cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
eksplorium@batan.go.id
Editorial Address
BULETIN PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN NUKLIR Jl. Lebak Bulus Raya No. 9, Ps. Jumat, Jakarta 12440, Indonesia, Telp (021) 7691775, 7695394, 75912956 Fax (021)7691977
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Eksplorium : Buletin Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir
ISSN : 08541418     EISSN : 2503426x     DOI : https://doi.org/10.17146/eksplorium
Core Subject : Social,
Eksplorium : Buletin Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir, adalah jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir-BATAN yang telah diakreditasi LIPI No.749/AU2/P2MI-LIPI/08/2016 dan menempati peringkat SINTA 2
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 40, No 2 (2019): November 2019" : 8 Documents clear
Cover+Kata Pengantar+Daftar Isi+Indeks Isi Redaksi EKSPLORIUM
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2310.54 KB)

Abstract

Cover dan halaman pengantar pada volume 40, No.2: November 2019
Studi Mikrotremor dengan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) di Tapak RDE, Serpong Eko Rudi Iswanto; Yuni Indrawati; Theo Alvin Riyanto
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.732 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5489

Abstract

ABSTRAKBencana alam seperti kejadian gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan pada area tapak dan infrastruktur termasuk fasilitas reaktor nuklir. Fenomena ini perlu dipahami secara komprehensif melalui catatan sejarah karakteristik dinamik tapak. Penggunaan mikrotremor dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) telah digunakan secara luas dalam investigasi bawah permukaan sejak satu dekade terakhir. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik geologi setempat dan karakteristik dinamis bawah permukaan. Penelitian ini mengaplikasikan penggunaan mikrotremor metode HVSR di tapak Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di Serpong. Pengukuran dilakukan di 15 lokasi, kemudian data diolah dengan metode HVSR menggunakan perangkat lunak Geopsy. Hasil analisis menunjukkan bahwa Tapak RDE mempunyai nilai frekuensi dominan antara 3,06 Hz–23,27 Hz dan faktor amplifikasi 1,84–6,37. Bagian timur laut dan tenggara tapak memiliki indeks kerentanan seismik yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lainnya. Oleh karena itu, pilihan lokasi gedung reaktor di area barat daya sudah tepat kerena memiliki faktor amplifikasi, ketebalan sedimen, dan indeks kerentanan seismik yang relatif rendah.ABSTRACTNatural disaster like earthquake can cause damage to the site and the infrastructure including nuclear reactor facilities. This phenomenon needs comprehensively understood through its dynamic characteristics historical records of the site. The use of Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method has been widely used for subsurface investigation since last decade. The aimed of the research is to obtain local geological and subsurface dynamic characetristics. This research is applying the use of HVSR method for Experimental Power Reactor (RDE) in Serpong. The measurements are in 15 locations, and then the data is processed by using Geopsy software. The analysis result shows that the RDE site has dominant frequncy values between 3.06 Hz–23.271 Hz and amplification factor 1.84–6.37. The northeast and southeast areas of the site have higher seismic vulnerability index than in other area. Therefore, the selection for reactor bulding location in the southwest area is proper because it has lower amplification factor, sedimen thickness, and seismic vulnerability index.
Aktivitas NORM pada Sedimen Dasar di Perairan PLTU Tanjung Jati Jepara dan Kaitannya dengan Ukuran Butir Sedimen serta TOC Navila Bidasari Alviandini; Muslim Muslim; Wahyu Retno Prihatiningsih; Sri Yulina Wulandari
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.586 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5662

