cover
Contact Name
Derry Ahmad Rizal
Contact Email
derry.rizal@uin-suka.ac.id
Phone
+628562577044
Journal Mail Official
prodisaafusap@gmail.com
Editorial Address
Prodi Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281, Telepon (0274) 512156 ext. 43109
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Religi: Jurnal Studi Agama-agama
Religi: Jurnal Studi Agama-Agama is an open access peer reviewed research journal published by Department of Religious Studies, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Religi: Jurnal Studi Agama-Agama is providing a platform for the researchers, academics, professional, practitioners and students to impart and share knowledge in the form of empirical and theoretical research papers, case studies, and literature reviews. Religi: Jurnal Studi Agama-Agama welcomes and acknowledges theoretical and empirical research papers and literature reviews from researchers, academics, professional, practitioners and students from all over the world. This publication concern includes studies of world religions such as Islam, Christianity, Buddhism, Hinduism, Judaism, and other religions. Interdisciplinary studies may include the studies of religion in the fields of anthropology, sociology, philosophy, psychology, and other cultural studies.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2003)" : 7 Documents clear
HERMENEUTIK DALAM STUDI AGAMA DAN MASYARAKAT KHALIQ, KHALIQ
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2003.%x

Abstract

Hermeutik sebagai sebuah metodologi, telah berkembang dalam telaah-telaah sosiologis-Antropologis tentang masyarakat dan Agama. Berbeda dengan studi hermeneutik yang berhadapan dengan “teks” secara langsung tentang agama dan masyarakat melalui pendekatan hermeneutik akan menempatkan “teks” sebagai tingkah laku manusia. Jadi studi hermeneutik tentang agama dan masyarakat dalam perspektif antropologi, menempetkan tingkah laku sosial dan kebudayaan sebagai “teks” yang harus diberi makna.
AGAMA DAN ETNISITAS: KEKERASAN DALAM GOLONGAN MINORITAS (STUDI KASUS UMAT JAHUDI DIASPORA) Hamsah, Ustadi
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2003.%x

Abstract

Persoalan kekerasan merupakan persoalan yang selalu aktual, terlebih ketika dihubungkan dengan legitimasi terhadap ide-ide identitas agama”. Ide-ide itu akan semakin mengkristal menjadi sebuah pandangan yang mengabsahkan kekerasan dalam agama ketika digunakan untuk mempertahankan identitas agama dan “kewibawaan” etnis sekaligus. Agama Yahudi sebagai agama etnis dalam mempertahankan identitasnya, dengan justifikasi ide-ide “jihad” dari teks-teks agama dan sejarah panjang perantauan (diaspora) dengan collective identity-nya, terkadang memunculkan kekerasan dalam  mencapai kadaulatan agamanya. Dengan menelusuri sejarah panjang Yahudi yang selalu menjadi minoritas di negara-negara tempat mereka hidup.
RELASI GENDER DALAM BUDDHA TERAVADA (STUDI TERHADAP EKSISTENSI BHIKKUNI THERAVADA) EFFENDY, ABDURRAHMAN
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2003.%x

Abstract

Fenomena Buddha Theravada yang tidak berani menafsir ulang ajaran-ajaran Buddha sebenarnya telah melupakan aiaran Buddha. Buddha pernah berpesan bahwa jika ajaran-ajarannya pada suatu saat tidak lagi relevan dalam kehidupan masyarakat, maka Buddha pun menganjurkan agar pengikutnya segera meninggalkan ajaran-ajarannya tersebut, karena menurtnya dhamma juga bersifat konteksual.
AGAMA DAN ANCAMAN GLOBAL (REVITALISASI FUNGSI DAN PERAN AGAMA DI ERA GLOBAL) Muttaqin, Ahmad
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2003.%x

