cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 22528954     EISSN : 25274899     DOI : -
Core Subject : Education, Art,
LAKON adalah sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Magister Kajian Sastra dan Budaya Universitas Airlangga Surabaya. Cetakan pertama terbit pada tahun 2012 dan terbit dua kali dalam setahun sejak tahun 2013. Jurnal peer-review ini juga berfungsi sebagai forum yang menampung berbagai penelitian yang sedang dilakukan terhadap perkembangan manusia dan budaya di seluruh dunia. Jurnal LAKONmemuat aspek penelitian yang teoritis, empiris, dan historis yang didasarkan pada realitas lokal dan regional, dan berkaitan dengan praktek-praktek sehari-hari, identitas, media, teks, dan bentuk-bentuk budaya lainnya. Seluruh artikel dalam jurnal LAKON menandai dialektika pemikiran yang mendalam guna menggairahkan interseksi kajian sastra, budaya, dan ilmu-ilmu humaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2017): Jurnal Lakon" : 5 Documents clear
KONSTRUKSI GENDER DI PESANTREN (STUDI KUALITATIF PADA SANTRIWATI DI PESANTREN NURUL UMMAH MOJOKERTO) Puji Laksono
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 6 No. 1 (2017): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.504 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v6i1.6791

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memahami konstruksi gender diantara para santriwati Pesantren Nurul Ummah Mojokerto. Studi ini menggunakan metode kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Hasil tersebut menunjukkan bahwa (1) Konstruksi gender diantara santriwati bisa dikategorikan menjadi 3, pertama santriwati modernis yang menilai bahwa semua pekerjaan itu ideal untuk laki-laki maupun perempuan. Kedua, kategori santriwati modernis-tradisionalis yang menilai tidak semua pekerjaan ideal untuk laki-laku dan perempuan. Tetapi mereka tidak mempertanyakan adanya pertukaran peran antara laki-laki dan perempuan dalam batas tertentu. Ketiga, kategori santriwati tradisionalis, kategori ini tidak setuju dengan pertukaran peran antara laki-laki dan perempuan. (2) Pandangan terhadap kesetaraan gender diantara santriwati, beberapa setuju dan tidak setuju. Pertama santriwati modernis dan tradisionalis-modernis setuju dengan kesetaraan gender. Kedua, kategori santriwati tradisionalis tidak setuju dengan kesetaraan gender.Kata-kata kunci: Konstruksi Gender, Pesantren, Santriwati. Abstracts: The purpose of this research is to understand the gender construction among santriwati Pesantren Nurul Ummah Mojokerto. This study uses qualitative methods. The theory used is the social construction theory of Peter L. Berger and Thomas Luckmann. The results showed that (1). Gender construction among santriwati can be categorized into 3, first modernist santriwati who judge that all work is ideal for men and women. Secondly, the traditionalist-modernist santriwati category, which assesses not all the ideal work for men and women. But they do not question if there is a role exchange between men and women within certain limits. Thirdly, the traditionalist santriwati category, this category does not agree with the role exchange between men and women. (2). A view of gender equality among santriwati, some agree and disagree. First, the modernist and traditionalist-modernist santriwati agree with gender equality. Second, the traditionalist santriwati category does not agree with gender equality. Keywords: Gender Construction, pesantren, santriwati.
KONTESTASI PEREMPUAN ARAB MASAIKH BANGIL DALAM PERNIKAHAN ANTAR ETNIS Fatimah Fatimah; Amirah Anis Thalib
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 6 No. 1 (2017): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.739 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v6i1.6792

