cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
MAJALAH BIAM
ISSN : 02151464     EISSN : 25484842     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah BIAM is a print and online journal that is part of the Ministry of Industry and dedicated as a media dissemination of scientific articles focusing on the field of marine products technology, in addition, Majalah BIAM generally receive articles in the field of Natural Materials, Industry, Various Food Products, Essential Oils and the Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue " Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM" : 6 Documents clear
PENGEMBANGAN ALAT PENGERING IKAN Leha, Maria Alexanderina
Majalah BIAM Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.606 KB)

Abstract

Pengering mekanik dapat digunakan untuk mengeringkan produk perikanan tanpa tergantung pada kondisi alam (hujan), proses produksi terus berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk memanipulasi pengering menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang baik. Alat pengering di-rekayasa membentuk kabinet dan berbentuk konstruksi piramida, dan terkait dengan cerobong asap menggunakan pelat baja sebagai dinding dan sudut baja sebagai bingkai, dengan pipa beton sebagai saluran panas. Uji kemam-puan pengering menggunakan 3 jenis ikan, yaitu ikan tuna, layang-layang dan ikan teri. Hasil pengujian dengan menggunakan kemampuan pengering dari alat untuk tuna menggunakan waktu pengeringan 8 jam, 7 jam untuk ikan layang-layang dan 6 jam untuk ikan teri. Untuk mendapatkan kualitas ikan asin digunakan SNI - 01-2708 - 1992 dan SNI -01-2708 - 1992 untuk persyaratan kualitas ikan asin. Hasil analisis kualitas kering ikan asin dan ikan teri kering dapat memenuhi standar SNI dimaksud.
PENGEMBANGAN MODEL UNTUK KESTABILAN PASOKAN DAN HARGA BAHAN BAKU INDUSTRI (Studi Kasus: Industri Pengolahan Rumput Laut) Setyadewi, Nur Maryam
Majalah BIAM Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2087.481 KB) | DOI: 10.29360/mb.v9i1.2000

Abstract

Eucheuma cottonii adalah jenis komoditi rumput laut yang diunggulkan yang merupakan bahan baku dari Alkali Treated Cottonii (ATC), Semi Refned Carrageenan (SRC), dan Refned Carrageenan (RC). Makalah ini membahas tentang pengembangan model untuk menstabilkan pasokan dan harga bahan baku pada industri karaginan. Tujuan dari pengembangan model ini adalah model sistem industri rumput laut kering yang memberikan proft maksimal bagi setiap entitas yang terlibat dalam sistem. Model yang dihasilkan berupa model matematis dengan hasil uji coba model menunjukkan bahwa ketidakstabilan pasokan dan harga bahan baku rumput laut kering di level industri dapat diatasi dengan adanya intervensi pemerintah berupa pembatasan kuota ekspor, sedangkan ketidakstabilan harga penjualan karaginan di level konsumen dapat diatasi dengan adanya kebijakan  pembebasan pajak  pertambahan nilai atas produk karaginan. Hasil performansi sistem pada sistem rancangan menunjukkan peningkatan  proft  pada  entitas  industri  dan  menurunkan  biaya  pembelian  karaginan  di  level  konsumen.
ISOLASI KITIN DAN KITOSAN DARI LIMBAH UDANG PUTIH (Litopeneaus vannamei) DAN UDANG TIGER (Peneaus semisulcatus) Dompeipen, Edward Julys
Majalah BIAM Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.285 KB)

Abstract

Dalam penelitian ini, isolasi kitin dan kitosan melalui proses demineralisasi menggunakan 1 N HCl dengan pem-anasan selama 2 jam pada suhu 70-80oC dengan HCl dan udang rasio shell 10:1, proses deproteinisasi menggu-nakan 3,5% NaOH pada suhu 70-80oC selama 2 jam dengan rasio NaOH 10:1, proses bleaching dengan 3% H2O2 selama 24 jam, dengan deasetilasi kitin dengan 50% NaOH dengan perbandingan 20: 1 di 80oC selama 2 jam.Chitin dan kitosan produk diproduksi untuk memenuhi standar internasional pasar: kadar air <10% (5,24% kitin, kitosan 6,78%), kadar abu <2% (0,38% kitin, kitosan 0,31%), nilai viskositas kitosan 90, 98%, tingkat deasetilasi kitosan >70% (81,19). Jenis basis yang digunakan dalam proses deproteinisasi dan perbandingan basis dalam proses deasetilasi tidak mempengaruhi viskositas kitosan dan kitosan rendamen tetapi jenis kerang memiliki pen-garuh yang signifkan terhadap rendamen chitosan. Jenis basis yang digunakan dalam proses deproteinisasi dan jumlah basis dalam proses deasetilasi dan jenis kulit udang tidak mempengaruhi kadar air, kadar abu, dan derajat deasetilasi kitosan.
FORTIFIKASI SURIMI IKAN RUCAH TERHADAP MUTU MIE BASAH Leha, Maria Alexanderina
Majalah BIAM Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1539.144 KB)

Abstract

Studi tentang pengaruh fortifkasi pengolahan mie dengan surimi ikan rucah di level 20% masing-masing telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari jumlah hasil (rendemen) ikan cincang yang dapat dimanfaatkan untuk surimi terdiri dari 3 (tiga) jenis. yaitu gulamah (Argyrosomus sp.), Kurisi (Nemipterus sp.) Dan tigawaja (Argyrosomus amoyensis), kuantitas/ rendemen atau akhir produk mie rebus terbuat dari 1 spesies dan  dicampur  dengan  2-3  spesies,  kualitas  dan  nilai  kalori  produk,  dan  tingkat  penerimaan  konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  jumlah hasil  ikan cincang adalah: 35,2% (gulamah), 32,4% (kurisi) dan 33,3% (tigawaja). Ini untuk memproduksi untuk mie rebus sekitar 0.337 kali. Kualitas mie rebus mengandung kadar air 53,18-58,23%, protein 4,02-5,0%,  lemak 1,76-2,22%,  abu 0,75-1,75%, karbohidrat konten 32,17-36,84%, pH 6,42-6,74, TVB 6,72-20,58 mgN%, TPC 5,24-5,66 (log X) atau 1,7 x 105 - 4,6 x 105 koloni. Nilai kalori 164,5 - 181,8 kkal. Nilai uji sensorik dari produk ini adalah 6,9-7,4 (mungkin). Tingkat penerimaan konsumen untuk mie rebus 80,0-83,3%.
MIKROENKAPSULASI MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG ASAM LEMAK OMEGA-3 MENGGUNAKAN GUM ARAB SEBAGAI BAHAN PELAPIS idrus, syarifuddin
Majalah BIAM Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1337.229 KB)

Abstract

Minyak ikan yang mengandung asam lemak omega -3 sangat mudah mengalami oksidasi dengan adanya oksigen diudara dan sinar ultra violet. Mikroenkapsulasi merupakan salah satu cara untuk melindungi asam lemak dari terjadi oksidasi. Penelitian ini dilakukan untuk melindungi minyak ikan yang mengandung asam lemak omega-3 dengan enkapsulasi. Minyak ikan diekstraksi adri ikan make/lemuru (sardinella sp.) dan dicampur dengan bahan pengkapsul gum arab. Pencampuran dilakukan pada kondisi vakum   (50-70°C, 5-10 mmHg) dan dikeringkan menggunakan sprydrayer pada 185°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30% (b/b) penggunaan gumarab (fller) dan 50% (b/b) minyak ikan memberikan stabilitas emulsi mencapai 24 jam. Granule yang dihasilkan dapat dibuat menjadi tablet.
PENGARUH KEMASAN PLASTIK TERHADAP MUTU SOSIS IKAN GULAMAH (Argyrosomus amoyensis) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Moniharapon, Angcivioletta
Majalah BIAM Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.96 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kemasan plastik terhadap perubahan mutu sosis ikan gulamah selama penyimpanan dingin. Hasil dari penelitian menunjukkan selama penyimpanan dingin, kombinasi dari kemasan plastik stereofoam memiliki kualitas yang lebih baik melindungi sosis dari air, TPC, serta menjaga tekstur dan rasa. Kadar air mengalami perubahan selama 9 hari baik untuk kemasan polietilen dan kombinasi kemasan plastik stereofoam (A1B4 dan A2B4). Nilai TPC mengalami perubahan selama 3 hari baik pada kemasan polietilen dan kemasan kombinasi plastik stereofoam (A1B2 dan A2B2), sedangkan untuk nilai TVB mengalami perubahan 6 hari pada polietilen dan 3 hari pada kemasan plastik stereofoam. Selain itu, nilai TPC, kombinasi kemasan plastik dan stereofoam dapat dipakai diluar selama 12 hari (A2B5), dengan nilai 1,62 x 105 coloni/g. Penampakan perubahan selama 9 hari dari polietilen dan kombinasi kemasan plastik stereofoam (A1B4) dan (A2B4), tekstur pada hari ke-6 dari polietilen (A1B3) dan 15 hari dari kemasan plastik stereofoam (A2B6), nilai bau pada hari ke 12 dari polietilen (A1B5) dan hari ke-9 dari kombinasi kemasan plastik stereofoam (A2B4) dan nilai rasa pad hari ke-9 dari polietilen (A1B4) dan hari ke 12 dari kombinasi kemasan plastik stereofoam (A2B5).

Page 1 of 1 | Total Record : 6