cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian" : 27 Documents clear
PEMIKIRAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF SUNNI DAN SYI’AH Itmam, Muh. Shohibul
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE ISLAMIC THINKING IN SUNNI AND SYI’AH PERSPECTIVES. This paper attempts to describe the problems associated with Islam in particular with regard to Sunni and Syi’ah teachings. The number of  streams that developed in Islam today has resulted Islam got claims from various clerical community, such as terrorism and others, resulting in the ruination image of  Islam in the constellation of  the religions of  man. As the flow and the teachings of  the most dominating civilization of  the world religions, Sunni and Syiah, including the Wahhabi, are necessary to clarify the existence or clarified the diversity in the constellation of  Islam, considering the number of streams that are currently claiming truth on themselves. Iran as the country becoming a reference in the world of  developing Syi’ah should be used as a reference in the study of  understanding associated with Sunni and Syi’ah. From this country, the world of  Islam knows the concept ofgoverning “Wilayatul Faqih”. The concept was pioneered by the government of Imam Khomeini who became known after Islamic Revolution in Iran 1979 and continues to be developed up to now. Every year Iran is celebrated with a huge demonstration with the slogan in Persian, “Islam Pyruz ast, ast Nabud Istikbar”, Islam is victorious, crushed the vanity of the islam enemy.keywords: Islam, Sunni, Syi’ah, Perspective, Differences, Similarities.Tulisan ini mencoba mengurai persoalan yang berhubungan dengan Islam secara khusus yang berkaitan dengan ajaran Sunni dan Syi’ah. Banyaknya aliran yang berkembang dalam Islam dewasa ini telah mengakibatkan Islam mendapat klaim dari berbagai komunitas agamawan, seperti teroris dan lainnya, yang mengakibatkan redupnya citra Islam dalam percaturan agama-agama manusia. Sebagai aliran dan ajaran yang paling mendominasi peradaban agama dunia, Sunni dan  Syi’ah,  termasuk  Wahabi,  perlu  memperjelas  eksistensinya atau diperjelas keberagamaannya dalam percaturan agama Islam, mengingat banyaknya aliran yang dewasa ini mengklaim kebenaran atas dirinya. Iran sebagai negara yang menjadi rujukan dunia dalam mengembangkan ajaran Syi’ah patut dijadikan rujukan dalam studi pemahaman yang berhubungan dengan Sunni dan Syi’ah. Dari negara Iran, dunia Islam mengenal konsep pemerintahan “Wilayatul Faqih”. Konsep pemerintahan ini dipelopori oleh Imam Khumaini yang mulai dikenal setelah Revolusi Islam Iran pada tahun 1979 dan terus dikembangkan hingga sekarang. Setiap tahun di Iran diperingati dengan demonstrasi besar-besaran dengan semboyan dalam bahasa Persia, “Islam Pyruz ast, Istikbar Nabud ast”, Islam jaya, hancur kesombongan musuh Islam.kata kunci: Islam, Sunni, Syi’ah, Perspektif, Perbedaan, Persamaan.
