cover
Contact Name
Ifah Hanifah
Contact Email
ifah.hanifah@uniku.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
journal.fon@uniku.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Published by Universitas Kuningan
ISSN : 20860609     EISSN : 26147718     DOI : 10.25134/fjpbsI
FON : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan media publikasi ilmiah (artikel dan hasil penelitian) pendidikan, bahasa, dan sastra Indonesia. FON diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan. FON memiliki nomor ISSN cetak 2086-0609 dan ISSN elektronik 2614-7718.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia" : 8 Documents clear
ANALISIS BAHASA DIALEK VULGAR DAN SLANG PADA PENULISAN STATUS FACEBOOK SISWA SMA YANG BERGABUNG DENGAN FACEBOOK ANITA SETIARSIH Ajat Sudrajat; Anita Setiarsih
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1030

Abstract

Judul penelitian ini adalah Analisis Bahasa Dialek, Vulgar, dan Slang pada Penulisan Status Facebook Siswa SMA yang Bergabung dengan Facebook Anita Setiarsih. Rumusan Masalah 1) Bagaimana bahasa dialek pada penulisan status Facebook siswa SMA yang bergabung dengan Facebook Anita Setiarsih? 2) Bagaimana bahasa vulgar pada penulisan status Facebook siswa SMA yang bergabung dengan Facebook Anita Setiarsih? 3) Bagaimana bahasa slang pada penulisan status Facebook siswa SMA yang bergabung dengan Facebook Anita Setiarsih? Metode : metode deskriptif kulitatif. Simpulan : 1) penggunaan bahasa dialek pada penulisan status facebook siswa SMA, dalam penggunaan bahasa dialeknya, dialek yang digunakan adalah dialek Sunda, dimana dialek yang digunakan disesuaikan dengan tempat tinggal pemilik akun Facebook. Dialek-dialek yang digunakan pada setiap pemilik akun Facebok hampir sama, yang membedakan hanyalah dari bentuk kata yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama seperti pada kata aing - uing, bae - wae, oge - keding, we - weh, boga - gaduh, miluan - iluan, siga - jiga, perbedaan ini disesuaikan dengan dialek masing- masing tempat tinggal pemilik akun Facebook, selain itu ada pula kata mah, asa, da, bae ah, atuh, pan, aih, dan sebagainya. 2) penggunaan bahasa vulgar pada penulisan status facebook siswa SMA, dalam penggunaan bahasa vulgarnya, pilihan kata yang digunakan cenderung lebih bersifat kasar dan tidak sopan, dan lebih banyak menggunakan nama binatang seperti anjing, dan monyet. Selain itu, ada pula dengan menggunakan kata iblis, setan, goblok, tai dan najis. Kata ini digunakan oleh pemilik akun Facebook, bukan berarti mereka tidak terpelajar, tetapi kata ini digunakan sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan kemarahannya. 3) penggunaan bahasa slang pada penulisan status Facebook siswa SMA, dalam status Facebooknya bahasa slang yang digunakan banyak dalam bentuk singkatan, seperti : LDR ( Longdistance Relation Ship), BM ( Blackberry Messenger), DC (Delete Contact), FB (Facebook), OTW (On The Way), GWS (Get Well soon), selain dalam bentuk singkatan adapula dengan menggunakan angka 2 di belakangnya seperti: mudah2n, lebih2, serta dalam bahasa slang lainnya yaitu : gw, gua, gue, lo, lu, luh, pengent, binggow, brohh, dolo, tidor, ngape-ngape, delcont dan sebagainnya.Kata kunci: Analisis, bahasa dialek, vulgar, slang, Facebook, siswa SMA
PERBANDINGAN SK DAN KD PADA STANDAR ISI KURIKULUM 2006 DENGAN KI DAN KD PADA STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI DILIHAT DARI TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN, CAKUPAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN DAN ILMU KESASTRAAN Aan Sugiantomas; Asep Jejen Jaelani; Ria Handayani
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1035