Abstract

ABSTRAKNORM (Naturally Occuring Radioactive Material) merupakan unsur radionuklida yang secara alami sudah ada dalam bumi dan kandungannya dapat meningkat dengan adanya kegiatan industri, seperti PLTU. Kegiatan PLTU menghasilkan bottom ash dan fly ash yang akan terbawa oleh angin kemudian masuk ke perairan dan mengendap pada sedimen dasar perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas NORM pada sedimen dasar terkait kegiatan PLTU Tanjung Jati, Jepara dan hubungannya dengan ukuran butir serta TOC (Total Organic Carbon). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengukuran konsentrasi aktivitas NORM dilakukan menggunakan spektrometri sinar gama detektor HPGe, di Laboratorium Radioekologi Kelautan PTKMR-BATAN. Konsentrasi aktivitas NORM yang terdeteksi yaitu 40K berkisar 442,75–818,40 Bq.Kg-1, 232Th berkisar 99,19–212,34 Bq.Kg-1 dan 226Ra berkisar 42,42–77,77 Bq.Kg-1. Aktivitas NORM menunjukkan adanya hubungan dengan tekstur sedimen, tetapi tidak menunjukkan hubungan dengan kandungan Total Organic Carbon (TOC).ABSTRACTNORM (Naturally Occurring Radioactive Material) is a radionuclide element which naturally exists in the earth and its content can increased with the presence of industrial activities, such as the PLTU. The PLTU activities produce fly ash and bottom ash which will be carried away by the wind and then fall in the waters and settle on the bottom sediments of the waters. This study was aimed to determine the activity of NORM in bottom sediments related activities PLTU Tanjung Jati Jepara and its relationship with grain size and TOC (Total Organic Carbon). Sampling was conducted by purposive sampling method. NORM activity concentration measurements performed using gamma ray spectrometry HPGe detector, in Marine Radioecology Laboratory PTKMR-BATAN. NORM activity concentration detected is 40K ranged 442.75 to 818.40 Bq.Kg-1, 232Th ranged 99.19 to 212.34 Bq.Kg-1 and 226Ra ranged 42.42 to 77.77 Bq.Kg-1. NORM activity shows the relationship with sediment texture, but does not show a relationship with the composition of Total Organic Carbon (TOC).
Validitas dan Reliabilitas Data Estimasi Kadar Uranium Sektor Lembah Hitam, Kalan, Kalimantan Barat Adi Gunawan Muhammad; Frederikus Dian Indrastomo
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1377.829 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5672

Abstract

ABSTRAKMineralisasi uranium (U) di Sektor Lembah Hitam pada batuan metalanau dan metapelit sekistosan berasosiasi dengan mineral pirit, pirhotit, magnetit, molibdenit, turmalin, dan kuarsa. Kehadiran mineral U ditandai dengan nilai radiometri batuan yang mencapai 15.000 c/s. Estimasi cepat kadar U adalah menggunakan perhitungan gamma ray hasil logging gross-count gamma lubang bor LH-01. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas data estimasi kadar U. Hasil estimasi kadar U logging disebandingkan dengan analisis geokimia untuk mendapatkan faktor koreksi (Fk). Analisis geokimia menggunakan metode X-Ray Fluorescence (XRF) pada sampel batuan terpilih di interval kedalaman yang mewakili batuan dan mineralisasi di lubang tersebut. Estimasi kadar U di kedalaman 8,80–9,81 m berdasarkan gross-count gamma ray menunjukkan nilai kadar 456 ppm eU, sementara analisis XRF menunjukkan rerata kadar 177 ppm U. Nilai faktor koreksi (Fk) yang didapatkan dari estimasi kadar di kedalaman 8,80–9,81 m adalah 0,388. Nilai tersebut menunjukkan validitas dan reliabilitas data estimasi yang digunakan rendah. Kesebandingan estimasi kadar U dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: sistem logging gross-count gamma ray, ketidaksetimbangan uranium, ukuran sampel, dan unsur radioaktif lainnya. Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas data estimasi, maka diperlukan penambahan sampel analisis XRF dengan mempertimbangkan lingkar dan interval kedalaman lubang bor. ABSTRACTUranium (U) mineralisation in Lembah Hitam Sector in metasilt and schistossic metapellite rocks was assosiated with pyrite, pyrhotite, magnetite, molibdenite, tourmaline, and quartz minerals. The existence of U mineral was marked from its radiometric value reaching 15,000 c/s. The faster way to estimate U grade is using gamma-ray values calculation from gross-count gamma logging at borehole LH-01. The research is aimed to obtain the validity and reliablility of U grade estimating data. The logging estimation result then compared with geochemical analysis to obtain the correction factor (Fk). Geochemical analysis is using X-Ray Fluorescence (XRF) method on selected rock samples represent rock and mineralisastion depth interval inside the borehole. The result of uranium grade estimation using gross-count gamma ray calculation in depth 8.80–9.81 m is 456 eU while based on XRF analysis, the result is 177 ppm U. The correction factor (Fk), obtained from grade estimation at 8.80–9.81 m depth is 0.388. The value indicates that the validity and reliability estimation data is low. Ratio of U grade estimation depends on some factors, like gross-count gamma ray logging system; uranium disequilibrium, sampels size; and other radioactive elements. In order to increase the validity and reliability estimation data, XRF analysis samples should be added by considering the borhole diameter and depth interval.
Pengendapan Torium (Th) dari Monasit Bangka Setelah Proses Solvent Impregnated Resin (SIR) Riesna Prassanti; Budi Yuli Ani; Sumiarti Sumiarti; Erlan Dewita
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.648 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5648

