cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
konversi@ulm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Konversi
ISSN : 23023686     EISSN : 25413481     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016" : 5 Documents clear
PENGARUH METODE AKTIVASI PADA KEMAMPUAN KAOLIN SEBAGAI ADSORBEN BESI (Fe) AIR SUMUR GARUDA Wulan Sari, Tirta Indah; Muhsin, Muhsin; Wijayanti, Hesti
Konversi Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i2.4768

Abstract

Abstrak- Kaolin adalah mineral yang terdapat pada batuan sedimen dikenal dengan nama batu lempung. Kaolin banyak diaplikasikan di industri seperti kertas, keramik, karet, plastik, cat, fibergelas, dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode aktivasi terhadap kemampuan kaolin sebagai adsorben. Penelitian dilakukan dengan cara pengaktivasian kaolin secara fisika, kimia, dan kimia-fisika. Aktivasi fisika dilakukan dengan pemanasan kaolin pada suhu 700oC di dalam furnace selama 30 menit dan untuk aktivasi kimia dilakukan penambahan HCl 0,25 M pada kaolin disertai pengadukan dengan kecepatan 200 rpm selama 60 menit sedangkan untuk aktivasi kimia-fisika dilakukan penambahan HCl 0,25 M pada kaolin kemudian dilanjutkan pemanasan di dalam furnace pada suhu 700oC. Pengaktivasian kaolin ini untuk menghasilkan adsorben yang mampu menyerap ion besi (Fe) secara optimum. Dari penelitian ini, aktivasi yang optimum diperoleh untuk kaolin dalam mengadsorpsi Fe adalah aktivasi kimia. Adsorben kaolin yang teraktivasi kimia mempunyai daya adsorpsi yang besar terhadap ion Fe yaitu menghasilkan penurunan kandungan ion besi (Fe) menjadi sebesar 0,04 mg/L.  Kata kunci: Aktivasi, hydrous alumunium silicate, adsorben, besi Abstract- Kaolin is a mineral found in sedimentary rocks known as clay stone. Kaolin widely applied in industries such as paper, ceramics, rubber, plastics, paint, glassfiber, and cosmetics. This study aimed to determine the effect on the ability of kaolin activation methods as adsorbent. The study was conducted by activation of kaolin in physics, chemistry, and chemistry-physics. Physical activation was done by heating kaolin at 700 ° C in a furnace for 30 minutes and for the chemical activation, the addition of 0.25 M HCl in kaolin with stirring speed of 200 rpm for 60 minutes, while the chemical-physical activation, the addition of 0.25 M HCl to the kaolin and continued warming in furnace at 700 ° C. The kaolin activation was to produce an adsorbent that is able to absorb iron (Fe) optimally. From this study, the optimum activation obtained for kaolin in adsorbing Fe is the chemical activation. Chemical activated kaolin adsorbent having a large adsorption capacity of the ion Fe which resulted in decreased content of iron (Fe) to 0.04 mg / L. Keywords : Activation, hydrous alumunium silicate, adsorbent, iron 
PRODUKSI BIOGAS DARI SAMPAH BUAH DAN SAYUR : PENGARUH VOLATILE SOLID DAN LIMONEN Rukmini, Piyantina
Konversi Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i2.4769

