cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
JURNAL PILAR
ISSN : 19785119     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 130 Documents
MAJELIS ULAMA DAN TEORI PEMINTAAN PASAR MASYARAKAT EKONOMI ASIA (MEA) Syahruddin Yasen
PILAR Vol 5, No 2 (2014): JURNAL PILAR, DESEMBER 2014
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.174 KB)

Abstract

AbstrakAdalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus bekerja keras menjelang diberlakukannya pasar bebas di Asia. Kini masyarakat Asia, khususnya Indonesia mau atau tidak harus merespon pemberlakuakn kesepakatan bilateral dalam sebuah organisasi bersanama yang dikenal dengan ‘’Masyarakat Ekonomi Asia’’ (MEA), yang mulai berlangsung pada 2015. Para pengusaha dalam negeri pun mulai gelisah, khususnya para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Sebenarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan atas kehadiran MEA, sepanjang produksi dalam negeri memenuhi standar kualitas yang diinginkan pasar Asia.Tulisan ini bertujuan untuk mengantarkan kita pada informasi, bagaimana kondisi organisasi pengusaha di Asia menghadapi kesepakatan bersama di bidang perdagangan ini. Apakah MEA akan benar-benar bisa memberikan arah bagi pembangunan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya, dan masyarakat asia pada umumnya. Ataukah sebaliknya, malah akan merugikan produksi dalam negeri, khususnya bagi produksi yang tidak memiliki daya saing tinggi atau standar yang diinginkan pasar Asia. Di sisi lain, apakah barang-barang impor tersebut harus melalui standar kehalalan melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI), khususnya bagi barang-barang pangan dan sandang, selain papan.Bahwa setiap barang pangan impor seperti daging, gula-gula, snack, dan semacamnya harus memiliki logo majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai bukti bahwa barang dimaksud sudah mememuhi standar kehalalan menurut syatiat Islam.Kata kunci: market share, qardul hasan, ceteris paribus, supply, demand, great depression. halal, dan  haram.
AL-MUTLAQ dan AL-MUQAYYAD DALAM HUKUM ISLAM Rajiah Rajiah
PILAR Vol 4, No 2 (2013): JURNAL PILAR, DESEMBER 2013
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.558 KB)

Abstract

AbstrakDalam pelaksanaan hukumnya, keberlakuannya dapat bersama-sama atau masing-masing berdiri sendiri. Artinya yang muthlaq berlaku untuk yang muthlaq dan yang muqayyad berlaku untuk yang demikian. Hal itu terjadi jika perintahnya berdiri. Akan tetapi, jika perintahnya berada dalam satu rangkaian kalimat atau dalam satu ayat Al-Qur’an, sebagaimana muqayyad-nya sebagai sifat bagi yang muthlaq, maka pengemalannya dilakukan secara bersama-sama. Sebagaimana pengamalan memerdekakan hamba sahaya sebagai yang muthlaq, artinya harus hamba sahaya, sedangkan yang beriman adalah yang muqayyad jadi harus yang beriman, tidak boleh yang kufur.Syarat membawa kepada muthlaq muqayyad ialah apabila hanya terdapat satu muqayyad. Kalau lebih dari satu muqayyad, muthlaq tetap pada tempatnya sendiri. Lafal muthlaq dan muqayyad masing-masing menunjukkan kepada makna yang qath’iy dalalahnya. Karena itu bila lafadz itu muthlaq maka harus diamalkan sesuai dengan muqayyadnya.Kata kunci: Nash lafdziyah, lafadz, nash al-Muthlaq, Al-Muqayyad.
INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd Rahim Razak
PILAR Vol 4, No 2 (2013): JURNAL PILAR, DESEMBER 2013
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.952 KB)

Abstract

AbstrakHidup bersama antara manusia berlangsung di dalam berbagai bentuk perhubungan, di dalam berbagai jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi di dalam hidup manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup bersama. Proses interaksi itu mungkin terjadi, karena kenyataan bahwa manusia pada hakekatnya memiliki sifat sosial yang besar. Setiap proses interaksi terjadi dalam ikatan suatu situasi, tidak di tempat atau ruang yang hampa. Dengan demikian, maka ada berbagai jenis situasi yang memberi kekhususan pada proses interaksi, misalnya interaksi belajar mengajar atau interaksi edukatif. Namun dalam uraian ini akan dibatasi penjelasan mengenai interaksi belajar mengajar. Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar. Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan kepada siswa agar mampu belajar dengan lancar. Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar. Sebagai organisatoris, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar siswa maupun guru. Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh siswaKey Word: motivasi, intelegensi, psikis, TIK Guru, faktor internal, eksternal.
URGENSI SIFAT JUJUR DALAM BERBISNIS Markas Markas
PILAR Vol 5, No 2 (2014): JURNAL PILAR, DESEMBER 2014
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.22 KB)

