cover
Contact Name
Tika Mutia
Contact Email
tikamutia@uin-suska.ac.id
Phone
+6281371065600
Journal Mail Official
tikamutia@uin-suska.ac.id
Editorial Address
Jl. HR Soebantas KM 15, Tuah Madani, Pekanbaru, Provinsi Riau, 28293
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
Menara Riau: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam
ISSN : 20858833     EISSN : 27976963     DOI : http://dx.doi.org/10.24014/menara
Menara Riau: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam (Print ISSN: 2085-8833 | Online ISSN: 2797-6963), merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau sejak tahun 2004. Jurnal Menara Riau ini semula merupakan jurnal yang berada di bawah Lembaga Pengabdian Masyarakat dan hanya memuat hasil riset ilmiah dosen dalam pengabdian kepada masyarakat. Namun sejak terjadinya peleburan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) ke dalam Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), maka jurnal Menara Riau fokus mempublikasikan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan dari berbagai disiplin ilmu baik agama, sosial humaniora, maupun sains dan teknologi. Mulai terbitan tahun 2020 Menara Riau diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober)
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014" : 8 Documents clear
ARAH KIBLAT HOTEL (STUDY TENTANG KETERSEDIAAN PELAYANAN ARAH KIBLAT DI HOTEL, WISMA DAN PENGINAPAN DI KOTA PEKANBARU) Marzuki Marzuki
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.81 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.849

Abstract

Penelitian Ini berjudul Arah Kiblat Hotel (Study Tentang Ketersediaan Pelayanan Arah Kiblat Di Hotel, Wisma Dan Penginapan Di Kota Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui ketersediaan pelayanan arah kiblat hotel, wisma dan penginanpan di kota Pekanbaru; untuk mengetahui pelaksanaan penyediaan arah kiblat di hotel, wisma dan penginapan, dan kesesuainnya dengan metode ilmu falak. Penelitian Pengabdian masyarakat yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research) yang dilakukan di Kota Pekanbaru. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik hotel, penginapan dan wisma di Kota Pekanbaru dan yang menjadi objeknya adalah ketersediaan arah kiblat di hotel, penginapan dan wisma.Dalam rangka menulis penelitian ini penulis menempuh langkah melalui pengumpulan data, dan penyusunan laporan. Pengumpulan data dalam rangka penulisan penelitian, penulis melakukan riset lapangan (field research). Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang penulis peroleh dari hotel-hotel, penginapan dan wisma di kota Pekanbaru kemudian data tersebut diolah secara yuridis sesuai dengan tulisan yang termaktub dalam kitab-kitab yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, koesioner, studi kepustakaan dan dokumentasi. Sumber data penelitian adalah data primer dan data skunder yang kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pemilik hotel, penginapan dan wisma yang ada di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hotel dan Wisma yang ada di kota Pekanbaru telah menyediakan arah kiblat yang ditempatkan di kamar-kamar yang ada di hotel tersebut. Ketersediaan ini dapat terlihat dari pernyataan pengelola hotel bahwa 94,95% hotel telah ada arah kiblatnya. Ketersediaan arah kiblat ini merupakan inisiatip dari pihak hotel 88,30%. Adapun keakuratan arah kiblat di hotel atau wisma patut dipertanyakan karena dasar ukur arah kiblat adalah berdasarkan arah masjid di sekitar hotel atau wisma sebanyak 40,43%
PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN DEMOKRASI Mashuri Mashuri
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.457 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.850