PERGULATAN PEMIKIRAN ISLAM DI RUANG PUBLIK MAYA (ANALISIS TERHADAP TIGA WEBSITE ORGANISASI ISLAM DI INDONESIA) Mustaqim, Muhamad
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE  ISLAMIC  THINKING  IN  THE  CYBERSPACE (AN ANALYSIS OF THREE WEBSITE ISLAMIC ORGANIZATIONS  IN  INDONESIA).  The  shift  from physical public space in the virtual public space becomes a contestation for social organizations, including Islamic organizations. This paper intends to analyze the tendency of  the struggle of  Islamic thought to public spaces through official website of each organization Islam. As a representation of Islamic organizations, this study selected three Islamic organizations representing certain trends and typologies. Namely, Hizb ut-Tahrir Indonesia (HTI) representing transnational fundamentalist group, the Liberal Islam Network (JIL), which is a representation of the liberal group, and the Nahdlatul Ulama (NU), which represents the middle and moderate currents. This paper examines the trends and the existing contents of  the three websites, does not highlight a deeper understanding of  religious activity in the area of  empirical Islamic organizations.keywords: Public Space, Website, the Islamic Organization.Pergeseran dari ruang publik yang bersifat fisik pada ruang publik maya menjadi kontestasi bagi organisasi-organisasi sosial,  termasuk  di  dalamnya organisasi  Islam.  Tulisan ini bermaksud menganalisis kecenderungan pergulatan pemikiran Islam pada ruang publik maya melalui website resmi masing-masing organisasi Islam. Sebagai representasi dari organisasi-organisasi Islam, dalam kajian ini dipilih tiga organisasi Islam yang mewakili kecenderungan dan tipologi tertentu. Yaitu, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mewakili kelompok fundamentalis-transnasional, Jaringan Islam Liberal (JIL) yang merupakan representasi dari kelompok liberal, dan Nahdlatul Ulama (NU) yang mewakili arus tengah dan moderat. Tulisan ini hanya mengkaji kecenderungan dan konten yang ada dalam tiga website tersebut, tidak menyoroti lebih  mendalam tentang  aktivitas  keberagamaan  organisasi Islam di wilayah empiris.kata kunci: Ruang Publik, Website, Organisasi Islam.
TEOLOGI KONSTRUKSI DALAM MERESPONS BENCANA (STUDI PEMIKIRAN MAHASISWA STAIN KUDUS MELALUI MATA KULIAH IAD, IBD, DAN ISD) Amaliyah, Efa Ida
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THEOLOGY OF CONSTRUCTION IN RES- PONDING TO DISASTER (THE STUDY OF STAIN KUDUS STUDENTS’ THOUGHTS THROUGH IAD, IBD, ISD COURSES). Indonesia has experienced various natural disasters. After some natural disasters stroke, there is no serious concern about the disaster and the consequences. Students as agents of  change is expected to take an active role in dealing with disasters through productive thoughts. The active role of students is one of  them realized through the course IAD, ISD, and IBD. This paper elaborates on the meaning of  the disaster among students and formulate theological construction that is able to influence him in the handling of  the disaster. Through the method of reviewing secondary data, observation, and interviews, it is concluded that there are ten reasons religious beliefs and practices have significant positions in disaster mitigation, that religion gives a positive view of the disaster, religion gives meaning and purpose in life, belief  systems of  religion enable someone’s ready to face the bad things that befall human life, religious give hope and motivation, religion provides the power personally, religion provides a sense of  control, religion provides examples of exemplary in the face of  suffering, religion provides guidance in making decisions, religion give answers to questions that are not able to be answered by the secular culture and science, and religion provide social support. Thus, students should be prudent in defining the disaster. Do not let them use the arguments that would discourage the victims.Keywords: Teological Construction, Disaster, Student Thought, IAD, IBD, and ISD Courses.Indonesia sudah mengalami bermacam bencana alam. Setelah beberapa bencana alam menimpa, tidak ada perhatian serius tentang bencana dan akibat yang ditimbulkannya. Mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan ikut berperan aktif  dalam menangani bencana melalui pemikiran-pemikiran yang produktif. Peran aktif mahasiswa tersebut salah satunya direalisasikan melalui mata kuliah IAD, ISD, dan IBD yang merupakan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Tulisan ini mengelaborasi makna bencana di kalangan mahasiswa dan merumuskan teologi konstruksi yang mampu memengaruhinya dalam penanganan bencana. Lewat metode mereview data sekunder, observasi, dan wawancara, disimpulkan bahwa ada sepuluh alasan keyakinan dan praktik keagamaan memiliki posisi yang signifikan dalam mitigasi bencana, yaitu agama memberikan pandangan yang positif terhadap bencana, agama memberikan pemaknaan dan tujuan dalam hidup, sistem keyakinan dalam agama memungkinkan seseorang untuk  siap  menghadapi  kejadian-kejadian  buruk  yang  menimpa hidup manusia, agama memberikan harapan dan motivasi, agama memberikan kekuatan secara personal, agama memberikan sense of control, agama memberikan contoh-contoh teladan dalam menghadapi penderitaan, agama memberikan bimbingan dalam mengambil keputusan, agama memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh kultur sekuler dan sains, serta agama memberikan dukungan sosial. Dengan demikian, mahasiswa harus bijaksana dalam memaknai bencana yang ada. Jangan sampai mereka menggunakan dalil-dalil atau argumentasi yang akan membuat kecil hati para korban.Kata Kunci: Teologi Konstruksi, Bencana, Pemikiran Mahasiswa, Mata Kuliah IAD, IBD, dan ISD.