Abstract

AbstrakSifat jujur adalah salah satu sifat para Nabi dan Rasul Allah Subhanahu WAtaa’ala serta sifat orang-orang mulia disisi Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Untuk itu tidak ada alasan bagi seorang Muslim/ah, Mukmin/ah untuk menjauhi sifat jjur tersebut. Berdasarkan sabda Nabi Sallallahi Alihi Wasallam sifat jujur adalah sal;ahnsatu sifat yang mengantar manusia menuju surga Allah Subhana Wata’ala. Sifat jujur adlah salah satu perintah Allah yang terwujud dalam QS.yang artinya “Hai Orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah bersama dengan orang-orang yang jujur”Bidang jual beli adalah dalam Islam adalah salah satu bagian kehidupan manusia yang paling berperan untuk menentukan kehidupan seorang Mulim/ah atau mukmin/ah. Oleh karena itu Allah swat.  telah menetapkan aturan jual beli yang wajib dipedomani umat manusia, di antaranya adalah sifat jujur. Karena sesungguhnya jika para pelaku /pedagang memiliki sifat jujur maka akan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah sebagai penentu dan pengatur serta sebaik-baik pemberi rezki. (QS.Al-jumu’ah ayat 11).Jual beli atau perdagangan  dalam Islam adalah pekerjaan mulia, pekerjaan Nabi Muhammad saw.. Dalam jual beli antara si penjual dan si pembeli harus terjalin dengan Khiyar atau hak memililih. Selain itu juga ada hak kesepakatan dengan dasar suka sama suka yang di dalamnya tentu  harus didasarkan pada sifat jujurKata kunci: kholifatullah fil al-Ardi. Shiddiq,khiyar, fujur,
MEMOTRET ‘GELIAT’ HUKUM ISLAM DI INDONESIA: SEBUAH PERTARUNGAN KONSTITUSIONAL Anwar Sadat
PILAR Vol 5, No 2 (2014): JURNAL PILAR, DESEMBER 2014
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.472 KB)

Abstract

AbstrakPada saat para pendiri Negara ini akan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, muncul keberatan dari penduduk bagian timur Indonesia yang kebanyakan non-Muslim. Mereka khawatir bila Piagam Jakarta dijadikan dasar Negara maka mereka yang non Muslim akan termarjinalisasikan dan akan menjadi warga Negara kelas dua. Mereka mengancam akan keluar dari Indonesia bila hal itu dipaksakan. Untuk itu melalui tindakan yang bijak, para pendiri Negara setuju agar sila pertama dalam Piagam Jakarta yang menyatakan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluknya diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama ditambah  dengan empat sila yang lain yang dikenal dengan sebutan Pancasila kemudian dijadikan  sebagai dasar Negara. Kompromi seperti menjadikan Indonesia tidak murni menjadi Negara sekuler tapi juga tidak menjadi Negara Islam. Indonesia kemudian memperkanalkan dirinya sebagai Negara Pancasila.  Dalam Negara Pancasila semua pemeluk agama ditempatkan dalam posisi yang sama. Semua warga berhak menjalankan agamanya dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.Akan tetapi keputusan yang ‘bijak’ ini tidak menjadikan semua umat Islam merasa lega dan puas. Sebagian umat Islam masih menginginkan dan terus memperjuangkan agar Piagam Jakarta atau lebih tepatnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta masuk dalam konstitusi. Sebab dengan masuknya tujuh kata dalam Piagam Jakarta maka Indonesia dengan sendirinya, dilihat dari konstitusinya, telah menjadi Negara Islam.Kata kunci: rule of law, activist, tyranny majority, qonunisasi, common law, continental law,  
TRIPUSAT PENDIDIKAN Henni Sukmawati
PILAR Vol 4, No 2 (2013): JURNAL PILAR, DESEMBER 2013
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.249 KB)

Abstract

AbstrakPendidikan manusia sebagai makhluk susila, pendidikan swasta yang bernafaskan akademik maupun yang menyiapkan keterampilan kerja dibekali pula dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar negara. Pendidikan manusia sebagai makhluk sosial pendidikan kemasyarakatan baik secara langsung dan tidak langsung, ditumbuh kembangkan sebagai makhluk susila yang mampu menciptakan kehidupan bersama secara bertanggung jawab untuk mencapai kesejahteraan sosial yang dinamis.Pendidikan manusia sebagai makhluk religius, maka pendidikan kemasyarakatan baik yang dilakukan keluarga, kursus-kursus atau lembaga swasta lainnya khusunya yang bernafaskan keagamaan dapat memberikan pembekalan yang berhubungan dengan masalah keagamaan.Pendidikan kemasyarakatan  merupakan suatu hal yang turut berperan dalam memperluas dan mempercepat tujuan pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, Peran masyarakat selain menciptakan suasana yang dapat menunjang pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non-pemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasaranaKata kuci :linglungan, sekolah, masyarakat, otoriter, demokratis, permisif, emotional quotient
KORUPSI DAN INTEGRITAS PUBLIK: Perspektif Nilai Budaya Bugis dan Al-Qur’an Muhammad Yusuf
PILAR Vol 4, No 2 (2013): JURNAL PILAR, DESEMBER 2013
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.185 KB)