Abstract

Judul penelitian ini adalah Perbandingan SK dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Dilihat dari Taksonomi Tujuan Pembelajaran, Cakupan Keterampilan Berbahasa, Ilmu Kebahasaan dan Ilmu Kesastraan. Rumusan masalah : 1) bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran pada SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI?; 2) bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran pada KI dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI wajib?; 3) bagaimana perbandingan taksonomi tujuan pembelajaran pada SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI?; 4) bagaimana perbandingan SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI dilihat dari cakupan Keterampilan Berbahasa?; 5) bagaimana perbandingan SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI dilihat dari cakupan Ilmu Kebahasaan?; 6) bagaimana perbandingan SKKD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KIKD dalam Standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI dilihat dari cakupan ilmu kesastraan?. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran pada SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI, 2) mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran pada KI dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI wajib, 3) mengetahui perbandingan taksonomi tujuan pembelajaran pada SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI, 4) mengetahui perbandingan SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI wajib dilihat dari cakupan keterampilan berbahasa, 5) mengetahui perbandingan SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI wajib dilihat dari cakupan ilmu kebahasaan, 6) mengetahui perbandingan SKdan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI wajib dilihat dari cakupan ilmu kesastraan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Simpulan dalam penelitian ini yaitu taksonomi tujuan pembelajaran yang terdapat dalam SKKD Kurikulum 2006 ternyata lebih mendominasi pada ranah kognitif jenjang pemahaman (C2). Sedangkan Taksonomi Tujuan Pembelajaran yang terdapat dalam KIKD Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI (wajib), ternyata lebih mendominasi pada ranah kognitif jenjang penerapan (C3). Maka dari itu, jika dibandingkan Taksonomi Tujuan Pembelajaran yang terdapat dala SKKD Kurikulum 2006 dengan KIKD Kurikulum 2013 ternyata sama-sama mendominasi kedalam ranah Kognitif, yang membedakan hanyalah jenjangnya saja. Cakupan keterampilan berbahasa dalam SKKD dan KIKD mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI yang lebih mendominasi adalah keterampilan berbahasa berbicara dan menulis. Cakupan ilmu kebahasaan dalam SKKD mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI yang lebih mendominasi adalah semantik, sementara KIKD mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI wajib semua cakupan ilmu kebahasaan terealisasikan secara merata. Cakupan ilmu kesastraan dalam SKKD mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI dan KIKD mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI wajib, lebih dominan pada kesastraan drama (film/drama).Kata kunci : perbandingan, taksonomi tujuan pembelajaran, keterampilan berbahasa, ilmu kebahasaan, ilmu kesastraan, mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI, standar isi kurikulum 2006, standar isi kurikulum 2013.
HUMOR JUI PURWOTO, CAK LONTONG, PANDJI PRAGIWAKSONO, DAN ERNEST PRAKAS DALAM STAND UP COMEDY (ANALISIS MAKNA KONTEKSTUAL, MAKNA KONSEPTUAL, DAN TEORI HUMOR DALAM KALIMAT HUMOR) Sugiantomas, Aan; Jaelani, Asep Jejen; Supriatna, Ayya Natashya
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1027