KOSMOLOGI DANYANG MASYARAKAT DESA SEKOTO DALAM RITUAL BERSIH DESA Masruri, Muhammad
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE  DANYANG  COSMOLOGY  OF  COMMUNITY  IN SEKOTO VILLAGE TO THE RITUAL OF BERSIH DESA. Cosmology is the outlook (world view) or a very basic belief  system in humans. Cosmology exists on individuals and communities. Cosmology refers to the perception of the universe and man and the relationship with his Lord. Danyang for most of the Javanese community has an important role in the existence of  people in an area. Bersih Desa as rituals or traditions of Javanese values show the characteristic or typical of Javanese society, namely gotong-royong and tepo-seliro. Further, it has the values of  religiosity for those who believe so that by Bersih Desa, the respect (unggah-ungguh) to Danyang can be realized by always praying for them who are also in the teachings of  Islam, namely “charitable person would be lost unless there is a prayer of  his successor”. Therefore, Bersih Desa should be preserved as cultural heritage of Java and actualization of  the teachings of  Islam. Bersih Desa in Sekoto village is as a manifestation to honor their Danyang who is considered to be the one responsible in the village. Cosmology Danyang is much more related to the Sekoto village community. Therefore, people at that village conduct the ritual of  Bersih Desa every year.Keywords: Cosmology, Danyang, Bersih Desa, Sekoto.Kosmologi merupakan cara pandang (world view) atau sistem keyakinan yang sangat mendasar pada manusia. Kosmologi ada pada tiap individu dan komunitas. Kosmologi mengacu pada persepsi tentang alam semesta dan manusia serta relasi dengan Tuhannya. Danyang bagi sebagian masyarakat Jawa memiliki peran penting dalam keberadaan masyarakat di sebuah daerah. Bersih Desa sebagai ritual atau tradisi Jawa memiliki nilai-nilai sebagai karakteristik atau ciri khas masyarakat Jawa, yaitu gotong-royong dan tepo-seliro. Juga memiliki nilai-nilai religiositas bagi yang meyakini, sehingga melalui Bersih Desa, rasa hormat (unggah- ungguh) kepada Danyang dapat direalisasikan dengan selalu mendoakan mereka yang juga merupakan ajaran dalam Islam, yaitu “amal seseorang akan hilang kecuali ada doa dari penerusnya”. Karenanya, Bersih Desa harus dilestarikan sebagai warisan budaya Jawa dan aktualisasi ajaran Islam. Bersih Desa di Desa Sekoto sebagai manifestasi untuk menghormati adanya Danyang yang selama ini dianggap orang yang berjasa di desa tersebut. Kosmologi Danyang sangat kental dalam masyarakat Desa Sekoto. Karenanya, di Desa Sekoto setiap tahun dilaksanakan ritual Bersih Desa.Kata Kunci: Kosmologi, Danyang, Bersih Desa
MODEL PENAFSIRAN HASSAN HANAFI Prasetya, Marzuqi Agung
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE INTERPRETATION MODEL OF HASAN HANAFI. The Qur’an speaks the language of  the world in order to be understood by everyone and there is no way for wthem to have a reason that the language of  the Qur’an is not true and the foreign literature for humans in order to understand the content and the content of  the Koran required by the study of  tafsir.The study of  the interpretation methodology is still relatively new in the intellectual treasures of  Muslims. He had made the object of  a separate study further after growing rapidly the interpretation (tafsir). It is therefore not surprising that the methodology of  the study interpretations is far behind that interpretation itself. The metodology of  interpretation can be defined as knowledge of  ways to go in reviewing and studying the Qur’an. Historically each interpretation has been using one or more method of the Kor’an interpretation. Among the interpreter is Hassan Hanafi with special type, that is Qur’anic “empirical” hermeneutics, that cpmes from humanity “empirical” reality to the formulation for social transformation necessity.Keywords: Thematic Interpretation, Hassan Hanafi, Al-Qur’an.Al-Qur’an berbicara dengan bahasa dunia supaya dapat dipahami oleh semua orang dan tidak ada jalan bagi mereka untuk beralasan bahwa bahasa Al-Qur’an adalah tidak benar dan literaturnya asing bagi  manusia. Guna memahami isi dan kandungan Al-Qur’an, dibutuhkan ilmu tafsir. Studi tentang metodologi tafsir masih terbilang baru dalam khazanah intelektual umat Islam. Metodologi tafsir baru dijadikan sebagai objek kajian tersendiri jauh setelah tafsir berkembang pesat. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika metodologi tafsir tertinggal jauh dari kajian tafsir itu sendiri. Metodologi tafsir dapat diartikan sebagai pengetahuan mengenai cara yang ditempuh dalam mengkaji dan menelaah Al-Qur’an. Secara historis, setiap penafsiran telah menggunakan satu atau lebih metode penafsiran Al-Qur’an. Di antara penafsir tersebut adalah Hassan Hanafi yang menampilkan corak penafsiran yang khas, yaitu hermeneutika “empiris” Al- Qur’an, yang berangkat dari realitas “empiris” kemanusiaan sampai pada perumusan untuk kepentingan transformasi sosial.Kata Kunci: Penafsiran Tematik, Hassan Hanafi, Al-Qur’an.
PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM Mufid, Fathul
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE ONTOLOGY DEVELOPMENTS IN ISLAMIC PHILOSOPHY. The primary basis in the study of ontology is what it is, where it exists and, what the truth is. The fundamental and profound of these issues, so that people are faced with different answers. The first question, “what is there”, gives different answers according to their beliefs. Monism, which is only one and that one was spirit and ideas, then gave the flow of spiritualism and idealism. But if that one is full of material, then gave materialism. Dualism, that is round two, for example, body and soul, it gives the existentialism flow. Pluralism, that is composed of  many elements, there is something that cannot be known, then gave the flow of agnosticism. The second problem, “where it exists”, the answer is that dwells in the world of  ideas, abstract, fixed and immutable. That is living in the world of  ideas that are concrete and individual, so that the truth is limited and changeable. The third issue, “what the truth is”, if  the truth is eternal and immortal, then it is God. However, if the truth is capricious, then the problem is how to change it and what determines the change.Keywords: Ontology, Philosophy, Existence, Essence, Metaphysics.Dasar  utama  dalam  kajian  ontologi  adalah  apa  yang  ada,  di mana yang ada dan, apa itu kebenaran. Sedemikian mendasar dan mendalamnya persoalan-persoalan ini, sehingga manusia dihadapkan pada  jawaban-jawaban  yang  berbeda.  Persoalan  pertama,  “apa yang ada”, memberikan jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinan mereka. Monisme, yang ada hanya satu dan yang satu itu serba spirit dan ide, maka melahirkan aliran spiritualisme dan idealisme. Tetapi jika yang satu itu serba materi, maka melahirkan materialisme.  Dualisme,  yang  ada  serba  dua,  misalnya  jiwa  dan raga, maka lahirlah aliran eksistensialisme. Pluralisme, yang ada terdiri atas banyak unsur, yang ada adalah sesuatu yang tidak dapat diketahui, maka melahirkan aliran agnostisme. Persoalan kedua, “di mana yang ada”, jawabannya adalah yang bersemayam dalam dunia ide, bersifat abstrak, tetap, dan abadi. Yang ada bermukim di dunia ide yang bersifat kongkret dan individual, sehingga kebenarannya terbatas dan berubah-ubah. Persoalan ketiga, “apakah kebenaran itu”, jika yang dimaksud kebenara itu kekal dan abadi, maka itu adalah  Tuhan.  Akan  tetapi,  jika  kebenarannya  berubah-ubah, maka persoalannya adalah bagaimana perubahan itu dan apa yang menentukan perubahan itu.Kata Kunci: Ontologi, Filsafat, Ada, Hakikat, Metafisika.
