cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Indonesian Journal of Geospatial
ISSN : 20895054     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2017)" : 5 Documents clear
PEMODELAN 3D “GEDUNG INDONESIA MENGGUGAT” MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TERRESTRIAL LASER SCANNER Mudzakir, Muhammad Zaky; Abidin, Hasanuddin Zainal; Gumilar, Irwan
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Sebagai salah satu bangunan bersejarah, Gedung Indonesia Menggugat perlu dirawat dan dijaga agar selalu dalam kondisi baik. Hal yang harus dilakukan adalah pelestarian dan pengarsipan bangunan. Pemodelan 3D merupakan bentuk pelestarian dan pengarsipan bangunan bersejarah. Model 3D dapat dijadikan sebagai acuan apabila terjadi perubahan bentuk fisik dari bangunan. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan 3D memanfaatkan teknologi Terrestrial Laser Scanner (TLS). TLS dapat membentuk model dari bangunan kompleks secara detail dan merepresentasikan bentuk aslinya dengan waktu yang relatif singkat. Metodologi penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan dimulai dari studi literatur dan pelatihan penggunaan alat, akuisisi data, pengolahan data sampai pembentukan model. Proses akuisi data dilakukan dengan menggunakan TLS. Metode pengolahan data yang dipakai yaitu registrasi dan filtering. Registrasi dilakukan untuk menggabungkan data point cloud dari setiap tempat berdiri alat (station). Filtering digunakan untuk menghilangkan derau yang terpindai saat akuisisi data. Setelah itu dilakukan pembentukan model 3D. Model 3D Gedung Indonesia Menggugat memiliki nilai galat registrasi rata-rata sebesar 1 mm. Nilai galat yang dihasilkan pada proses registrasi diakibatkan oleh pergeseran nivo pada TLS saat leveling di dua station yang berbeda dan pada target ketika diputar menghadap arah TLS berpindah. Hasil validasi ukuran pada objek sesungguhnya menunjukkan perbedaan jarak rata-rata dengan model 3D sebesar 6 mm. Pada beberapa bagian,  hasil model 3D menujukkan bentuk yang kurang baik. Hal itu disebabkan oleh data yang berlubang karena terhalang objek lain pada saat pemindaian, sehingga menyebabkan proses mesh tidak sempurna. Dari hasil model 3D juga didapatkan volume ruang utama, ruang sidang, ruang Supriyadinata, serta gabungan aula, ruang Maskoen, dan ruang Gatot Mangkoepradja sebesar 1942,8 m3.
SEABED MORPHOLOGY MAPPING FOR JACK-UP DRILLING RIG EMPLACEMENT William M., Faber; Windupranata, Wiwin; Wisayantono, Dwi
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Most of the oil and gas potential reserves are located in offshore area. Jack-up drilling rig is one type of many other oil rig type. To locate a jack-up rig, a sea mapping process must be conducted to get information about the seabed surface and what kind of morphology there are. The seabed condition must be clearly identified in order to know if there are any endangering objects or obstructions within the emplacement area, start from the planned maneuver for rig entrance up to the rig?s leg penetration.The instruments used are single beam echo sounder, multibeam echo sounder, side scan sonar. Single beam echo sounder have a role to validate the result of the multibeam echo sounder. To know about the existing features, side scan sonar is used to make a high resolution seabed image. Also if the result must be interpreted by a geophysicist. To know about the soil structures, then a soil boring must be conducted to know the site?s soil structure. Within the mapping area, there are seven wells are proposed. Single beam and multibeam echo sounder results bathymetric data and side scan sonar results seabed features information. Within the 2kmx2km mapping area there are some area that might be a threat specifically located in the southern and eastern part. Side scan sonar also provides information about the existence of some rock/coral outcrops and high reflectivity seabed that may be an obstruction. Based on the bathymetric, seabed features, and sub-seabed features, the seven proposed wells comply the requirement of jack-up drilling rig emplacement, but based on soil boring data only well four, five, and six comply.
PEMBUATAN PETA ZONASI RISIKO TSUNAMI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PESISIR PANGANDARAN Fahmi, Muhammad Nurul; Wikantika, Ketut; Harto, Agung Budi
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Pada tahun 2007 telah terjadi tsunami berskala kecil yang menerjang wilayah pesisir Kabupaten Pangandaran. Meskipun begitu setidaknya tsunami tersebut mengakibatkan 500 korban jiwa. Banyaknya korban jiwa disebabkan kekurangsiapan masyarakat terhadap bencana tsunami. Kekurangsiapan ini dipengaruhi oleh belum meratanya tindakan mitigasi bencana tsunami. Salah satu upaya mitigasi yang diperlukan berupa peta zonasi risiko tsunami. Peta risiko tsunami pada penelitian ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana dengan beberapa modifikasi. Berdasarkan peraturan tersebut ditentukan beberapa parameter seperti tingkat ancaman, kerentanan, kapasitas, dan risiko bencana tsunami. Untuk memperoleh peta kerentanan pada penelitian ini dilakukan penghitungan kepadatan penduduk menggunakan metode land use density. Metode ini menggunakan data citra Quickbird sebagai sumber data utama. Selain itu pada penelitian ini juga digunakan data Digital Elevation Model (DEM). Kemudian ditambahkan data jarak dari garis pantai sebagai modifikasi untuk mengetahui zonasi ancaman tsunami. Peta risiko tsunami yang dihasilkan menunjukkan bahwa wilayah pesisir Pangandaran menjadi wilayah yang berisiko terkena tsunami. Untuk menentukan zona kapasitas digunakan data kapasitas bencana tsunami di wilayah penelitian. Dari peta zonasi risiko tsunami diperoleh bahwa Desa Pananjung merupakan desa yang memiliki tingkat risiko paling tinggi yang 81,20% wilayahnya memiliki tingkat risiko tinggi. Sedangkan Desa Cintakarya merupakan desa yang memiliki tingkat risiko paling rendah dengan 96,85% wilayahnya memiliki tingkat risiko rendah.
