cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Arena Tekstil
ISSN : 05184010     EISSN : 25487264     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal ini memuat artikel dalam bidang tekstil yang meliputi teknik, kimia, material, desain serta konservasi energi dan lingkungan. Jurnal ini mempublikasikan artikel hasil penelitian orisinal yang menyampaikan informasi baru pada bidang tekstil, hasil penelitian teknis yang menggambarkan suatu pengembangan, kemajuan teknis, dan inovasi dalam manufaktur dan processing, teknik laboran dengan data eksperimental yang cukup yang mengilustrasikan kegunaan suatu metoda atau peralatan tertentu, atau artikel tinjauan ilmiah (review) yang mengupas secara kritis suatu topik pada bidang tekstil yang cukup penting. Topik bahasan tidak bersifat umum, tetapi berupa suatu aspek yang dibahas secara mendalam.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 37, No 2 (2022)" : 6 Documents clear
PREFACE ARENA TEKSTIL VOL 37 NO 2 2022 Rizka Yulina, ST, MSc
Arena Tekstil Vol 37, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i2.7965

Abstract

FINANCIAL FEASIBILITY OF ROLLER BLIND FROM VETIVER WOVEN FABRIC Ahmad Thoriq; Lukito Hasta Pratopo; Desviana Devanni Fajriyanti; Muhamad Arip
Arena Tekstil Vol 37, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i2.7748

Abstract

The vetiver woven roller blind is an environmentally friendly window covering innovation that can provide an aromatherapy scent produced by vetiver woven fabric. This study aims to analyze the financial feasibility of a roller blind production of vetiver woven fabric. The initial steps carried out in this study were the preparation of vetiver raw materials, the manufacture of vetiver woven fabrics, the manufacture of vetiver woven roller blinds, and financial analysis of the vetiver woven roller blinds that had been made. The results showed that the capacity of making vetiver woven fabric using a non-machine loom was 101.3 cm²/minute or equivalent to 72 m x 70 cm per month and 60-units of vetiver woven fabric roller blinds with a size of 120 cm x 70 cm were obtained. per month. The cost to produce 60-units of vetiver woven roller blinds is Rp16,988,300.00 per month and the HPP is Rp283,138.00 per unit. At the price of roller blinds for vetiver woven fabric Rp3,600.00 per cm2 or Rp302,400.00 per unit, the NPV value is Rp38,000,874.00, BCR is 1.05, IRR is 9.16%, and PBP in month 11th.
STUDI PEMBUATAN FILAMEN ANTIULTRAVIOLET DARI POLIMER POLIPROPILENA DAN NANOPARTIKEL SENG OKSIDA DENGAN METODE PEMINTALAN LELEH Herman - Fitrianto; Ida Nuramdhani; Doni Sugiyana
Arena Tekstil Vol 37, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i2.7786

Abstract

Peningkatan kemampuan kain sintetik untuk memproteksi efek negatif radiasi ultraviolet (UV) dapat diperoleh dengan proses penyempurnaan menggunakan nanopartikel seng oksida (ZnO). Teknologi konvensional yang menggunakan modifikasi permukaan dengan penyempurnaan basah ataupun teknologi plasma sebagian besar memiliki kekurangan, terutama dalam hal durabilitas sifat fungsional. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan durability sifat fungsional kain adalah melalui pembuatan filamen dengan metode pemintalan leleh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan filamen yang memiliki sifat antiUV dan durability yang lebih baik daripada proses pad-dry-cure (rendam peras-pengeringan-pemanasawetan). Pembuatan filamen fungsional anti ultraviolet diawali dengan pembuatan campuran nanopartikel seng oksida dan chip polipropilena dengan variasi konsentrasi nanopartikel ZnO sebelum diproses pada mesin pemintalan leleh skala laboratorium. Metode pencampuran chip polipropilena dan nanopartikel ZnO yang digunakan adalah bikomponen dengan penampang filamen core and sheath. Evaluasi dan karakterisasi dilakukan terhadap morfologi filamen, nomor benang, dan kekuatan tarik benang serta performa antiUV melalui pengukuran ultraviolet protection factor (UPF). Hasil penelitian pada filamen dengan konsentrasi nanopartikel ZnO mulai dari 0 - 1% menunjukkan peningkatan nilai UPF mulai dari 87-241% dan penurunan kekuatan tarik benang mulai dari 7,4-15,4%. Performa terbaik didapatkan pada filamen dengan konsentrasi nanopartikel ZnO 0,75% yang memiliki hasil UPF kain sebesar 8,2, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kain hasil penyempurnaan menggunakan proses pad-dry-cure yang hanya memiliki nilai 3,9.
PENGARUH pH PADA PENCELUPAN BENANG AKRILAT DENGAN ZAT WARNA DISPERSI Hardianto Hardianto; Viera Berliana Azzachra
Arena Tekstil Vol 37, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i2.7652