Abstract

Judul penelitian ini adalah Humor Jui Purwoto, Cak Lontong, Pandji Pragiwaksono dan Ernest Prakasa Dalam Stand Up Comedy.Rumusan Masalah: 1)bagaimana kalimat humor Jui Purwoto pada penampilannya di stand up comedy? 2) bagaimana makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Jui Purwoto pada penampilannya di stand up comedy? 3) bagaimana kalimat humor Cak Lontong pada penampilannya di stand up comedy? 4) bagaimana makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Cak Lontong pada penampilannya di stand up comedy? 5) bagaimana kalimat humor Pandji Pragiwaksono pada penampilannya di stand up comedy? 6) bagaimana makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Pandji Pragiwaksono pada penampilannya di stand up comedy? 7) bagaimana kalimat humor Ernest Prakasa pada penampilannya di stand up comedy? 8) bagaimana makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Ernest Prakasa pada penampilannya di stand up comedy? Tujuan penelitian: 1) ingin mengetahui kalimat humor Jui Purwoto pada penampilannya di stand up comedy; 2) ingin mengetahui makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor yang digunakan Jui Purwoto pada penampilannya di stand up comedy; 3) ingin mengetahui kalimat humor Cak Lontong pada penampilannya di stand up comedy; 4) ingin mengetahui makna kontekstual, makna konspetual dan teori humor dalam kalimat humor Cak Lontong pada penampilannya di stand up comedy; 5) ingin mengetahui kalimat humor Pandji Pragiwaksono pada penampilannya di stand up comedy; 6) Ingin mengetahui makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Pandji Pragiwaksono pada penampilannya di stand up comedy; 7) Ingin mengetahui kalimat humor Ernest Prakasa pada penampilannya di stand up comedy; 8) Ingin mengetahui makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Ernest Prakasa pada penampilannya di stand up comedy. Metode: deskriftif analitik. Simpulan: 1) kalimat humor Jui Purwoto pada penampilannya di stand up comedy terdapat pada monolog humornya. Yang telah dianalisis pada sudut pandang makna kontekstual, makna konseptual, dan teori humor. Dan menceritakan tentang kejadian pembunuhan gadis belia oleh mantan kekasihnya hingga ramainya tauran yang berawal dari tidak adanya kegiatan setalah pulang sekolah; 2)Makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor yang digunakan Jui Purwoto pada penampilannya di stand up comedy adalah kalimat humor yang dilihat pada makna kontekstual sangat berpengaruh terhadap situasi, kondisi, dan peristiwa dimana kalimat humor terucap. Pada kalimat humor Jui ini yang didalamnya tentang pembunuhan gadis belia oleh mantan kekasihnya sampai permasalahan tentang tauran yang sering terjadi. Kalimat humor Jui Purwoto yang dilihat pada makna konseptual ini tidak perlu adanya pengaruh diluar bahasa, situasi, kondisi, dan peristiwa. Tanpa mengetahui situasi, kondisi, dan peritiwa, kita dapat memahami makna yang terkandung, karena maknanya sudah terlihat pada konsep kalimatnya.Teori humor pada kalimat humor Jui Purwoto lebih banyak menggunakan teori ketidaksesuaian atau ketidakseimbangan. Selanjutnya teori kelegaan atau kebebasan, dan teori superioritas dan meremehkan; 3) kalimat humor Cak Lontong padapenampilannya di stand up comedy terdapat pada monolog humornya yang menceritakan tentang miskin dan sederhana menurut Cak Lontong; 4) makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Cak Lontong pada penampilannya di stand up comedy adalah kalimat humor yang dilihat ada makna kontekstual ini sangat dipengaruhi oleh situasi, kondisi, dan peristiwa pada saat kalimat humor diucapkan oleh Cak Lontong. Dan kalimat ini diucapkan pada saat Cak melakukan stand up comedyyang didalamnya menceritakan tentang miskin dan sederhana. Sedangkan pada kalimat humor Cak Lontong yang dilihat pada makna konseptual tidak ada pengaruhnya oleh situasi, kondisi, dan peristiwa. Sebagai pembaca tanpa mengetahui pengaruh luar kebahasaan tetap akan memahami makna kalimat tersebut sesuai konsep kalimatnya. Dan pada teori humor dalam kalimat humor Cak lontong yang lebih unggul digunakannya adalah teori ketidaksesuaia, atau ketidakseimbangan; 5) kalimat humor Pandji Pragiwaksono pada penampilannya di stand up comedy terdapat pada monolog humornya yang berisikan tentang Sea Games, dan kemenangan Indonesia dalam ajang Sea Games, serta adanya umpatan Pandji tentang Jakarta yang nyatanya terdapat kemunduruan; 6) makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Pandji Pragiwaksono pada penampilannya di stand up comedy adalah kalimat yang dianalisis pada makna kontekstual sangat berpengaruh terhadap luar kebahasaan yakni situasi, kondisi, dan peristiwa diman akalimat tersebut diucapkan. Danpada kalimat humor Pandji yang diucapkan saat penampilannya berstand up comedy di depan penonton yang menceritakan kedalam bentuk humor. Dan pada makna konseptual kalimat dapat dipahami tanpa adanya pengaruh dari situasi, kondisi, dan peristiwa. Kalimat humor pada teori humor yang digunakan Pandji lebih unggul dengan teori kelegaan dan kebebasan karena dalam kalimat humornya banyak sindiran dan umpatan yang dikeluarkan Pnadji dengan cara berhumornya; 7) kalimat humor Ernesr Prakasa pada penampilannya di stand up comedy terdapat pada monolog humor Ernest Prakasa yang berisikan tentang cerita saat dirinya membeli televisi, dan kisah tentang pembantu rumah tangganya yang memliki bahasa yang aneh; 8) makna kontekstual, makna konseptual dan teori humor dalam kalimat humor Ernest Prakasa pada penampilannya di stand up comedy adalah kalimat humor yang dianalisis pada makna kontekstual sangat berpengaruh terhadap situasi, kondisi, dan peritiwa dimana kalimat humor tersebut di ucapkan oleh Ernest. Dan pada saat itu, kalimat diucapkan pada saat Ernest berstand up comedy yang menceritakan tentang pengalamannya membeli televisi dan menceritakan pula pembantunya yang memiliki keunikan dalam berbahasa. Sedangkan pada makna konseptual, hanya dilihat dari konsep kalimat humornya itu sendiri, dan maknanya tidak akan berpengaruh dari situasi, kondisi, dan peristiwa. Dan kalimat humor Ernest yang lebih unggul dalam teori humor yang digunakan adalah teori ketidaksesuaia atau ketidakseimbangan.Kata kunci : makna kontekstual, makna konseptual, dan teori humor.
ANALISIS LAFAL ANAK USIA 21 BULAN DI DESA TUNDAGAN KECAMATAN HANTARA KABUPATEN KUNINGAN DILIHAT DARI KAJIAN FONOLOGI Ahmad Dedi Mutiadi; Ifah Hanifah; Ika Nartika
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1032