STUDI ISLAM PENDEKATAN HERMENEUTIK Farida, Elok Noor; Kusrini, Kusrini
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ISLAMIC STUDIES USING HERMENEUTICS APPRO- ACH. Al-Qur’an as the Islam’s holy book is a miracle that has been revealed to the Prophet Muhammad as a guide for muslim’s life. As a Muslim, we necessarily have to understand exactly what the message of  the Quran. Al-Qur’an is not only readable even it is a worship, but more than that, how to implement the contents of  the Qur’an in everyday life. In understanding asbab al-nuzul certainly should understand that there are verses in the Qur’an. In addition, it should also understand various methods to understand the Qur’an, one of them is the hermeneutic approach. Hermeneutics as a method of reading the text has been widely recognized in various fields of  traditional Islamic scholarship, especially in the tradition of  fiqh and tafsir al-Qur’an. Meanwhile, modern hermeneutics in Islamic thought can basically be called a great leap in the formulation of  the methodology of  Islamic thought in general and methods of  interpretation of  the Kor’an in particular.Therefore, the approach of  hermeneutics in Islamic studies also need to be studied to add to the treasures of  knowledge and can provide new insights on how to understand the text and interpretation of the text that will be studied.keywords: Islamic Studies, Hermeneutics.Kitab Suci Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam merupakan mukjizat yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai pedoman umat Islam sepanjang hayat. Sebagai Muslim yang mempedomani tentu harus memahami betul apa pesan-pesan dalam Al-Qur’an.  Al-Qur’an  tidak  hanya  dibaca  meskipun  bernilai ibadah, akan tetapi lebih dari itu, bagaimana mengimplementasikan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memahami tentu harus memahami asbabun nuzul ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an. Di samping itu, juga harus memahami berbagai macam metode dalam memahami Al-Qur’an, di antaranya dengan pendekatan hermeneutik. Hermeneutika sebagai metode membaca teks telah dikenal luas dalam pelbagai bidang keilmuan Islam tradisional, terutama dalam tradisi fikih dan tafsir Al-Qur’an. Sementara itu, hermeneutika modern dalam pemikiran Islam pada dasarnya dapat disebut lompatan besar dalam perumusan metodologi pemikiran Islam pada umumnya dan metode penafsiran Al-Qur’an pada khususnya.Oleh karena itu, pendekatan hermeneutika dalam kajian Islam juga perlu dipelajari untuk menambah khazanah keilmuan dan dapat memberikan pengetahuan baru terhadap bagaimana memahami  teks  serta  penafsiran  terhadap  teks  yang akan  diteliti.kata kunci: Studi Islam, Hermeneutik.
