cover
Contact Name
Jurnal Sosiologi Nusantara
Contact Email
jurnalsn@unib.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalsn@unib.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
SOSIOLOGI NUSANTARA
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 24609099     EISSN : 26229617     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Sosiologi Nusantara (JSN) merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Bengkulu. Jurnal Sosiologii Nusantara teregistrasi dengan ISSN Print (2460-9099) dan ISSN Online (2622-9617). Jurnal ini menerima artikel ilmiah yang berisi hasil penelitian di bidang sosial humaniora, kajian mengenai kependudukan, gender, pemberdayaan masyarakat. Redaksi tetap menerima naskah artikel yang masih berkaitan dengan topik sosial yang relevan. Jurnal Sosiologi Nusantara terbit sebanyak 2 kali dalam 1 tahun, yakni pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2018)" : 5 Documents clear
ANALISIS PERILAKU ASERTIF PUSTAKAWAN DI BAGIAN LAYANAN PERPUSTAKAAN UIN RADEN FATAH PALEMBANG Budhi Santoso
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.163 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.98-104

Abstract

Perilaku asertif merupakan salah satu hal yang sangat penting dimiliki pustakawan dalam membina hubungan interpersonal saat melakukan pelayanan. Perilaku asertif merupakan salah satu cara komunikasi yang terkait dengan ekspresi perasaan, pikiran secara langsung, jujur dan terbuka. Hal ini sesungguhnya menyangkut komunikasi verbal dan non verbal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Perilaku asertivitas pustakawan di bagian layanan Perpustakaan UIN Raden Fatah Palembang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adapun  teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 17 pernyataan positif dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 5 orang responden dibagian layanan Perpustakaan UIN Raden Fatah. Analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data adalah mean dan grand mean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  Tingkat asertif staf perpustakaan UIN Raden Fatah Palembang memperoleh grand mean 3,5 Nilai tersebut berada pada rentang skala 3,40 – 4,20 yang menunjukkan bahwa tingkat asertif  staf perpustakaan UIN Raden Fatah berada pada tingkat tinggi. Indikator yang perlu ditingkatkan yaitu Mengajukan Hak memperoleh nilai 2,8 Nilai tersebut berada pada rentang skala 2,60 – 3,40 berada pada tingkat sedang dan ungkapan perasaaan memperoleh nilai 2,2 Nilai tersebut berada pada rentang 2,60 – 3,40 berada pada tingkat sedang. Kata Kunci : asertif, pustakawan asertif, pelayanan asertif
MAKNA SIMBOLIK TARI KEJEI SUKU REJANG Gennes Arlin Mela C. Apindis; Sri Handayani Hanum; Sri Hartati
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.221 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.64-75

Abstract

Tari Kejeimerupakan salah satu tarian sakral yang berasal dari Suku Rejang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam setiap rangkaian Tari Kejei. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftip kualitatif dengan menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data menggunakan reduksi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Kejeiadalah tarian yang memiliki makna rasa syukur kepada sang pencipta dan kepada sang leluhur karena telah diberikan rezeki yang melimpah, bisa hidup rukun berdampingan antar sesama masyarakat. Tarian ini juga sekaligus sebagai ajang pertemuan bujang dan gadis masyarakat Rejang untuk bermain bersama dan sebagai sarana untuk mencari jodoh. Tari Kejeidimulai dengan ritual Temu’un gongyaitu ritual sebelum penggunaan alat musik pengiring. Kemudian Jampi limauuntuk keselamatan para penari yang disebut juga anak sangei. Selanjutnya yaitu tari penyambutan, tarian ini untuk menyambut tamu yang hadir dan mempersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan. Setelah tari penyambutan, lalu inti dari Tari Kejei yang terdiri dari 6 gerakan. Pertama, gerak sembah menari yang bermakna sebagai penghormatan kepada roh leluhur, kepada tamu agung dan kepada para penonton yang hadir pada saat acara Kejeiberlangsung. Kedua, gerak bederap salah pinggang yaitu gerak yang bermakna sebagai kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Ketiga, gerak metik jari sebagai bentuk penerimaanterhadap keluarga atau teman baru. Keempat, gerak mateak dayung sebagai makna penyerahan hidup kepada yang Maha Esa. Kelima, gerak sembah penyudo sebagai makna ucapan terimakasih atas kelancaran dalam melaksankan Tari Kejei. Keenam, gerakan yang terakhir yaitu gerak mendayung sebagai makna perpisahan. Baik perpisahan kepada leluhur, kepada penonton, kepada sesama penari. Tari Kejei tak luput dari unsur-unsur yang mendukung diantaranya penari, pemusik, sesaji sebagai simbol kemakmuran, kostum dan Tuwei batin(pawang). Kata Kunci: Makna Simbol, Tari Kejei. 
BUANG AIR BESAR DI KEBUN (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Pagar Gading, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan) Dwi Yonif Yani; Heri Sun; Sumarto Widiono
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.518 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.76-84

