cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Dinamika Penelitian Industri
ISSN : 20888996     EISSN : 24774456     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Menyajikan karya tulis ilmiah yang berkualitas yang telah terseleksi dan direview untuk penelitian dan perekayasaan bidang teknologi industri karet, tekstil, pangan, lingkungan dan kimia lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI" : 16 Documents clear
Pengaruh kondisi penyimpanan terhadap pertumbuhan jamur pada gambir Indah Three Anova, Hendry Muchtar, Kamsina,
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3028.613 KB)

Abstract

Gambir is the extracted form of dried leaves and twigs of Uncaria gambier (Hunter) Roxb plant. Gambir is frequently experiencing quality decline due to unfavourable storage condition that accelerate the mold growth. The mold growth prevention has been done through a study by using teratments of package types (A) consisting of carboard paper (A1), plastic sack (A2), and jute sack (A3) as well storage conditions (B) consisting of open space at 25–290C with humidity of  70% (B1) and closed space/warehouse at 24–260C with humidity of  80% (B1). Observation was done for 12 weeks in term of mold growth, yeast types identification and water content. Results of mold type identification by using microscope showed the Aspergillus sp. genus consisting species of Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus and Penicillium. The storage condition had effect on water content and mold growth. The lowest rate of water content increment during storage was found on A3B1 treatment (0.16%) and the highest one was on A2B1 treatment (0.64%). The lowest rate for weekly mold growth was found on A3B1 treatment (78,330 colony/g) at open spacestorage with temperature of 25–290C and humidity of  70% using yute sack. The yute sack package is better for storage of gambir product in term of water content increment and mold growth.Keywords: Gambir, storage, mold, quality AbstrakGambir adalah ekstrak dari daun dan ranting tanaman Uncaria gambier (Hunter) Roxb yang telah dikeringkan. Selama penyimpanan gambir sering mengalami penurunan mutu akibat kondisi penyimpanan yang tidak memadai sehingga mempercepat pertumbuhan jamur. Untuk menanggulangi tumbuhnya jamur telah dilakukan penelitian dengan perlakuan jenis kemasan (A) yaitu gambir dikemas dengan kertas karton (A1), karung plastik (A2) dan karung goni (A3) dan kondisi penyimpanan gambir (B) yaitu disimpan pada ruangan terbuka suhu 25–29 °C, kelembaban ± 70% (B1) dan ruang tertutup/gudang (suhu 24–26 °C, kelembaban ± 80% (B2). Pengamatan dilakukan selama 12 minggu terhadap pertumbuhan jamur, identifikasi jenis kapang dan uji kadar air. Hasil pengamatan jenis jamur dengan mikroskop teridentifikasi adalah jamur dengan genus Aspergillus sp. dengan jenis Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus dan Penicillium. Kondisi penyimpanan berpengaruh terhadap kadar air dan pertumbuhan jamur, kecepatan peningkatan kadar air selama penyimpanan terendah adalah perlakuan A3B1 (0,16%) dan yang tertinggi perlakuan A2B1 (0,64%). Peningkatan pertumbuhan jamur/minggu terendah terdapat pada perlakuan A3B1 (78.330 koloni/g) yaitu pada lingkungan penyimpanan di tempat terbuka pada suhu 25–29 °C dengan kelembaban ± 70% dengan memakai kemasan karung goni. Dilihat dari peningkatan kadar air dan pertumbuhan jamur, kemasan karung goni lebih baik untuk pengemasan produk gambir.Kata Kunci: gambir,penyimpanan, jamur, mutu
Penggunaan tepung ubi jalar (Ipomea batatas L.) pada pembuatan kerupuk kempelang Palembang Prasetya, Hari Adi
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2579.676 KB)

