cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Medika Tadulako
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 23551933     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kedokteran FKIK Universitas Tadulako.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2015)" : 6 Documents clear
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus PADA MEDIA PEMBENIHAN DIFUSI Rachmawati, Nita; Nursyamsi, Nursyamsi
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian, karena tingginya insidensi penyakit infeksi terutama di negara-negara berkembang. Infeksi adalah suatu keadaan invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh. Salah satu bakteri yang menimbulkan infeksi yaitu Staphylococcus aureus. Salah satu tumbuhan yang bisa digunakan sebagai antibiotik yaitu buah pare (Momordica charantia). Buah pare yang memiliki beberapa kandungan seperti alkaloid dan flavanoid yang  dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.  Tujuan : Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan juga untuk mengetahui berapa dosis ekstrak etanol buah pare efektif sebagai penghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Bahan & Metode : Buah pare (Momordica charantia), etanol 96%, evaporator berputar, aquadest, Saboround Dextrose Agar, ose steril, dan inkubator. Ekstrak buah pare (Momordica charantia) yang dibuat dengan menggunakan metode maserasi dengan etanol 96%. Pengujian dilakukan pada daya hambat dengan metode difusi agar menggunakan 4 variasi konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%, pada media NA (Nutrient Agar) dan diinkubasi selama 24-48 serta aquades sebagai kontrol negatif dan cifrofloxacin sebagai kontrol positif. Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa buah pare (Momordica charantia)  memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil statistik one way ANOVA menunjukkan pengaruh yang berbeda pada berbagai konsentrasi terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan konsentrasi ekstrak buah pare (Momordica charantia)  terhadap Staphylococcus aureus (p<0,05).Kesimpulan : Ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Kata kunci : Ekstrak buah pare (Momordica charantia), Staphylococcus aureus, antibakteri, zona hambat.
THE KITE FLAP IN THE TREATMENT OF FINGER TIP AMPUTATIONS Case Report Munir, Muh. Ardi
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background. Fingertip injuries are extremely common. Out of the various available reconstructive options, one needs to select an option which achieves a painless fingertip with durable and sensate skin cover. The present analysis was conducted to evaluate the management and outcome of fingertip injuries. In contrast to amputations of a single finger, bone shortening and wound closure usually should not be considered for thumb soft tissue defects. In general, the thumb should never be shortened. The flap has a consistent arterial supply, good sized veins, and terminal branches of the superficial radial nerve.Case report. Male 42 years old with traumatic amputation at the right thumb. Suffered since 5 days before admitted to the hospital due to livestock string roll attraction that happens suddenly. There is thumb tip loss at the level of IP joint, bony expose, swelling, skin and soft tissue defect at the level of mid shaft of the proximal phalanx. Radiographic study shown that there is loss of distal phalanx of thumb.Procedure. The kite flap for thumb tip defect or amputation. Flap is raised from the dorsum of the first phalanx of the index finger, including the metacarpophalangeal (MTP) joint.Conclusion. The treatment needs to be individualized and all possible techniques of reconstruction must be known to achieve optimal recovery. The results showed preservation of finger length and contour, retention of sensation and healing without significant complication. Thumb tip defects should be aggressively treated to preserve thumb length, which is more important to the thumb's overall contribution to hand function than joint flexibility, in contradistinction to the fingers. Accordingly, the rectangular volar advancement is the preferred option for small thumb tip defects as it brings sensate durable skin to the thumb tip. Larger full-thickness defects of the thumb require sensate resurfacing with either the dorsum of the first phalanx of the index finger or kite flap.Keywords: Fingertip injury, thumb tip defect/amputation, kite flap.
PENGARUH UMUR TERHADAP PREVALENSI INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 Manasye, Richardo Marchel; Towidjojo, Vera Diana
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang yang dilakukan oleh WHO (World Heath Organization) menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0%. Pasien dengan umur 50 tahun keatas mempunyai faktor resiko yang tinggi untuk terkena infeksi nosokomial.Metode : Penelitian ini adalah bersifat deskriptif retrospektif dengan jumlah subjek yang diteliti sebanyak 164 orang dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.Hasil: Pasien dengan kelompok umur dibawah 16 tahun (anak)  berjumlah 34 orang (20,73%). Pasien dengan kelompok umur 17-49 tahun (dewasa) berjumlah 99 orang (60,36%). Pasien dengan kelompok umur 50-74 tahun (tua) berjumlah 31 orang (18,9%). Pasien yang positif terinfeksi nosokomial yaitu berjumlah 32 pasien dengan persentase yaitu 19,51 %. Prevalensi pasien pasca bedah yang terkena infeksi nosokomial tahun 2012 dengan kelompok umur dibawah 16 tahun (anak) 1,21 %, kelompok umur 17-49 tahun (dewasa) 13,41 %, dan kelompok umur 50-74 tahun (tua) 4,87 %. Hasil uji “chi square” dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan  hitung lebih kecil dari  tabel (5,26 < 5,991) yang berarti secara statistik tidak ada pengaruh umur terhadap prevalensi infeksi nosokomial pada pasien luka operasi  pasca bedah di Rumah Sakit Undata.Kesimpulan :Secara Statistik tidak ada pengaruh umur terhadap prevalensi infeksi nosokomial pada pasien pasca bedah karena nilai  hitung lebih kecil dari  tabel (5,26 < 5,991). Angka kejadian infeksi nosokomial pasien pasca bedah jenis operasi kelas 1 tahun 2012 yaitu 32 orang (19,51%). Pasien dengan kelompok umur 17-49 tahun (dewasa) adalah yang paling banyak terkena infeksi nosokomial yaitu berjumlah 22 orang (13,41%).Kata kunci : Umur, Infeksi Nosokomial, Pasien Pasca Bedah