Abstract

Abstrak- Biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang sedang dikembangkan dan sumber energi yang terbarukan. Bahan baku yang digunakan adalah kulit jeruk busuk (Citrus sinensia osbeck) dan kobis (Brassica oleracea). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volatile solid dan limonen terhadap produksi biogas. Penelitian menggunakan erlenmeyer 500 mL sebanyak 6 buah, waterbath, manometer air, dan thermometer. Volume total digester 350 mL. Penelitian dilakukan dengan cara menghancurkan bahan baku supaya lebih mudah didegradasi oleh bakteri. Oksigen yang bersifat toxic bagi bakteri anaerobik, dapat dihilangkan dengan penambahan N2 dalam digester pada awal operasi. Penelitian dilakukan pada kondisi mesofilik (30 – 400C) selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada digester yang memiliki VS sama (T1 dan T3 dengan 15% VS, dan T2 dan T4 dengan 20% VS), dengan konsentrasi kulit jeruk/limonen berbeda (T1= 114ppm< T3= 170ppm, dan T2= 152ppm<T4= 225ppm), maka digester dengan konsentrasi kulit jeruk/limonen yang lebih tinggi akan menghasilkan asam asetat lebih tinggi pada setiap minggunya. Akumulasi asam asetat pada fase acethogenesis menyebabkan bakteri methanogen tidak dapat tumbuh dengan optimum pada fase berikutnya (methanogenesis). Pada kondisi yang sama, digester yang memiliki konsentrasi kulit jeruk/limonen yang lebih besar (T1<T3, and T2<T4) akan menghasilkan volume biogas yang lebih besar (T1= 54.963 cm3<T3= 46.372 cm3, T2= 60.314 cm3<T4= 69.191 cm3). Pada konsentrasi kulit jeruk/limonen 114ppm, diperoleh metana dengan kadar 0.1298%V/grVS. Kata kunci: Biogas, digester anaerobic, kulit jeruk, limonen.   Absrtact- Biogas is one of alternative energy resources that is being developed and renewable. The raw material that use were rotten orange (Citrus sinensis osbeck) and cabbage (Brassica oleracea). This research aimed to know influence of volatile solid and limonene the biogas production from fruit and vegetable waste. This research used 6 unit of Erlenmeyer 500 mL, waterbath, water manometer, and thermometer. Total volume of the digester was 350 mL. Adjusment of the pH in the start up was done to make the optimum condition for pH grow of methanogen (6,8 – 7,8). Toxicity of oxygen could be healed by spraying N2 in the digester in the beginning. The research was done under mesophilic conditions (30 – 40)0, during 50 days. The results showed that digester that has same VS (T1 and T2) with 15% VS, T2 and T4 with 20% VS) with different concentration of rotten orange/limonene (T1=114ppm<T3=170ppm, and T2=152ppm<T4=225 ppm), hence digester with higher concentration of orange peel/limonene will produce higher acetic acid every week. Accumulation of acetic acid in acidogenesis phase because of the limonene caused the methanogen bacteria cannot grow in the next phase (methanogenesis). At the same conditions, the volume of biogas that has higher concentration of rotten orange/limonene (T1<T3, and T2<T4) will produce higher accumulation of biogas volume (T1=54.963cm3<T3=46.372 cm3, T2=60.314 cm3<T4=69.191 cm3). At concentration of rotten orange/limonene 114 ppm, would obtain 0.1298%/grVS of methane concentration. Keywords: Biogas, anaerobic digestion, orange peel, limonene
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DENGAN BIOAKTIVATOR EM4 (Effective Microorganisms) Nur, Thoyib; Noor, Ahmad Rizali; Elma, Muthia
Konversi Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i2.4766