Abstract

Di industri tekstil, benang akrilat biasanya diwarnai menggunakan zat warna basa. Beberapa literatur menyebutkan bahwa selain oleh zat warna basa, serat akrilat dapat juga diwarnai dengan zat warna dispersi. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan informasi tentang resep dan kondisi terbaik untuk mewarnai serat akrilat menggunakan zat warna dispersi. Referensi-referensi terdahulu hanya menjelaskan mengenai pencelupan serat akrilat dengan zat warna dispersi dalam suasana asam, belum ada yang membahas pengaruh pH dari asam hingga basa terhadap ketuaan warna. Oleh karena itu, artikel ini memaparkan hasil penelitian mengenai proses pencelupan benang akrilat menggunakan zat warna dispersi dalam suasana asam hingga alkali. Temperatur pencelupan yang digunakan adalah 100°C dan waktu selama 45 menit menggunakan mesin celup jenis tertutup. pH pencelupan divariasikan pada pH 5; 6; 7; 8; dan 9 dengan penambahan asam asetat atau natrium karbonat untuk mengetahui kondisi pH yang tepat.  Evaluasi yang dilakukan pada sampel yang dicelup yaitu ketuaan warna (K/S), kerataan warna, dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pH larutan celup sangat mempengaruhi ketuaan warna (K/S) hasil pencelupan benang akrilat menggunakan zat warna dispersi. Untuk warna merah dan kuning, ketuaan warna paling tinggi diperoleh pada kondisi pencelupan pH 7 dengan nilai K/S berturut-turut 3,6652 dan 7,7632. Untuk warna biru, warna paling tua diperoleh pada sampel yang dicelup pada pH 5 dengan nilai K/S yaitu 1,4530. Kondisi pH larutan pencelupan yang semakin tinggi memberikan kerataan warna yang semakin baik. Benang akrilat yang dicelup dengan zat warna dispersi memiliki ketahanan luntur warna terhadap pencucian yang cukup baik dengan rentang nilai sekitar 4 sampai 4-5. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa benang akrilat dapat dicelup menggunakan zat warna dispersi pada suasana asam (pH 5-6) dan netral (pH 7). Hasil penelitian ini dapat memberikan sumber referensi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh pH larutan pencelupan zat warna dispersi pada serat akrilat.
THE UTILIZATION OF BIO-FABRIC FERMENTED FROM AGRICULTURAL WASTE AS GARNITURE ON READY TO WEAR CLOTHES Eka Oktariani; Ahmad Ibrahim Makki; Ursae Pramesvari
Arena Tekstil Vol 37, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i2.7709

Abstract

Bio-fabric is a biomaterial produced by living organism, such as fungal and bacteria. The characteristic of bio-fabric is affected by constituent biomass. Bio-fabric produced by Acetobacter has a unique appearance like animal skin, hence can be utilized as animal skin material substitutes. Animal skin is a material that is still popular for fashion connoisseurs to be used as the main material and complementary material for clothing (garniture), but it has a negative impact on the environment and animal conservation. This research was carried out to obtain environmentally friendly material that has a skin-like appearance, by utilizing bacterial cellulose grown with Acetobacter bacteria. The use of different substrates as growing medium gives different bacterial cellulose characteristics, so in this study a mixture of agricultural waste (pineapple and mango pulp) was used with tea in a ratio of 1:1, 1:5, 1:10, 5:1, and 10:1 (w/w) to obtain bacterial cellulose with the best characteristics. The result of this research which presents the best yield on mango medium is at the ratio of mango: tea 1:5 with a yield of 1.35 g/g, while on pineapple medium, at the ratio of pineapple waste : tea 1:10 with a yield of 1.194 g/g. Based on the characteristic testing results, bacterial cellulose grown with pineapple waste : tea 1:10 gives the best thickness value of 0.52 mm and a tensile strength of 6890 g. This bacterial cellulose is then sewn into garniture on ready to wear clothing. 
PEMANFAATAN MIKROALGA AMOBIL SEBAGAI ADSORBEN PADA PENYISIHAN ZAT WARNA REACTIVE BLUE 4 (RB4) DAN REACTIVE RED 120 (RR120) DALAM LIMBAH CAIR TEKSTIL Edwan Kardena; Malinda Syifa Yusharani
Arena Tekstil Vol 37, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i2.7777

Abstract

Pengolahan limbah zat warna dapat dilakukan dengan proses adsorpsi, namun mengalami keterbatasan biaya akibat harga adsorben yang mahal. Salah satu bahan baku adsorben potensial yang dapat digunakan adalah mikroalga. Penelitian ini menjelaskan proses pemanfaatan mikroalga dalam bentuk amobil sebagai adsorben untuk penyisihan Reactive Blue 4 (RB4) dan Reactive Red 120 (RR120). Alga yang digunakan berupa alga blooming dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang yang dilakukan proses imobilisasi menggunakan silika. Adsorben diuji menggunakan FTIR, pH pzc, BET, dan SEM-EDS. Proses adsorpsi dilakukan dalam sistem batch (variasi perlakuan awal, pH, massa adsorben, dan waktu kontak) dan dalam reaktor kolom (variasi konsentrasi awal). Parameter yang diukur yaitu efisiensi penyisihan, model isoterm (Langmuir/Freundlich), kinetika reaksi (orde satu semu/orde dua semu), dan model kurva breakthrough. Hasil sistem batch menunjukkan kondisi adsorpsi terbaik terjadi menggunakan mikroalga-NaOH saat kondisi larutan pada pH 2 selama 4 jam dengan massa adsorben RB4=2,5 gram dan RR120=2 gram. Efisiensi penyisihan RB4 dan RR120 mencapai 98,58% dan 98,56%. Model isoterm cenderung mengikuti isoterm Langmuir dengan kinetika reaksi orde dua semu. Hasil sistem kolom menunjukkan adanya kenaikan konsentrasi awal memberikan waktu breakthrough yang lebih cepat dan kurva breakthrough paling sesuai dijelaskan menggunakan model Thomas dan Yoon-Nelson. Hasil adsorpsi RB4 dan RR120 menggunakan mikroalga amobil memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan karbon aktif dalam kondisi yang serupa. 

Page 1 of 1 | Total Record : 6