cover
Contact Name
Johan Arifin
Contact Email
attaqaddum@walisongo.ac.id
Phone
+6285727512933
Journal Mail Official
attaqaddum@walisongo.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penjaminan Mutu, UIN Walisongo Semarang Jln. Walisongo, No 3-5, Ngaliyan Semarang 50185
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
At-Taqaddum
ISSN : 19794703     EISSN : 25279726     DOI : 10.21580/at
AT-TAQADDUM, adalah Jurnal Peningkatan Mutu Keilmuan dan Kependidikan Islam, terbit setahun 2 kali oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Jurnal ini menekankan kedalaman pembahasan, mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian, dan mensosialisasikan kajian-kajian kontemporer tentang studi islam dan kemanusiaan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Volume 7, Nomor 1, Juli 2015" : 16 Documents clear
REKONSTRUKSI FILSAFAT ILMU DALAM PERSPEKTIF PEREKONOMIAN YANG BERKEADILAN (KAJIAN TERHADAP ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI ILMU EKONOMI YANG ISLAMI) Agriyanto, Ratno; Rohman, Abdul
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3060.705 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1530

Abstract

Indonesia adalah negeri jamrud di khatulistiwa yang kaya raya dengan sumber daya alam, namun demikian kekayaan alam tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat. Letak kesalahan pengelolaan negeri ini tidak ada yang dapat memberikan penjelasan dengan memuaskan. Tulisan ini hanya sekedar pemikiran untuk memperkaya panduan perilaku Pengelola dan Rakyat Indonesia dalam berekonomi. Negara Indonesia ini telah dihuni oleh Pengelola dan Rakyat yang banyak belajar tentang ilmu pengetahuan yang rasionalis namun kurang memperhatikan rasa. Ilmu pengetahuan yang dilahirkan dari jaman renaissance lebih sekuler. Sekulerisme ilmu pengetahuan sesungguhnya menjadikan manusia berkepribadiaan terbelah (split personality), yakni manusia yang terpisah antara akal dan jiwanya; antara kepintaran dan kesalehan; antara ilmu dan perilaku; antara badan dan ruh. Manusia terdiri dari jiwa atau rasa dan badan. Pemisahan jiwa atau rasa dan badan menjadikan pandangan manusia tidak sebagai manusia yang utuh. Sekularisasi ilmu pengetahuan sebenarnya tidak sesuai dengan cita-cita luhur pendiri Bangsa Indonesia yang menghendaki pembangunan jiwa dan raga. Ilmu barat modern menjadikan alam semakin cepat mengalami krisis multi dimensi. Tulisan ini mengajak kita semua untuk kembali menyatukan antara Ilmu Ekonomi dan Agama, karena Agama adalah sumber ilmu.
POSISI ILMU KEDOKTERAN DAN ILMU USHULUDDIN DALAM ILMU ISLAM Danusiri, Danusiri
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4084.113 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1535

Abstract

As a lecturer, my job is to teach and to administer course of Islamic philosophy. However, the dynamics of the profession had once required me to serve as a lecturer in public colleges. In this institution, I teach Islamic subjects that are integrated with core content of every study program such as midwifery, nursing, nutrition, health analysts, public health, mathematics, statistics, and medicine. Through deep reflection I discovered the concept of 'basic philosophy of iqra', a term borrowed from Quraish Shihab, that derived from QS.Al-"Alaq :1-5.The concept was implemented through the activities of reading both qur?anic verses (quraniyyah) and kauniyyah verses, as the interpretation of the phrase mâ khalaqa. The results of reading can be in the form of something, or a concept or variable(s). If there is a basic relationship between two or more things, between two or more concepts, between two or more variables, then the theory exists. A set of theories that is cognate in the sense of similarity within ?the body of knowledge" will bear a science. In principle there is only one science and is derived from Allah in His capacity as al-'Alîm and is taught to man,' allamal insanâna mâ lam ya'lam '. Furthermore, the science will develop in line with the human activities due to continued reading activities which can be sequenced further in the conceptualization, theorization, and saintification. Therefore the science is growing and growing into several branches and continues to cross the borders. At this level, the figure of a science is much more specific. Ushuluddin science seems to be unrelated to medical science, but they actually have the same root i.e., the genealogical structure, namely al-'Alîm. and its implication is that the dichotomy of religion versus general science is really just a myth.
THE NEW WAQF INSTITUTION IN INDONESIA Zuhriy, Muhammad Syaifuddien
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.46 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1531

