraca air untuk daerah urban yang dikembangkan dalam Jabotabek Water Resources Management Study (JWRMS) untuk wilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta. Dalam metode tersebut, perhitungan dibedakan untuk area kedap (seperti jalan aspal, pemukiman,dll) dan area tidak kedap (seperti ruang terbuka hijau, sawah, dll). Pada tahun 1900 imbuhan air tanah CAT Jakarta berkisar antara 500 – 1500 mm/tahun, bahkan untuk wilayah Kota Bekasi dan Depok hingga mencapai 2000 mm/tahun. Hasil perhitungan imbuhan air tanah tahun 1991 – 2014 menunjukkan bahwa umumnya nilai imbuhan di CAT Jakarta kurang dari 250 mm/tahun meskipun ada sebagian kecil area yang masih memiliki nilai imbuhan yang potensial. Nilai persentase imbuhan berkisar antara 4 – 20% dan rata – rata imbuhan air tanah di CAT Jakarta adalah 15% dari nilai curah hujan yang jatuh.
STRUKTUR GEOLOGI DAN LITOLOGI SEBAGAI KONTROL MUNCULNYA MATA AIR PANAS DI GUCI DAN BATURADEN, JAWA TENGAH Sri Indarto; Haryadi Permana; Eddy Zulkarnaini Gaffar; Hendra Bakti; Andrie Al Kausar; Heri Nurohman; Sudarsono Sudarsono; Yayat Sudrajat
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.633 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.287

Abstract

The Guci and Kalipedes hot springs, in northwestern slope of Mount Slamet, Central Java appears on the contact between volcanic breccia rocks with lava flows. The hot springs is located on a structure lineament or fault, west-east trending for Kalipedes hot springs and Northwest-Southeast lineament direction for Guci hot springs. The Baturaden hot springs located at the southeast slope of Mt. Slamet appear on the contact between polimicbreccia with lava in a relatively northwest-southeast trending river valley. Breccia rocks generally have higher permeability compare to relatively impermeable lava flows. Volcanic rocks in the study area composed by olivine basalt, basaltic andesites, pyroxen andesite with fairly high potassium content or as calc alkaline basalt or andesite affinity. The presence of the main structure controlling the appearance of hot springs evidenced by radonstudies that show a high radon value to > 40 bpm/L showed high permeability that is interpreted as a weak zone due to the of the geological structure or fault activities in Kalipedes and Guci areas while in the Baturaden, the radon content is relatively low so that estimated the main control of the hotspring is permeability differences. The presence of the geological structure or the faults could be proven through magnetotelluric research.AbstrakMata air panas Kalipedes dan Guci di lereng baratlaut Gunung Slamet, Jawa Tengah muncul pada kontak antara batuan breksi gunungapi dengan aliran lava. Mataair panas tersebut terletak pada suatu kelurusan struktur atau sesar berarah barat-timur untuk mataair panas Kalipedes dan kelurusan berarah baratlaut-tenggara untuk mataair panas Guci. Mataair panas Baturaden yang terletak di kaki tenggara G. Slamet muncul pada kontak antara breksi polimik dengan lava pada suatu lembah sungai yang berarah relatif baratlaut-tenggara. Batuan breksi umumnya memiliki tingkat kelulusan fluida yang tinggi sedangkan aliran lava relatif kedap fluida. Batuan gunungapi di daerah penelitian disusun oleh basal olivin, andesit basaltik, andesit piroksin dengan kandungan kalium cukup tinggi atau berafinitas sebagai basal atau andesit kalk alkalin.Kehadiran struktur utama pengontrol pemunculan mataair panas dibuktikan dengan penelitian gas radon yang menunjukkan nilai radon yang cukup tinggi sampai tinggi >40 dpm/L dan kelulusan fluida yang tinggi yang ditafsirkan sebagai zona lemah akibat kegiatan struktur geologi di kawasan Kalipedes dan Guci,sedangkan di daerah Baturaden nilai gas radon relatif rendah sehingga diperkirakan kontrol utama pemunculan mataair panas adalah perbedaan kesarangan batuan. Kehadiran struktur geologi atau sesar-sesar tersebut dapat dibuktikan melalui penelitian magnetotelurik.
AIR TANAH UNTUK ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI MALANG, JAWA TIMUR: Penilaian Risiko Penurunan Ketersediaan Air Munib Ikhwatun Iman; Edi Riawan; Budhi Setiawan; Oman Abdurahman
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2720.251 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.438