Abstract

AbstractThis article suggests integration between prominent values of the Bugis culture and internalization of values of Islamic doctrine in protecting and preventing corruption. This paper gives us view about the urgency of values of local wisdom which are discovered from principle of values of culture of Bugis which are relevant with values of Islamic doctrine. There are two principle opinions which serve as basis for that. First, Indonesian people have various local cultures which otomatically bring about glorious values which very closed to their life. Second, Indonesian people are the largest population of muslims in the world, where populations more than 80% are muslims, so approach to Islamic doctrine that is a relevant. Unfortunately, base on statistics data, Indonesia naowdays always the most corrupt nations in the world, whereas the corruption contradicts values both their cultures and Islamic doctrine which the both teach honesty and integrity. And, the step must start from reformation and reorientation of education, that is based on the values.Key words: Corruption, local wisdom, Islam, Bugis, values.
PERUBAHAN MIND SET APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP PELAYANAN PADA UMAT Junaid Shihab
PILAR Vol 5, No 2 (2014): JURNAL PILAR, DESEMBER 2014
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.076 KB)

Abstract

AbstrakPerubahan pola pikir (mind set) sangat diperlukan dalam pembangunan. Aspek ini bersentuhan langsung dengan manusia, karena tanpa manusia dunia ini tidak memiliki makna apa-apa. Bukanklah manusia diciptakan oleh Allah swt selain sebagai hamba (abid) juga adalah sebagai khalifah (pengelola) bumi dan apa yang di dalamnya. Setiap perubahan pasti memiliki dua dampak, yaitu negatif dan positif. Yang dikehendaki dalam perubahan itu sendiri adalah perubahan ke arah yang lebih positif, meskipun tidak bisa dipungkiri ekses negatifnya juga akan tetap ada, namun bisa diminimalisir, bukan?.Judul tulisan ini sengaja dibuat demikian, karena yang dikehendaki adalah perubahan mind set yang lebih bernuansa positif yang tentu saja manusia sebagai subyek pembangunan menempati posisi penting dalam kaitan dengan pengelolaan negara dan bangsa. Hanya manusia yang dapat memegang amanat dalam segala profesinya, apakah ia berprofesi swasta ataukah PNS yang sekarang lebih dikenal dengan Aparatur Sipil Negara (ASN).Tujuan kehadiran dan perubahan PNS menjadi ASN ini pun memiliki alasan tersendiri, walaupun orang sering menyebutnya hanya ‘’ganti baju’’, padahal substansinya sama. Undang-undang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada 15 Januari 2014 telah disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang memuat tentang: Tetapi yang terpenting dalam tulisan ini adalah perlunya ‘’perubahan mind set’’ ASN ini, dari yang tadinya berpikir keamanan financial hanya dengan masuk kantor dan absen, sekarang harus diubah menjadi good governance coorporate. Dalam istilah David Osborn, reinventing goverment (paradagima PNS atau ASN) sedapat mungkin ASN berpikir kreatif seperti mereka yang bekerja di sektor swasta (pengusaha).Kata kunci:  good governance coorporate, reinventing goverment, mind set changes.
KRITIK HADIS; STANDAR ORISINALITAS SUNNAH Abbas Abbas
PILAR Vol 5, No 2 (2014): JURNAL PILAR, DESEMBER 2014
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.026 KB)

Abstract

AbstrakTadwin al-hadis (pembukuan hadis) merupakan konsep yang harus dipahami dengan benar dalam studi hadis, karena ia berkaitan dengan eksistensi periwayatan hadis-hadis Nabi saw yang telah terjadi di dalam sejarah, yang kemudian dibukukan dalam kitab-kitab hadis yang diwarisi oleh umat pada masa kemudian.Dalam studi hadis persoalan sanad dan matan merupakan dua unsur penting yang menentukan keberadaan dan kualitas suatu hadis sebagai sumber otoritas ajaran Nabi Muhammad saw.Kritik sanad dan matan yang merupakan cabang ilmu hadis memberikan peranan penting dalam upaya penjagaan kemurnian dan kelestarian sunnah dengan berbagai metodenya, baik secara klasik yang merupakan akar dan cikal bakal ulmu setelahnya maupun secara kontemporer yang merupakan pengembangan dari metode sebelumnya.Kata kunci: tadwin al-hadis, kritik sanad, matan, otoritas.
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH Hamriah S
PILAR Vol 4, No 2 (2013): JURNAL PILAR, DESEMBER 2013
Publisher : PILAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.585 KB)

Abstract

AbstrakTulisan ini mengulas tentang Karakteristik Pembelajaran Agama Islam di sekolah. Berdasarkan pengertian secara bahasa di atas penulis mencoba memaknai karakteristik sebagai suatu sifat yang khas yang dapat membedakan dari yang lain. Kata karakteristik sedikit berbeda dengan kata character dan menurut bahasa Arab thabi’ah yang lebih kepada sifat dan watak manusia dalam bahasa ilmu Psikologi. Hasil pengkajian menunjukkan karateristik pendidikan agama Islam diantaranya:  Penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, penekanan pada nilai-nilai akhlak, penyesuaian terhadap perkembangan anak, pengembangan kepribadian, penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab.      Kata kunci: universal, sistematik, integrated, ideal, akomodatif, Egaliter, humanistik

Page 1 of 13 | Total Record : 130