Abstract

Demokrasi Dalam Pembangunan Politik Di Indonesia”. Hal ini dilatar belakangi karena hingga saat ini, demokrasi adalah nilai-nilai politik yang disepakati bisa menjamin tersalurnya pertisipasi politik rakyat. Dalam pandangan banyak orang muncul asumsi bahwa satu-satunya bentuk pembangunan politik yang bermakna adalah pembinaan demokrasi. Sumber data diperoleh melalui studi pustaka dan dokumentasi. Semua ini membawa kita pada persoalan pandangan bahwa pembangunan politik itu seharusnya sama dengan diciptanya lembaga-lembaga dan praktek-praktek demokrasi. Partisipasi rakyat dalam politik tentulah sangat dibutuhkan oleh negara yang menyatakan dirinya sebagai negara demokratis. Pendidikan politik rakyat, menurut merupakan unsur yang sangat penting bahkan menjadi titik sentral pembangunan politik. Karena hal itu berguna untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan berpolitik rakyat. Namun demikian, pada dataran praksis, upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan politik yang demokratis tidak sedikit mengundang perdebatan, menyangkut strategi pengembangannya. Selain itu, dalam iklim masyarakat yang pluralis seperti masyarakat Indonesia, nilai-nilai demokrasi dapat dianggap sejalan dengan kenyataan alamiahnya. Mendorong adanya upaya modernisasi ini mestinya diterapkan dalam berbagai kelembagaan politik, pendidikan politik dan pimpinan politik sebagai prasarana dalam pembangunan politik. Karena itu, selagi memberikan alternatif pemecahan terhadap potensi disintegrasi yang selalu terkandung dalam semua masyarakat pluralis, demokrasi perlu di tempatkan pada garda depan wacana pembangunan politik. Demokrasi yang diterapkan berbeda-beda pada negara didunia mempengaruhi keberhasilan yang berbeda pula dalam pembangunan politik di negara tersebut. Bagi bangsa kita sendiri saat ini, masalah pembangunan politik sebenarnya merupakan agenda politik yang terus menjadi perhatian demi terciptanya tatanan kehidupan politis yang lebih demokratis pada masa datang
HAMBATAN DAN SOLUSI DALAM PRAKTIK BANK GARANSI BAGI MASYARAKAT PENGGUNA (Tinjauan Sistem Syariah dan Konvensional) Muttatoh Hirin
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.705 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.851

Abstract

Bank Guarantee is applicable on Islamic Banking is a letter issued to ensure certainty (quality and timeliness) of a construction project or to guarantee performance (performance ) one of the parties in a transaction . The concept and implementation of a performance bond owned and has been applied by the Islamic Bank shall adhere to the National Fatwa Council of Indonesian Ulama Council Sharia governing kafalah . Basically the implementation of a bank guarantee in the conventional system and the Sharia system is almost the same . What distinguishes it is the opponent who handed over the management of customers' collateral to the bank . Viewed from the bottom loading Islamic Banking fees charged to its customers , then the basis of the calculated load is lighter than the burden given by the conventional banking to its customers , it can be seen from the types of costs to be incurred by the conventional banking customers , which consists of the cost of provision where average of 1% of the value of the bank guarantee , the administrative costs and the cost of stamp duty ,while charging for Islamic Banking is measured by the accumulation of cost components where results from the accumulation is not a percentage of the nominal value . Regarding kafalah there are some things that need to be refined as follows: first, Kafalah currently provided by Islamic banks in Indonesia based on the rules of conventional bank guarantee with absolute kafalah not the same, then the provision of services kafalah is regulated in a separate regulation. Second, kafalah in Islamic Banking services should be further improved. Again, it needs to be fixed is the promotion of the introduction of these services and the existence of effective and efficient services to the services to be widely known and disseminated to the public.
MODEL SISTEM MANAJEMEN RESIKO PERBANKAN SYARIAH ATAS TRANSAKSI USAHA MASYARAKAT Rizki Ramadiyah
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.284 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.852

Abstract

Risk management is a relatively new scientific discipline in the management of the company. Finance and banking industry began to pay great attention to risk management, especially after the events that led to the collapse of this industry since last few decades . Meanwhile, Islamic banking and finance industry requires the expertise along with the rapid development and the global environment continues to move . The risk of Islamic banks appears as in conventional banks minus interest . But unique is that the risks in Islamic banks related to the structure of assets and liabilities that exist in Islamic banks . In the asset side , Islamic banks filled by berbada financial instruments with conventional banks . He did not know the interest despite the instrument that gives a definite advantage . While the liabilitasya side , Islamic banks charged by financial instruments that require customers to share the results with customers considering only invest his wealth in the form of money . Contracts made in mobilizing both sides provide important implications for the risk profile faced by Islamic banks . Islamic Bank will face six types of risk ( IFSB - version of Islamic Financial Services Board - ) , namely : Credit Risk ( credit risk ) , Equity Investment Risk ( risk of equity investment ) , Market Risk ( market risk ) , Liquidity Risk ( liquidity risk ) , rate of Return risk ( risk rate of return ) , operational Risk ( operational risk ) . Meanwhile , according to Bank Indonesia Regulation No. 5/8 of 2003 on the Application of Risk Management for Banks , banks will face at least eight types of risk , namely : 1 ) Credit Risk ; 2 ) Market Risk; 3) Liquidity Risk ; 4 ) Operational Risk ; 5 ) Legal Risk ; 6 ) Reputation Risk ; 7 ) Strategic Risk ; and 8 ) Risk Compliance . Four first risk is the risk that a financial institution owned by each of the different levels of complexity of bank operations . Each bank shall manage those risks in accordance with the needs of the concerned bank . While the last four risks associated with the complexity of the bank in which the bank will face the risk of a more diverse and difficult
PEMBINAAN PELAKU USAHA HOME INDUSTRY (Program Pelatihan Usaha Tenun Pada Masyarakat Desa Bukit Batu Kabupaten Bengkalis) Hasbullah Hasbullah
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.385 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.847