Abstract

Risk of water shortage related to climate change in Malang Regency has been conducted by climate projection model until 2030 based on baseline data in 1960-1990 as a normal condition. The projection as a trigger for an early warning of the water shortage hazard has shown trend of temperature increase and change of precipitation.To measure the vulnerability can be simplified based on three dominant factors which were water source for availability, water demand, and population welfare. The vulnerability has spread in the west and the south region spatially that increasing from high to very high risk in 2030. Population growth and land-use change were conducted the main factor as non-climatic driven related to hazard and vulnerability of water availability. Analysis result has conducted higher risk depends on its hydrogeology. Groundwater can take a part for adaptation to climate change if it could be managed optimally.AbstrakRisiko penurunan ketersediaan air akibat perubahan iklim di Malang, Jawa Timur dikaji melalui analisis skenario proyeksi model hingga tahun 2030 terhadap basis data tahun 1960-1990 sebagai kondisi acuan normal. Hasil proyeksi iklim sebagai pemicu awal bahaya perubahan iklim menunjukkan pola kenaikan suhu dan penurunan presipitasi yang berdampak atau berisiko pada adanya potensi penurunan ketersediaan air di Malang. Untuk mengukur dan menentukan upaya pengurangan risiko tersebut dilakukan pendekaatan analisis bahaya penurunan ketersediaan air dan kerentanan terhadapnya akibat perubahan iklim. Kerentanan dimaksud di Malang secara sederhana ditentukan oleh tiga faktor yang dinilai dominan, yaitu kebutuhan air, sumber air, dan kesejahteraan masyarakatnya. Kerentanan secara spasial memperlihatkan wilayah bagian barat dan selatan Malang mengalami peningkatan nilai risiko penurunan ketersediaan air dari tinggi menjadi sangat tinggi pada tahun 2030. Pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna lahan merupakan faktor non-klimatik yang mempengaruhi bahaya dan kerentanan penurunan ketersediaan air. Hasil analisis memperlihatkan adanya peningkatan risiko yang lebih tinggi yang dipengaruhi kondisi hidrogeologi yang terkait potensi airtanahnya. Pengelolaan airtanah yang optimal diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai salah satu upaya adaptasi terhadap risiko perubahan iklim atas sumber air di Malang.
KARAKTERISTIK ENDAPAN TSUNAMI KRAKATAU 1883 DI DAERAH TARAHAN, LAMPUNG Purna Sulastya Putra; Eko Yulianto
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1472.053 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.301

Abstract

Our research location is situated at the south of Tarahan city, Lampung. This area has been drowned by tsunami waves that were generated by the eruption of Krakatau Volcano in 1883. This study is to understand the characteristics of the 1883 Krakatau tsunami deposit by observing the stratigraphic profile of 12 outcrops in the river overbanks and trenches, in 3 (three) transects. Laboratory analysis include grain size, microfauna (foraminifera and mollusk), and heavy mineral analysis. The identified tsunami deposit is a sand layer that mixed with shell and coral fragments. This sand layer is associated with pumice and volcanic ash layer, product of the 1883 Krakatau volcano eruption. The benthic foraminifera and mollusk content in the tsunami deposits show that the tsunami waves erode the sea floor sediments up to 30 to 40 meters depth. According to the outcrop observation and grain size analysis, there are four fining upward patterns can be observed in the tsunami deposit layer. This is indicates that at least four tsunami waves inundated the studied area. The vertical variation of heavy mineral shows the similar trend with the grain sizes. AbstrakLokasi penelitian terletak di sebelah selatan Kota Tarahan, Lampung merupakandaerah yang terkena dampak gelombang tsunami letusan Gunung Krakatau 1883. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui karakteristik endapan tsunami Krakatau 1883 dengan mengamati profil stratigrafi pada dinding sungai dan parit uji pada 12 lokasi di 3 (tiga) transek. Analisis laboratorium meliputi analisis besar butir, mikrofauna (foraminifera dan moluska) dan mineral berat. Endapan tsunami yang teridentifikasi berupa lapisan pasir dengan pecahan cangkang dan fragmen karang. Lapisan pasir ini berasosiasi dengan lapisan abu vulkanik dan lapisan batuapung yang merupakan material hasil letusan Krakatau 1883. Kandungan foraminifera bentik dan moluska memperlihatkan bahwa gelombang tsunami menggerus dasar laut hingga kedalaman 30 - 40 m. Berdasarkan pengamatan singkapan dan analisis besar butir, terdapat empat pola perulangan struktur penghalusan besar butir ke arah atas dalam satu lapisan endapan tsunami. Hal itu menunjukkan bahwa kemungkinan ada empat gelombang tsunami yang terjadi pada saat itu. Hasil analisis mineral berat cenderung memperlihatkan pola perubahan komposisi ke arah atas mengikutiperubahan besar butir.
DISTRIBUTION OF SULFATE WATER IN GRASBERG BLOCK CAVE (GBC) MINE, PAPUA, INDONESIA Jaka Satria Budiman; I Gde Basten; Hendri Silaen; Rahardian Ryan Ruthman; Fari Fathiardi Putra; Kinkin Sulaeman
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.334 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.440

