cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
SPASIAL
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 435 Documents
PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI MEBEL TERHADAP POLA PEMANFAATAN LAHAN DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER Manampiring, Rendy Romy
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Leilem telah ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Lingkungan (PPL) yang tercantum dalam Perda No 1 Tahun 2014 tentang RTRW Kabupaten Minahasa 2014-2034 untuk mengembangkan industri mebel dan wisata mandi uap. Perkembangan industri mebel sendiri belum terwadahi dalam perencanaan kawasan industri yang baik, sehingga meningkatkan permintaan lahan untuk aktivitas industri mebel serta aktivitas pendukungnya.Hal ini akan meningkatkan jumlah konversi lahan dan mengakibatkan perubahan pola pemanfaatan lahan, yang kemudian dilakukan suatu kajian untuk melihat bagaimana perubahan  pola pemanfaatan lahan dan seberapa besar pengaruh perkembangan industri mebel terhadap perubahan pola pemanfaatan lahan di Desa Leilem. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perkembangan industri terhadap pola pemanfaatan lahan di Desa Leilem Kecamatan Sonder. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode Deskriptif Kualitatif digunakan untuk mengambarkan pola pemanfaatan lahan untuk metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Industri. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil survey dan wawancara dengan masyarakat, pelaku industri dan pemerintah, sedangkan data sekunder berupa dokumen-dokumen mengenai perkembangan industri dan peta-peta pemanfaatan lahan dalam bentuk foto udara dalam 10 tahun terakhir dari instansi-instansi terkait. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan metode desktiptif dengan mengunakan teknik pembobotan (faktor skoring). Hasil analisis berupa data deskriptif dan statistik yang memperlihatkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan industri mebel. Dari analisis perubahan pemanfaatan lahan dihasilkan data deskriptif yang memperlihatkan perubahan pola pemanfaatan lahan permukiman dari sebelumnya berbentuk terpusat kemudian berkembang dan berbentuk memencar kesegala arah yang cenderung membentuk bujursangkar. Berdasarkan hasil survei diketahui terjadi konversi lahan untuk industri mebel di sebesar 1,184 Ha yang terbagi atas 72,5 % lahan permukiman, 19 % lahan perkarangan dan 8.5 % lahan perkebunan. Perubahan pola pemanfaatan lahan ini disebabkan oleh munculnya industri-industri di lahan pekarangan/perkebunan di Desa Leilem yang diikuti pertumbuhan permukiman penduduk kesegala arah.
ANALISIS PERKEMBANGAN AKTIVITAS KOMERSIL GALALA DI JALAN LINTAS HALMAHERA Rajabessy, Fitriani S
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan lintas Halmahera terletak di Desa Galala Kecamatan Oba Utara. Jalan lintas Halmahera ini statusnya merupakan jalan Provinsi karena sifatnya menghubungkan Desa dengan Kecamatan/Kabupaten lainnya yang ada di Kecamatan Oba Utara. Kawasan ini selalu mengalami perkembangan aktivitas komersil, perkembangan terjadi dari tahun 1999 sampai sekarang, perkembangannya dimulai dari adanya kebijakan pemerintah yang menetapkan Desa Galala sebagai kawasan perdagangan dan jasa, sehingga pada tahun 2004-2008 mulai berdatangan masyarakat pendatang, untuk bermukim serta membuka usaha khususnya di sepanjang jalan lintas Halmahera. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui perkembangan akitivitas komersil dijalan lintas Halmahera, (2) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan aktivitas komersil di jalan lintas Halmahera. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui pengumpulan data primer dan data sekunder, Metode analisis data menggunakan analisis pemetaan dan scoring. Sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan aktivitas komersil, dilakukan dengan tabulasi silang kemudian dianalisis. Hasil penelitian diperoleh bahwa perkembangan aktivitas komersil di jalan lintas Halmahera adalah perkembangan yang pesat dari tahun 1999-2014, dengan pola perkembangan mengikuti jaringan jalan yang dimana pada bagian Utara lebih dominan fungsi kawasan perdagangan jasa dan pendidikan, sedangkan pada bagian Selatan yaitu pusat pemerintahan atau perkantoran. Faktor penyebab perkembangan aktivitas komersil terdiri dari faktor internal (keberadaan aktivitas komersil sepanjang lintas halmahera, keramaian lalu lintas, keberadaan fasilitas umum pasar dan pelabuhan fery, aksesibilitas kawasan dan kebijakan pemerintah) dan faktor eksternal  (pariwisata, industri, dan perdagangan dan jasa).
