cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM
ISSN : -     EISSN : 24600059     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Kedokteran Gigi Klinik or abbreviated to MKGK is a scientific periodical written in Indonesian language published by Dentistry Faculty of Gadjah Mada University twice a year on every June and December. The process of manuscript submission is open throughout the year
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2019)" : 5 Documents clear
Manajemen kasus impaksi kaninus maksila disertai odontoma dan transposisi gigi insisivus lateral Luh Ena Ariasmi; Rendita D Yulfrian; Cendrawasih A Farmasyanti; Kuswahyuning Kuswahyuning
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65731

Abstract

Perawatan ortodonti pada pasien dengan kasus gigi impaksi sering ditemui. Namun kasus gigi impaksi disertai gigi yang transposisi memerlukan ketepatan rencana perawatan,karena mempengaruhi keberhasilan dalam memperbaiki malposisi yang terjadi. Pasien wanita berusia 29 tahun datang ke RSGM UGM Prof. Soedomo mengeluhkan adanya gigi yang terpendam dan gigi yang belum tumbuh sempurna, disertai rasa sakit. Pemeriksaan pasien menunjukan maloklusi Angle kelas I dengan hubungan skeletal kelas 1, terdapat gigi 13 yang impaksi disertai odontoma di antara gigi 11 dan 12 disertai dengan gigi 12 yang transposisi. Berdasarkan hasil radiografi didapatkan gambaran akar 12 dan 13 yang sejajar (tidak berhimpit), sehingga memungkinkan untuk mesialisasi gigi 12. Perawatan dimulai dengan melakukan pengambilan odontoma sekaligus eksposur gigi 13. Perawatan ortodontik dilakukan dengan teknik straight wire metode Roth slot 0.022”. Button dipasang pada gigi 12 dan 13 kemudian diligasi ke wire menggunakan ligature wire. Hasil perawatan saat ini menunjukan erupsi gigi 12 yang hampir sempurna. Perawatan dilanjutkan dengan mesialisasi gigi 12 dengan menggunakan close coil, setelah itu dilakukan penarikan pada gigi 13 agar menempati lengkung gigi. Kesimpulan studi kasus ini adalah manajemen yang tepat dapat memberikan hasil perawatan yang memuaskan.
Gigi tiruan sebagian lepasan immediate sebagai solusi estetik pencabutan gigi anterior Hardi Prabowo; Endang Wahyuningtyas; Erwan Sugiatno; Heriyanti Amalia Kusuma
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65732

Abstract

Kehilangan gigi anterior dapat menimbulkan berbagai masalah terutama estetik dan psikologis pasien. Gigi tiruan sebagian lepasan immediate adalah gigi tiruan yang proses pemasangannya dalam mulut pasien, dilakukan langsung setelah pencabutan gigi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengkaji penatalaksanaan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate pasca pencabutan gigi anterior untuk mengembalikan dan menjaga fungsi estetik, fonetik dan mastikasi. Pasien perempuan usia 51 tahun datang ke RSGM UGM Prof. Soedomo ingin mencabutkan gigi depan yang goyang dan ingin langsung memakai gigi tiruan karena pasien tidak mau terlihat ompong. Pada pemeriksaan intraoral gigi 23, 27, 31, 41 dan 46 sudah hilang, gigi 32 dan 42 goyang derajat 3. Kebersihan mulut sedang dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Anamnesa, pemeriksaan klinis intra oral dan ekstra oral, pencetakan model kerja, peradiran gigi 32 dan 42 di model kerja, pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate, perendaman gigi tiruan lepasan dengan rivanol, pencabutan gigi 32 dan 42, serta pemberian spongostan pada soket gigi 32 dan 42. Pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan immediate dilakukan setelah pencabutan gigi dan pengecekan estetik, fonetik dan oklusi. Pada saat kontrol terlihat estetik pasien menjadi lebih baik, pengucapan menjadi lebih jelas serta proses mastikasi menjadi lebih baik. Gigi tiruan sebagian lepasan immediate dapat memperbaiki estetik, fonetik dan mastikasi pasca dilakukan pencabutan gigi anterior dan pemasangan secara langsung pada pasien.
Herpes associated erythema multiforme, drug-induced erythema multiforme atau oral erythema multiforme? Agam Ferry; Tenny Setiani Dewi
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65734