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi perempuan Arab Masaikh Bangil pada pernikahan antar etnis yang telah dilakukannya. Studi ini berfokus pada perempuan Arab Masaikh Bangil yang arena masyarakat Arabnya termasuk mayoritas serta memiliki hegemoni yang kuat akan doksa dalam  sistem pernikahan perempuan Arab. Faktanya, peneliti menemukan dua perempuan Arab Masaikh yang dianggap melakukan perlawanan terhadap doksa pernikahan perempuan Arab dengan menikahi pria dari etnis Jawa. Dengan menggunakan konsep kontestasi simbolik yang dikenalkan oleh Pierre Bourdieu, ditemukan bahwa kedua perempuan tersebut menggunakan strategi akumulasi modal sosial dan kultural diantaranya guna memenangkan pertaruhan. Namun, akumulasi modal tersebut ternyata tidak cukup untuk menempatkan posisi kedua perempuan tersebut untuk memenangkan pertaruhan. Oleh karenanya, ditemukan bahwa kedua perempuan tersebut ternyata juga mengikuti aturan otonomisasi arena kultural Arab masyarakat Bangil untuk mendapatkan kapital simbolik. Lebih jauh, kedua perempuan tersebut dapat pula dikatakan mengikuti arus aturan permainan dan tidak berhasil melakukan perlawanan.Kata-Kata Kunci: Kontestasi Simbolik, Perempuan Arab Masaikh Bangil, Pernikahan Antar Etnis, Pierre Bourdieu Abstract: This research aims to examine the strategies of Masaikh Arabian Women in Bangil in terms of their inter-ethnic marriages. This study focuses on Masaikh Arabian Women in Bangil, since this arena has been known for having Arabian as majority as well as their strong hegemony toward the doxa of Arabian women marriage system. In fact, the researchers found two Masaikh Arabian Women who have known for their resistances toward the doxa by marrying a man from Javanese. By using the symbolic contestation introduced by Pierre Bourdieu, this study found that the strategies of both women concern on accumulating the social and cultural capitals to be used for gaining position in the arena. Yet, those accumulated capitals were not enough to gain a position and acknowledgement as well in the arena. Hence, it is found that both women have followed the autonomous rules of Bangil Arabian cultural arena by focusing on gaining the symbolic capital. Furthermore, both women were also found that they were not successful in opposing the system within the arena.Keywords: Symbolic Contestation, Bangil Masaikh Arabian Women, Inter-Ethnic Marriage, Pierre Bourdieu
IDENTITAS MULTIKULTURAL MUSLIMAH DALAM NOVEL ASMA NADIA ASSALAMUALAIKUM BEIJING Roostikasari Nugraheni
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 6 No. 1 (2017): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.698 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v6i1.6793

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identitas multikultural dalam Novel Asma Nadia Assalamualaikum Beijing. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis, penelitian ini menjelaskan bagaimana sosok muslimah yang tergambarkan dalam novel Asma Nadia Assalamuaiakum Beijinh sebagai sosok muslimah yang memegang teguh ajaran agamanya dan menjunjung kesetaraan kedudukan, serta bagaimana seharusnya seorang muslimah diperlakukan.Kata Kunci: multicultural, identitas, muslimah. Abstract: This study is aimed to described multicultural identity of a muslimah in Novel Asma Nadia Assalamualaikum Beijing. Using analysis descriptive approach to answer the objective of the study. The study shows muslimah who described in Novel Asma Nadia Assalamualaikum Beijing is the one holds her principle, gender equality, and how they should be treated as a muslimah.Keywords: multicultural, identity, muslimah.
PEREMPUAN DALAM NOVEL DAKWAH: KAJIAN KARYA ASMA NADIA DALAM PERSPEKTIF HALL Maycherlita Supandi
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 6 No. 1 (2017): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.851 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v6i1.6789