EVALUASI KELAYAKAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM DI KECAMATAN TOBELO TENGAH Gumabo, Meyanti S
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terminal angkutan umum di kecamatan Tobelo Tengah Desa Tanjung Niara dinamakan Terminal Bus Wosia Tobelo. Terminal Bus Wosia Tobelo merupakan terminal tipe C yang berfungsi melayani kendaraan angkutan umum untuk angkutan pedesaan. Akibat perkembangan Kota Tobelo yang semakin pesat menyebabkan meningkatnya kegiatan transportasi maka terminal ini harus juga melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutan pedesaan yang seharusnya dilakukan oleh terminal tipe B. Namun pada kenyataannya terminal ini tidak berfungsi secara optimal dan juga dikarenakan kegiatan pasar dan terminal belum terpusat sehingga sebagian supir angkutan umum membuat terminal bayangan di pusat kota. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi kelayakan Terminal Bus Wosia Tobelo baik secara fisik maupun dari segi aturan untuk mengidentifikasi faktor penyebab tidak berfungsinya terminal secara optimal. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, kuisioner, observasi dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dengan dua komponen yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif akan berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari data kuantitatif. Hasil akhir yang diperoleh bahwa terminal Bus Wosia Tobelo sudah layak dan yang membuat terminal ini tidak berfungsi secara optimal yaitu peruntukan lahan atau letak terminal tidak sesuai dengan aturan sehingga mempengaruhi aksesibilitas pengguna angkutan umum. Dan juga sebagian besar petugas terminal belum mendapat pendidikan khusus serta pelatihan teknis perhubungan mengakibatkan dalam menjaga dan mengawasi ketertiban operasional Terminal Bus Wosia Tobelo masih sangat kurang dan belum berfungsi secara baik.
TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KAWASAN BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Tampi, Daniel M
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penduduk yang membutuhkan  lahan semakin meningkat setiap tahun, khususnya lahan di perkotaan, yang menarik perhatian banyak orang, bagi mereka yang tinggal di perkotaan (penduduk asli)  maupun di pedesaan (pendatang). Kebutuhan akan lahan ini, seiring dengan meningkatnya tingkat mobilitas dan pemusatan wilayah dengan melihat jarak ke pusat-pusat perdagangan dan jasa, salah satunya adalah pusat layanan jasa angkutan penerbangan Bandara Sam  Ratulangi Manado.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, interaktif dan mapping/overlay, dengan tujuan penelitian yaitu 1).Mengidentifikasi tata guna lahan di sekitar kawasan Bandara Sam Ratulangi, 2).Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perubahan tata guna lahan di sekitar Bandara Sam Ratulangi.hasil identifikasi dan analisis tata guna lahan, penulis menemukan bahwa tata guna lahan di sekitar bandara berupa Kawasan Bandara, Permukiman, Perkebunan, Perdagangan dan serta adanya kolam dengan fungsi kolam ikan. Sedangkan hasil analisis faktor yang memengaruhi perubahan tata guna lahan adalah adanya faktor internal dan eksternal yang memengaruhi sekitar kawasan bandara Sam Ratulangi
EVALUASI KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA FASILITAS PENDIDIKAN BERDASARKAN PENDEKATAN TEORI NEIGHBORHOOD UNIT (STUDI KASUS : KECAMATAN WENANG) Prayogo, I Putu H
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep Neighborhood merupakan konsepkawasan permukimanyang terdapat fasilitas penunjang yaitu salah satunya fasilitas pendidikan. Konsep Neighborhood diterapkan dalam menjangkau jarakjangkauan pendudukke tempat fasilitas pendidikan. Berdasarkan data dinas pendidikan kota manado, jumlah fasilitas pendidikan tingkat SLTP dan SLTA di kecamatan wenang telah terlayani. Namun pada kenyataannya masih terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan dengan kebutuhan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP dan SLTA. Untuk itu diperlukan evaluasi untuk menilai tingkat pelayanan dan jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA yang ada saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dikuantitafifkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat pelayanan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Wenang dan menganalisis jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan berdasarkan pendekatan neighborhood unit.Berdasarkan hasil studi tingkat pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP yang baik adalah kelurahan istiqlal dan kelurahan tikala kumaraka serta fasilitas pendidikan tingkat SLTA yang baik adalah kelurahan istiqlal, kelurahan lawangirung dan kelurahan wenang utara sedangkan jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP dari segi faktor internal jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP terhadap wilayah sekitar paling banyak yaitu kelurahan wenang utara dan faktor eksternal jangkauan keterimaan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP paling banyak yaitu kelurahan mahakeret barat, nahakeret timur dan pinaesaan. serta faktor internal jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTA terhadap wilayah sekitar paling banyak yaitu kelurahan wenang utara dan faktor eksternal jangkauan keterimaan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTA paling banyak yaitu kelurahan tikala kumaraka dan mahakeret timur.
