cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa" : 7 Documents clear
PERTUMBUHAN TANAMAN Shorea roxburghii G. Don PADA AREAL ILALANG Ernayati Ernayati; Giono Giono; Deny Prasetyawan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.37-46

Abstract

Pengamatan tentang pertumbuhan Shorea roxburghii G. Don  pada areal ilalang dilaksanakan di Semoi II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan riap tanaman sampai umur lima tahun setelah ditanam. Perlakuan yang telah diberikan adalah pemupukan dengan NPK, TSP dan guano dengan dosis 10 gram, 50 gram, 100 gram untuk NPK dan TSP, serta 50 gram, 100 gram dan 200 gram untuk guano per tanaman. Pemupukan hanya diberikan sekali pada saat penanaman. Parameter yang diukur adalah tinggi, diameter dan persentase hidup tanaman. Setelah berumur lima tahun pertumbuhan tinggi tanaman S. roxburghii G. Don  mencapai 340,87 cm dengan riap tinggi 68,17 cm per tahun, pertumbuhan diameter 5,10 cm dengan riap diameter 1,02 cm dan persentase hidup 97,17%.  
PENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PEMELIHARAAN TERHADAP PERTUMBUHAN KENUAR (Shorea johorensis Foxw.) DI HUTAN SEMAK BELUKAR WANARISET SAMBOJA, KALIMANTAN TIMUR R. Mulyana Omon; Burhanuddin Adman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.47-54

Abstract

Pada saat ini, kebutuhan masyarakat terhadap kayu semakin meningkat, hal ini tidak didukung oleh pasokan kayu yang cukup. Sebagai akibatnya tekanan terhadap hutan meningkat yang menyebabkan terjadinya illegal logging. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembangunan hutan tanaman dengan jenis-jenis andalan setempat.  Salah satu jenis pohon yang dapat dikembangkan dan dikelola adalah kenuar (Shorea johorensis Foxw.), khusus di Kalimantan.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemeliharaan yang paling baik dan efektif terhadap pertumbuhan kenuar.  Lokasi penelitian dilaksanakan di hutan penelitian, Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja, dimulai pada bulan November 2004 sampai November 2006.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah split plot dengan jarak tanam sebagai plot utama dan perlakuan pemeliharaan sebagai sub plot dengan tiga ulangan.  Analisa data dilakukan dengan analisis varian (ANOVA) dengan Uji-F.  Hasil ANOVA menunjukkan kelompok, jarak tanam dan interaksi jarak tanam dan pemelihraan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi dan diameter, sedangkan perlakuan pemeliharaan berbeda nyata.  Dari hasil uji BNT, pemeliharaan vertikal menunjukkan pengaruh nyata terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi dan diameter dengan rata-rata masing-masing sebesar 76.34 %, 62.04 cm and 0.81 cm.
ECTOMYCORRHIZAL FUNGI INCREASED EARLY GROWTH of Shorea balangeran (Korth.) BURCK UNDER NURSERY AND FIELD CONDITIONS IN DEGRADED PEAT SWAMP FOREST Maman Turjaman; Hideyuki Saito; Erdy Santoso; Agung Susanto; Sampang Gaman; Suwido Hester Limin; Masato Shibuya; Kunihide Takhashi; Yutaka Tamai; Mitsuru Osaki; Keitaro Tawaraya
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.1-9

Abstract

Trees of the Dipterocarpaceae dominate the tree vegetation in the tropical forests in Southeast Asian and they play important roles ecologically and econimcally. However, dipterocarps species have been reduced in number due to overexploitation. Seedlings of Shorea balangeran (Korth.) Burck were inoculated with spores of four ectomycorrhizal (ECM) fungi, Calvatia sp., Boletus sp., Scleroderma sp. and Strobilomyces sp., and were grown in pots containing sterilized peat soil for six months under nursery conditions and transplanted in field conditions. Four ECM fungi were collected from peat soil of Nyaru Menteng, Palangka Raya, Central Kalimantan. Six-months-old inoculated seedlings were transplanted into degraded peat-swamp forest.  The ECM fungal colonization was 59-67% in inoculated seedlings under nursery conditions. Colonization of S. balangeran (Korth.) Burck increased shoot height, stem diameter, leaf number, and shoot fresh and dry weight 6 months after transplanting under nursery conditions. Shoot height, stem diameter, leaf number and survival rates of S. balangeran (Korth.) Burck were higher in the inoculated seedlings 40 months after transplanting under field conditions than in the control seedlings. It is suggested that inoculation of indigenous ECM fungi in native tree species is useful for reforestation of degraded peat-swamp forests.
PENGARUH DOSIS TABLET MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN MUDA MERANTI MERAH DARI BENIH DAN STEK DI HPH PT ITCIKU, BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR R. Mulyana Omon
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.55-63