Abstract

Judul penelitian ini adalah Analisis Lafal Anak Usia 21 Bulan di Desa Tundagan Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan Kecamatan Hantara dilihat dari Kajian Fonologi. Rumusan masalah: Bagaimana pelafalan anak usia 21 bulan di Desa Tundagan Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan. Tujuan: Ingin mengetahui tentang pelafalan anak usia 21 bulan di Desa Tundagan Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan pada saat bertutur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data tes dan observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 21 bulan yang ada di desa Tundagan kecamatan Hantara kabupaten Kuningan. Simpulan:pelafalan anak usia 21 bulan dalam melafalkan kosa kata belum fasih dilafalkan karena dari hasil penelitian tersebut ditemukan tuturan yang belum lengkap, seperti penghilangan fonem, penggantian fonem, dan perubahan bunyi kata.Kata Kunci: Analisis, lafal anak usia 21 bulan, fonologi.
PERBANDINGAN SK DAN KD PADA STANDAR ISI KURIKULUM 2006 DENGAN KI DAN KD PADA STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA KELAS XII DILIHAT DARI TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN, CAKUPAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN Sugiantomas, Aan; Jaelani, Asep Jejen; Aeniroh, Ovia Nur
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1028

Abstract

Judul penelitian ini adalah Perbandingan SK dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XII Dilihat dari Taksonomi Tujuan Pembelajaran, Cakupan Keterampilan Berbahasa, Ilmu Kebahasaan, dan Ilmu Kesastraan. Rumusan Masalah: 1). bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XII? 2). bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran dalam KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XII? 3). bagaimana perbandingan taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD dalam standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII? 4). bagaimana perbandingan SK dan KD dalam standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD dalam standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII dilihat dari cakupan ilmu keterampilan berbahasa? 5). bagaimana perbandingan SK dan KD dalam standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD dalam standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII dilihat dari cakupan ilmu kebahasaan? 6). bagaimana perbandingan SK dan KD dalam standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD dalam standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII dilihat dari cakupan ilmu kesastraan?. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran pada SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII, 2) mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran pada KI dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII wajib, 3) mengetahui perbandingan taksonomi tujuan pembelajaran pada SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII, 4) mengetahui perbandingan SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII wajib dilihat dari cakupan keterampilan berbahasa, 5) mengetahui perbandingan SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII wajib dilihat dari cakupan ilmu kebahasaan, 6) mengetahui perbandingan SK dan KD dalam Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 matapelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII wajib dilihat dari cakupan ilmu kesastraan. Metode: kualilatatif. Simpulan: Taksonomi Tujuan Pembelajaran yang terdapat dalam SKKD Kurikulum 2006 dan KIKD Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XII (wajib), ternyata sama-sama mendominasi kedalam ranah Kognitif. Cakupan keterampilan berbahasa secara merata terdistribusi ke dalam SKKD standar isi kurikulum 2006, sedangkan dalam KI-KI standar isi kurikulum 2013 lebih dominan pada keterampilan Berbicara dan menulis. Cakupan ilmu kebahasaan pada SKKD standar isi kurikulum 2006 didominasi ilmu kebahasaan sintaksis dan semantik, sedangkan dalam KI-KD standar isi kurikulum 2013 dapat didistribusikan ilmu kebahasaan secara merata. Cakupan ilmu kesastraan puisi lebih dominan dalam SK-KD standar isi kurikulum 2006, sedangkan dalam KI-KD didominasi oleh prosa fiksi.Kata Kunci: Standar Isi Kurikulum 2006, Standar Isi Kurikulum 2013,Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XII
PERBANDINGAN SK DAN KD PADA STANDAR ISI KURIKULUM 2006 DENGAN KI DAN KD PADA STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA KELAS X DILIHAT DARI TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN, CAKUPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN DAN ILMU KESASTRAAN Sugiantomas, Aan; Jaelani, Asep Jejen; Pujiastuti, Lucy Evelin
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1033

