cover
Contact Name
Ichsan Rizany
Contact Email
ichsan.r.psik@ulm.ac.id
Phone
+62511-4772745
Journal Mail Official
jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Editorial Address
Jalan A.Yani Km.36 Fakultas Kedokteran, PSIK-Gedung III, Banjarbaru 70714, Indonesia. Tel. (0511) 4772745; e-mail: jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Dunia Keperawatan : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
ISSN : 23378212     EISSN : 25415980     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Core Subject : Health,
Dunia Keperawatan is a nursing and health journal published by the Nursing Science Study Program, Faculty of Medicine, University of Lambung Mangkurat three time a year in March, july, and November. The journal receives manuscripts from research and literature studies in the fields of nursing and health including child nursing, maternity nursing, medical surgical nursing, emergency nursing, critical nursing, mental nursing, nursing management, community nursing, gerontik and family, and health research.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019" : 9 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BERISIKO PADA REMAJA DAERAH TAMBANG Mrs. Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.291 KB) | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5677

Abstract

ABSTRAKMasa remaja merupakan suatu periode dalam lingkaran kehidupan diantara masa anak-anak dan masa dewasa. Selama masa remaja awal, mulai timbul tingkah laku impulsif secara bertahap, tanpa kemampuan kognisi untuk memahami penyebab tingkah laku tersebut yang mengakibatkan remaja bertingkah laku. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku yang berisiko adalah faktor predisposisi lingkungan endogen seperti keadaan efektif mencari sensasi, agresifitas, perkembangan psikologik dan fisiologik yang tidak sinkron, kognisi, pemicu perkembangan selama remaja, jenis kelamin, efek hormon internalisasi keterlibatan teman sebaya, harga diri yang rendah, faktor lingkungan eksoden seperti faktor keluarga, kurangnya pengetahuan tentang konsekuensi tingkah laku, tingkah laku teman sebaya, transisi sekolah, penyangkalan sosial dan tidak berespon. Penelitian dilaksanakan pada salah satu SMA di Tambang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 40 remaja pada daerah tambang Tanah Bumbu. Cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pencekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approad) pemilihan sampel (sampling) dengan cara stratified random sampling. Variabel bebas atau independent penelitian adalah faktor-faktor lingkungan yang meliputi faktor keluarga, faktor perilaku teman sebaya, faktor transisi sekolah, dan faktro penyangkalan sosial. Variabel terikat atau dependent penelitian adalah tanda-tanda fisik perilaku berisiko. Uji korelasi spearman menunjukkan terdapat hubungan antara faktor keluarga dengan perilaku berisiko remaja tambang (sig. 0,02), faktor teman sebaya menunjukkan terdapat hubungan antara faktor  teman sebaya dengan perilaku berisiko remaja tambang (sig. 0,00), faktor transisi sekolah menunjukkan terdapat hubungan antara faktor transsi sekolah dengan perilaku berisiko remaja tambang (sig. 0,08), sedangkan faktor penyangkalan sosial tidak menunjukkan adanya hubungan dengan perilaku berisiko reaja tambang (sig. 0.963). Analisis Multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor keluarga mempengaruhi perilaku berisiko remaja tambang dengan nilai signifikansi 0,031. Kata-kata kunci: Perilaku berisiko, Remaja, Faktor keluarga, Faktor teman sebaya, transisi sekolah, penyangkalan sosial.  ABSTRACTAdolescence is a period in the circle of life between childhood and adulthood. During early adolescence, impulsive behavior begins to emerge gradually, without the ability of cognition to understand the causes of behavior that causes adolescents to behave. Factors that influence risky behavior are endogenous environmental predisposing factors such as effective conditions for sensation, aggressiveness, asynchronous psychological and physiological development, cognition, triggers for development during adolescence, gender, the effects of hormone internalisation of peer involvement, self-esteem low, exodent environmental factors such as family factors, lack of knowledge about behavioral consequences, peer behavior, school transition, social denial and not responding. The research was conducted in one of the high schools in the Mine. This study was an analytic observational study with a cross-sectional approach. The sample of this study was 40 teenagers in the Tanah Bumbu mining area. Cross-sectional is a study to study the dynamics of correlation between factors and effects, by way of sticking, observation or collecting data at one time (approad point time) selection of samples (sampling) by means of stratified random sampling. The independent or independent variables of the study are environmental factors which include family factors, peer behavior factors, school transition factors, and social denial factors. Dependent or dependent variables are physical signs of risky behavior. Spearman correlation test shows there is a relationship between family factors and risk behavior of juvenile mines (sig. 0.02), peer factors indicate there is a relationship between peer factors and risk behavior of juvenile mines (sig. 0.00), school transition factors indicate there are the relationship between school transition factors and risk behavior of juvenile mines (sig. 0.08), while social denial factors do not indicate a relationship with risky risk management behavior (sig. 0.963). Multivariate analysis using logistic regression tests showed that family factors influence the risk behavior of juvenile miners with a significance value of 0.031.Key words: Risk behavior, Adolescence, Family factors, Peer factors, school transition, social denial.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BERMAIN ORIGAMI DAN BERMAIN PLASTISIN (LILIN) TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH USI 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 KOTA PAGATAN KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU Herli Ana
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5343

