Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

MOTIVASI BELAJAR SEBUAH STRATEGI MENGUNGKAP POTENSI KECERDASAN INTELEGENSI DAN EMOSI Yurnalis Yurnalis
Jurnal Dakwah Risalah Vol 27, No 1 (2016): June 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jdr.v27i1.2511

Abstract

Setiap praktik pendidikan atau pengajaran sesungguhnya, disadari atau tidak, selalu memiliki landasan teoritis-filosofis mengenai apa itu proses belajar dan apa itu pengetahuan. Sampai saat itu, praktik pendidikan yang berlangsung masih sangat kuat dipengaruhi oleh tingkah laku dan kematangan. Pendidikan menjadi penting karena memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. Banyak negara memberi perhatian serius pada pendidikan mulai jenjang pendidikan prasekolah atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dasar (SD/MI dan SMP/MTs), menengah (SMA/SMK/MA) serta tinggi (diploma, sarjana dan pascasarjana). Pendidikan merupakan salah satu indikator bagi indeks pembangunan manusia (Human Depelopment Index). Motivasi merupakan faktor penggerak yang datang dari dalam diri dan di luar diri manusia. Pengamat motivasi seperti AB Aziz Yusof mencoba mendefenisikan motivasi sebagai dorongan atau kemauan yang tinggi untuk bekerja, maka tidak mustahil prestasi yang dipamerkan juga akan turut cemerlang. Ini akan mempengaruhi pencapaian pelaku pendidikan terhadap pelajar. Faktor yang paling berpengaruh terhadap tercapainya dorongan atau kemauan yang kuat untuk belajar diantaranya komitmen pelaku pendidikan yang mantap, keterlibatan semua stakeholders yang tinggi dalam praktek kerja yang praktis bisa meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi para pelajar. Hakikat motivasi belajar adalah komponen yang penting dalam menentukan kesuksesan para pelajar di organisasi sekolah. Pemimpin dalam organisasi kerja perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang manusia supaya dapat menyusun starategi untuk memperoleh kerjasama bagi pelajar. Potensi kecerdasan tidak akan bisa produktif kalau tidak diberdayakan secara baik. Walaupun semua orang tahu bahwa potensi yang diungkap oleh Gardner ini masih sangat perlu pengembangan dan pendalaman secara berkelanjutan. Sinergisitas kecerdasan ganda dengan kecerdasan yang lain seperti kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) adalah merupakan akumulasi puncak dari prestasi manusia dalam meraih cita-cita dan masa depan yang cemerlang. Sekarang tinggal lagi bagaimana kita mampu memberdayakan semua potensi itu sebaik mungkin, karena Allah juga sudah memberikan jaminan kepada manusia bahwa tidak ada yang sulit jika kita mau melakukannya. Oleh sebab itu manusia dituntut untuk berusaha pengembangkan kemampuan dan potensi yang telah diberikan kepada manusia dengan baik dan terarah.
PENGEMBANGAN MODEL KONSELING KELUARGA DAN PELATIHAN BAGI KELUARGA SAKINAH DENGAN METODE PENDEKATAN SISTEM DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Yurnalis Yurnalis
Jurnal Dakwah Risalah Vol 28, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jdr.v28i2.5547