Abstract

The research objective is to determine the effect of sweet potato (Ipomea batatas L.) flour utilization in processing of Palembang kempelang chips. The sweet potato flours used in this study are produced from white, yellow and purple sweet potatoes. Modification of tapioca and sweet potato flours promote gel formation characteristics so that sweet potato flour that is used as supplement material will give chemical and physical properties advantage. The results showed that kempelang chips which use white, yellow and purple sweet potato flours within 3% to 8% range had protein content of 9% to 14%, lipid content of 0.3% to 0.5% and carbohydrate content of 76% to 89%,respectively. The results of chips test for all treatments had fulfill the chips standard quality in accordance to SNI 01-2713-2006. Organoleptic tests showed that crispiness and taste of chips using purple sweet potato flour is more prefered than that of white and yellow sweet potato flours, but it had dark color which is unfavoured by consumers.Keywords: Sweet potato flour, tapioca flour, kempelang chips, organoleptic tests     AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan tepung ubi jalar (Ipomea batatas L.) pada pembuatan kerupuk kempelang. Tepung ubi jalar yang digunakan berasal dari ubi jalar putih, kuning dan ungu. Modifikasi tepung tapioka dan tepung ubi jalar memberikan sifat mudah membentuk gel sehingga penggunaan tepung ubi jalar sebagai bahan tambahan pada proses pembuatan kerupuk kempelang Palembang dapat memberikan keunggulan sifat kimia dan fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerupuk kempelang menggunakan tepung ubi jalar putih, kuning dan ungu antara 3%–8%, kadar protein antara 9%–14%, kadar lemak antara 0,3%–0,5% dan kadar karbohidrat antara 76%–89%. Hasil uji kerupuk untuk semua perlakuan memenuhi syarat mutu kerupuk, sesuai SNI 01-2713-2006.Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa kerenyahan dan rasa kerupuk menggunakan tepung ubi jalar ungu lebih disukai dari kerupuk menggunakan tepung ubi jalar putih dan kuning, tetapi warna kerupuknya yang gelap tidak disukai oleh konsumen. Kata Kunci: Tepung ubi jalar, tepung tapioka, kerupuk kempelang, uji organoleptik
Pengaruh konsentrasi ozon terhadap cemaran mikroba pada air minum dalam kemasan Agustini, Sri; ., Rienoviar
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2516.19 KB)

Abstract

A study on the effect of ozone concentration on the microbial contamination on the bottled drinking water has been done. The objective was to get the optimum concentration of ozone in disinfection in the bottled drinking water production. The treatment was concentrating ozone in mixing tank 0.1 ppm; 0.2 ppm; 0.3 ppm; 0.4 ppm; 0.5 ppm and 0.6 ppm. Experiment were done for two bottled drinking water producers in Palembang, and Bengkulu. Treated Samples were sent to accredited laboratory to be tested for Total plate count, coliform and salmonella by using SNI 01-2897-1992 test method for microbiological contamination.Test results showed that drinking water which were treated with ozone concentration below 0.3 ppm still contain Total plate count more than 102 CFU,while those were treated with ozone concentration 0.3 ppm and more comply to requirement for Total plate count according to SNI 01-3551-2006 (Indonesia National Standard for bottled drinking water) for line production where the Total Plate count less than 100 CFU. All untreated samples do not contain salmonella. Test result for Coliform showed that all treated samples have coliform less then 2 colonies. This mean that all treated samples comply to the requirement of to SNI 03-3551-2006 (Indonesia National Standard for bottled drinking water) for Coliform and salmonella.Keywords: The bottled drinking water, ozone, SK 705/MPP/Kep/2003, disinfection AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ozon yang optimum pada proses disinfeksi air minum dalam kemasan. Percobaan dilakukan pada dua pabrik air minum dalam kemasan di Palembang dan Bengkulu. Perlakuan yang diberikan adalah konsentrasi ozon pada tangki pencampur masing masing 0,1 ppm; 0,2 ppm; 0,3 ppm; 0,4 ppm; 0,5 ppm dan 0,6 ppm. Terhadap contoh hasil perlakuan dilakukan pengujian Angka Lempeng Total (ALT), coliform dan Salmonella menggunakan SNI 01-2897-1992 cara Uji Mikroba pada laboratorium terakreditasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa air minum dalam kemasan hasil perlakuan dengan kadar ozon kurang dari 0,3 ppm masih mengandung ALT lebih dari 100 CFU. Sedangkan air minum dalam kemasan hasil perlakuan dengan kadar ozon 0,3 ppm atau lebih memenuhi persyaratan ALT menurut SNI 01-3553-2006 untuk lini produksi, dimana ALT <100 CFU. Semua contoh air baku tidak mengandung Salmonella. Hasil pengujian terhadap Coliform menunjukkan bahwa semua contoh hasil perlakuan mengandung coliform < 2 koloni. Ini berarti bahwa semua contoh hasil perlakuan memenuhi persyaratan SNI 01-3553-2006 untuk coliform dan salmonella.Kata Kunci: Air Minum Dalam Kemasan, Ozon, SK 705/MPP/Kep/2003, Disinfeksi
Studi kualitas minyak goreng dari kelapa (Cocos nucifera L.) melalui proses sterilisasi dan pengepresan ., Nasruddin
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3405.545 KB)