Abstract

Penelitian pengaruh tablet mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman muda meranti merah (Shorea johorensis Fowx. dan Shorea leprosula Miq.) dari bibit yang berasal dari benih dan stek telah dilakukan di areal Hak Pengusahaan Hutan PT ITCIKU, Balikpapan Kalimantan Timur. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis tablet mikoriza yang efektif terhadap pertumbuhan meranti merah dari bibit yang berasal dari benih dan stek. Dua jenis meranti merah (S. johorensis Foxw. dan S. leprosula Miq.), dua asal bibit (dari benih dan stek) dan dua dosis tablet mikoriza (satu tablet dan dua tablet mikoriza) serta tanpa diberi tablet mikoriza yang digunakan sebagai perlakuan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah faktorial dalam pola acak lengkap  yang diulang sebanyak tiga kali. Sebelum bibit ditanam dilakukan inokulasi dengan tablet mikoriza dan setelah  empat bulan di persemaian  kemudian ditanam di lapangan. Setiap perlakuan ditanam sebanyak 15 tanaman dengan jarak tanam 6 m x 3 m. Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 540 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan  dosis tablet mikoriza, macam bibit dan semua interaksi antara perlakuan tidak berbeda nyata terhadap persen hidup dan pertumbuhan tanaman, tetapi perlakuan jenis telah memberikan pengaruh yang nyata terhadap persen hidup. Persen hidup S. leprosula lebih tinggi dibandingkan dengan S. johorensis masing-masing sebesar 81,11% dan 57,24%. Untuk perlakuan interaksi antara S. leprosula yang berasal dari stek telah memberikan pengaruh yang nyata terhadap riap tinggi, sebesar 86,28 cm dibanding dengan interaksi lainnya. Dengan demikian jenis S. leprosula dari stek dapat digunakan untuk ditanam dalam program rehabilitasi hutan alam.
ANALISIS FLUKTUASI MORTALITAS DAN INGROWTH DALAM UJI COBA TEKNIK PEMANENAN Amiril Saridan; Farida Herry Susanty
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.11-22

Abstract

Pemantauan uji coba teknik pemanenan dilaksanakan pada petak ukur permanen yang dibangun sejak tahun 1990/1991 hasil kerjasama lembaga CIRAD- forêt, PT Inhutani I dan Departemen Kehutanan.  Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui fluktuasi tingkat mortalitas dan ingrowth tegakan tinggal umur 14 tahun setelah tebangan dengan perbedaan teknik pemanenan yang diterapkan dalam skala operasional.  Petak penelitian dibangun di areal HPH PT Hutan Sanggam Labanan Lestari (eks PT Inhutani I) Kalimantan Timur, jumlah petak adalah 12 buah (masing-masing seluas 4 ha).  Pengukuran dilakukan setiap 2 tahun meliputi data jenis, jumlah pohon, diameter, kematian (mortalitas), pohon baru yang masuk kelas diameter 10 cm (ingrowth), untuk semua pohon dengan diameter ≥10 cm.  Desain penelitian sebagai berikut : (a) Pemanenan Ramah Lingkungan (RIL 50) dengan limit diameter ≥50 cm (petak 2, 3 dan 12); (b) Pemanenan Ramah Lingkungan (RIL 60) dengan limit diameter ≥60 cm (petak 5, 6 dan 7); (c) Pemanenan secara Konvensional (CNV) dengan limit diameter ≥60 cm (petak 8, 9 dan 11); dan (d) Hutan primer sebagai kontrol (petak 1, 4 dan 10).  Umumnya, tegakan tinggal umur 14 tahun setelah tebangan mempunyai tingkat pemulihan yang baik berdasarkan pada kondisi kerapatan tegakan yang mencapai lebih dari 85% dibandingkan sebelum tebangan.  Tingkat mortalitas tertinggi terjadi pada umur 2 – 4 tahun setelah tebangan, sedangkan tingkat ingrowth tertinggi terjadi pada umur 4 – 8 tahun setelah tebangan.  Mortalitas yang diakibatkan pemanenan memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat ingrowth yang lebih tinggi dibandingkan pada petak kontrol.  Hutan primer mempunyai fluktuasi yang rendah pada tingkat mortalitas dan ingrowth sepanjang tahun.  Perbedaan tipe pemanenan memberikan variasi fluktuasi tingkat mortalitas dan ingrowth, tetapi tidak signifikan.
PENGARUH PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS JUVENILE Shorea platyclados v. Slooten ex Foxw Cica Ali; Darmawan Edy
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.65-72