Abstract

ABSTRAKPengolahan monasit Bangka secara basa dilakukan melalui tahapan dekomposisi; pelarutan parsial pH 3,7; pengendapan parsial pH 6,3; dan pengendapan total pH 9,8. Proses tersebut menghasilkan natrium fosfat, Rare Earth (RE) hidroksida, uranium (U), dan torium (Th). Pada proses dekomposisi, 99 % natrium fosfat telah terambil dan RE hidroksida telah terpisah dari U dan Th dengan recovery 85 %. Sementara itu, U dan Th yang dihasilkan masih bercampur sehingga perlu dipisahkan. Pemurnian Th dari U pada monasit telah dilakukan dengan metode Solvent Impregnated Resin (SIR) dan dilanjutkan dengan proses elusi setelah SIR. Hasilnya, Th masih berada pada fase cairan berupa larutan torium nitrat [Th(NO3)2] sehingga perlu diendapkan sebagai torium hidroksida [Th(OH)2] untuk memudahkan proses berikutnya. Pengendapan Th setelah proses SIR dilakukan dengan tujuan memperoleh kondisi optimum pengendapan. Resin penyokong yang digunakan adalah amberlite XAD-16 menggunakan ekstraktan yang diimpregnasikan dengan tributyl phosphate (TBP), reagen elusi asam nitrat (HNO3) encer dan reagen pengendapan amoniak (NH4OH). Parameter yang diteliti adalah pengaruh pH dan waktu pengendapan terhadap recovery Th. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum pengendapan Th dari monasit setelah proses SIR pada pH 1,2 dan waktu 60 menit dengan recovery 84,74 % Th; 3,26 % U; 34,74 % RE; dan 8,52 % PO4.ABSTRACTAlkaline processing of Bangka monazite is carried out through stages like decomposition; partial dissolution pH 3.7; partial precipitation pH 6.3; and total precipitation pH 9.8. These procesess produce sodium phosphate, Rare Earth (RE) Hydroxide, uranium (U), and thorium (Th). On decomposition procsess, 99 % of sodium phosphate had been recovered and RE Hydroxide was separated from U and Th with 85% recovery. Meanwhile, the U and Th products were still mixed so that needs to separate. Purification of Th from U in monazite had been carried out by using Solvent Impregnated Resin (SIR) method and continued by elution after SIR. The result is that Th is still in the liquid phase as thorium nitrate [Th(NO3)2] solution so it needs to be precipitated as thorium hydroxide [Th(OH)2] to facilitate the next process. Precipitation of Th after SIR process is conducted with the aim to obtain optimum precipitation condition. The supporting resin used is amberlite XAD-16 with impregnated tributyl phosphate (TBP) extractant, dilute nitric acid (HNO3) as elution reagent, and ammonium hydroxide (NH4OH) as precipitation reagent. The observed parameters are the effect of pH and precipitation time on Th recovery. The results show that the optimum precipitation conditions of Th from monazite after SIR process is on pH 1.2 and 60 minutes time, resulting recovery of 84.74 % Th, 3.26 % U, 34,74 % RE, and 8.52 % PO4.
Spektroskopi Reflektansi Sampel Tanah dan Batuan yang Mengandung Mineral Pembawa Unsur Tanah Jarang dan Radioaktif Arie Naftali Hawu Hede; Muhammad Anugrah Firdaus; Yogi La Ode Prianata; Mohamad Nur Heriawan; Syafrizal Syafrizal; Heri Syaeful; Ichwan Azwardi Lubis
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.137 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5644