Abstract

Kegatan ini bermula dari kehidupan masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari sistem nilai yang ada di masyarakat tertentu. Sistem nilai menentukan perilaku anggota masyarakat. Berbagai sistem nilai ada di masyarakat yaitu: a) nilai agama saat ini degradasi terhadap agama sangat terasas sekali, semua agama merasakan bahwa kebanyakan umatnya kurang setia pada agama yang dianutnya. b) degradasi nilai adat istiadat, yang sering disebut tata susila atau kesopanan, hal ini dapat dibuktikan pada perilaku anak-anak, remaja saat ini. c) degradasi nilai-nilai sosial, sebagaimana kita saksikan saat ini, masyrakat sangat individualis mementingkan diri sendiri dalam segala hal, enggan berbagi harta, pikiran ,saran dan pendapat, tidak mau bergaul terutama dengan orang rendahan, memutusan tali silaturrahmi terutama dengan keluarga. d) degradasi kesakralan keluarga, seperti yang kita lihat saat ini banyak sekali kekisruhan keluarga, banyak sekali kasus suami membunuh istrinya, dan sebaliknya, ayah membunuh anaknya dan sebaliknya. Namun tak dapat dipungkiri, bahwa keluarga modern mempunyai ciri utama kemajuan dan perkembangan di bidang pendidikan, ekonomi dan pergaulan. Kebanyakan keluarga modern berada di perkotaan, mungkin juga ada keluarga modern tinggal di pedesaan, akan tetapi jarang berinteraksi dengan masyrakat pedesaan. Kelengkapan alat transportasi dan komunikasi memungkinkan mereka cepat berinteraksi di kota yaitu dengan keluarga lainnya. Namun dibalik semua itu, terdapat krisis keluarga, artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya krisis keluarga yaitu: kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga terutama ayah dan ibu, sikap egosentrisme, masalah ekonomi, masalah kesibukan, masalah pendidikan, masalah perselingkuhan, jauh dari agama. Dari kegiatan ini diharapkan rumusan formula Model Konseling keluarga dengan pendekatan sistem untuk pengembangan pemahaman masyarakat serta terbentuknya keluarga sakinah. Metode kegiatan yang digunakan berupa kegiatan partisipatoris melalui diagnosa kelompok untuk menghasilkan formula pendampingan, pelatihan yang diperlukan.  
SOSIALISASI BIMBINGAN KONSELING KELUARGA DALAM AKTIVITAS PENGAJIAN ISLAM DI DESA KOTO TINGGI KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU Yurnalis Yurnalis
MENARA RIAU Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.74 KB) | DOI: 10.24014/menara.v13i2.854

Abstract

Istilah guidance and counseling di Indonesia mengalami pendistorsian makna menjadi penyuluhan atau nasihat. Tetapi dalam praktek selanjutnya istilah penyuluan banyak digunakan oleh banyak bidang seperti penyuluhan pertanian, penyuluhan bencana dan lainlain, yang sama sekali berbeda makna dan artinya dengan counseling. Dalam pengertian lain, bimbingan bersifat preventive, sementara konseling kuratif atau korektif. Dengan demikian bimbingan dan konseling berhadapan dengan obyek garapan yang sama, yaitu problem atau masalah. Perbedaanya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan terhadap masalah tersebut. Keluarga merupakan pilar utama dalam pendidikan tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab yang penuh terhadap perkembangan dan pertumbuhan setiap anggota keluarga. Kualitas keluarga menjadi tumpuan agar dapat timbul rasa aman, tenteram dan harapan masa depan yang baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin, maka suami dan isteri harus melaksanakan peranan dan fungsi sesuai dengan kedudukannya. Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama. Sedang Morgan (1977) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua-anak) sekaligus. Namun secara dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka. Bila ditinjau berdasarkan Undang-undang No.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Hal ini sejalan dengan pemahaman keluarga di negara barat, keluarga mengacu pada sekelompok individu yang berhubungan darah dan adopsi yang diturunkan dari nenek moyang yang sama. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang paling dapat memberi kasih sayang, kegiatan menyusui, efektif dan ekonomis. Agama merupakan landasan dasar terbentuknya keluarga yang sakinah. Agama juga yang mengatur tentang kosep kehidupan berkeluarga. Pendidikan agama harus dimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil. Pendidikan tidak hanya berarti memberi pelajaran agama kepada anak-anak yang belum lagi mengerti dan dapat menangkap pengertian-pengertian yang abstrak. Akan tetapi yang terpokok adalah penanaman jiwa percaya kepada Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama
EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Yurnalis Yurnalis; Pramudiyanti Pramudiyanti; Rini Rita T. Marpaung
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect LKS of PBL based to the student critical thinking skills. The study design was a pretest-posttest non-equivalent. The samples in this study were students of class VIID and VIIE randomly selected by random sampling technique clusster. Data of the research were qualitative and quantitative. The qualitative data was gotten by students learning activity, the quantitative data were the average score of test, that was analyzed by t-test and U-test. The result showed that the students learning activity improve with an average of  71,79 which is in good criteria. The students learning outcomes also develop, with N-gain average score was 62,55. Thus, the application of the model PBL influential in improving critical thinking skills by students. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas LKS Berbasis PBL terhadap keterampilan berfikir kritis siswa. Desain penelitian adalah pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIID dan VIIE yang dipilih secara teknik clusster random sampling. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa, data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai tes yang dianalisis menggunakan uji-t atau uji U. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata berkriteria baik 71,79. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai N-gain 62,55. Dengan demikian, aplikasi LKS Berbasis Problem Based Learning dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis oleh siswa. Kata kunci : aktivitas belajar, ciri-ciri makhluk hidup, keterampilan berikir kritis,  LKS berbasis problem based learning  
Keragaman Sekuen Gen Reseptor Hormon Pertumbuhan Exon 10 sebagai Informasi Dasar Seleksi pada Sapi Pesisir Plasma Nutfah Sumatera Barat Yurnalis Yurnalis; Sarbaini Sarbaini
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.1.63-70.2014