Abstract

Abstrak: Artikel ini berfokus pada bagaimana karakter-karakter perempuan ditampilkan di dalam novel dakwah karya Asma Nadia untuk mengkaji eksistensi pengarang dan karyanya dalam ranah kultural dan agama. Fokus artikel ini adalah 1) bagaimana tokoh perempuan direpresentasikan di dalam novel Assalamualaikum Beijing dan Surga Yang Tak Dirindukan, 2) apa makna yang ditandai dengan posisi tokoh perempuan di dalam novel Assalamualaikum Beijing dan Surga Yang Tak Dirindukan. Artikel ini menggunakan teori representasi Stuart Hall dan menunjukkan bahwa terlepas dari semangat kesetaraan gender yang digemakan Forum Lingkar Pena, perempuan masih direpresentasikan dengan karakter-karakter nilai patriarki dan itu berarti makna nilai liberation dan equality yang dipegang oleh Asma Nadia masih berlandaskan tafsir klasik atas teks-teks suci agama Islam. Dengan begitu, nilai persamaan yang dimaksudkan menjadi semangat karya-karyanya, tidak tercermin dalam ranah mikro di dalam Narasi yang dibangun Asma Nadia.Kata-kata Kunci: Asma Nadia, Novel Dakwah, Forum Lingkar Pena, Stuart Hall, Representasi Abstract: This article focuses on how female characters are featured in Asma Nadia's da’wah novels to study the existence of author and her works in the cultural and religious realm. The focus of this article is 1) how the female character is represented in the novel Assalamualaikum of Beijing and the Surga Yang Tak Dirindukan, 2) what is the significance marked by the position of female characters in the novel Assalamualaikum Beijing and Surga Yang Tak Dirindukan. This article uses Stuart Hall’s theory of representation and shows that apart from the spirit of gender equality echoed by the Pen Circle Forum, women are still represented by patriarchal characters and that means the value of liberation and equality held by Asma Nadia is still based on the classical interpretation of Islamic sacred texts. That way, the value of the equation which is meant to be the spirit of the Asma Nadia’s works, is not reflected in the micro-realm within the Narration built by Asma Nadia.Keywords: Asma Nadia, Da’wah Novels, Forum Lingkar Pena, Stuart Hall, Representation
BERAGAM GAMBARAN MENGENAI ETNIS KETURUNAN CINA PADA KARYA TERJEMAHAN KEVIN KWAN’S KEKASIH KAYA RAYA Galant Nanta Adhitya; Nandy Intan Kurnia
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 6 No. 1 (2017): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.152 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v6i1.6790

Abstract

Abstrak: Penelitian ini berkaitan dengan topik multikulturalisme pada karya sastra dengan menunjukkan beragam penggambaran yang berbeda antara keturunan Cina Amerika, Cina Singapura dan Cina Daratan, pada karya Kevin Kwan yang telah diterjemahkan, yakni berjudul Kekasih Kaya Raya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dari penelitian ini adalah dalam bentuk fitur-fitur kebahasaan yang terdapat pada karya, Kekasih Kaya Raya, seperti kata, frase, klausa, kalimat dan paragraf yang berkaitan dengan topik multikulturalisme. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) keturunan Cina Amerika digambarkan sebagai sosok yang hemat dan egaliter; (2) keturunan Cina Singapura digambarkan tertutup dan komunis-individualis; dan (3) keturunan Cina daratan digambarkan boros dan menganut paham Konfusius-Komunis.Kata kunci: karya sastra, multikulturalisme, keturunan Cina daratan, keturunan Cina Singapura, keturunan Cina Amerika Abstract: This research aims to discuss the topic of multiculturalism in literary texts by showing the different portrayals of the Chinese, especially the American Chinese, Singaporean Chinese and Mainland Chinese as seen in Kevin Kwan’s translated novel, Kekasih Kaya Raya. This is a descriptive qualitative research. The data are in the form of language features, such as words, phrases, clauses, sentences and paragraph related to multiculturalism expressed in China Rich Girlfriend. The findings are as follows: (1) the American Chinese are portrayed as frugal and egalitarian; (2) the Singaporean Chinese are secretive and mixed communitarian-individualist; and (3) the Mainland Chinese are spend-thrifty and believe in Confucius-Communist.Keywords: Literary text, Multiculturalism, Mainland Chinese, Singaporean Chinese, American Chinese

Page 1 of 1 | Total Record : 5