Abstract

Waqf as religious institution has applicative functions for all moeslems. Since its coming in Indonesia, Waqf had been already performed by ummat for supporting its spread. Even, until now, we can find that many Islamic religious building were constructed on the Waqf assets. For Moeslems, performing waqf as charity action, on the side, become a evidence the high awareness of their adherence to Allah SWT. Therefore, this religious donations practice often was stated that it is not only function as the reflection of personal loyalty to Allah but also function as completion to the social necessities. In Indonesia, its existence is paid serious attention by government. The shape of attention has already come up with the series of some positive regulations. In sociology perspective, this condition brings out new social institution in society, particularly religious institution. So, the institution with its regulative function is expected to be able to complete the less of available religious regulation and to protect the amazing potency of waqf assets. Of course, to carry out this mission needs long period and also strong efforts, mainly everyone who care with this goal and moreover, Government.Because of that, this article will elaborate this problem, including how to institutionalize and internalize the new institution. Because, the new institution will work effectively while has already passed the process. It means the strategic to do that becomes the essential step to encourage the new institution, namely Waqf as religious institution.
ETIKA BISNIS ISLAMI: (KAJIAN TERHADAP KONSEP KREDIBILITAS, CITRA BISNIS DAN MANAJEMEN UTANG-PIUTANG BAGI INDIVIDU DAN PERUSAHAAN) Choliq MT, Abdul
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4327.819 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1536

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etika bisnis yang islami bagi individu dan perusahaan. Tulisan ini mengkaji persoalan yang berkaitan dengan masalah  pemahaman terhadap konsep kredibilitas, citra bisnis dan manajemen utang piutang bagi individu dan perusahaan. yang penulis kumpulkan dari berbagai referensi yang ada dan penulis padukan dengan wahyu juga perkataan cendekiawan muslim juga pengamatan terhadap kultur di organisasi dan masyarakat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Suatu rekonstruksi kesadaran baru tentang bisnis. Bisnis baik sebagai aktivitas yang dilakukan oleh individual, organisasi atau perusahaan, bukan semata-mata  bersifat duniawi semata. Akan tetapi sebagai aktivitas yang bersifat material sekaligus immaterial. Suatu bisnis bernilai, apabila memenuhi kebutuhan material dan spiritual secara seimbang, tidak mengandung kebatilan, kerusakan dan kezaliman. Akan tetapi mengandung nilai kesatuan, keseimbangan, kehendak bebas, pertanggung-jawaban, kebenaran, kebajikan dan kejujuran. Sehingga dengan ketiga prinsip landasan praktek etika bisnis diatas, dapat dijadikan tolok ukur apakah suatu bisnis termasuk ke dalam wilayah yang bertentangan dengan etika bisnis atau tidak, karena sangat erat kaitannya dengan kredibilitas, citra di dalam bisnis, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam berbisnis sangat memperhatikan kredibilitasnya, hal ini dibuktikan dengan beliau sangat memperhatikan profesionalisme dan kejujuran dalam menjalankan sebuah bisnis yang beretika. Untuk itu sangat diperlukan manajemen utang piutang yang sesuai dengan syariat Islam
MENCEGAH DAMPAK GLOBAL WARMING DENGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN BERBASIS ISLAMI Sudarmanto, Agus
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.973 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1532

Abstract

Almost the entire population of the world feel increasingly hot temperatures , drought occurs everywhere. Uncertain seasons led to crop failure, especially among traditional farmers. It is said that according to experts, this condition is the impact of global warming.Every human activity to meet their needs certainly affect the environment. These conditions are known due to the increasing volume of the transportation needs of people at the same time the use of fuel such as gasoline, diesel, and others, the need for clothing and others have led to the emergence of new industries that the majority do not pay attention to the disposal of waste processed, the cutting and burning of forests and so in addition to the number of births in the world that is not balanced by the number of mortality.16To reduce the impact caused by global warming, the need for a new education and among the most important in the present and in the future, namely the Islamic -based environmental education . Education is related to the environment around human knowledge in accordance with the teachings of Islam, namely the Qur'an and hadith and maintain the various elements that can bring the threat of destruction, pollution or destruction.
FENOMENA MASYARAKAT MUSLIM BEROBAT KE GEREJA DAN KELENTENG Aini, Tuti Qurrotul
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3572.025 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1533