Abstract

Dari 216 ekor sapi Pesisir berusia 1,5 tahun , 60 ekor dipilih berdasarkan berat badan, 30 ekor dengan bobot tertinggi (125 ± 9 kg), dan 30 ekor dengan bobot badan rendah (65 ± 6 kg). Keragaman gen reseptor hormon pertumbuhan (GHR) dilihat dengan sekuensing (SNP) dan dengan PCR - RFLP. Lima delesi terdeteksi di posisi 34, 39, 45, 50, dan 115 dengan frekuensi alel berturut-turut 0,45, 0,15, 0,46, 0,46, dan 1,00 dan 4 insersi terdeteksi di posisi 67, 74, 113, dan 133 dengan frekuensi alel berturut-turut 0,19, 0,19, 0,25, dan 0,45 masing-masing dengan genotip insersi T , A , G , dan G. Empat mutasi terdeteksi di posisi 32, 50, 109, dan 150 dengan genotip T  C, G  A, A  C, dan G C dengan frekuensi alel 0,50, 0,23, 0,19, dan 1,00. GHR-NlaIII alel T dan C masing-masing adalah 0,017 dan 0,983. Uji chi-square menunjukkan bahwa populasi ini tidak dalam keseimbangan Hardy - Weinberg. Temuan ini menunjukkan bahwa GHR-NlaIII tidak dapat digunakan sebagai penanda untuk keturunan Bos indicus. Tidak ada hubungan antara keragaman gen GHR dengan dua kelompok ternak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gen GHR bersifat polimorfik sehingga perlu dicari hubungannya dengan performance dan pertumbuhan ternak.
Pemilihan Model Terbaik Dalam Analisa Regresi studi Kasus Pendugaan Bobot Hidup sapi Persilangan Simental Dengan sapi PO Berdasarkan Ukuran - Ukuran Tubuh. Yurnalis Yurnalis
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 12, No 2 (2007): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1364.864 KB) | DOI: 10.25077/jpi.12.2.150-155.2007

Abstract

The objective of the research was to find out the best model of regression equation in predicting body weight of F2 by using body measurement parameters of Simental and Ongole Cross cattle. Eighty two bulls kept by farmer in Padang Panjang, West Sumatra were used in this study. Each bull was measured for their body parantetrs. The parameter measured included body wight (BH), body length (PB), thorax circle (LD), shoulder high (TP) and age in month (US). The data were than statistically analysis by regressin analysis, where the dependent variable was BH, while the independent were PB, LD, TP and US. Criteria for choosing the best equation were R2, R2 Adjusted, Mean square Error (MSE), and Cp Mallow's. The best equation with one independence variable is BH : 6,024 LD - 602,996, the best model with two independence variable is BH : 3,991 PB + 3,809 LD - 775,596, the best model with three independence variable is BH: 3,23 PB + 3,508 LD + 1,855 TP - 852,371 and the best model with four independence variable is BH : 3,20 PB + 3,597 LD + 1,836 TP - 0,181 US - 657,598. The best equation for estimation of body weight was found by using three independence variable of BH: 3,23 PB + 3,508 LD + 1,855 TP - 852,371.
Pembentukan Rumus Sederhana Pendugaan Bobot Hidup Sapi Persilangan Simental dengan PO Berdasarkan Ukuran Tubuh Yurnalis Yurnalis
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 12, No 2 (2007): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2006.915 KB) | DOI: 10.25077/jpi.12.2.156-164.2007