KAJIAN STRUKTUR RUANG KOTA TOMOHON Lahagina, Jason J. G. P.
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri. Untuk dapat mengoptimalkan perkembangan kota, maka pemanfaatan ruang wilayah kota perlu diarahkan dalam rencana tata ruang kota yang terdiri dari struktur ruang dan pola ruang. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan untuk metode analisis data pada penelitian ini menggunakan deskritif kualitatif. Hasil akhir dari penelitian ini adalah kondisi struktur ruang eksisting Kota Tomohon yang secara umum sudah memenuhi kebutuhan pelayanan di Kota Tomohon, namun harus ditambahkan beberapa fasilitas yang masih kurang di kawasan-kawasan tertentu. Bentuk struktur Kota Tomohon mendekati konsep konsentris, pola perkembangan kotanya berada di tengah-tengah Kota Tomohon sebagai daerah pusat kota dan model struktur ruang Kota Tomohon apabila dilihat berdasarkan pusat-pusat pelayanannya yaitu mendekati model struktur ruang Multi nodal dimana terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang saling terhubung satu sama lain.
EVALUASI KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI DAN ANTAR KOTA DALAM PROPINSI DI TERMINAL MALALAYANG MANADO Kitong, Jesicha S
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado memiliki strategi pemantapan pembangunan model percepatan ekonomi dalam hal prasarana jaringan jalan. Dalam mewujudkan visi dan misi kota manado menjadi kota model ekowisata dan menjadikan kota manado yang menyenangkan maka pembangunan sektor transportasi perlu dikembangkan. Untuk itu perlu mengevaluasi Kinerja pelayanan angkutan khususnya angkutan antar kota antar propinsi dan antar kota dalam propinsi yang ada di terminal malalayang sebgai terminal tipe A. Saat ini sejumlah angkutan antar kota antar propinsi dan antar kota dalam propinsi mengalami permasalahan dalam hal kenyamanan angkutan. Perbedaan kondisi angkutan antar kota antar propinsi dan antar kota dalam propinsi, diperkirakan menjadi salah satu faktor penentu dalam hal mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan oleh pemerintah kepada masyarakat. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui keberadaan dan kinerja pelayanan angkutan antar kota antar propinsi dan antar kota dalam propinsi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian gabungan antara kualitatif kuantitatif. Data dianalisis secara Random Purposive Sampling untuk menguraikan kinerja pelayanan angkutan antar kota antar propinsi dan antar kota dalam propinsi di terminal malalayang. Lokasi penelitian berada di terminal malalayang manado dengan jumlah sampel 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pelayanan angkutan antar kota antar propinsi dan antar kota dalam propinsi dan pelayanan bangunan terminal malalayang yang diterapakan kepada pengguna jasa angkutan sangat baik. Aspek kinerja pelayanan bangunan terminal berupa aspek teknis, fungsional dan perilaku, sedangkan faktor-faktor pelayanan angkutan yang terdapat dalam standar pelayanan yaitu, faktor tingkat keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN WILAYAH KOTA TIDORE Febrianty, Sri Devi
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Tidore Kepulauan sebagai daerah otonom baru  yang dimekarkan dari Kabupaten Halmahera Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang pemekaran wilayah yang diresmikan pada tanggal 31 Mei 2003. Secara fisik perkembangan Kota Tidore cenderung mengikuti pola jaringan jalan yaitu secara memanjang/linier di sekitaran kawasan pesisir. Perkembangan Kota Tidore dari tahun ke tahun berjalan lambat, Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah Kota Tidore (2) Menganalisis perkembangan wilayah Kota Tidore.  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pemetaan. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuisioner.  Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah Kecamatan Tidore yakni keadaan geografis, topografi, sejarah dan kebudayaan, infrastruktur dan perkembangan Kecamatan Tidore dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang lambat yaitu dimulai dari tahun 2004-2014. Pada tahun 2004-2007 kawasan perkebunan yang lebih mendominasi dan permukiman. Pada tahun 2007-2010 kawasan permukiman dan kawasan lainnya mengalami perkembangan sehingga luas perkebunan mulai berkurang. Sedangkan memasuki tahun 2011-2014 perkembangan yang terjadi tidak terlalu signifikan dan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu perkebunan yang lebih mendominasi di kecamatan Tidore.