Abstract

Abstrak- Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari sampah organik rumah tangga dengan penambahan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms) bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu pembuatan terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair, serta menentukan pengaruh bioaktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair. Metode pembuatan pupuk organik cair ini yaitu sampah organik rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, dan lainnya dipisahkan dari sampah anorganik. Kemudian bioaktivator EM4 disiapkan didalam sprayer. Sampah organik dirajang dan dimasukkan ke dalam komposter, larutan bioaktivator EM4  kemudian disemprotkan ke dalam komposter secara merata. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variasi waktu 11 hari, 14 hari dan 17 hari serta variasi penambahan jumlah bioaktivator sebanyak 5 mL, 10 mL, dan 15 mL. Parameter yang diuji adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan karbon (C). Hasil peneltian menunjukkan bahwa proses pembuatan pupuk organik cair dengan variasi waktu dan variasi penambahan volume EM4  efektif dalam meningkatkan kadar N, P, dan C. Di mana nilai kandungan N, P terbesar masing-masing pada hari ke 17 sebesar 0,205 %, dan 0,0074 %, sedangkan kadar C terbesar pada hari ke 14 sebesar 0,336 % . Sedangkan pada penambahan volume EM4 kandungan N, P, C terbesarnya  terdapat pada penambahan volume EM4 sebesar 15 mL masing-masing senilai 0,191 %, 0,128 % dan 0,382 %. Semakin lama proses pengomposan dan semakin besar penambahan volume EM4 cenderung menurunkan kadar K. Kata kunci:  pupuk organik cair, effective microrganisms, komposter. Abstract- Manufacture of liquid organic fertilizer especially from organic garbage of household with addition of Bioactivator EM4 (Effective Microorganisms) aims to determine the influence of duration of the process of making a liquid organic fertilizer to the content of N, P, K, and C in a liquid organic fertilizer, and determine the influence of the addition of bioactivator EM4 in the process of making a liquid organic fertilizer to the content of N, P, K, and C in a liquid organic fertilizer. The organic garbage of household is separated from inorganic garbage. Then prepared  bioaktivator EM4 in  sprayer. Organic garbage is cutted entered into composter, then biocktivator sollution sprayed into composter. Intake of sample done pursuant to time variable 11, 14 and 17 days and also variation of addition of amount of bioactivator counted 5 mL, 10 mL, and 15 mL. Parameter which in test are nitrogen (N), phospor (P), kalium (K), and carbon (C). The results indicate that the process of making a liquid organic fertilizer with time variation and addition variation of EM4 effective in increasing the content of N, P, and C. Where the largest value of the content of N, P on day 17th of 0.205% and 0.0074% respectively, while the largest content of C at day 14th of 0.336%. While the addition of volume EM4, the largest content of N, P, C is on addition of volume EM4 of 15 mL at 0.191%, 0.128% and 0.382% respectively. The longer process of composting and the greater addition of volume EM4 tends to reduce the content of K. Keywords: liquid organic fertilizer, effective microrganisms, composter.
PENGOLAHAN LIMBAH DETERJEN DENGAN METODE KOAGULASI-FLOKULASI MENGGUNAKAN KOAGULAN KAPUR DAN PAC Rahimah, Zikri; Heldawati, Heliyanur; Syauqiah, Isna
Konversi Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i2.4767

Abstract

Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  koagulan kapur atau PAC yang paling efektif pada proses koagulasi-flokulasi dari pengolahan limbah deterjen buatan dan limbah laundry, menentukan massa optimum dari koagulan kapur atau PAC pada pengolahan limbah deterjen buatan dan limbah laundry menggunakan proses koagulasi-flokulasi dan menentukan persen maksimum penurunan BOD dan COD pada limbah deterjen buatan dan limbah laundry menggunakan proses koagulasi-flokulasi. Pada penelitian ini, kami menggunakan metode jartest atau metode koagulasi-flokulasi dengan menggunakan koagulan kapur dan PAC. Metode yang digunakan untuk menurunkan kadar BOD dan COD ialah koagulasi yaitu dicampurkannya koagulan dengan pengadukan cepat 100 rpm selama 1 menit kemudian dengan metode flokulasi yaitu dilakukan pengadukan lambat 40 rpm selama 20 menit dan diendapkan selama 30 menit. Penentuan massa optimum dilakukan dengan cara menambahkan koagulan baik menggunkan kapur atau PAC  masing-masing sebanyak 1 gr, 2 gr, 3 gr, 4 gr, 5 gr dalam 150 ml limbah deterjen buatan maupun limbah deterjen laundry. Dari variasi massa koagulan dapat diketahui persen maksimum penurunan BOD dan COD tertinggi terdapat pada koagulan kapur sebesar 12,05% dan 75% pada limbah deterjen buatan pada massa 5 gr, sedangkan pada limbah laundry sebesar 11,57%.dan 78,57% pada massa 5 gr.   Kata kunci: koagulasi-flokulasi, limbah deterjen, COD, BOD. Abstract- This research is conducted to find out the effective koagulan lime or PAC in koagulasi-flokulasi process from preparation of waste material detergent product and waste material laundry, to determine optimum mass from koagulan lime or PAC in preparation of waste material detergent product and waste material laundry using koagulasi-flokulasi process and to determine maximum percent the decrease of BOD and COD in preparation of waste material detergent product and waste material laundry. In this research, we used jartest method or koagulasi-flokulasi method by using  koagulan lime or PAC. Methode that used to decrease the value of BOD and COD is koagulasi. Koagulasi is mixed koagulan and stir fast 100 rpm for one minute, then with flokulasi method, it is stir slow 40 rpm for 20 minutes and sediment, it for 30 minutes. Determine optimum mass done by add good koagulan using lime or PAC 1 gr, 2 gr, 3 gr ,4 gr, 5 gr, in  waste material detergent product and waste material laundry. From the various mass koagulan know that the highest decrease maximum percent of BOD and COD in koagulan kapur is 12,05% and 75% on waste material detergent product  in 5 gr mass while waste material laundry is 11,57 % and 78,57% in 5 gr mass. Keywords: koagulasi-flokulasi, waste material detergent, COD, BOD
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ADSORBEN BIJI TREMBESI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM KROMIUM (Cr) TOTAL PADA LIMBAH INDUSTRI SASIRANGAN Hayati, Gusti Indah; Pertiwi, Bunga; Ristianingsih, Yuli
Konversi Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i2.4760