MENYINGKAP HUBUNGAN AGAMA DAN FILSAFAT: MERENDA KESESATAN FILSAFAT AL-GHAZALI, MERESPONS KETERHUBUNGAN FILSAFAT DAN AGAMA IBNU RUSYD
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE RELATIONSHIP BETWEEN RELIGION AND PHILOSOPHY (Searching the Fallacy Philosophy of  al-Ghazali, Responding the Connection between Philosophy and Religion of  Ibn Rushd). Philosophy and religion are considered as the two entities as if  different. Religion is indicated on revelation as the primary foundation and affiliated to the principles of  normativity. Meanwhile, the philosophy is more leaning on the principles of rationality embodies the values of divinity rububiyyah in the historical domain. Necessarily, the two aspects above adhere to the principles of  various viewpoints. From these points, both of  them want to achieve the ultimate truth in interpreting the texts of  the Lord that is still abstract. Textuality and contextuality become the important determinants ultimately carried by the two segments of  thought. The originality of  religious doctrine becomes an important aspect which was presented by al-Ghazali in order to confront the world of philosophy-laden fiction. Philosophy and religion in the view of  al-Ghazali are the two different entities and existences. Meanwhile, Ibn Rushd struggled to establish the two entities and the existences of  this ijtihad which become an aspect that can be integrated. Both are struggling to find the truth.keywords: Philosophy, Religion, Theology, Logic, Confusion,.Filsafat dan agama dinilai sebagai dua entitas yang “seakan-akan” berbeda. Agama lebih berindikasi pada wahyu sebagai landasan primernya dan berafiliasi pada prinsip-prinsip normativitas. Sementara itu, filsafat yang lebih berhaluan pada prinsip-prinsip rasionalitas mewujudkan nilai-nilai ketuhanan rububiyyah dalam domain historis. Secara niscaya, kedua aspek di atas menganut prinsip-prinsip sudut pandang angle yang bervariasi. Dari variasi sudut pandang keduanya ingin mencapai suatu kebenaran hakiki dalam menafsirkan teks-teks Tuhan yang masih bersifat absrak. Tekstualitas dan kontekstualitas menjadi dua determinasi penting yang akhirnya diusung oleh kedua segmentasi  pemikiran  tersebut.  Pengusungan  orisinalitas  doktrin agama  menjadi  aspek  penting  yang  diketengahkan  al-Ghazali guna  mengkonfrontasi  dunia  filsafat  yang  sarat  rekaan.  Filsafat dan agama dalam pandangan al-Ghazali merupakan dua entitas dan eksistensi yang berbeda. Sementara itu, Ibnu Rusyd berjuang untuk mengukuhkan bahwa kedua entitas dan eksistensi ijtihad ini merupakan aspek yang dapat dipadukan. Keduanya berjuang untuk mencari suatu kebenaran.kata kunci: Filsafat, Agama, Teologi, Logika, Kerancuan, Hukum, Fikih.
Teologi AhmAdiyAh dulu, SekArAng, dAn AkAn dATAng di indoneSiA A. malik, Ridwan
JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE THEOLOGY OF AHMADIYAH IN THE PAST, PRESENT, AND FUTURE IN INDONESIA. In Indonesia, the existence of Ahmadiyah got the anarchist criticism from some quarters, although there is a small group that defends it. Among the cons against Ahmadis, who put forward the reason that Ahmadiyah includes the cult because it had violated the principles of Islam. Among people supporting Ahmadiyah are more likely to look at the human side, that is “man” Ahmadiyah has a right to breathe the air of freedom in Indonesia. In historical records, Ahmadiyah has two strongholds, the stronghold of Lahore which is still on the rack of islam and the stronghold of Qadyan that is beyond the principles of Islam. In Indonesia, it is unclearly identified which one is included stronghold of Lahore and whicah one is included the Qadyan camp. Attitudes and this research should be encouraged in order to establish a more objective assessment process against the Ahmadiyah. keywords: Ahmadiyah, Lahore, Qodyan, Indonesia.Abstrak Di Indonesia, eksistensi Ahmadiyah mendapat kecaman anarkis dari sebagian kalangan, walaupun masih ada sebagian kecil golongan melakukan pembelaan. Kalangan yang kontra terhadap Ahmadiyah, yang dikedepankan adalah alasan bahwa Ahmadiyah termasuk aliran sesat karena telah melanggar prinsip ajaran Islam. Adapun kalangan yang pro terhadap Ahmadiyah lebih cenderung melihat pada sisi kemanusiaan, yaitu “manusia” Ahmadiyah berhak menghirup udara kebebasan di Indonesia. Dalam catatan sejarah, Ahmadiyah memiliki dua kubu, yaitu kubu Lahore yang masih berada dalam jalur prinsip Islam dan kubu Qadyan yang berada di luar prinsip ajaran Islam. Di Indonesia, belum jelas teridentifikasi atau terinventaris mana yang termasuk kubu Lahore dan mana yang termasuk kubu Qadyan. Sikap dan penelitian inilah yang mesti digalakkan dalam rangka menuju proses penilaian yang lebih objektif terhadap aliran Ahmadiyah.kata kunci: Ahmadiyah, Lahore, Qodyan, Indonesia.