Abstract

The objective of this research is to study the cooking oil quality from raw material of grated coconut flesh . The grated coconut flesh is dried within oven at 35 °C to 50 °C temperature until its water content reached 5%. Grated coconut flesh with maximum water content of 5% was weighted with magnitude of 1000 g for each treatments. It was subsequently wrapped by using cloth for sterilization processs at 10 psi, 12.5 psi and 15 psi pressures as well as 30, 40, 50 and 60 minutes of sterilization times. The sterilization output was pressed at 15 psi for 60 minutes. The produced oil was then cetrifuged at 3000 rpm for 20 minutes. The observed parameters for this oil product were yield, water content, specific gravity and free fatty acid. The best treatment was found in sterilization that use 15 psi and 60 minutes having yield of 17.260%, specific gravity of 0,9045 g/cm3, water content of 0.252% and free fatty acid of 0.243%, respectively.Keywords: Coconut, cooking oil, sterilization, yield, free fatty acid AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari kualitas minyak goreng dengan bahan baku kelapa yang sudah diparut. Kelapa parut dikeringkan di dalam oven pada temperatur 35 °C dan 50 °C sampai kadar air 5%. Kelapa parut dengan kadar air maksimum 5% ditimbang untuk masing-masing perlakuan 1000 g. Kelapa parut yang sudah ditimbang dibungkus dengan kain untuk disterilisasi pada tekanan 10; 12,5 dan 15 psi dengan waktu sterilisasi 30; 40; 50 dan 60 menit. Hasil sterilisasi dipres pada tekanan 15 psi selama 60 menit. Minyak yang dihasilkan disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Minyak hasil sentrifugasi diuji yield, kadar air, berat jenis dan asam lemak bebas. Perlakuan terbaik dari proses sterilisasi yaitu pada tekanan 15 psi dengan waktu sterilisasi 60 menit menghasilkan yield 17,260%, berat jenis 0,9045 g/cm3, kadar air 0,252%, dan asam lemak bebas 0,243%.Kata Kunci: Kelapa, minyak goreng, sterilisasi, yield, asam lemak bebas
Pengaruh penggunaan SBR dan NR terhadap sifat fisika kompon karet packing cap radiator ., Nuyah
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1780.618 KB)

Abstract

This research has an objective to determine the effect of natural rubber (NR) and styrene butadiene rubber (SBR) utilization on physical properties of rubber compound in radiator packing cap as well as to produce rubber compound formula that fulfill the stated standard requirement. Rubber compound in radiator packing cap is made from a mixture of styrene butadiene rubber (SBR) and natural rubber (NR) with SBR and NR ratios of 90:10, 80:20, 70:30, 60:40 and 50:50 phr, respectively. The results showed that combination of SBR and NR additions had significant effect on hardness, tensile strength, and elongation at break. The best treatment was found in the 3rd compound formula (addition of SBR:NR = 70:30 phr) with compound characteristics covering 58 shore A of hardness, 208 kg/cm2 of tensile strength and 610% of elongation at break.Keywords : SBR, natural rubber, rubber compound of radiator packing cap,      physical properties of rubber compound AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan karet alam (NR) dan styrene butadiene rubber (SBR) terhadap sifat fisik kompon karet packing cap radiator, serta mendapatkan formula kompon karet yang memenuhi persyaratan. Kompon karet packing cap radiator dibuat dari campuran styrene butadiene rubber (SBR) dan karet alam (NR) dengan variasi perbandingan SBR : NR adalah 90 : 10, 80 : 20, 70 : 30, 60 : 40 dan 50 : 50 phr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi penambahan SBR dan NR berpengaruh nyata terhadap kekerasan, tegangan putus, dan perpanjangan putus. Perlakuan terbaik diperoleh pada formula kompon 3 (penambahan SBR : NR = 70 : 30 phr) dengan karakteristik kompon meliputi, kekerasan yaitu 58 shore A, tegangan putus yaitu 208 kg/cm2, perpanjangan putus yaitu 610%.Kata Kunci : SBR, karet alam, kompon karet packing cap radiator, sifat fisik kompon karet
The use of gambir as coloring agent in dyeing of cotton textile Lukas, Amos
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3786.431 KB)