IDENTIFIKASI KEMIRINGAN LERENG Di KAWASAN PERMUKIMAN KOTA MANADO BERBASIS SIG Syafri, Sriwahyuni Hi
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado memiliki karakteristik lahan perkotaan yang datar sampai dengan sangat curam. Dari yang layak ditempati sampai dengan tidak layak. Permukiman menempati areal paling luas pada lahan yang ada. Akibat perkembangan dan pertumbuhan kota, lahan miring mulai digunakan sebagai tempat bermukim. Hal ini tentunya memiliki konsekuensi pada tata ruang kota dan keselamatan pemukim. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk : 1.Mengetahui kondisi eksisting kemiringan lereng dan penggunaannya di kawasan permukiman Kota Manado 2.Untuk mengidentifikasi dan menganalisis serta mengklasifikasikan kemiringan lereng di Kawasan Permukiman Kota Manado. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi serta wawancara dan untuk metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis spasial yang terdiri dari dua tahap yaitu, tumpang susun (overlay) data spasial dan editing data atribut  menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan ArcGis 10.1. Hasil akhir dari penelitian ini secara keseluruhan lahan di wilayah penelitian didominasi oleh kemiringan lereng 0-8 % dan untuk  penggunaan lahan permukiman sebagian besar terdapat di  kemiringan lereng tersebut. Dari hasil analisis penggunaan lahan permukiman pada daerah berlereng di wilayah penelitian, maka dapat diketahui beberapa permukiman yang ada di kemiringan lereng 15-40 % diantarnya permukiman di Kecamatan Malalayang dan Kecamatan Paal Dua. Kedua kecamatan tersebut merupakan kecamatan dengan jumlah rumah terbanyak di kemiringan lereng 15-40 % dibandingkan dengan kecamatan lainnya di wilayah penelitian.
ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR JALAN Di KECAMATAN PINELENG Lasut, Valentine F. W.
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan penduduk yang pesat di kecamatan Pineleng akan berdampak pada peningkatan kebutuhan masyarakat oleh karenanya infrastruktur jalan dibutuhkan dalam menunjang kebutuhan masyrakat untuk itu perlu di lakuakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi serta distribusi, dan kebutuhan infrstruktur jalan di kecamatan Pineleng. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan teknik survey, wawancara, observasi, dan kuesioner yang berkaitan dengan Infrastruktur jalan. Data yang digunakan yaitu data penduduk, data penggunaan lahan, dan data jaringan jalan. Anlisis yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu analisis distribusi frekuensi, dan analisis spasial yang menggunakan Sistem Informasi Geografi.   Hasil akhir dari penelitian ini yaitu mengetahui kondisi fisik serta distribusi infrastruktur jalan dan kebutuhan jalan. Kondisi fisik infrastruktur jalan dikecamatan Pineleng belum sepenuhnya memadai baik kurangnya distribusi jalan, rusaknya jalan, dan buruknya material jalan. Distribusi penyediaan infrastruktur jalan menunjukan panjang jalan keseluruhan di kecamatan Pineleng yang mencapai 78.978 meter yang  diklasifikasikan sebagai jalan arteri 5.015 meter, jalan kolektor 15.111 meter, jalan lokal 1.834 meter dan jalan lingkungan 20.640 meter. Material jalan aspal 61.485 meter, jalan paving 7.728 meter, jalan beton 4.648 meter, dan jalan tanah 5.117 meter. Menurut hasil kebutuhan infrastruktur jalan dengan melalui pembagian zona A,B,C,D di kecamatan Pineleng  yang di klasifikasi sebagai kebutuhan pembuatan jalan baru, pengaspalan/paving, perbaikan jalan, dan pemeliharaan jalan. Untuk itu diketahui total menurut kebutuhan pada zona A mencapai 26.689 meter, zona B mencapai 7.666 meter, zona C mencapai  6.761 meter, zona D mencapai 8.469 meter. Jadi jumlah kebutuhan jalan keseluruhan di kecamatan Pineleng mencapai 49.585 meter.

Page 1 of 44 | Total Record : 435