cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 19784279     EISSN : 25494082     DOI : 10.20473
Core Subject : Health, Science,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 26 No. 2 (2014): BIKKK AGUSTUS 2014" : 12 Documents clear
Kadar Kortisol Serum Pasien Eritema Nodosum Leprosum (ENL) Baru Prida Ayudianti; Sunarso Suyoso; Diah Mira Indramaya
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 26 No. 2 (2014): BIKKK AGUSTUS 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.925 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V26.2.2014.1-7

Abstract

Latar belakang: Eritema nodosum leprosum (ENL) yang merupakan komplikasi serius dari kusta tipe multibasiler, merupakan bentuk reaksi hipersensitivitas tipe III menurut Gell dan Combs. Karakteristik reaksi ENL adalah peningkatan sitokin proinflamasi TNF-a dan IL-1. Pelepasan sitokin proinflamasi kronis dapat menyebabkan gangguan produksi kortisol. Tujuan: Mengevaluasi kadar kortisol serum pasien kusta dengan ENL baru, berdasarkan lamanya pemberian Multidrugs Therapy (MDT) dan derajat keparahan ENL. Metode: Dilakukan pemeriksaan kadar kortisol serum terhadap 14 pasien ENL baru, yang berusia 15 tahun, belum pernah mendapat terapi kortikosteroid atau telah mendapatkan terapi kortikosteroid maksimal 3 minggu. Hasil: Didapatkan 14 sampel dengan rerata kadar kortisol serum pada pasien BL 9,06 (SE 2,84) g/dL, tipe LL 8,83 (SE 3,37) g/dL, pasien ENL baru yang mendapat MDT < 6 bulan 2,11 (SE 0,51) g/dL, mendapat MDT 6 bulan 14,40 (SE 2,65) g/dL, pasien ENL dengan derajat keparahan ringan 19,05 (SE 0) g/dL, sedang 7,75 (SE 2,75) g/dL, berat 8,56 (SE 3,29) g/dL. Nilai normal kadar kortisol serum adalah 10 g/dl ( 276 nmol/l). Simpulan: Pasien kusta tipe MB dengan ENL baru didapatkan rerata kadar kortisol serum dibawah normal. Hasil yang sama juga didapatkan pada pasien dengan riwayat pemberian MDT < 6 bulan yang memiliki derajat keparahan ENL sedang dan berat.Kata kunci : eritema nodosum leprosum, kortisol serum, MDT, derajat keparahan.
Studi Retrospektif: Pemahaman Klinis Liken Simplek Kronikus Pramita Ariyanti; Sunarso Suyoso
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 26 No. 2 (2014): BIKKK AGUSTUS 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.754 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V26.2.2014.1-5

Abstract

Latar belakang: Liken Simplek Kronikus (LSK/neurodermatitis sirkumskripta) adalah suatu kelainan kulit yang sangat gatal dan bersifat kronis dengan ditandai satu atau lebih plak yang mengalami likenifikasi yaitu penebalan pada kulit dan permukaan kulitnya seperti kulit pohon. Tujuan: Mengevaluasi gambaran serta penegakkan diagnosis LSK. Metode: Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan melihat laporan tahunan/catatan medik pasien LSK di Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo periode 2009-2011 (3 tahun). Hasil: Insidensi pasien baru LSK periode 2009-2011 sebesar 0,14%. Kelompok usia terbanyak 25-44 tahun (38,7%) dan pasien perempuan lebih banyak (64,5%) dibandingkan pasien laki-laki (35,5%). Keluhan utama terbanyak yaitu gatal (90,3%) dan terdapat 19,4% pasien yang terjadi kekambuhan. Distribusi lama keluhan terbanyak yaitu selama 1 bulan (61,2%). Lokasi lesi yang sering terjadi pada kaki (45,2%) dan jarang pada genitalia. Gejala klinis terbanyak adalah likenifikasi (6,5%). Penggunaan terapi paling banyak menggunakan kortikosteroid topikal desoksimethasone 0,25% (35,5%). Simpulan: Kasus LSK sebenarnya adalah yang sangat mudah untuk didiagnosis, namun kurangnya pemahaman dalam mendiagnosis menyebabkan kasus ini tampak jarang ditemukan.Kata kunci: liken simplek kronikus, studi retrospektif.

Page 2 of 2 | Total Record : 12