Abstract

The objective of this research was to study the use of gambir as coloring agent on cotton fabric by using specific dipping condition and to obtain the best gambir concentration. Concentrations of gambir solution used in this study were 7.5, 12.5, 17.5, and 22.5 g/l, respectively. Dipping process was started by soaking of cotton fabric in gambir solution for 15 minutes at 40–100 °C temperature which was subsequently dried and put in room temperature for 15 minutes. The fixation process was repeated seven times using 5% weight/volume of calcium hydroxide for 15 minutes. The results showed that grey scale for colorfastness was in the range of 1 to 3. Coloring scale in cotton fabric was in the range of3.5 to 4.5 and it was 4 to 5 on polyesther fabric. Coloring scale on dry ironing was in the range of 4 to 5 and it was 2.5 to 4 on wet ironing. The L* value was in the range of 40.5 to 64.84, a* value was in the range of 10.71 to 19.76 and b* value was in the range of 16.99 to 24.51. The best concentration of gambir solution was 2.5% with L* value of 64.84, * value of 12.04 and b* value of 17.38. The grey scale was 3, coloring scale on cotton and polyesther fabrics was 5, coloring scale for dry ironing was 5 and coloring scale for wet ironing was 4.Keywords: Gambir, coloring agent, cotton fabric, coloring scale, concentration AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan gambir sebagai bahan pewarna pada kain kapas dengan kondisi percelupan tertentu dan mendapatkan konsentrasi gambir yang terbaik. Konsentrasi larutan gambir yang digunakan adalah 7,5; 12,5; 17,5; 22,5 (g/l). Proses pencelupan dimulai dengan perendaman kain kapas dalam larutan gambir selama 15 menit, suhu di 40–100 °C, kemudian dikeringkan dan diletakkan pada suhu kamar selama 10 menit. Proses pengulangan fiksasi sampai tujuh kali dengan 5% b/v kalsium hidroksida selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala abuabu untuk color fastness berkisar antara 1–3. Skala pewarnaan pada kapas berkisar antara 3,5–4,5, sedangkan pada poliester berkisar antara 4–5. Pewarnaan skala untuk menggosok kering berkisar 4–5; untuk menggosok basah berkisar antara 2,5–4. Nilai L* berkisar antara 40,5–64,84, nilai a* berkisar antara 10,71–19,76, dan nilai b* berkisar antara 16,99–24,51. Konsentrasi terbaik larutan gambir adalah 2,5% dengan nilai L* adalah 64,84, nilai a* adalah 12,04; b* adalah 17,38. Skala Grey adalah 3. Skala pewarnaan pada kapas dan polyester adalah 5. Skala Pewarnaan dalam menggosok kering adalah 5, dan menggosok basah adalah 4.Kata Kunci: gambir, pewarna, kain kapas, skala pewarnaan, konsentrasi
Pemanfaatan asap cair serbuk kayu sebagai koagulan bokar Agus Wijaya, Eli Yulita, Basuni Hamzah,
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1522.461 KB)