MANFAAT EKSTRAK DAUN SIRSAK (annona muricata) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIA PADA TIKUS WISTAR DIABETIK YANG DIINDUKSI ALOKSAN Setyawati, Tri; Nurjannah. A, Nurjannah. A; Azam, Ahmad
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Terapi dengan menggunakan obat sintetis memerlukan biaya yang tidak sedikit dan menimbulkan efek samping hal inilah yang mendorong masyarakat mulai beralih menggunakan pengobatan tradisional.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek dari daun sirsak (annona muricata) terhadap perbaikan kadar glukosa darah dan mengetahui dosis efektif ekstrak daun sirsak sebagai anti diabetik.Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratories pre test and post test with control group design, jumlah sampel 30 ekor tikus, menggunakan aloksan untuk menginduksi diabetik, dan kadar glukosa ditentukan dengan metode Glucose Oxidase-Phenol 4-Aminoantipirin (GOD-PAP), Analisis data menggunakan SPSS 15.00 for windows. Hasil: Ekstrak daun sirsak memiliki efek perbaikan kadar glukosa darah pada tikus wistar diabetik yang diinduksi aloksan dan kelompok ekstrak 800 mg memiliki efek penurunan kadar glukosa darah yang paling besar, dengan rata-rata penurunan nya 50,72 mg/dl, namun penurunannya tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok glibenklamid.Kata kunci : Aloksan, Antihiperglikemi, Diabetes, dan Ekstrak Daun Sirsak
PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP WAKTU PENUTUPAN LUKA SAYAT (Vulnus scissum) PADA MENCIT (Musmusculus) Usman, Abd Rachman; Salikunna, Nur Asmar
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Luka adalah rusaknya sebagian jaringan tubuh, segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan resiko terjadinya luka. Luka dapat dirawat sendiri oleh pasien dengan bahan yang efektif mematikan mikroba, tetapi dapat menimbulkan iritasi, resistensi dan infeksi yang harus diobati dengan obat yang lebih paten dan harganya semakin mahal. Secara tradisional, bekicot digunakan oleh masyarakat sebagai obat penyembuh luka.Tujuan : Mengetahui efek pemberian lendir bekicot (Achatina fulica) terhadap waktu penutupan luka sayat (Vulnus scissum) pada mencit (Mus musculus).Bahan & Metode :  Anastesi lidocain, lendir bekicot, alkohol 70%, dan pelet. Pada penelitian akan dilakukan pengamatan terhadap kelompok kontrol tanpa pemberian lendir bekicot dan kelompok perlakuan yang diberikan lendir bekicot 2x/hari.Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok perlakuan yang diberikan lendir bekicot lebih cepat waktu penutupan luka sayat dengan rataan waktu 6.75 hari sedangkan kelompok kontrol tanpa pemberian lendir bekicot (Achatina fulica)  rata-rata waktu penutupan luka 8.1 hari.Kesimpulan : Pemberian lendir bekicot (Achtina fulica) memiliki efek mempercepat penutupan luka sayat (Vulnus scissum) yang dapat ditinjau dengan terjadi pertautan kedua tepi luka.Kata kunci : Lendir bekicot, Luka sayat dan Mencit.
KECEMASAN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 YANG MENGERJAKAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UNTAD TAHUN 2010 Listanto, Virgiawan; Kiay Demak, Indah P
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LatarBelakang Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia. Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, daya ingat, dan kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain.Tujuan Untuk mengetahui kecemasan yang terjadi pada mahasiswa angkatan 2010 di PSPD FKIK Untad yang sedang megerjakan tugas akhir.Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan model deskriptif dilakukan pada tahun 2014 di lingkungan PSPD FKIK Universitas Tadulako. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling.Hasil Penelitian Empat bagian yang diteliti, yakni : a). Latar belakang kecemasan. Kecemasan yang dinilai saat mengerjakaan tugas akhir ini dimulai saat mengumpulkan judul tugas akhir. Semua mahasiswa memiliki target awal dalam mengerjakan tugas akhir. Namun tidak semua mahasiswa dapat memenuhi target yang telah mereka buat; b). Dukungan sosial. Dukungan yang didapatkan oleh mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir tidak hanya datang dari teman maupun dosen pembimbing, dukungan sepenuhnya pun diberikan oleh orangtua; c). Gejala kecemasan. Gejala yang muncul ini datang dari awal saat selesai menyetorkan judul dan juga saat berhadapan dengan dosen pembimbing dan saat menunggu hasil revisi yang dikoreksi dosen pembimbing; d). Persepsi terhadap masalah yang dihadapi. Mahasiswa merasa terganggu dengan keadaan sekarang ini, dimana mahasiswa mengalami gangguan-gangguan baik secara fisik maupun psikologis.Kesimpulan Hal-hal yang mempengaruhi kecemasan pada mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir adalah adanya faktor psikologik berupa frustasi, tekanan, dan tuntutan dan faktor lain berupa dukungan sosial. Gejala kecemasan yang timbul berupa sakit kepala, khawatir, mudah tersinggung, insomnia, gangguan konsentrasi dan daya ingat. Persepsi mahasiswa terhadap masalah yang dihadapi dalam mengerjakan tugas akhir dengan menjadikan kecemasan sebagai motivasi.Kata kunci Kecemasan, tugas akhir.

Page 1 of 1 | Total Record : 6