cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal TARBIYA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah Pendidikan Islam Serli Mahroes
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Islam sebagai khazanah warisan sejarah hendaknya dilacak dari awal akar keberadaannya hingga sekarang. Oleh karenanya, diperlukan aneksasi (penggabungan) sistem pendidikan. Diperlukan sebuah perbandingan konsep pendidikan yang sudah ada dengan mencerahkan kembali ingatan kita pada praktek pendidikan yang pernah terjadi di masa lalu.Upaya penelusuran sejarah pendidikan Islam seakan menjadi syarat mutlak bagi umat Islam dalam menstimulus penciptaan kondisi, situasi pendidikan Islam sekarang ini. Berharap pelajaran ‘perbaikan’ menuju pendidikan Islam yang lebih baik. Seperti kata cerdik pandai; “al-muhafazatu ala al-qodimi shalih, wal akhadzu bi jadid ashlah”. (Menjaga tradisi menyambut inovasi). Maka dalam tulisan ini akan dideskripsikan selintas bagaimana realitas kebangkitan pendidikan pada masa bani Abbasiyah diikuti dengan telaah aplikasi teoritik dalam konteks pendidikan kontemporer. Tulisan ini disusun berdasarkan data-data berupa bahan pustaka ‘library research’ dengan metode deskriptif-historis. Dari kajian ini didapati bahwa sistem pendidikan Islam klasik berkembang menjadi peradaban dan tonggak puncak kejayaan Islam disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya sistem pendidikan yang diterapkan menggunakan konsep multikultural, nilainilai yang dikembangkan adalah semangat toleransi, keterbukaan, kesederajatan, kebebasan, keadilan, keragaman, demokrasi. Dan pesatnya peradaban ilmu pengetahuan didukung oleh pendidik yang memiliki visi dan misi berbasis kultural. Perlu dilakukan perpaduan antara komponen guru/ dosen, murid/ mahasiswa dan lingkungan pendidikan lainnya secara sinergis.
Lembaga Pendidikan Islam di Nusantara KM. Akhiruddin
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan nasional di bidang pendidikan mempunyai makna dan peranan yang sangat urgen dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat berbudaya. Semantara itu pelaksananaan di bidang pendidikan merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat. Tanggung jawab tersebut sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV dan pasal 31 Undang-Undang dasar 1945. Pembangunan tersebut di Indonesia dilaksanakan oleh berbagai lembaga pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan agama (Islam) yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Adapun diantara lembaga pendidikan Islam yang dibangun dan berkembang di Indonesia antara lain adalah; pesantren, surau, meunasah, dan madrasah. Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional dan juga modern untuk mendalami ilmu agama Islam, dan mengimpilimentasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penekanan pada moral dalam hidup bermasyarakat, sedangkan surau adalah sebuah tempat ibadah yang pertama kali berdiri di sumatra barat tepatnya di minangkabau yang mana saat ini dijadikan sebagai sarana pendidikan agama. Lembaga pendidikan lain yang telah terbangun di Indonesia adalah meunasah. Meunasah merupakan pendidikan Islam terendah. Meunasah berasal dari kata bahasa arab “madrasah”. Meunasah itu sendiri sering dijadikan sebagai tempat upacara keagamaan, penerimaan zakat, dan kegiatan keagamaan lainnya. Lembaga pendidikan keempat yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah madrasah. Sebagaimana meunasah, madrasah juga berasal dar bahasa arab yaitu “madrasatun” kata kerjanya “darasa” dalam bentuk “makan” (tempat) yang berarti tempat belajar bagi murid atau siswa. Dalam sejarahnya, perkembangan lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia, mempunyai latar belakang, corak, dan peranan yang berbeda, serta perjuangan dalam mewujudkan lembaga-lembaga pendidikan yang bernuansa islami tersebut, bagi para ulama tidaklah mudah. Dengan demikian, dalam kajian ini akan dibahas sejarah, latar belakang munculnya pendidikan Islam di nusantara, dan perkembangannya keempat lembaga tersebut.
Karakter Sejarah dan Kegiatan Pendidikan Sanusi Uwes
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper explains that in terms of process, education is a mature effort that marks the success or generation of its success include a change of behavior. But in terms of sociology, education is the effort of a generation and pass on cultural traditions and ways to develop the successor generation. In this regard it isessentially the same education history with the history of cultural inheritance between generations. This applies to various levels humans, whether individuals, groups, communities, tribes, or nations. Tradition and culture in generalrely on view live together.  In Indonesia with a view of life so it is Pancasila. Proportionally when the history of education in Indonesia since independence, and instead of before, until now, various  factors and educational  activities are always associated with religious values. Because the first foundation of the nation and state in the Pancasila is prefixed with the Belief in God Almighty.
Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Turki Usmani 1300-1922 M Mukarom Mukarom
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari pembahasan Makalah ini ialah untuk mengetahui Perkembangan sejarah Pendidikan Islam pada Masa Turki Usmani, yang didirikan oleh Bani Utsman, yang berdiri lebih dari satu abad kekuasaannya dipimpin oleh 36 orang sultan, pada masa proses perjalannya, pola pendidikan islam ini tidak terlepas dari setting budaya dan kondisi pada waktu itu. Pada awal pembentukannya, pendidikan islam pada masa kerajaan Usmani sempat mengalami stagnasi dalam bidang pendidikan, sehingga rakyatnya mengalami kejenuhan dan kefrustasian, dengan kefrustasiannya banyak diantara rakyat Turki Usmani yang mempelajari terekat yang berkembang pada waktu itu. Adapun tarekat yang berkembang ialah Al-bektasy dan Al-Mulawy. Pada awal kepemimpinan Sultan Mahmud II, mulai adanya pembaharuan dalam berbagai bidang, termasuk di dalamnya pendidikan, karena pendidikan akan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kerajaan. Pembaharuan yang dilakukan, tidak hanya terjadi pada lembaganya saja melainkan dalam kurikulum dan metode. Sehingga dengan perubahan tersebut banyak siswa yang dikirim ke Francis untuk memperluas wawasan, sehingga timbulnya ide-ide baru bagi perkembangan pendidikan di Usmani. Metode yang digunakan dalam penulisan ini, deskriptif kualitatif, penulis mengungkapkan fakta sejarah yang terjadi pada masa dinasti Turki Usmani, melalui kajian pustaka, kemudian dikatagorisasi dan dikonsepsi kedalam pendidikan, agar bisa dijadikan sebagai acuan serta wawasan dalam mengembangkan pendidikan islam.
Pendidikan Islam pada Masa Rasulullah Hamim Hafiddin
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejarah adalah referensi yang sangat penting karena kita akan membangun masa depan. sehubungan dengan itu kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan Islam di masa lalu. Jadi kita cenderung berjalan tanpa tujuan andai mengulangi kesalahan yang pernah ada di masa lalu. Berikut adalah sejarah yang berfungsi sebagai refleksi dari masa lalu. Ada cerita bahwa kita harus belajar untuk merancang masa depan yang lebih cerah. Perkembangan ajaran Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah perkembangan puncak masa kejayaan, dapat dilihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri, dengan aktor dan faktor utama, yaitu Nabi Muhammad. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan pendidikan Islam di masa Rasullulah SAW, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menerapkan metode analisis isi, yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pendidikan Islam di masa Rasullah SAW. Kadang-kadang kita bertanya mengapa di hari dan usia kita tidak banyak belajar dari sejarah, mari sejenak kita flashback, kita melihat ke belakang dan menilai kembali bagaimana sejarah yang sebenarnya dari Islam, demi hari ini dan hari esok yang menjanjikan.Sejarah adalah referensi yang sangat penting karena kita akan membangun masa depan. sehubungan dengan itu kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan Islam di masa lalu. Jadi kita cenderung berjalan tanpa tujuan andai mengulangi kesalahan yang pernah ada di masa lalu. Berikut adalah sejarah yang berfungsi sebagai refleksi dari masa lalu. Ada cerita bahwa kita harus belajar untuk merancang masa depan yang lebih cerah. Perkembangan ajaran Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah perkembangan puncak masa kejayaan, dapat dilihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri, dengan aktor dan faktor utama, yaitu Nabi Muhammad. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan pendidikan Islam di masa Rasullulah SAW, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menerapkan metode analisis isi, yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pendidikan Islam di masa Rasullah SAW. Kadang-kadang kita bertanya mengapa di hari dan usia kita tidak banyak belajar dari sejarah, mari sejenak kita flashback, kita melihat ke belakang dan menilai kembali bagaimana sejarah yang sebenarnya dari Islam, demi hari ini dan hari esok yang menjanjikan.