Abstract

Industrial wastes of rubber wood and gelam wood processing have not been maximally utilized and frequently create environment pollution. Liquid smoke from industrial waste of sawdust through pyrolysis has potential as coagulant for rubber latex. This research objective was to study the utilization of liquid smoke from pyrolysis results of rubber wood (Hevea brasiliensis M) and gelam wood (Melaleuca leucadendron L) as coagulants of rubber processed material. This study used Factorial Completely Randomized Design with two treatment factors consisting of liquid wastes of rubber sawdust (0%, 5%, 10% and 15%) and gelam sawdust (0%, 5%, 10% and 15%). The observed parameters were dry rubber content (%) and thickness of air dried rubber sheet (mm). The results showed that addition of 10% concentration liquid smoke of rubber wood (K10G10) can increase the dry rubber content and produced thin rubber processed material which were shown by the highest dry rubber content of 99.79% and the least thickness of 2.03 mm.Keywords : Rubber wood, gelam wood, air dried sheet, coagulant AbstrakLimbah industri pengolahan kayu karet dan kayu gelam belum dimanfaatkan secara maksimal dan sering menimbulkan pencemaran lingkungan. Asap cair limbah serbuk kayu industri hasil pirolisis mempunyai potensi sebagai bahan pembeku lateks karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan asap cair hasil pirolisis serbuk kayu karet (Hevea brasiliensis M) dan kayu gelam (Melaleuca leucadendron L) sebagai koagulan bokar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu asap cair serbuk kayu karet ( 0%, 5%, 10% dan 15%) dan kayu gelam ( 0%, 5%,10% dan 15%). Parameter yang diamati adalah kadar karet kering (%) dan ketebalan (mm) sit angin yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan asap cair pada perlakuan konsentrasi asap cair kayu karet 10% (K10G0) dapat meningkatkan kadar karet kering dan dapat menghasilkan bokar yang tipis yang ditunjukkan dengan nilai kadar karet kering tertinggi 99,79% dan nilai ketebalan terendah yaitu 2,03 mm.Kata Kunci : kayu karet, kayu gelam, sit angin, koagulan
Perbandingan penggunaan beberapa jenis zat warna dalam proses pewarnaan serat nanas ., Luftinor
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2735.567 KB)

Abstract

The research in pineapple fibre coloring has been done by comparing 3 coloring agents which consisted of reactive, napthol and vessel coloring agents. The research objective was to determine the proper coloring agents used in pineapple fibre coloring. It was started by fibre decortification/separation process, degumming process using 5 g/l, 10 g/l, 15 g/, 20 g/l, and 25 g/l of caustic soda solution followed by coloring process by using reactive, napthol and vessel coloring agents at 4%, 6%, and 8% concentration. The tests for previously colored pineapple fibre were consisted of color level, color fastness towashing and color fastness to ironing. The results showed that increase in caustic soda concentration at degumming process can increase color level and color fastness, whereas increase in concentration of coloring agent solution can increase the color level. The optimum condition was found in degumming process by using caustic soda concentration of 15 g/l, reactive coloring agent concentration of 6% having color level (K/S value) of 22,69, color fastness to washing of 4–5 (good), and color fastness to ironing of 4–5 (good) for dry ironing as well as 4 (good) for wet ironing.Keywords: Pineapple fibre, decortification, coloring agent, reactive AbstrakPenelitian pewarnaan serat nanas telah dilakukan dengan membandingkan penggunaan 3 jenis zat warna, yaitu zat warna reaktif, zat warna naphtol dan zat warna bejana, tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan zat warna yang tepat dapat digunakan dalam proses pewarnaan serat nanas. Percobaan dimulai dari proses dekortikasi/pemisahan serat, proses degumming menggunakan larutan soda kaustik 5 g/l, 10 g/l, 15 g/l, 20 g/l dan 25 g/l, dilanjutkan dengan proses pewarnaan masing-masing dengan menggunakan zat warna reaktif, zat warna naphtol dan zat warna bejana, dengan konsentrasi larutan zat warna masing-masing 2%, 4%, 6% dan 8%. Pengujian dilakukan terhadap serat nanasyang sudah diwarnai meliputi ketuaan warna, ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan ketahanan luntur warna terhadap gosokan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan konsentrasi soda kaustik dalam proses degumming dapat meningkatkan ketuaan warna dan ketahanan luntur warna, sedangkan meningkatkan konsentrasi larutan zat warna dalam proses pewarnaan dapat meningkatkan ketuaan warna. Kondisi optimal dalam proses pewarnaan serat nanas diperoleh pada proses degumming dengan konsentrasi soda kaustik 15 g/l, menggunakan zat warna reaktif dengan konsentrasi zat warna 6%, menghasilkan ketuaan warna (nilai K/S) 22,69,ketahanan luntur warna terhadap pencucian 4–5 (baik) dan ketahanan luntur warna terhadap gosokan 4–5 (baik) untuk gosokan kering dan 4 (baik) untuk gosokan basah.Kata Kunci: Serat nanas, dekortikasi, zat warna, reaktif
Studi kualitas minyak goreng dari kelapa (Cocos nucifera L.) melalui proses sterilisasi dan pengepresan Nasruddin .
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3405.545 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v22i1.534