Abstract

Makalah ini memaparkan bagaimana masyarakat Semarang dengan mengambil sampel masyarakat di sekitar pasar Johar yang dekat dengan kelenteng Tai Kak Sie berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya akan kesehatan fisik yang sebagian besar dari mereka lebih sering berobat ke poliklinik-poliklinik di gereja atau dikelenteng daripada ke pusat-pusat kesehatan milik pemerintah ataupun yayasan Islam. Penulis ingin menyingkap alasan-alasan dari perilaku berobat mereka yang menurut ajaran Islam (dengan merujuk ke kitab tertentu) tidak diperbolehkan karena masih banyak dokter dan rumah sakit Islam yang bisa melayani kesehatan msyarakat tersebut.  Berdasarkan data yang terbatas melalui teknik wawancara dengan para responden dapat disimpulkan bahwa fenomena masyarakat muslim berobat ke pelayanan kesehatan non muslim yaitu poliklinik di gereja dan kelenteng dengan dokter-dokter non-muslim dan dari etnis Cina lebih dominan dikarenakan alasan pelayanan yang memuaskan dan bisa memberikan sugesti kepada para pasien untuk sembuh. Dan karena mereka menganut paham multikulturalisme yang menghilangkan batas agama dan ras dalam melakukan aktifitas tertentu. Budaya berobat tersebut dilakukan oleh mereka yang mengetahui hokum berobat ke non muslim dan mereka yang tidak mengetahui. Jadi kalau dilihat dari fenomena keagamaan, pengetahuan mereka tentang agama tidak mempengaruhi budaya berobat mereka.
CARA KERJA ILMU EMPIRIS (SEBUAH UPAYA MERENUNGKAN SISTEMATISASI METODOLOGI INDUKTIF DAN IMPLIKASINYA BAGI KEILMUAN DAKWAH) Hasanah, Hasyim
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6169.667 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1529

Abstract

Tulisan ini berupaya mengkaji cara kerja ilmu empiris ditinjau dari sistematisasi metodologi induktif dan menganalisis implikasi cara kerja ilmu empiris bagi keilmuan dakwah. Kritik metodologis metode induktif diantaranya, pertama, cara kerja induktif bukan merupakan prediksi yang benar-benar akurat. Kedua, induktif seringkali dikaitkan dengan sebuah korelasi (hubungan kausalitas). Ketiga, problem induktif berkaitan dengan masalah objektifitas, intersubjektif, dan netralitas. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab problem induktif adalah pertama, meraih keabsahan, kevalidan, dan kepercayaan atas kebenaran ilmu pengetahuan melalui refleksi metodologis. Kedua Memahami makna gejala alam dan kemanusiaan dilakukan dengan jalan produktif. Ketiga, proses dan cara kerja metodologis diupayakan bukan untuk mencari kebenaran absolut, melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi umat manusia pada setiap tahap perkembangannya. Keempat, refleksi ilmu pengetahuan harus diprioritaskan pada aspek internal dan eksternal. Dakwah tidak hanya menyangkut dimensi kehidupan sosial, tetapi juga dimensi pemikiran yang dituangkan dalam teks suci ajaran agama. Salah satu cara kerja yang dibangun dalam proses dakwah adalah menggabungkan aspek rasionalitas dengan teks dan penggunaan aspek batiniah, ini dimaksudkan persoalan-persoalan yang bersifat ruhaniah dapat dikaji secara empiris, sesuai nilai, dan tidak bersifat kaku. Pengkajian secara empiris dilakukan dengan melihat setting social dan budaya masyarakat Muslim dengan tetap memperhatikan kedudukannya sebagai subjek dan objek dakwah sekaligus.
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP TIGA ARRAY DENGAN STRIPLINE Daenuri, Edi
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1777.473 KB) | DOI: 10.21580/at.v7i1.1534