Madrasah Nizhamiyah Pengaruhnya terhadap Perkembangan Pendidikan Islam dan Aktivitas Ortodok Sunni Entus Riyadhy Ahmad
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbicara mengenai lembaga pendidikan Islam tidak bisa dilepaskan dari pandangan atau konsep Islam itu sendiri mengenai pendidikan. Pendidikan Islam merupakan wujud dari pengaruh berbagai kebudayaan atau peradaban yang pernah ada dalam sejarah. Namun demikian para ahli pendidikan Islam biasanya berpandangan bahwa pendidikan Islam memiliki karakter dan tujuannya sendiri yang khas, karena ia didasarkan kepada tujuan yang bersifat metafisis-transendental, yaitu untuk mencapai keridlaan Allah SWT, di dunia dan akhirat. Seiring dengan perkembangannya pendidikan mendapat prioritas pada masa tersebut, dari mulai tingkat pendidikan yang paling rendah sampai paling tinggi. Baik yang dikelola oleh perorangan maupun pemerintah, pada masa ini pendidikan lebih banyak seperti yang dilaksanakan di rumah-rumah, kuttab-kuttab, dimesjid serta madrasah.Madrasah Nizhamiah mengalami puncak kejayaannya yang dipelopori oleh seorang perdana mentri bernama Nizham al-Mulk dengan dukungan berbagai macam fasilitas. Tujuan didirikanya Madrasah Nizhamiah untuk memperkuat pemerintah Bani Saljuk dan untuk menyiarkan madzhab keagamaan pemerintah, karena sultan-sultan Turki adalah dari golongan ahli sunnah.untuk menyokong sultan dalam menyiarkan mazhab ahli sunah. Penulisan ini mengungkap pada aspek lembaga pendidikan Nizhamiyah dalam pembentukan kurikulum, materi, tokoh terkenal, serta pengaruhnya terhadap pendidikan pada Madrasah Nizhamiyah dengan menggunakan pendekatan sosiohistoris atau pendekatan sejarah.
Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin Nina Aminah
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setelah Nabi Muhammad Saw. wafat, kaum Anshar menghendaki agar orang yang menggantikan menjadi khalifah adalah dari kalangan mereka. Ali ibnu Abi Thalib menginginkan beliaulah yang menjadi khalifah, karena ia menantu dan kerabat terdekat Nabi. Namun sebahagian besar kaum muslimin menghendaki Abu Bakar. Maka dipilihlah beliau menjadi khalifah. Orang-orang yang tadinya ragu-ragu, segera ikut memberikan ba’iah kepada Abu Bakar. Selanjutnya kekhalifahan dilanjutkan oleh Umar ibnu Khattab, Usman ibnu Affan dan terakhir khalifah Ali ibnu Abi Thalib. Para khalifah memusatkan perhatiannnya kepada pendidikan, syiarnya agama, dan kokohnya Negara Islam. Materi pendidikan yang dicontohkan oleh Nabi Saw. adalah: pendidikan tauhid, pendidikan shalat (ibadah), pendidikan adab sopan santun dalam keluarga dan dalam bermasyarakat (kehidupan sosial), pendidikan kepribadian, dan pendidikan hankam. Tujuan makalah ini adalah mengungkap secara detail sistem pendidikan Islam dan mengungkap peristiwa-peristiwa ilmiah penting yang terjadi pada zaman khulafaur rasyidin. Tulisan ini mengupas aspek pendidikan Islam dalam tinjauan historis mengupas aspek pendidikan Islam yang berkaitan dengan pola pendidikan Islam pada periode khulafaur rasyidin. berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu. Dengan demikian hal ini akan dijadikan acuan untuk memprediksi dan menjadi acuan untuk pendidikan yang lebih baik lagi dimasa yang akan dating. Ditemukan bahwa ada konsistensi dalam kurikulum pendidikan Islam yaitu berorientasi kepada Al-Qur’an sebagai suatu textbook dan pengamalan Sunnah Nabi.