STUDI ISLAM PENDEKATAN HERMENEUTIK Farida, Elok Noor; Kusrini, Kusrini
Jurnal Penelitian Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jupe.v7i2.820

Abstract

ISLAMIC STUDIES USING HERMENEUTICS APPRO- ACH. Al-Qur’an as the Islam’s holy book is a miracle that has been revealed to the Prophet Muhammad as a guide for muslim’s life. As a Muslim, we necessarily have to understand exactly what the message of  the Quran. Al-Qur’an is not only readable even it is a worship, but more than that, how to implement the contents of  the Qur’an in everyday life. In understanding asbab al-nuzul certainly should understand that there are verses in the Qur’an. In addition, it should also understand various methods to understand the Qur’an, one of them is the hermeneutic approach. Hermeneutics as a method of reading the text has been widely recognized in various fields of  traditional Islamic scholarship, especially in the tradition of  fiqh and tafsir al-Qur’an. Meanwhile, modern hermeneutics in Islamic thought can basically be called a great leap in the formulation of  the methodology of  Islamic thought in general and methods of  interpretation of  the Kor’an in particular.Therefore, the approach of  hermeneutics in Islamic studies also need to be studied to add to the treasures of  knowledge and can provide new insights on how to understand the text and interpretation of the text that will be studied.keywords: Islamic Studies, Hermeneutics.Kitab Suci Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam merupakan mukjizat yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai pedoman umat Islam sepanjang hayat. Sebagai Muslim yang mempedomani tentu harus memahami betul apa pesan-pesan dalam Al-Qur’an.  Al-Qur’an  tidak  hanya  dibaca  meskipun  bernilai ibadah, akan tetapi lebih dari itu, bagaimana mengimplementasikan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memahami tentu harus memahami asbabun nuzul ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an. Di samping itu, juga harus memahami berbagai macam metode dalam memahami Al-Qur’an, di antaranya dengan pendekatan hermeneutik. Hermeneutika sebagai metode membaca teks telah dikenal luas dalam pelbagai bidang keilmuan Islam tradisional, terutama dalam tradisi fikih dan tafsir Al-Qur’an. Sementara itu, hermeneutika modern dalam pemikiran Islam pada dasarnya dapat disebut lompatan besar dalam perumusan metodologi pemikiran Islam pada umumnya dan metode penafsiran Al-Qur’an pada khususnya.Oleh karena itu, pendekatan hermeneutika dalam kajian Islam juga perlu dipelajari untuk menambah khazanah keilmuan dan dapat memberikan pengetahuan baru terhadap bagaimana memahami  teks  serta  penafsiran  terhadap  teks  yang akan  diteliti.kata kunci: Studi Islam, Hermeneutik.

Page 1 of 3 | Total Record : 27