Abstract

The objective of the research was to find out the simple model of regression equation for estimation of body weight (y in kg) based on the data of other body parameters of Simmental and Ongole Cross cattle's. Sixty two bulls and thirty six cow kept by farmer in Padang Panjang, West Sumatra were measured their body of body length (x1 in cm), thorax circle (x2 in cm), shoulder high (x3 in cm). Criteria for choosing the best equation are R2, R2 Adjusted, Mean square Error (MSE). Thirty equation was considered for choosing the best equation. The best equation for predicting of body weight of bulls were y = 0,018(x2 -18)'2 and y = 0,000124(x1'2 * x2), while .for cows: y = 0,0156(x2 - 6)'2 and y = 0,000118(x1'2 * x2).
PENGARUH PRAKTIK MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KONTEKSTUAL: PERASAAN POSITIF SEBAGAI PEMEDIASI PADA PEGAWAI RSUD KAB. ACEH BESAR Husna Jm Fortuna; Yurnalis Yurnalis
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol 5, No 3 (2020): Agustus
Publisher : Departemen Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimen.v5i3.12830

Abstract

This study aims to measure the effect of Human Resources Management Practices on Contextual Performance: Positive Emotions as a mediating variable in Employees of RSUD Kab. Aceh Besar. The sample used in this study was employees of RSUD Kab. Aceh Besar, which amounted to 175 respondents. Data collection equipment used in this study is a questionnaire. The sampling technique used is Probability sampling Simple Random Sampling. Regression analysis is used as an analytical method to determine the effect of all the variables involved. Based on the results of the regression analysis, indicating that the Human Resource Management Practice positively Contextual Performance, Human Resource Management Practice positively Positive Emotions, Positive Emotions positively Contextual Performance, and Positive Emotions mediate the relationship between Human Resource Management Practice and Contextual performance.
PENGARUH PERSON ORGANIZATION FIT TERHADAP NIAT BERPINDAH YANG DIMEDIASI OLEH KETERLIBATAN KARYAWAN: STUDI PADA GRAPARI TELKOMSEL KOTA BANDA ACEH Sri Nanda Novianti; Yurnalis Yurnalis
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol 4, No 2 (2019): Mei
Publisher : Departemen Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.08 KB) | DOI: 10.24815/jimen.v4i2.10961

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Person Organization Fit terhadap niat berpindahdengan keterlibatan karyawansebagai pemediasi pada karyawan Grapari Telkomsel Kota Banda Aceh. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para karyawan Grapari Telkomsel Kota Banda Aceh yang berjumlah 114 responden.Metode penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling. Hierarchical Linear Modelling (HLM) digunakan sebagai metode analisis untuk mengetahui pengaruh dari semua variabel-variabel yang terlibat.Penelitian ini menunjukkan bahwa Person Organization Fit berpengaruh signifikan terhadapniat berpindah, Person Organization Fit berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan karyawan, keterlibatan karyawan berpengaruh signifikan terhadapniat berpindah, dan keterlibatan karyawanmemediasi pengaruh Person Organization Fitterhadapniat berpindah.
HUBUNGAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN EMPAT PILAR MANAJEMEN DIABETES MELLITUS (DM) DI KOTA PEKANBARU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PASIEN DM Yurnalis Yurnalis; Sofiana Nurchayati; Erwin Erwin
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan Vol 7, No 1 (2020): Edisi 1 Januari - Juni 2020
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a degenerative disease that can cause complications. Handling of DM patients is done with 4 pillars, including: Education, diet, physical exercise, and treatment. The purpose of this study was to determine the relationship of nurses' knowledge about the implementation of management education with knowledge of DM in the Pekanbaru City Health Center Area. The research design used is descriptive correlation with cross sectional approach. The sampling technique in this study is total sampling with 30 respondents. Univariate analysis results based on the level of patient knowledge about DM management about good education (96.7%), good diet (80%), good exercise (86.7%) in the treatment category (93.3%) in the good category . Respondents' knowledge about DM management is sufficient (53.3%), the results of bivariate analysis obtained p value > α (0.05), it was concluded that there was no relationship between the implementation of the four pillars of DM management with knowledge of DM. The role of nurses as educators in patients with DM in the health center is not optimal. It is recommended that the role of educator be given training in developing education of the four pillars of sustainable management in health services.Keywords: DM Management, Implementation, Knowledge