Abstract

Globalisasi di satu sisi menawarkan kemudahan dan kemajuan, namun di sisi lain ia juga mengidap berbagai titik rawan yang dapat mengancam kelangsungan masa depan umat manusia, termasuk di dalamnya agama. Untuk itu diperlukan upaya serius dalam rangka mewujudkan tatanan yang damai, aman, dan tentram di era global ini. Agama memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan keinginan mulia tersebut. Peneguhan etika global agama-agama yang ada di dunia adalah bagian dari tanggung jawab global yang harus diemban oleh setiap institusi agama. Untuk itu agama harus melakukan revitalisasi dan fungsionalisasinya di era global ini. Agar revitalisasi dan fungsionalisasi tersebut berjalan dengan problem-problem empiris yang dihadapi umat manusia baik secara sosiologis, psikologis maupun antropologis.
PLURALISME DAN KONFLIK ANTAR-AGAMA DI INDONESIA Aminah, Wiwin Siti
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2003.%x

Abstract

Pluralisme terkadang sulit difahami sebagai sebuah entitas yang menawarkan sebuah kondisi yang teduh, toleran dan sarat dengan saling pengertian. Ini barangkali pemahaman tentang pluralitas itu sendiri menjebak pada interpretasi yang keliru tentang egaliter atau kosmopolit. Dengan tidak adanya keseragaman pahaman tentang makna pluralitas atau pluralisme justru akan memberi peluang kepada munculnya konflik di tengah pluralisme. Kenyataan ironis ini diperparah dengan adanya konflik yang justru dijustifikasi oleh pluralisme, dalam segala hal. Di dalam ranah agama, pluralitas justru semakin menyuburkan konflik jika tiada disertai toleransi. Di dalam kultur yang plural arti dari toleransi sangat signifikan dan tidak bias dinilai rendah. Tulisan ini, dari sisi historis, akan mencoba melihat secara dekat akar konflik agama yang justru muncul di dalam wilayah yang sangat plural dari berbagai aspeknya; agama, suku, bahasa, budaya, golongan dan lain sebagainya.
TEOLOGI PERDAMAIAN (LANDASAN HIDUP TANPA-KEKERASAN) Baidlowi, Ahmad
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2003.%x

Abstract

Perdamaian dan kekerasan merupakan dua sisi dari mata uang. Di dalam agama perdamaian merupakan inti dari ajaran yang ditawarkannya. Nilai-nilai itu muncul dalam konsep yang berbeda tetapi tetap mengusung ruh yang sama, yaitu perdamaian. Di dalam Islam, konsep perdamaian itu termanifestasikan dalam konsep salam, yang mempunyai konsekuensi yang luas di dalam setiap lini ajaran secara keseluruhan. Dari sisi manapun konsep ini berarkar dan berujung pada makna dari kata itu sendiri, sehingga konsep dasar Islam adalah salam. Dari perspektif inilah artikel ini mencoba menelusuri akar-akar konsep ini dari yang paling mendasar, kemudian secara teoretis dijabarkan dalam sebuah “teologi” yang selalu mengedepankan salam. Di samping itu, juga mengeliminir semaksimal mungkin aspek penafsifan yang polemis tentang perdamaian dan kekerasan.
AGAMA DAN KEKERASAN: DIALEKTIKA ANTARA ASPEK DOKTRINAL DAN FAKTUAL Basuki, Ahmad Singgih
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2003.%x

Abstract

Sejarah setiap agama hampir pasti menoreh sisi kekerasan di dalam menegakkan ajarannya. Barangkali gambaran suram agama inilah yang mengekskalasi munculnya berbagai asumsi tentang hipokritik ajaran dari dari agama, di satu sisi mengajarkan kedamaian tetapi di sisi lain juga mengajarkan kekerasan. Memang secara eksplisit tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan, tetapi secara implisit kedamaian yang diajarkan agama itu mau tidak mau harus memakai tumbal yang berupa kekerasan. Terlepas dari benar tidaknya fenomena ini, realitas yang muncul justru mendukung komitmen bahwa sejarah agama itu “selalu” berwarna “merah”, dan, dengan menelusuri akar normative agama dan realitas tentang munculnya kekerasan di dalam agama.

Page 1 of 1 | Total Record : 7