Abstract

ABSTRAKSpektroskopi reflektansi merupakan salah satu metode nondestruktif untuk identifikasi mineral dan sebagai dasar dalam analisis pengindraan jauh (indraja) sensor optik. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian penerapan spektroskopi reflektansi pada panjang gelombang 350–2.500 nm untuk sampel tanah dan batuan pembawa unsur tanah jarang (rare earth element-REE) dan radioaktif. Sampel diambil dari beberapa lokasi di Bangka Selatan dan Mamuju yang sebelumnya telah diidentifikasi memiliki potensi REE dan unsur radioaktif. Kurva reflektansi hasil analisis sampel dari Bangka Selatan menunjukan adanya kenampakan absorpsi yang menjadi karakteristik untuk kehadiran REE, dalam bentuk mineral monasit, zirkon, dan xenotime khususnya pada sampel yang berasal dari material tailing dan konsentrat bijih timah. Panjang gelombang yang menjadi kunci khususnya berada pada rentang visible-near infrared (VNIR; 400–1.300 nm). Sedangkan untuk sampel yang berasal dari Mamuju, yang merupakan daerah prospeksi mineral radioaktif, karakteristik spektral memperlihatkan beberapa panjang gelombang kunci terutama pada rentang shortwave infrared (1.300–2.500 nm). Hasil interpretasi menunjukkan mineral mayor berupa mineral lempung, sulfat, spesies NH4, dan mineral yang mengandung Al-OH lainnya, sedangkan untuk beberapa sampel pada panjang gelombang VNIR diidentifikasi mengandung mineral besi oksida/hidroksida. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pemetaan eksplorasi REE dan radioaktif dengan menggunakan metode indraja.ABSTRACTReflectance spectroscopy is one of the nondestructive methods of mineral identification and is one of the basic principles in the remote sensing analysis using optical sensors. This research aimed at applying reflectance spectroscopy at 350–2,500 nm wavelength range for samples containing rare earth elements (REE) and radioactive minerals. Samples were taken from several locations in South Bangka and Mamuju that had previously been identified as potential location of REE and radioactive-bearing minerals. Reflectance data shows that there are absorption characteristics for REE-bearing minerals; monazite, zircon, and xenotime minerals especially from tailings and tin ore concentrate for the samples from South Bangka. The key wavelengths are specifically in the visible-near infrared range (VNIR; 400–1300 nm). For the samples from Mamuju, which is known as radioactive mineral prospecting areas, spectral characteristics provide information that there are spectral signatures in the shortwave infrared range (1,300–2,500 nm). The results of major mineral interpretations include clay minerals, sulfates, NH4 species, and other minerals containing Al-OH. However, some samples at the VNIR wavelength identified as iron oxide/hydroxide minerals. It is hoped that these results can be useful for REE and radioactive exploration mapping using remote sensing methods.
Efisiensi Penurunan Kandungan Uranium dalam Limbah Cair Pengolahan Monasit Menggunakan Resin Penukar Kation Tulsion T-40 Na Inda Robayani Walayudara; Roza Indra Laksmana; Dani Poltak Marisi; Septyana Nur Amalia
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.11 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5627

Abstract

ABSTRAKLimbah cair merupakan salah satu hasil dari proses produksi yang mengandung beberapa campuran atau senyawa kimia yang berbahaya. Salah satunya adalah limbah cair dari proses pengolahan monasit yang mengandung unsur radioaktif, yaitu uranium (U). Limbah cair yang mengandung unsur radioaktif, terutama uranium, menjadi bahan berbahaya apabila terlepas ke lingkungan karena kanndunga nuklida aktif nya yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan dan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan limbah cair dari pengolahan monasit. Metode yang digunakan adalah proses pertukaran ion dengan resin kation yaitu Tulsion T-40 Na yang dapat menurunkan kandungan uranium dan kandungan kation lainnya pada limbah cair pada konsetrasi rendah. Pertukaran ion dilakukan melalui proses pengadukan dengan variasi bobot resin dan waktu kontak. Pengukuran kandungan uranium dilakukan dengan Spektrofotometer UV-Vis, sedangkan pengukuran pH dan nilai TDS pada limbah cair dilakukan untuk mengetahui karakteristik limbah. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum proses pertukaran ion pada bobot resin 1,5 g dengan waktu kontak selama 300 menit menghasilkan penurunan kadar uranium sebesar 83,40 %.ABSTRACTWaste-water is one of the production process that contains several dangerous mixtures or chemical compositions. One of them is waste-water from monazite processing which is containing radioactive element like uranium (U). Waste-water with radioactive content, mainly uranium, became a hazardeous content if it is released to the environment because of its active nuclide content that effect the environment and community health. Therefore, it is necessary to treat waste-water from monasite processing. The method used is ion exchange process with a cation resin, namely Tulsion T-40 Na, which can reduce uranium content and other cations in waste-water at low concentration. Ion exchanging is conducted through stirring process with resin weight and contact time variations. Measurements on uranium content are carried out using the UV-Vis Spectrophotometer, while measurements on pH and TDS values in waste-water are conducted to determine the characteristics of the waste. The results showed that optimum condition of the ion exchange process at 1.5 g resin weight with 300 minutes contact time is resulting a reduction on uranium content as much as 83.40 %.
Studi Fasa dan Sifat Termal Lantanum Oksida Berbasis Monasit Sari Hasnah Dewi; Wisnu Ari Adi; Suyanti Suyanti
EKSPLORIUM Vol 40, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.652 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2019.40.2.5646

Abstract

ABSTRAKPotensi logam tanah jarang (LTJ) di Indonesia sangat besar, terutama yang berasal dari mineral monasit. Monasit merupakan gabungan unsur LTJ-U/Th-fosfat yang berkaitan dengan endapan timah dan unsur-unsur radioaktif. Melalui program BATAN incorporated mineral monasit diolah menjadi bahan yang lebih benilai jual secara ekonomi. Lantanum (La) adalah logam yang termasuk dalam kelompok logam tanah jarang yang memiliki sifat-sifat unggul sebagai pigmen dan sebagai penyerap gelombang elektromagnetik. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi pengaruh pemanasan tinggi terhadap produk pilot plant pengolahan logam tanah jarang hidroksida (RE(OH)3) dari monasit, khususnya produk La2(C2O4)3 untuk pembuatan Certified Reference Material (CRM) La2O3. Bahan yang telah ditimbang dikalsinasi pada combustion boat dengan menggunakan furnace pada suhu pemanasan 1.000 OC dan 1.300 OC. Dekomposisi termal dianalisis dengan menggunakan Thermogravimetric analysis (TGA). Formasi fasa bahan dianalisis dengan menggunakan teknik X-Ray Diffraction (XRD). Hasil analisis XRD menunjukkan hasil akhir fasa bahan berubah menjadi La2O3 sebesar 28,76% dan La(OH)3 sebesar 71,24%.ABSTRACTRare earth elements (REE) in Indonesia have great potency, mainly from monazite mineral. Monazite is a combination of REE-U/Th-phosphate elements which is associated with tin deposit and radioactive elements. Through BATAN incorporated program, monazite mineral is processed to become more economically valuable materials. Lanthanum (La) is a metal element, part of REE group, which has excellent properties for pigment and electromagnetic absorber. The purpose of this study is to obtain information related to the effect of calcination in high temperature on the product of monazite’s REE hydroxide (RE(OH)3) processing pilot plant, specific on La2(C4O4)3 for Certified Reference Material (CRM) La­2O3 making. The weighed material is calcined on combustion boat by using a furnace at heating temperature of 1,000 OC and 1,300 OC. Thermal decomposition is analyzed by using Thermogravimetric analysis (TGA). Material phase formation is analyzed by using X-Ray Diffraction (XRD) method. XRD analysis shows the material in final phase has been transform to 28.76 % La2O3 and 71.24 % La(OH)3.

Page 1 of 1 | Total Record : 8