Abstract

Diagnosis erythema multiforme (EM) diklasifikasikan menjadi tipe mayor dan minor. Erythema multiforme dapat dipicu oleh obat (drug-induced erythema multiforme/DIEM) atau infeksi virus herpes simplex (herpes associated erythema multiforme/HAEM), dengan dua gambaran utama: lesi target tipikal atau atipikal pada kulit dan nekrosis sel satelit atau epitelium yang luas. Oral erythema multiforme (OEM) dimasukkan dalam klasifikasi diagnosis EM kategori ketiga selain tipe mayor dan minor dengan gambaran klinis berupa ulserasi pada bibir dan mukosa intraoral khas EM, tanpa disertai lesi target di kulit. Studi kasus ini bertujuan membahas kemungkinan HAEM, DIEM dan OEM sebagai diagnosa terhadap lesi bibir khas EM. Seorang wanita, 14 tahun, datang ke Poli Ilmu Penyakit Mulut Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Hasan Sadikin Bandung setelah sebelumnya dirujuk dari bagian Bedah Mulut dengan diagnosa suspek EM. Pada pemeriksaan ekstraoral terlihat lesi krusta berwarna coklat kehitaman pada bibir atas dan bawah, yang diakui pasien muncul setelah mengkonsumsi obat untuk penyakit kulit yang dideritanya dan mengganggu aktivitas bicara serta makan. Pasien diterapi menggunakan salep steroid racikan selama 1 minggu disertai instruksi untuk menghentikan pemakaian obat untuk penyakit kulitnya. Pasien memperlihatkan perbaikan yang signifikan pada kunjungan kontrol 1 minggu. Diagnosis suspek DIEM dan suspek lesi oral terkait hipersensitivitas ditegakkan pada pasien ini berdasarkan pertimbangan adanya pengaruh medikasi untuk pengobatan kelainan kulit yang dideritanya. Hasil pemeriksaan IgE negatif dan IgG anti HSV-1 yang reaktif serta hasil observasi pada kunjungan kontrol lebih lanjut, juga mengarahkan penegakkan diagnosis HAEM dan OEM. Penting mendiagnosa EM dengan baik, agar mampu melakukan tatalaksana dini yang tepat, untuk mendapatkan prognosis yang baik.
Perawatan gigi tiruan lengkap menggunakan overdenture magnet, coping dan bare root sebagai retensi Gene Rizky Natalia Gunawan; Titik Ismiyati; Haryo Mustiko Dipoyono; Herijanti Amalia Kusuma
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65735

Abstract

Overdenture adalah jenis gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan lengkap yang didukung oleh akar gigi atau implan. Overdenture merupakan salah satu pilihan perawatan untuk meningkatkan retensi pada gigi tiruan. Di samping untuk membantu meningkatkan retensi, overdenture dapat meningkatkan stabilisasi gigi tiruan, dan mengurangi resorpsi tulang secara signifikan yang terjadi karena pencabutan gigi. Jenis-jenis overdenture antara lain overdenture bare root, overdenture magnet, telescopic overdenture, overdenture bar dan overdenture coping. Overdenture magnet berupa magnet yang dilekatkan pada basis gigi tiruan dan keeper yang disementasi pada gigi penyangga. Magnet memiliki kekuatan retentif untuk menahan keeper di tempatnya. Coping sebagai pegangan overdenture dapat meningkatkan retensi melalui gaya gesek yang ditimbulkan antara coping dan gigi tiruan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengkaji peningkatan retensi gigi tiruan overdenture dengan pegangan coping, magnet dan bare root pada gigi tiruan lengkap rahang bawah. Pada pemeriksaan klinis terdapat kehilangan gigi 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25, 26 pada rahang atas dan 37, 36, 35, 34, 32, 42, 43, 44, 45, 46, 47 pada rahang bawah. Gigi anterior rahang bawah yang tersisa yaitu gigi 31, 41,dan 43 telah ekstrusi. Tatalaksana kasus: gigi 31 sebagai penyangga coping, gigi 41 sebagai penyangga bare root, dan gigi 43 sebagai penyangga overdenture magnet. Penggunaan overdenture dengan kaitan coping, magnet dan bare root dapat meningkatkan retensi pada gigi tiruan lengkap rahang bawah.
Replantasi sebagai alternatif perawatan gigi prognosis buruk akibat penyakit periodontal Yulia Santi; Mohamad Yoga W; Ira Komara
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65736

Abstract

Replantasi merupakan perawatan pada gigi avulsi dan gigi yang mengalami kerusakan jaringan periodontal dengan penanaman kembali gigi yang telah dicabut sebelumnya. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menunjukkan proses replantasi yang disengaja pada gigi insisivus kedua yang mempunyai kerusakan jaringan periodontal, abses periodontal disertai kegoyangan gigi derajat 2 yang didahului dengan perawatan endodontik didalam mulut. Gigi yang akan direplantasi sebelumnya dilakukan perawatan endodontik. Gigi dilepas dari soket selanjutnya dilakukan kuretase pada soket dan pengeboran di soket gigi sesuai dengan panjang akar gigi dengan menggunakan bor implant lalu aplikasi bone graft pada soket serta aplikasi tetrasiklin HCl conditioner pada akar gigi selama 2 menit Setelah selesai prosedur persiapan soket gigi dimasukan kembali dan di splinting. Observasi dilakukan selama 3 bulan, hasilnya kegoyangan gigi hilang, jaringan periodontal sehat, tidak terbentuk poket, tidak ada rasa sakit serta terdapat gambaran aposisi tulang yang cukup padat hingga 1/3 akar serta tidak tampak gambaran radiolusen sepanjang permukaan akar. Kesimpulan yang diambil pada studi kasus ini adalah bahwa replantasi gigi yang disengaja dapat menjadi alternatif perawatan pada gigi dengan prognosis buruk akibat kerusakan periodontal.

Page 1 of 1 | Total Record : 5