PERAN SURVEI HIDROGRAFI DALAM KEGIATAN PEMANTAUAN PIPA DI DASAR LAUT Hidayaturrahman, Ramadhan; Windupranata, Wiwin; Wisayantono, Dwi
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Kegiatan inspeksi pada pipa di dasar laut harus dilakukan secara rutin agar kondisi pipa dapat terjaga dengan baik. Salah satu tahapan dalam kegiatan inspeksi pada pipa di dasar laut adalah proses pemantauan dan survei hidrografi sangat berperan dalam melakukan kegiatan pemantauan tersebut. Penelitian ini membahas tentang bagaimana survei hidrografi dapat berperan dalam proses pemantauan pipa di dasar laut. Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk memverifikasi posisi pipa secara aktual, mendeteksi free span, dan mendeteksi pipa yang terkubur di bawah permukaan dasar laut. Verifikasi posisi pipa dilakukan dengan membandingkan posisi pipa yang aktual dengan posisi pipa setelah proses as-laid survey dari pengolahan data Multibeam Echosounder. Deteksi free span pada pipa diperoleh dari pengolahan data Side Scan Sonar dengan menggunakan prinsip backscatter. Dan dalam mendeteksi pipa yang terkubur menggunakan Magnetometer. Hasil verifikasi posisi menunjukkan bahwa posisi pipa yang aktual sama dengan posisi pipa setelah as-laid survey, dari beberapa free span yang terdeteksi, tidak ada free span yang sangat kritikal, dan pipa yang terkubur di bawah permukaan dasar laut yang terdeteksi tidak menjadi masalah yang berarti.
PEMODELAN 3D “GEDUNG MERDEKA” MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TERRESTRIAL LASER SCANNING Noviansyah, Rezky Hartawan; Gumilar, Irwan; Abidin, Hasanuddin Zainal
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Gedung Merdeka merupakan salah satu bangunan bersejarah di pusat Kota Bandung yang memiliki nilai historis tinggi dan telah berdiri sejak tahun 1895. Bangunan peninggalan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pergelaran konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal bakal lahirnya gerakan non-blok di dunia. Jika dilihat dari penampakannya, bangunan ini bernuansa art deco dan dilengkapi dengan lantai marmer italia beserta kayu cikenhout. Oleh karena itu, untuk mempertahankan semua keunikan yang berada pada gedung tersebut perlu dilakukan sebuah upaya untuk melestarikan keberadaannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemodelan tiga dimensi (3D). Pada kasus ini cara yang digunakan adalah dengan menggunakan teknologi Terrestrial Laser Scanning (TLS) dengan teknik pemodelan terbalik (reverse modelling). Model tiga dimensi yang akan terbentuk dari proses tersebut merupakan solusi konkret dari upaya pengarsipan, pendokumentasian, dan pemasaran Gedung Merdeka. Metodologi Penelitian ini diawali dengan studi literatur lalu dilanjutkan dengan akuisisi data, dan diakhiri dengan pengolahan data yang menghasilkan model tiga dimensi. Pada saat akuisisi data, metode yang digunakan adalah pemindaian obyek menggunakan TLS yang memanfaatkan prinsip pengukuran berbasis pulsa. Dalam melakukan pengolahan data, metode yang digunakan adalah registrasi, filtering, unify dan pembuatan model tiga dimensi. Pada proses registrasi didapatkan total point cloud sebanyak 257.126.364 titik dengan nilai rata-rata galat hasil registrasi sebesar sebesar 2 mm. Data point cloud yang telah diolah lalu dibentuk menjadi sebuah model 3D melalui serangkaian proses dengan menggunakan beberapa perangkat lunak. Pada model 3D yang dihasilkan juga didapat volume bagian main hall sebesar 10098.8 m3. Proses validasi model 3D dilakukan dengan membandingkan antara model tiga dimensi yang dihasilkan dengan hasil ukuran distometer, yaitu antara 2 mm ? 9 mm dengan  perbedaan jarak rata-rata sebesar 4 mm.

Page 1 of 1 | Total Record : 5