Abstract

Telah difabrikasi  antena mikrostrip tiga array dengan stripline yang di cetak  pada substrat  FR4 Double layer  dan dikarakterisasi bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Antena terdiri dari Tiga Array  yang dihubungkan dengan  Stripline. Struktur Antena ini  memiliki ukuran panjang masing-masing array yaitu 30 mm, 25 mm dan 21 mm dengan lebar 3 mm dan jarak antar array adalah 26 mm dan 21.5 mm serta lebar stripline sebesar  1 mm. Hasil karakterisasi pada Frekuensi 2, 4 GHz menunjukkan nilai   return loss  -19.265 dB, VSWR 1.244 dan koefisien refleksi sebesar 0.108. Hal ini  berarti 10,8% sinyal dipantulkan dan 99,02%  sinyal ditransmisikan. Parameter ? parameter karakterisasi tersebut mengindikasikan bahwa antena tersebut dapat bekerja sangat baik pada 2,4 GHz.
The New Waqf Institution in Indonesia Muhammad Syaifuddien Zuhriy
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/at.v7i1.1531

Abstract

Waqf as religious institution has applicative functions for all moeslems. Since its coming in Indonesia, Waqf had been already performed by ummat for supporting its spread. Even, until now, we can find that many Islamic religious building were constructed on the Waqf assets. For Moeslems, performing waqf as charity action, on the side, become a evidence the high awareness of their adherence to Allah SWT. Therefore, this religious donations practice often was stated that it is not only function as the reflection of personal loyalty to Allah but also function as completion to the social necessities. In Indonesia, its existence is paid serious attention by government. The shape of attention has already come up with the series of some positive regulations. In sociology perspective, this condition brings out new social institution in society, particularly religious institution. So, the institution with its regulative function is expected to be able to complete the less of available religious regulation and to protect the amazing potency of waqf assets. Of course, to carry out this mission needs long period and also strong efforts, mainly everyone who care with this goal and moreover, Government.Because of that, this article will elaborate this problem, including how to institutionalize and internalize the new institution. Because, the new institution will work effectively while has already passed the process. It means the strategic to do that becomes the essential step to encourage the new institution, namely Waqf as religious institution.
ETIKA BISNIS ISLAMI: (Kajian Terhadap Konsep Kredibilitas, Citra Bisnis dan Manajemen Utang-Piutang Bagi Individu dan Perusahaan) Abdul Choliq MT
At-Taqaddum Volume 7, Nomor 1, Juli 2015
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/at.v7i1.1536

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etika bisnis yang islami bagi individu dan perusahaan. Tulisan ini mengkaji persoalan yang berkaitan dengan masalah  pemahaman terhadap konsep kredibilitas, citra bisnis dan manajemen utang piutang bagi individu dan perusahaan. yang penulis kumpulkan dari berbagai referensi yang ada dan penulis padukan dengan wahyu juga perkataan cendekiawan muslim juga pengamatan terhadap kultur di organisasi dan masyarakat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Suatu rekonstruksi kesadaran baru tentang bisnis. Bisnis baik sebagai aktivitas yang dilakukan oleh individual, organisasi atau perusahaan, bukan semata-mata  bersifat duniawi semata. Akan tetapi sebagai aktivitas yang bersifat material sekaligus immaterial. Suatu bisnis bernilai, apabila memenuhi kebutuhan material dan spiritual secara seimbang, tidak mengandung kebatilan, kerusakan dan kezaliman. Akan tetapi mengandung nilai kesatuan, keseimbangan, kehendak bebas, pertanggung-jawaban, kebenaran, kebajikan dan kejujuran. Sehingga dengan ketiga prinsip landasan praktek etika bisnis diatas, dapat dijadikan tolok ukur apakah suatu bisnis termasuk ke dalam wilayah yang bertentangan dengan etika bisnis atau tidak, karena sangat erat kaitannya dengan kredibilitas, citra di dalam bisnis, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam berbisnis sangat memperhatikan kredibilitasnya, hal ini dibuktikan dengan beliau sangat memperhatikan profesionalisme dan kejujuran dalam menjalankan sebuah bisnis yang beretika. Untuk itu sangat diperlukan manajemen utang piutang yang sesuai dengan syariat Islam

Page 1 of 2 | Total Record : 16