Abstract

Judul penelitian ini adalah Perbandingan SK dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada Standar Isi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas X Dilihat dari Taksonomi Tujuan Pembelajaran, Cakupan Ilmu Keterampilan Berbahasa, Ilmu Kebahasaan dan Ilmu Kesastraan. Rumusan masalah: 1) bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X?; 2) bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran dalam KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X (wajib)?; 3) bagaimana perbandingan taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X?; 4) bagaimana perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu keterampilan berbahasa?; 5) bagaimana perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu kebahasaan?; 6) bagaimana perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu kesastraan? Tujuan: 1) ingin mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X; 2) ingin mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran dalam KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X (wajib); 3) ingin mengetahui perbandingan taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X; 4) ingin mengetahui perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu keterampilan berbahasa; 5) ingin mengetahui perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu kebahasaan; 6) ingin mengetahui perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu kesastraan. Metode: deskriptif kualitatif. Simpulan: taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X lebih mendominasi kedalam ranah kognitif jenjang pemahaman (C2), selanjutnya ranah psikomotor jenjang meniru (P3), dan ranah afektif jenjang penerimaan (A1); taksonomi tujuan pembelajaran dalam KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X (wajib) lebih mendominasi kedalam ranah kognitif jenjang penerapan (C3), selanjutnya ranah afektif jenjang karakterisasi nilai (A5), dan ranah psikomotor jenjang membiasakan (P4); perbandingan taksonomi tujuan pembelajaran dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 dengan KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X ternyata sama-sama mendominasi kedalam ranah kognitif, namun perbedaannnya terletak pada jenjang ranah kognitif tersebut, dalam SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mendominasi kedalam ranah kognitif jenjang pemahaman (C2) sedangkan dalam KI dan KD pada standar isi kurikulum 2013 mendominasi kedalam ranah kognitif jenjang penerapan (C3); perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu keterampilan berbahasa yang lebih mendominasi adalah ilmu keterampilan menulis, sedangkan dalam KI dan KD yang lebih mendominasi adalah ilmu keterampilan berbicara (berbicara resmi dan tidak resmi) dan menulis (menulis narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi); perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu kebahasaan yang lebih mendominasi adalah ilmu kebahasaan semantik (jenis makna), sedangkan dalam KI dan KD yang lebih mendominasi adalah fonologi (bunyi segmental dan suprasegmental), morfologi (kata), sintaksis (kalimat), semantik (jenis makna, relasi makna, dan majas); perbandingan SK dan KD pada standar isi kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X dilihat dari cakupan ilmu kesastraan yang lebih mendominasi adalah ilmu kesastraan prosa fiksi, sedangkan dalam KI dan KD yang mendominasi adalah puisi, prosa fiksi, dan drama, hampir semua ilmu kesastraan sama rata dapat terrealisasi dalam KI dan KD SMA Kelas X (wajib), namun kedudukan ilmu kesastraan di sini adalah hanya untuk menunjang siswa dalam memperoleh dan menyampaikan informasi melalui teks-teks yang terdapat dalam KI dan KD SMA Kelas X, artinya teks sastra tersebut bukan teks wajib yang harus dipelajari atau dipahami oleh siswa, melainkan teks-teks wajib yang seharusnya dipelajari dan dipahami oleh siswa yakni teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.Kata kunci : perbandingan, kurikulum 2006, kurikulum 2013, bahasa Indonesia SMA.
ANALISIS KALIMAT DIALOG DALAM NASKAH DRAMA “PADA SUATU HARI” KARYA ARIFIN C. NOER Ida Hamidah; Hesti Angreaningsih
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1031