Abstract

Pengaruh pupuk daun terhadap pertumbuhan tunas bibit Shorea platyclados v. Slooten ex Foxw telah diamati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyemprotan pupuk daun dalam memproduksi tunas juvenile sebagai bahan stek pucuk jenis Shorea platyclados.  Penyemprotan pupuk dilakukan pada empat taraf konsentrasi pupuk yaitu 0%, 0,1%, 0,2%, dan 0,4% dengan dua interval waktu penyemprotan yaitu setiap 7 hari dan setiap 14 hari.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial 4x2.  Pengamatan meliputi jumlah tunas, panjang tunas, dan jumlah daun yang tumbuh.  Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi 0,4% meningkatkan jumlah tunas dan jumlah daun dan nilai ini berbeda sangat nyata dengan kontrol.  Konsentrasi pupuk 0,2% memberikan hasil yang terbaik dan berbeda nyata dangan kontrol dalam meningkatkan panjang tunas.  Perlakuan setiap 7 hari lebih baik dibandingkan perlakuan setiap 14 hari dalam meningkatkan jumlah tunas dan panjang tunas tapi tidak berbeda secara nyata.  Dalam meningkatkan jumlah daun, perlakuan setiap 7 hari juga memberikan hasil yang lebih baik dan berbeda secara nyata dibandingkan 14 hari.  Perlakuan setiap 7 hari dengan konsentrasi pupuk 0,4% meningkatkan jumlah daun dan tunas, sedangkan perlakuan setiap 7 hari dengan pupuk 0,2% memberikan hasil terbaik, namun nilai-nilai ini tidak berbeda nyata dengan lainnya.
PENGARUH PENYIAPAN LAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea leprosula Miq. DAN Shorea balangeran (Korth.) Burck PADA LAHAN ALANG-ALANG DI SAMBOJA, KALIMANTAN TIMUR Ishak Yassir; Yuniar Mitikauji
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.23-35

Abstract

Penelitian pengaruh penyiapan lahan terhadap pertumbuhan tanaman Shorea leprosula Miq. dan Shorea balangeran (Korth.) Burck telah dilakukan di areal rehabilitasi lahan Samboja Lestari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh teknik penyiapan lahan terhadap pertumbuhan S. leprosula Miq. dan S. balangeran (Korth.) Burck yang ditanam pada lahan kritis yang ditumbuhi alang-alang. Empat perlakuan penyiapan lahan yang dicoba dalam penelitian ini adalah sistem cemplongan, jalur, jalur herbisida dan  herbisida total. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap. Setiap perlakuan penyiapan lahan pada masing-masing jenis ditanam sebanyak 25 tanaman dengan jarak tanam 5 m x 5 m, jumlah kelompok 3 buah, sehingga total jumlah tanaman yang diamati sebanyak 600 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penyiapan lahan tidak memberikan perbedaan yang nyata baik terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan diameter. Hasil penelitian ini memberikan input bahwa pemilihan teknik penyiapan lahan termurah berupa cemplongan dan jalur merupakan alternatif terbaik, sedangkan pengaturan cahaya atau kebutuhan naungan pada tahap awal pertumbuhan S. leprosula Miq., diperlukan, lain halnya dengan Shorea balangeran (Korth.) Burck  yang dapat tumbuh dengan baik pada lahan alang-alang tanpa diberi naungan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue