cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
MAJALAH BIAM
ISSN : 02151464     EISSN : 25484842     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah BIAM is a print and online journal that is part of the Ministry of Industry and dedicated as a media dissemination of scientific articles focusing on the field of marine products technology, in addition, Majalah BIAM generally receive articles in the field of Natural Materials, Industry, Various Food Products, Essential Oils and the Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM" : 12 Documents clear
REKAYASA DAN UJI COBA ALAT MAT ELEKTRIK UNTUK PRODUK OBAT NYAMUK ELEKTRIK DARI BAHAN DASAR MIRISTISIN Kaimudin, Marni
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.305 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Baristand Industri Ambon pada tahun Anggaran 2012, dengan tujuan untuk merekayasa alat mat elektrik dan diharapkan bisa dimanfaatkan. Lingkup kegiatan meliputi studi literatur, studi banding, sampling, persiapan bahan dan alat,  pembuatan alat mat elektrik obat nyamuk, pengujian dan pelaporan. Metode yang digunakan untuk pembuatan alat mat elektrik obat nyamuk adalah sistem rekayasa dan uji coba penggunaannya. Hasil uji efektiftas alat mat elektrik obat nyamuk yang direkayasa dengan metode pengamatan suhu pada elemen selama 8 jam berturut – turut untuk 7 hari pengamatan. Hasilnya dibandingkan dengan alat mat elektrik pasaran adalah alat mat elektrik hasil rekayasa suhunya lebih rendah dibandingkan alat mat pasaran A dan C, dan lebih tinggi dari alat mat pasaran B dan D. Daya efektiftas dari alat mat elektrik hasil rekayasa sama dengan alat mat pasaran, yaitu semakin lama pemakaian, semakin turun.
ANALISIS PERBANDINGAN ASAM LEMAK PADA CUMI-CUMI (Loligo pealeii) Wairata, Johanis; Sohilait, Hanoch Julianus
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.206 KB)

Abstract

Analisis komparatif dari asam lemak pengobatan sampel menggunakan yang segar, digoreng, direbus dan goreng cumi telah dilakukan. Sampel cumi diekstraksi dengan petroleum eter mengakibatkan berbagai tingkat lemak, 4,47%  dari  yang  segar,  12,86%  dari  yang  digoreng,  12,24%  dari  direbus-goreng. Minyak  ditransesterifkasi dengan BF3-metanol selama 3 jam dan dianalisis dengan GC-MS, diperoleh 10-12 jenis asam lemak yaitu,C12: 0, C15: 0, C16: 0, C17: 0, C18: 0, C20: 0, C16 : 1 Δ9, C18: 1 Δ9, C18: 2 Δ9,12,C20: 4 Δ5,8,11,14, C24: 1 Δ15, C27:1 Δ5. Penyajian MUFA dan PUFA pada cumi-cumi segar, berbeda secara signifkan dengan percobaan goreng dan rebus-goreng
PENGOLAHAN DODOL DURIAN SEBAGAI SALAH SATU PRODUK KHAS MALUKU Seimahuira, Leopold Mozes
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.398 KB)

Abstract

Dodol durian banyak diproduksi di daerah maluku pada saat panen raya, khususnya di daerah pulau Seram sebagai sentra produksi durian, tetapi umur simpanya terlalu pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan umur simpan dodol durian dengan variasi bahan campuran dan variasi bahan kemasan. Penelitian ini menggunakan bahan tambah dodol durian menggunakan tepung sagu, tepung terigu dan tepung ketan. Bahan kemasan yang digunakan adalah daun sagu, plastik dan kertas. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian organoleptik menggunakan skala hedonik dan pengujian kimia dan mikrobiologi. Hasil pengujian dan analisis data menunjukkan bahwa dodol dengan bahan campuran dari tepung ketan lebih disukai dan kemasan yang lebih disukai adalah kemasan plastik. Umur simpan dodol yang diteliti adalah sampai 2 minggu.
PENGEMBANGAN ALAT PRODUKSI KITIN DAN KITOSAN DARI LIMBAH UDANG Leha, Maria Alexanderina
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.013 KB)

Abstract

Penelitian dan pengembangan alat produksi kitin dan kitosan telah dilakukan. Peralatan tersebut menggunakan sistem jaket panas dengan metode transfer panas secara konduksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penghantar panas secara konduksi lebih baik, dapat menghantarkan panas secara langsung pada proses demineralisasi, deproteinisasi dan deasetilasi. Meningkatkan efektiftas hingga 41,4%, meningkatkan nilai konduktivitas panas hingga 10% dan meningkatkan  rendemen kitin hingga 38% dan kitosan 31,8%. Kualitas dari produk kitosan,  seperti kadar air, kenampakan, derajat deasetilasi, solubility pada CH2COOH 0,5% cocok dengan standar dari negara Jepang dan Korea.
PENINGKATAN MUTU BAGEA SAPARUA DENGAN FORTIFIKASI SURIMI DAN KARAGINAN Kolanus, Joice PM
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1548.747 KB)

Abstract

Penelitian  ini bertujuan untuk memperoleh  formulasi  terbaik dari  fortifkasi  surimi dan karaginan yang dapat meningkatkan mutu bagea Saparua. Penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan kegiatan, yaitu : tahap pembuatan surimi;  pembuatan bagea dengan formulasi surimi (5%, 10%, 15%, dan 20%) dan karaginan (2%, 3%, 4%) serta pengamatan mutu terhadap organoleptik menggunakan skala hedonik, uji kimiawi (proksimat, serat kasar, amilosa, amilopektin) dan fsika (profl tekstur) bagea. Berdasarkan penilaian organoleptik menunjukkan bahwa  fortifkasi  15%  surimi  dan  3%  karaginan  merupakan  formulasi  yang  disukai  panelis  dan  mampu meningkatkan mutu gizi bagea Saparua yaitu mengandung 11,56% protein; 2,48% abu; 7,21% serat kasar; 2,74% kadar  air;  7,33%  lemak;  dan  nilai  profl  tekstur  kekerasan  dan  kerenyahan  berturut-turut  sebesar  4367,90gf dan  2350,77gf.  Kisaran  kadar  amilosa  terendah  sampai  tertinggi  adalah  23,78  sampai  29,48  g/100g.  Kadar amilopektin yaitu antara 40,97 sampai 47,75 g/100g. Bagea Saparua  fortifkasi potensial untuk dikembangkan sebagai  oleh-oleh  khas  daerah  Maluku  Tengah  dan  mampu  memberi  sumbangan  gizi  protein  masyarakat.
PEMBUATAN BEKASAM CUMI-CUMI (Loligo sp) DENGAN VARIASI PEMBERIAN GARAM (NaCl) DAN BERAS GONGSENG (Oriza sativa) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN Hadinoto, Sugeng
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1332.297 KB)

Abstract

Selama ini dikenal produk bekasam yang dibuat hanya dari ikan-ikan air tawar, seperti bekasam ikanbetok dan bekasam ikan sepat. Bertolak dari hal tersebut, maka dirasa perlu untuk membuat suatu produk fermentasi (bekasam) dengan menggunakan bahan mentah yang berasal dari hasil laut (cumi-cumi). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi garam (NaCl) dan beras gongseng (Oriza sativa) yang optimum pada pembuatan bekasam cumi-cumi sehingga diharapkan produk bekasam cumi-cumidapatditerima oleh masyarakat, sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyimpanan, selain itu juga untuk diversifkasi produk olahan  cumi-cumi.   Dari hasil uji organoleptik didapat nilai  rata-rata  tertinggi darimasing-masing spesifkasi warna, aroma, rasa dan  tekstur adalah 3,95 (A1B1),   3,95 (A1B2), 4,15 (A2B1), 4,1  (A1B2).   Pada spesifkasi warna dan aroma menunjukkan hasil  tidak berbeda nyata antar perlakuan, untuk spesifkasi rasa menunjukkan hasil berbeda sangat nyata untuk spesifkasi tekstur menunjukkan hasil berbeda nyata. Panelis cenderung menyukai bekasam cumi-cumi denganpenambahan 15% garam dan 60% beras gongseng yang memiliki cita rasa yang khas keasam-asaman dengan pH 5,65.  Hasil penelitian terhadap parameter kimia dapat disimpulkan bahwa pengolahan bekasam cumi-cumi dengan menggunsakan variasi garam dan beras gongseng tidak berpengaruh terhadap kadar protein dan kadar air tetapi berpengaruh nyata terhadap pH.
REKAYASA DAN UJI COBA ALAT MAT ELEKTRIK UNTUK PRODUK OBAT NYAMUK ELEKTRIK DARI BAHAN DASAR MIRISTISIN Marni Kaimudin
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.305 KB) | DOI: 10.29360/mb.v9i2.2009

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Baristand Industri Ambon pada tahun Anggaran 2012, dengan tujuan untuk merekayasa alat mat elektrik dan diharapkan bisa dimanfaatkan. Lingkup kegiatan meliputi studi literatur, studi banding, sampling, persiapan bahan dan alat,  pembuatan alat mat elektrik obat nyamuk, pengujian dan pelaporan. Metode yang digunakan untuk pembuatan alat mat elektrik obat nyamuk adalah sistem rekayasa dan uji coba penggunaannya. Hasil uji efektiftas alat mat elektrik obat nyamuk yang direkayasa dengan metode pengamatan suhu pada elemen selama 8 jam berturut – turut untuk 7 hari pengamatan. Hasilnya dibandingkan dengan alat mat elektrik pasaran adalah alat mat elektrik hasil rekayasa suhunya lebih rendah dibandingkan alat mat pasaran A dan C, dan lebih tinggi dari alat mat pasaran B dan D. Daya efektiftas dari alat mat elektrik hasil rekayasa sama dengan alat mat pasaran, yaitu semakin lama pemakaian, semakin turun.
ANALISIS PERBANDINGAN ASAM LEMAK PADA CUMI-CUMI (Loligo pealeii) Johanis Wairata; Hanoch Julianus Sohilait
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.206 KB) | DOI: 10.29360/mb.v9i2.2001

Abstract

Analisis komparatif dari asam lemak pengobatan sampel menggunakan yang segar, digoreng, direbus dan goreng cumi telah dilakukan. Sampel cumi diekstraksi dengan petroleum eter mengakibatkan berbagai tingkat lemak, 4,47%  dari  yang  segar,  12,86%  dari  yang  digoreng,  12,24%  dari  direbus-goreng. Minyak  ditransesterifkasi dengan BF3-metanol selama 3 jam dan dianalisis dengan GC-MS, diperoleh 10-12 jenis asam lemak yaitu,C12: 0, C15: 0, C16: 0, C17: 0, C18: 0, C20: 0, C16 : 1 Δ9, C18: 1 Δ9, C18: 2 Δ9,12,C20: 4 Δ5,8,11,14, C24: 1 Δ15, C27:1 Δ5. Penyajian MUFA dan PUFA pada cumi-cumi segar, berbeda secara signifkan dengan percobaan goreng dan rebus-goreng
PENGOLAHAN DODOL DURIAN SEBAGAI SALAH SATU PRODUK KHAS MALUKU Leopold Mozes Seimahuira
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.398 KB) | DOI: 10.29360/mb.v9i2.2011

Abstract

Dodol durian banyak diproduksi di daerah maluku pada saat panen raya, khususnya di daerah pulau Seram sebagai sentra produksi durian, tetapi umur simpanya terlalu pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan umur simpan dodol durian dengan variasi bahan campuran dan variasi bahan kemasan. Penelitian ini menggunakan bahan tambah dodol durian menggunakan tepung sagu, tepung terigu dan tepung ketan. Bahan kemasan yang digunakan adalah daun sagu, plastik dan kertas. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian organoleptik menggunakan skala hedonik dan pengujian kimia dan mikrobiologi. Hasil pengujian dan analisis data menunjukkan bahwa dodol dengan bahan campuran dari tepung ketan lebih disukai dan kemasan yang lebih disukai adalah kemasan plastik. Umur simpan dodol yang diteliti adalah sampai 2 minggu.
PENGEMBANGAN ALAT PRODUKSI KITIN DAN KITOSAN DARI LIMBAH UDANG Maria Alexanderina Leha
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.013 KB) | DOI: 10.29360/mb.v9i2.2003

Abstract

Penelitian dan pengembangan alat produksi kitin dan kitosan telah dilakukan. Peralatan tersebut menggunakan sistem jaket panas dengan metode transfer panas secara konduksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penghantar panas secara konduksi lebih baik, dapat menghantarkan panas secara langsung pada proses demineralisasi, deproteinisasi dan deasetilasi. Meningkatkan efektiftas hingga 41,4%, meningkatkan nilai konduktivitas panas hingga 10% dan meningkatkan  rendemen kitin hingga 38% dan kitosan 31,8%. Kualitas dari produk kitosan,  seperti kadar air, kenampakan, derajat deasetilasi, solubility pada CH2COOH 0,5% cocok dengan standar dari negara Jepang dan Korea.

Page 1 of 2 | Total Record : 12