Abstract

Program pelatihan kecakapan hidup (life skill) merupakan program yang penting dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, dan sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Melalui program pelatihan kecakanapn hidup, masyarakat dapat diberdayakan sesuai dengan kemampuan, keahlian, minat, dan budaya masyarakat setempat. Pelatihan usaha tenun di Desa Bukit Batu merupakan upaya untuk melestarikan kerajinan tradisional khas Melayu Riau yang sudah tidak begitu banyak ditekuni. Oleh karena itu, program pelatihan ini memiliki dua manfaat sekaligus, yaitu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan juga melestarikan kerajinan tradisional masyarakat Melayu Riau. Program ini amat penting dalam upaya mewujudkan Visi Riau 2020 yang ingin menjadikan Riau sebagai pusat budaya Melayu pada tahun 2020
UPAYA PENGEMBANGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA MASYARAKAT PELAKU BISNIS (STUDI KOMPARATIF MANAJEMEN KONVENSIONAL DAN SYARIAH) Wali Saputra
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.961 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.853

Abstract

Total Quality Management (TQM) is an attempt by the company to provide satisfaction to the customers . The concept of quality (quality) for service and non- service basically includes a variety of things that are focused on the customer. A product is created, designed, manufactured and services provided to meet the desires and needs of the customer. Because it is said to be a quality product if it can be exploited, used, consumed in line with expectations, desires, and needs of the customer. Customer satisfaction is very influential on the survival of a company. Considering there is a fundamental difference between the philosophies of quality in the conventional management with quality standards in the management of deep Sharia assesment requires in order to avoid confusion . While there are some principles that the conventional concept of quality management in accordance with the principles of Islamic teachings. Quality standards in the management of Islam based on universal values and timeless as contained in the Qur'an and Sunnah are the main foundation for the way of life of Muslims . Disregard for the core values that exist in the Qur'an and Sunnah will lead to a breakdown in human life . Therefore, the affirmation of the core values that exist in the Qur'an and Sunnah should be the cornerstone of management of sharia. In concept , the sharia management associated with a variety of variables that affect the management of activities within and outside the organization , and the relationship of individual behavior to social factors that influence . Therefore , management sharia regarding various aspects of human life in all areas . sharia value system becomes a principle in every step of human motion , both individually and society , whether in small or large organizations . Therefore, monotheism became the basis for sharia -based institutions in regulating and moral control in organizational life . Second, sincerity can enhance pillars of Tawheed , because without sincerity is not Tawheed has value and meaning. Tawheed without sincerity is the management of non- Muslim life quality. Third,the balance (tawazun). Balance in the various activities of life can give birth to harmony. Fourth, is the creative (work) and innovative. Working as a man who can carry out the principles of worship and mission of the caliph. Fifth, the working principles of trust and transparency as a form of honesty should be the foundation should not be abandoned. Furthermore, the principle of preparation (planning) has an important role in the activity. For all that has been done to enable the evaluation of the need for continuous improvement . Sharia -based management has a vision far ahead is not restricted to a limited time period but for an indefinite period. Because accountability not only in the sight of men , but before God Almighty
PENYAKIT MASYARAKAT DI KECAMATAN BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR Jhon Afrizal & Adynata
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.215 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.848