Abstract

Judul penelitian ini adalah Analisis Kalimat Dialog dalam Naskah Drama “Pada Suatu Hari” Karya Arifin C. Noer (Sebuah Analisis Pragmatik tentang Deiksis dan Praanggapan). Rumusan masalah:1) bagaimana deiksis persona (orang) yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?;2)bagaimana deiksis ruang yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?;3) bagaimana deiksis waktu yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?;4)bagaimana praanggapan yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?Metode: deskriptif kualitatif. Simpulan: 1) deiksis persona yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer yaitu deiksis sayadilontarkan oleh tokoh Kakek, Nenek, Nyonya Wenas, Pesuruh, dan Novia ketika berdialog dengan tokoh lain; 2) deiksis ruang yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer yaitu deiksis itu, sini, kemari, kamar, ini, rumah, kamar praktek, dan di belakang dilontarkan olehtokoh Kakek, Nenek, Nyonya Wenas, dan Novia ketika berdialog dengan tokoh lain; 3) deiksis waktu yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer yaitu deiksis sekarang, dulu, nanti, kemarin, hari ini, besok, beberapa hari yang lalu, sebelas tahun yang lalu, tadi pagi, dan nanti dilontarkan oleh tokoh Kakek dan Nenek ketika berdialog dengan tokoh lain; 4) praanggapan yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer dapat disimpulkan bahwa beberapa diantara kalimat dialog yang dilontarkan oleh tokohnya menggunakan kalimat-kalimat yang dalam keseharian mudah dipahami namun kalimat dialog tersebut yang justru menyiratkan makna lain sehingga menimbulkan dugaan-dugaan dalam memaknai kalimat dialog tersebut.Kata kunci: kalimat dialog, naskah drama, deiksis persona, deiksis ruang, deiksis waktu, dan praanggapan.
ANALISIS TOKOH DAN PERWATAKAN SERTA KONFLIK PADA NASKAH DRAMA “ BAPAK” KARYA B. SOELARTO DILIHAT DARI PSIKOLOGI KOMUNIKASI Sugiantomas, Aan; Hidayat, Arip; Noerrohmah, Syifa
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1034

Abstract

Judul penelitian ini adalah Analisis Tokoh dan Perwatakan serta Konflik Pada Naskah Drama “ Bapak” Dilihat dari Psikologi Komunikasi. Rumusan Masalah: 1) Bagaimanakah tokoh dan perwatakan pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto ?; 2) Bagaimanakah konflik pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto ?; 3) Bagaimanakah tokoh dan perwatakan pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto dilihat dari psikologi komunikasi ?; 4) Bagaimanakah konflik pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto dilihat dari psikologi komunikasi ? Tujuan Penelitian: 1) Ingin mengetahuitokoh dan perwatakan pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto; 2) Ingin mengetahui konflik pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto; 3) Ingin mengetahui tokoh dan perwatakan pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto dilihat dari psikologi komunikasi ; 4) Ingin mengetahui konflik pada naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarto dilihat dari psikologi komunikasi. Metode: analisis deskriptif kualitatif. Simpulan: Konfliknya adalah perbedaan prinsip yang dipegang masing-masing tokoh dan pengkhianatan terhadap negara. Tokoh dan perwatakannya terdiri dari Tokoh Utama ( Protagonis) yaitu Bapak, Tokoh Protagonis yaitu Sulung serta Tokoh Tritagonis yaitu Bungsu dan Perwira. Tokoh dan perwatakan dihubungkan dengan psikologi komunikasi, dilihat dari isi pesan tiap dialog tokoh bapak penuh dengan keyakinan yang sangat tepat,tokoh sulung cenderung tidak mau mengalah,tokoh bungsu ingin segera menyelesaikan permasalahan dan tokoh perwira selalu membantu tokoh lain. Dilihat dari proses berpikir, tokoh bapak mempunyai pemikiran panjang. Tokoh sulung mempunyai pemikiran yang tidak wajar. Tokoh bungsu dan perwira mempunyai pemikiran yang baik, walaupun dia sibuk dengan kemiliterannya. Konflik dihubungkan dengan psikologi komunikasi yaitu dilihat dari isi pesannya bahwa di setiap dialog mempunyai makna tersendiri. Dilihat dari proses berpikir antar tokoh sangat berbeda, diantaranya tokoh bapak, dia mempunyai pemikiran panjang tentang masa depannya. Tokoh sulung mempunyai pemikiran pendek, dia ingin segera pindah ke negara asing yaitu Belanda. Dilihat dari stimulus respons yang terjadi, setiap rangsangan para tokoh hanya ditanggapi saja tanpa dilakukan.Kata kunci : analisis, tokoh dan perwatakan, konflik, psikologi komunikasi

Page 1 of 1 | Total Record : 8