cover
Contact Name
Suryani Dyah Astuti
Contact Email
jurnal.biosains@pasca.unair.ac.id
Phone
+6281232977983
Journal Mail Official
jurnal.biosains@pasca.unair.ac.id
Editorial Address
Postgraduate School of Universitas Airlangga Airlangga Street No. 4-6, Campus B of Universitas Airlangga , Airlangga Street, Gubeng District, Surabaya, East Java, Indonesia Postal Code 60286 Telephone 031-5041566, 5041536 Facsimile 031-5029856
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Biosains Pascasarjana
Published by Universitas Airlangga
Jurnal Biosains Pascasarjana is published not only for the publication of research results from graduates, as one of the graduation requirements but also for public that contains a discussion of the natural content, responses of living things, and their environment.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA" : 5 Documents clear
Analisis Kualitas Berkas Radiasi LINAC Untuk Effektivitas Radioterapi Rahma Ajeng Puspitasari
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.894 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v22i1.2020.11-19

Abstract

AbstrakKanker merupakan salah satu menyebabkan kematian tinggi di dunia. Salah satu metode untuk terapi kanker adalah radioterapi menggunakan sinar-X. Sinar-X dipercepat dan diarahkan menggunakan perangkat Linac. Penelitian tentang analisis kualitas berkas radiasi Linac dilakukan di Departemen Radiologi Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya. Metode dilakukan dengan observasi dan membandingkannya dengan batas toleransi TRS 389 IAEA. Digunakan fantom sebagai peraga obervasi. Dari hasil pengukuran dan perhitungan terhadap keluaran berkas radiasi pesawat LINAC didapatkan: pada berkas foton dengan variasi energi 6 MV didapatkan nilai keluaran per 1 MU adalah 0,9938 cGy dengan penyimpangan pengukuran 1,173% . Pada berkas elektron dengan variasi energi 6 MeV dan 10 MeV didapatkan nilai keluaran per 1 MU masing-masing adalah 0,9925 cGy dan 1,0133 cGy dengan penyimpangan pengukuran 0,752 % dan 1,331 %. Kualitas keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) pesawat terapi LINAC di RSAL Dr Ramelan Surabaya telah sesuai dengan standar TRS 398 IAEA, penyimpangan masing-masing berkas masih dalam batas toleransi yaitu ± 2 % untuk fantom padat, untuk itu dosis output dari pesawat LINAC di RSAL Dr Ramelan Surabaya sesuai dengan batas dosis yang dibutuhkan oleh setiap pasien berdasarkan asas proteksi radiasi, sehingga masih aman digunakan untuk pengobatan radioterapi. Kata kunci—radiasi, radioterapi, Linac, phantom
Studi Awal: Persentase Penetasan dan Performa Pertumbuhan Benih Ikan Clown (Amphiprion percula) Handrina Susanti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.225 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v22i1.2020.20-28

Abstract

AbstrakPermintaan ikan clown (Amphiprion percula) saat ini cukup tinggi, baik untuk pemenuhan pasar dalam negeri dan pengiriman ke luar negeri. Perkembangan kondisi pasar yang menggiurkan tersebut, tentu akan memacu para eksportir untuk mengeksploitasi sumber dialam secara tidak terkendali. Tujuan dari studi ini adalah untuk menghitung persentase penetasan dan performa pertumbuhan benih ikan clown. Studi ini dilaksanakan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok, Nusa Tenggara Barat. Studi ini menggunakan metode observasi secara langsung pada wadah pembenihan dan pemeliharaan larva ikan clown. Induk ikan clown dipijahkan pada akuarium ukuran 0,4 m × 0,3 m × 0,5 m. Jumlah telur yang dihasilkan bervariasi sekitar 403-698 butir/induk dengan persentase fertilisasi dan penetasan, masing-masing sebesar 97,29 dan 82,87 %.. Selanjutnya larva dan benih ikan dipelihara di bak beton dengan ukuran 2 m × 2 m × 1 m. Persentase kelangsungan hidup benih mencapai 98,33 % dan peningkatan bobot tubuh rerata setiap minggu adalah 0,332 , 0,343, 0,388, dan 0,421 g. Budidaya ikan clown di darat dengan kelangsungan hidup tinggi dapat mengurangi tingkat eksploitasi ikan clown di alam dan kebutuhan akan ekspor ikan hias dapat terpenuhi.Kata kunci- Amphiprion percula, pembenihan, pembesaran benih, hatching rate, survival rate
Teknik Pembesaran Ikan Kerapu Hibrida Cantang (Epinephelus fuscoguttatus × Epinephelus lanceolatus) pada Karamba Jaring Apung Alfian Nur Rochmad
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.352 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v22i1.2020.29-36