Pola dan Kebijakan Pendidikan Islam Masa Awal dan Sebelum Kemerdekaan Muhammad Sabarudin
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembentukan dan pengembangan masyarakat Islam di Indonesia pertama kali melewati bermacam-macam kontak, diantaranya: konrak jual beli, kontak perkawinan serta kontak dakwah secara langsung, baik secara individu maupun kolektif. Dari berbagai macam kontak inilah proses pendidikan dan pengajaran Islam berlangsung meskipun dalam ruang lingkup yang sederhana. Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama dalam masyarakat muslim di Indonesia. Disamping karena besarnya arti pendidikan, kepentingan Islamisasi mendorong umat Islam melaksanakan pengajaran Islam kendati dalam sistem yang sederhana. Sebagai contohnya; sistem pengajaran yang mengggunakan konsep halaqah yang dilakukan ditempat-tempat peribadatan seperti masjid,mushalla bahkan di rumah-rumah para ulama. Kebutuhan terhadap pendidikan mendorong masyarakat Islam di Indonesia mengadopsi serta mentransfer lembaga keagamaan dan sosial yang sudah ada ke dalam lembaga pendidikan Islam di Indonesia.Di jawa umat Islam mentransfer lembaga keagamaan Hindu-Budha menjadi pesantren yang bernuansa Islami; umat Islam di Minagkabau mengambil alih Surau sebagai peninggalan adat masyarakat Minangkabau menjadi lembaga pendidikan Islam; dan demikian halnya masyarakat Aceh mengubah fungsi Meunasah sebagai lembaga pendidikan Islam. Sistem pendidikan di era penjajahan Belanda, sangat kontradiktif dengan sistem pendidikan tradisional Islam dalam berbagai aspek keagamaan. Sistem pendidikan di era penjajahan Belanda tidak memberikan tekanan sama sekali pada pengetahuan keagamaan, karena mereka lebih menitikberatkan pada kepentingan duniawi semata. Tujuan pendidikan mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan pemerintah Belanda sebagai pegawai pemerintahannya. Namun, harus diakui bahwa sistem serta metode pendidikan dan pengajaran yang diimplementasikan dalam lembaga pendidikannya jauh lebih baik dan modern bila dibandingkan dengan sistem dan metode pada lembaga pendidikantradisional Islam.
Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Bani Ummayah Ahmad Masrul Anwar
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam sebagai agama universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan yang bahagia, yang pencapainnya sangat bergantung pada pendidikan, sebab pendidikan merupakan kunci pembuka kehidupan manusia, oleh karena itu Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat, hubungan tersebut bersifat organis-fungsional, dimana pendidikan difungsikan sebagai alat untuk mencapai ke-Islaman dan Islam menjadi kerangka dasar serta pondasi pengembangan pendidikan Islam. Pendidikan tumbuh dan berkembang seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Islam, hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak bisa dilepaskan dengan sejarahnya. Dinasti Umyyah sebagai dinasti pertama sebagai abad ekspansi yang hanyut dengan masalah-masalah yang menyangkut tentang penaklukan, konsolidasi dan sebagai suatu kekaisaran multinasional dan multikultural yang sadar akan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan sadar menaruh perhatian besar kepada persoalan-persoalan pendidikan. Sehingga pada gilirannya Dinasti Umayyah ini mampu menumbuhkan kembangkan berbagai khasanah keilmuan yang sekarang ini terasa manfaatnya, terutama bagi dunia Eropa yang mampu menggali dan mengembangkannya.
Kebijakan Pendidikan Islam Masa Orde Baru Heni Yuningsih
TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015): Jurnal TARBIYA
Publisher : Postgraduate Program Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan adalah pilar utama berdirinya sebuah bangsa. Pendidikan merupakan usaha untuk merancang masa depan manusia sebagai generasi yang memajukan sebuah bangsa. Konsep pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak pernah lepas dari unsur politik dan kebijakan pemerintah. Pendidikan pada masa Orde Baru merupakan sistem pendidikan terpusat atau dengan istilah sentralilasi membuat kualitas pendidikan Indonesia semakin memburuk. Dengan demikian, pendidikan pada masa Orde Baru bukan untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat, apalagi untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, tetapi mengutamakan orientasi politik agar semua rakyat selalu patuh pada setiap kebijakan pemerintah. Doktrin Orde Baru pada sistem pendidikan kita yaitu putusan pemerintah adalah putusan yang tidak boleh dilanggar. Fokus kajian ini pada perkembangan Islam, kebijakan pendidikan Islam masa Orde Baru, serta dampak yang terjadi setelah lahirnya kebijakan tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi analitis. Studi analitis yang digunakan adalah analitis historis dan analitis kebijakan. Pendidikan Islam masa Orde Baru setahap demi setahap mengalami perkembangan di antaranya lembaga-lembaga pesantren mulai mendirikan madrasah dalam sistem pendidikannya. Dalam sistem ini jenjang jenjang pendidikan terbagi menjadi Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Pemerintah memberlakukan kebijakan bahwa pendidikan agama harus diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai universitas. Pendidikan Islam semakin berkembang dengan munculnya beberapa lembaga dan program kegiatan pengajaran agama Islam.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2015 2015