Abstract

Abstrak- Proses pembuatan kain sasirangan menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses pewarnaan dan pencelupan kain. Salah satu polutan yang terkandung pada limbah cair industri sasirangan adalah logam Cr. Reduksi logam Cr total limbah cair industri sasirangan dilakukan dengan proses adsorpsi menggunakan adsorben dari biji Trembesi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi adsorben 1, 2, 3 dan 4% w/v terhadap proses reduksi logam Cr total industri sasirangan. Variasi konsentrasi adsorben yang digunakan sebesar 1 g/100 mL, 2 g/100 mL, 3 g/100 mL dan 4 g/100 mL limbah sasirangan dengan pengadukan selama 30 menit pada 100 rpm suhu 55oC dengan ukuran adsorben 250 mikron. Proses pirolisis berlangsung selama 5 jam dengan suhu operasi 450oC. Adsorben diaktifkan menggunakan HCl 0,1 N yang berlangsung selama 24 jam. Analisa yang dilakukan yaitu ICP (Inductively Coupled Plasma) untuk mengetahui kadar logam yang masih tersisa didalam limbah setelah dilakukannya proses adsorpsi. Semakin banyak jumlah adsorben yang ditambahkan maka penurunan konsentrasi logam Cr dalam air limbah semakin besar. Hasil penelitian diperoleh penurunan konsentrasi logam Cr maksimum sebesar 82,65%. Konsentrasi logam Cr mula-mula pada limbah cair kain sasirangan sebesar 2 ppm dan penurunan konsentrasi logam Cr maksimum pada penambahan adsorben 2 g sebesar 0,347 ppm. Kata kunci: biji Trembesi, logam Cr, pirolisis. Abstract- The production process of sasirangan fabric produced liquid waste from dyeing and coloring process. One of the pollutant that contained in liquid waste was chrom metal. Reduction of Cr metal from sasirangan industrial liquid waste used tamarind (trembesi) seeds as the adsorbent. The purpose of this research was to know the effect of adsorbent concentration 1; 2; 3 and 4 % w/v to reduction of Cr metal in sasirangan industry. Variation of adsorbent concentration that used 1 g/100 ml, 2 g/100 ml, 3 g/100 ml and 4 g/100 ml Sasirangan liquid waste by stirring for 30 minutes in 100 rpm at 55oC and the size of adsorbent was 250 micron. The pyrolisis process had setting at 450oC temperatures for 5 hours operation. Adsorbent was activated by HCl 0.1N for 24 hours. Chrom  metal residu which contained in sasirangan waste was analyzed using ICP (inductively coupled plasma). This analysis aims to determine residual chrom metal concentration in sasirangan industries after adsorption process. The greater adsorbent was added at adsorption process, the less residual chrom metal concentration which contained in sasirngan waste. The results of this research showed that adsorbent can decrease Cr metal up to 80.65%. The initial concentration of Cr metal in sasirangan waste was 2 ppm and the decreasing of Cr metal maximum remaining was 0.347 ppm at 2 g adsorbent.Keywords: Tamarind seeds, Cr metal, pyrolisis. 

Page 1 of 1 | Total Record : 5