Abstract

Beberapa masyarakat di Desa Pagar Gading masih melakukan buang air besar di kebun. Padahal di desa ini sudah tersedia fasilitas jamban umum. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan mengetahui makna dan faktor penyebab buang air besar di kebun pada masyarakat Desa Pagar Gading. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa masyarakat yang melakukan buang air besar di kebun dimaknai sebagai perilaku yang masih benar dilakukan sampai saat ini, perilaku buang air besar dikebun dianggap sebagai hal yang biasa, buang air besar dikebun dinilai lebih ekonomis, lebih praktis dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini disebabkan oleh: Faktor nilai-nilai kebenaran yang masih diyakini dan dipertahankan sampai saat ini sehinga masyarakat melakukan pembenaran atas perilaku buang air besar di kebun. Faktor kebiasaan buang air besar yang telah berlangsung lama, sejak dahulu secara turun temurun, sehingga menimbulkan persepsi bahwa perilaku buang air besar di kebun dianggap sebagai hal yang biasa. Tidak adanya sanksi dan larangan membuat masyarakat menganggap buang air besar di kebun tidak mengganggu orang lain. Faktor ekonomi masyarakat yang hanya mampu mencukupi kebutuhan pokok, sehingga masyarakat menilai buang air besar di kebun lebih ekonomis, tidak memerlukan biaya pembuatan tempat buang air besar. Rendahnya pengetahuan masyarakat sehingga sulit menerima informasi terkait buang air besar di kebun melalui berbagai media informasi. Serta minimnya sosialisasi terkait pemanfaatan jamban berdampak terhadap rendahnya pengetahuan masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan dari perilaku buang air besar di kebun. Kata Kunci: Buang Air Besar di Kebun
STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGEMIS TUNANETRA (Studi Pada Pengemis di Lampu Merah Sukamerindu) Zukna Zukna; Hasan Pribadi; Heni Nopianti
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.315 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.85-97

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi yang dapat dilakukan oleh pengemis tunanetra untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dilokasi Lampu Merah Sukamerindu Kota Bengkulu. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, teknik triangulasi (keabsahan data) dan teknik snowball sampling untuk mendapatkan data yang lebih objektif. Teori yang digunakan berupa teori aksi karya Max Weber yang termasuk dalam paradigma definisi sosial. Penelitian ini menghasilkan informasi tentang strategi yang dilakukan pengemis tunanetra dalam bertahan hidup dan bertahan menjadi pengemis. Strategiyang dilakukan oleh pengemis tunanetra yaitu: strategi aktif dengan pengoptimalan anggota keluarga dalam mencari uang, strategi pasif dengan penghematan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan strategi jaringan dengan kelompok Pertuni yang memberikan dampak positif untuk mengatasi himpitan ekonomi yaitu membentuk kelompok arisan dan saling meminjamkan uang. Sedangkan strategi dalam mengemis meliputi pemilihan waktu dan lokasi mengemis. Kata Kunci: Pengemis Tunanetra dan Strategi Bertahan Hidup.
KONFLIK SOSIAL PADA PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL (Studi Kasus: Di Desa Muara Mensao, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi) Muhammad Taufik; Muhammad Marwan Arwani; Ika Pasca Himawati
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.566 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.53-63

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya konflik dan upaya penyelesaian konflik tambang emas yang terjadi antara masyarakat penambangan lokal dan pemerintah setempat di Desa Muara Mensao, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya konflik serta upaya penyelesaian konflik yang terjadi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sosiologis yang didasarkan pada teori konflik yang diungkapkan oleh Ralf Dahrendorf. Hasil temuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) faktor yang menyebabkan terjadinya konflik karena adanya perbedaan kepentingan antara masyarakat lokal dan pemerintah daerah, proses sosialisasi tidak berjalan dengan baik, kebijakan pemerintah dianggap merugikan masyarakat, dan penambangan emas illegal menyebabkan kerusakan lingkungan; 2)Upaya untuk menyelesaikan konflik penambangan emas ilegal adalah dengan proses demonstrasi, konsiliasi dan negosiasi yang dapat mengarah pada kesepakatan dari kedua belah pihak bahwa konflik dapat diselesaikan dengan baik dengan menempuh jalur hukum atau dengan menggunakan hukum adat. Kata Kunci: Konflik Sosial, Penambang Emas, Tradisional

Page 1 of 1 | Total Record : 5