Abstract

AbstrakIkan kerapu hibrida cantang merupakan komoditas perikanan yang memiliki peluang baik di pasaran karena nilai gizi dan ekonomisnya yang tinggi. Ikan kerapu hibrida ini banyak dibudidayakan di karamba jaring apung laut (KJAL). Permintaan ikan kerapu di pasaran cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan kegiatan pembesarannya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui teknik pembesaran, pertumbuhan, serta kendala dalam kegiatan pembesaran ikan kerapu hibrida cantang pada KJAL. Studi ini dilaksanakan di Instalasi Budidaya Laut (IBL) Boncong, Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah observasi dan mengumpulkan data melalui wawancara serta studi literatur. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pemilihan lokasi KJAL harus bebas dari limbah pencemaran, dasar berlumpur, dan dikelilingi terumbu karang. Benih ikan yang ditebar berukuran 9-12 cm dengan padat tebar 500 ekor/unit. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah. Panjang total, lebar, dan bobot tubuh ikan diukur setiap seminggu sekali. Berdasarkan hasil study menunjukkan bahwa panjang, lebar dan bobot tubuh ikan kerapu hibrida cantang meningkat setiap minggunya selama masa pembesaran. Kendala dalam pembesaran ikan kerapu di KJAL adalah ketersediaan ikan rucah sebagai pakan dan gelombang laut yang tidak menentu.  Kata kunci : ikan kerapu hibrida cantang, masa pembesaran, karamba jaring apung laut
Kasus Scabies (Sarcoptes Scabiei) Pada Kucing Di Klinik Intimedipet Surabaya Heri Susanto
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.092 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v22i1.2020.37-45

Abstract

AbstrakSarcoptes  scabiei  merupakan salah satu ektoparasit yang biasa menyerang kucing. Tungau ini hidup pada kulit dengan membuat terowongan pada stratum corneum dan melangsungkan hidupnya pada tempat tersebut (Henggae et al, 2006). Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan lain yang terkena skabies atau dengan adanya sumber tungau skabies di wilayah tempat tinggal kucing (Wardhana et al, 2006). Hewan terserang mengalami penurunan kondisi tubuh, menimbulkan dampak negatif bagi pemelihara dan lingkungan.Studi kasus ini dilakukan dengan cara mengambil data pasien kucing melalui pengamatan langsung dengan melakukan pemeriksaan fisik hewan, dilanjutkan diagnosa oleh Dokter Hewan di Klinik Intimedipet, kemudian dilakukan pengobatan skabies. Parameter yang diamati dalam kegiatan ini berupa kondisi menyeluruh kucing yang diperiksa dan penanganan yang diberikan untuk kasus yang menderita skabies.Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 1 umur kucing yang terkena skabies di Klinik Intimedipet rata-rata berumur kurang dari satu tahun, kemungkinan tertular dari induk yang sudah terinfeksi scabies sebelumnya. Sedangkan dari jenisnya 80% menyerang anak2 kucing Persian yang berbulu panjang. Saran yang perlu disampaikan  bahwa penyakit skabies merupakan penyakit zoonosis, sehingga apabila hewan peliharaan yang terserang penyakit skabies sebaiknya segera dilakukan pengobatan secara intensif.  Kata kunci—Scabies, kucing, klinik Intimedipet
Efek Fotodinamik Laser Dioda Merah Dengan Eksogen Metilen Biru Pada Biofilm Staphylococcus aureus Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.407 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v22i1.2020.1-10

Abstract

AbstrakBiofilm adalah kumpulan mikroorganisme yang menempel pada suatu permukaan dengan membentuk matriks Extracellular Polymeric Substance (EPS) sehingga bakteri mampu bertahan dari ancaman fisis, kimiawi, atau biologis. Biofilm bekerja dengan menolak aktivitas sistem imun dan menciptakan resistensi terhadap antibiotik yang menyebabkan biofilm resistan terhadap agen antimikroba seperti antibiotik, desinfektan, dan germisida. Permasalahan resistansi akibat biofilm membutuhkan penanganan yang lebih tepat, salah satunya dengan metode fotodinamik inaktivasi. Fotodinamik inaktivasi adalah metode penghambatan aktivitas metabolisme sel yang memanfaatkan interaksi antara cahaya dengan molekul fotosensitiser sehingga menyebabkan kematian sel bakteri. Metilen biru merupakan fotosensitiser eksogen yang dapat menghasilkan oksigen singlet apabila terkena oksigen dan cahaya menghasilkan ROS yang mereduksi biofilm.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis energi yang efektif untuk mereduksi biofilm Staphylococcus aureus dengan penambahan metilen biru sebagai fotosensitizer. Perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok kontrol tanpa ada perlakuan apapun, kelompok kontrol positif dengan penambahan fotosensitiser metilen biru, perlakuan laser, dan perlakuan laser dengan penambahan metilen biru. Perlakuan laser memiliki variasi pemaparan sebesar 60 detik (10,96 J / cm2), 120 detik (21,92 J / cm2), 180 detik (32,88 J / cm2), 240 detik (43,84 J / cm2), dan 300 detik ( 54,80 J / cm2). Reduksi biofilm diukur menggunakan ELISA reader dan dianalisis dengan uji ANOVA faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fotoinaktivasi dengan metilen biru 5 μM selama 5 menit mampu mereduksi biofilm bakteri sebesar %. Treatmen dengan laser diode merah dengan rapat energi penyinaran 54,80 J/cm2 selama 5 menit menghasilkan reduksi biofilm sebesar 69,11%  dan 92,01% untuk perlakuan laser diode merah dengan penambahan fotosensitiser metilen biru 5 μM. Sehingga kombinasi laser dengan fotosensitiser metilen biru optimal untuk mereduksi biofilm Staphylococcus aureus.  Kata kunci—3-5 kata kunci, Algoritma A, algoritma B, kompleksitas

Page 1 of 1 | Total Record : 5