Abstract

Kabupaten Kampar dikenal dengan sebutan “serambi Mekkah-nya” propinsi Riau, gelar sebutan ini bukan tanpa alasan. Sebutan ini diberikan karena masyarakat kabupaten Kampar semenjak zaman dahulu sampai sekarang sudah dikenal dengan kehidupan masyarakat yang agamis. Sebagai bukti nyata di antaranya adalah keberadaan para ulama atau ustazd terutama di provinsi Riau banyak yang berasal dari salah satu kabupaten tertua di Riau ini. Belum lagi keberadaan sekolah-sekolah agama seperti pondok pesantren dan sekolah madrasah lainnya banyak tersebar di kabupaten Kampar. Dalam kehidupan masyarakat yang agamis, keberadaan generasi muda muda sangat diperhatikan, karena generasi muda adalah generasi yang diharafkan memberikan pengruh yang baik bagi masyarakat dan agama. Namun seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, kehidupan masyarakat yang dulunya kental dengan nilai dan pengaruh agama yang kuat sudah mulai luntur dan berkurang. Berbagai fenomena kehidupan masyarakat yang negatif yang terlihat, terutama dalam hal akhlak generasi muda sudah mulai memperlihatkan keadaan yang sangat memprihatinkan. Penyakit masyarakat seperti perzinahan, judi, mabuk-mabukan, mengkonsumsi narkoba, pencurian, pemerkosaan, tawuran dan berbagai tindak kejahatan lainnya menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat yang agamis sudah mulai hilang. Berbagai faktor dan sebab sudah dikenali bahwa faktor-faktor penyebab utama dari penyakit masyarakat ini, antara lain adalah: kurangnya pengetahuan dan pengamalan dibidang agama yang kurang memadai, kurangnya perhatian atau kepedulian dari para orang tua, ekonomi dan pendidikan masyarakat yang tergolong rendah di tambah lagi dengan faktor media tekonologi informasi yang ada tidak digunakan sebagaimana mestinya. Keberadaan internet, play station, handphone dan media-media teknologi lainnya menyebabkan penyakit masyarakat sangat sering terjadi. Peran aktif dari semua pihak sangat diperlukan dalam menghilangkan penyakit masyarakat ini, terutama dari pemerintah daerah dan peran para ulama atau ustazd dan pihak-pihak lainnya
SOSIALISASI BIMBINGAN KONSELING KELUARGA DALAM AKTIVITAS PENGAJIAN ISLAM DI DESA KOTO TINGGI KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU Yurnalis Yurnalis
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.74 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.854

Abstract

Istilah guidance and counseling di Indonesia mengalami pendistorsian makna menjadi penyuluhan atau nasihat. Tetapi dalam praktek selanjutnya istilah penyuluan banyak digunakan oleh banyak bidang seperti penyuluhan pertanian, penyuluhan bencana dan lainlain, yang sama sekali berbeda makna dan artinya dengan counseling. Dalam pengertian lain, bimbingan bersifat preventive, sementara konseling kuratif atau korektif. Dengan demikian bimbingan dan konseling berhadapan dengan obyek garapan yang sama, yaitu problem atau masalah. Perbedaanya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan terhadap masalah tersebut. Keluarga merupakan pilar utama dalam pendidikan tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab yang penuh terhadap perkembangan dan pertumbuhan setiap anggota keluarga. Kualitas keluarga menjadi tumpuan agar dapat timbul rasa aman, tenteram dan harapan masa depan yang baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin, maka suami dan isteri harus melaksanakan peranan dan fungsi sesuai dengan kedudukannya. Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama. Sedang Morgan (1977) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua-anak) sekaligus. Namun secara dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka. Bila ditinjau berdasarkan Undang-undang No.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Hal ini sejalan dengan pemahaman keluarga di negara barat, keluarga mengacu pada sekelompok individu yang berhubungan darah dan adopsi yang diturunkan dari nenek moyang yang sama. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang paling dapat memberi kasih sayang, kegiatan menyusui, efektif dan ekonomis. Agama merupakan landasan dasar terbentuknya keluarga yang sakinah. Agama juga yang mengatur tentang kosep kehidupan berkeluarga. Pendidikan agama harus dimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil. Pendidikan tidak hanya berarti memberi pelajaran agama kepada anak-anak yang belum lagi mengerti dan dapat menangkap pengertian-pengertian yang abstrak. Akan tetapi yang terpokok adalah penanaman jiwa percaya kepada Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama

Page 1 of 1 | Total Record : 8