Abstract

The objective of this research is to study the cooking oil quality from raw material of grated coconut flesh . The grated coconut flesh is dried within oven at 35 °C to 50 °C temperature until its water content reached 5%. Grated coconut flesh with maximum water content of 5% was weighted with magnitude of 1000 g for each treatments. It was subsequently wrapped by using cloth for sterilization processs at 10 psi, 12.5 psi and 15 psi pressures as well as 30, 40, 50 and 60 minutes of sterilization times. The sterilization output was pressed at 15 psi for 60 minutes. The produced oil was then cetrifuged at 3000 rpm for 20 minutes. The observed parameters for this oil product were yield, water content, specific gravity and free fatty acid. The best treatment was found in sterilization that use 15 psi and 60 minutes having yield of 17.260%, specific gravity of 0,9045 g/cm3, water content of 0.252% and free fatty acid of 0.243%, respectively.Keywords: Coconut, cooking oil, sterilization, yield, free fatty acid AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari kualitas minyak goreng dengan bahan baku kelapa yang sudah diparut. Kelapa parut dikeringkan di dalam oven pada temperatur 35 °C dan 50 °C sampai kadar air 5%. Kelapa parut dengan kadar air maksimum 5% ditimbang untuk masing-masing perlakuan 1000 g. Kelapa parut yang sudah ditimbang dibungkus dengan kain untuk disterilisasi pada tekanan 10; 12,5 dan 15 psi dengan waktu sterilisasi 30; 40; 50 dan 60 menit. Hasil sterilisasi dipres pada tekanan 15 psi selama 60 menit. Minyak yang dihasilkan disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Minyak hasil sentrifugasi diuji yield, kadar air, berat jenis dan asam lemak bebas. Perlakuan terbaik dari proses sterilisasi yaitu pada tekanan 15 psi dengan waktu sterilisasi 60 menit menghasilkan yield 17,260%, berat jenis 0,9045 g/cm3, kadar air 0,252%, dan asam lemak bebas 0,243%.Kata Kunci: Kelapa, minyak goreng, sterilisasi, yield, asam lemak bebas
Pengaruh penggunaan SBR dan NR terhadap sifat fisika kompon karet packing cap radiator Nuyah .
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1780.618 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v22i1.539

Abstract

This research has an objective to determine the effect of natural rubber (NR) and styrene butadiene rubber (SBR) utilization on physical properties of rubber compound in radiator packing cap as well as to produce rubber compound formula that fulfill the stated standard requirement. Rubber compound in radiator packing cap is made from a mixture of styrene butadiene rubber (SBR) and natural rubber (NR) with SBR and NR ratios of 90:10, 80:20, 70:30, 60:40 and 50:50 phr, respectively. The results showed that combination of SBR and NR additions had significant effect on hardness, tensile strength, and elongation at break. The best treatment was found in the 3rd compound formula (addition of SBR:NR = 70:30 phr) with compound characteristics covering 58 shore A of hardness, 208 kg/cm2 of tensile strength and 610% of elongation at break.Keywords : SBR, natural rubber, rubber compound of radiator packing cap,      physical properties of rubber compound AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan karet alam (NR) dan styrene butadiene rubber (SBR) terhadap sifat fisik kompon karet packing cap radiator, serta mendapatkan formula kompon karet yang memenuhi persyaratan. Kompon karet packing cap radiator dibuat dari campuran styrene butadiene rubber (SBR) dan karet alam (NR) dengan variasi perbandingan SBR : NR adalah 90 : 10, 80 : 20, 70 : 30, 60 : 40 dan 50 : 50 phr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi penambahan SBR dan NR berpengaruh nyata terhadap kekerasan, tegangan putus, dan perpanjangan putus. Perlakuan terbaik diperoleh pada formula kompon 3 (penambahan SBR : NR = 70 : 30 phr) dengan karakteristik kompon meliputi, kekerasan yaitu 58 shore A, tegangan putus yaitu 208 kg/cm2, perpanjangan putus yaitu 610%.Kata Kunci : SBR, karet alam, kompon karet packing cap radiator, sifat fisik kompon karet

Page 1 of 2 | Total Record : 16


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 1 (2022): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 2 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI0 Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN More Issue