Abstract

Grasberg Block Cave (GBC) underground mine, which is operated by PT Freeport Indonesia, located at High Land of Papua which has intensity of rainfall (average 4000 mm/year) and causing water inflow through the fractured rock, and flowing inside the underground mine. The water occurrence inside the underground mine could be in seepage form and water flow from diamond drilling hole. Water seepage inside underground mine contain many chemical compounds such as sulfate (SO42-). Sulfate has ability to cause acid water and sulfate attack, which can be a problem for ground support existing. Water from seepages of existing drift during development were collected and sent to laboratory to obtain detail chemical information. By correlating with geological data (formation and its content), distribution of water sulfate can be known. In the ore body of GBC, sulfate water content is higher than other lithologies. These data can be used for long term ground support planning in the future.AbstrakTambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia, berlokasi di dataran tinggi Papua mempunyai curah hujan yang tinggi (rata-rata 4000 mm/tahun) dan menyebabkan adanya aliran air melewati rekahan batuan dan mengalir menuju ke dalam tambang bawah tanah. Keberadaan air di dalam tambang bawah tanah dapat berupa rembesan dan aliran air yang mengalir dari dalam lubang pengeboran. Rembesan air di dalam tambang bawah tanah mengandung banyak senyawa kimia seperti senyawa yang memiliki sulfat (SO42-). Sulfat mempunyai kemampuan untuk menyebabkan air asam dan sulfate attack, yang notabene bisa menjadi masalah terhadap ground support yang ada. Air yang terdapat di terowongan tambang bawah tanah, diambil dan dikirim menuju laboratorium untuk mendapatkan informasi kimia secara rinci. Dengan melakukan korelasi terhadap data geologi (formasi dan kandungan mineralnya), distribusi dari air sulfat bisa diketahui. Di dalam tubuh bijih utama GBC, air mengandung sulfat lebih tinggi dibandingkan dengan di area litologi lainnya. Data-data ini bisa digunakan untuk perencanaan pemasangan penyangga batuan di masa yang akan datang.
PENCITRAAN TAHANAN JENIS BAWAH PERMUKAAN DI AREA PROSPEK PANAS BUMI GUNUNG SLAMET BERDASARKAN DATA MAGNETOTELURIK Dadan Dani Wardhana; Johanes Hutabarat; Andi Agus Nur; Karit Lumban Gaol
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.898 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.313

Abstract

Magnetotelluric (MT) method has been applied to identify subsurface structures in Guci Geothermal Area, Mount Slamet. The objective of this research is to analyze the subsurface configuration based on the resistivity value beneath the Bojong district, Tegal regency, Central Java province. Stages of data processing started with transforming the data from the time domain to the frequency domain, and then graphing resistivity apparent to frequency and graph phase versus frequency, smoothing the graph and the last, inversion modeling with final result of 2D resistivity cross section. The results of data processing magnetotelluric (MT) revealed three groups of rock resistivity value. The high resistivity value (> 1000 Ω.m) represented the basement as a heat source. Low resistivity value (<10 Ω.m) is interpreted as alterated rocks that became cap rock. The resistivity value between 10-225 Ωm assosiaed with the porous and permeable rocks that store thermal fluids as the geothermal reservoir. The other layer with resistivity value 225-1000 Ωm might be as Tertiary sediment. Base on MT resistivity crosss section, the  location that may have geothermal prospects, namely in the area of Guci depression, with a reservoir thickness of 600-1000m and at   750-1600m depth that covered by alterated rocks as cap rocks. AbstrakPenelitian geofisika dengan menggunakan metode magnetotellurik (MT) telah dilakukan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan kawasan panas bumi Guci, Gunung Slamet. Tujuan penelitian untuk menganalisis struktur bawah permukaan berdasarkan distribusi nilai tahanan jenis ini dilakukan di kawasan yang terletak di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Tahap pengolahan data dimulai dengan mengubah data dari domain waktu ke domain frekuensi, kemudian pembuatan grafik tahanan jenis semu terhadap frekuensi dan grafik fase terhadap frekuensi, smoothing grafik dan terakhir pemodelan inversi dengan hasil akhir berupa penampang tahanan jenis 2D. Hasil pengolahan data magnetotelurik (MT), menunjukkan ada tiga kelompok nilai tahanan jenis batuan. Nilai tahanan jenis tinggi (>1000 Ω.m) berkaitan dengan batuan dasar sebagai sumber panas. Nilai tahanan jenis rendah (<10 Ω.m) ditafsirkan sebagai batuan ubahan yang menjadi batuan penudung. Nilai tahanan jenis antara 10-225 Ωm berasosiasi dengan lapisan batuan yang bersifat poros dan permeabel yang menyimpan fluida panas, dapat berperan sebagai reservoir panas bumi. Lapisan lain dengan nilai tahanan jenis antara 225-1000 Ωm kemungkinan sebagai batuan sedimen Tersier. Dari kajian penampang tahanan jenis MT, lokasi yang kemungkinan mempunyai prospek panas bumi, yaitu di daerah depresi Guci, dengan ketebalan reservoir 600- 1000 m pada kedalaman 750-1600 m yang ditutupi oleh lapisan penudung berupa batuan ubahan.

Page 1 of 1 | Total Record : 10