Abstract

RINGKASANMotorik halus adalah penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencangkup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Perkembangan kemampuan motorik halus bertujuan untuk menstimulasi kemampuan motorik halus sesuai tahap perkembangan anak. Origami dan Plastisin (lilin) merupakan media bermain yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas bermain origami dan bermain plastisin (lilin) terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-5 tahun.Penelitian ini menggunakan  metode quasi experimental dengan rancangan pre-test and post-test without control group design. Sampel dalam penelitian ini 40 responden dibagi menjadi 20 responden kelompok intervensi 1, 20 responden kelompok intervensi 2 dengan teknik simple random sampling.Hasil penelitian menggunakan uji mann whitney dan wilcoxon test, didapatkan nilai p value 0,000 (<0,05) terdapat perbedaan hasil mean rank pada kelompok intervensi 1, kelompok intervensi 2, sesudah diberikan perlakuan.Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbandingan efektivitas bermain origami dan bermain plastisin (lilin) terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Kota Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Saran dari penelitian ini untuk menerapkan origami dan plastisin (lilin) sebagai sarana pembelajaran dan sekaligus untuk kegiatan bermain anak yang dapat digunakan media untuk merangsang peningkatan perkembangan motorik halus anak.Kata Kunci:  Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun, Motorik Halus, Origami, Plastisin (Lilin) ABSTRACTFine motor is the use of a group of small muscles such as fingers and hands that often require precision and coordination by hand, a skill that involves the use of tools to work on an object. The development of fine motor skills aims to stimulate fine motor abilities according to the stage of child development. Origami and Plastisin (wax) is a play media that can improve the smooth motor development of children. The aim of this study was to determine the comparison of effectiveness playing origami and plastisin (wax) to the improvement of fine motor development of preschool children aged 4-5 years.This study was quasi experimental method with pre-test and post-test without control group design. The sample in this study 40 respondents divided into 20 respondents intervention group 1, 20 respondents intervention group 2 with simple random sampling technique.The result of this study was mann whitney and wilcoxon test, obtained p value 0.000 (<0,05) there was difference of mean rank result in intervention group 1, intervention group 2, after treatment.The conclusion of this study, there was comparison of effectiveness of play origami and  plastisin (wax) to improvement of fine motor development of preschool age 4-5 years at Kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Pagatan Kecamatan Kusan Hilir  Tanah Bumbu. Suggestions from this study to apply origami and plastisin (wax) as a means of learning and simultaneously for children's play activities that can be used media to stimulate improvement of fine motor development of children.Keywords:  Fine Motor, Origami, Plastisin (Wax), Preschool age 4-5 years
Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ratu Zalecha martapura Titis Nurhidayah
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.726 KB) | DOI: 10.20527/dk.v7i1.4408

Abstract

Diabetes mellitus tipe 2 adalah terjadinya hiperglikemi akibat resistensi insulin, tujuan utama pengobatan diabetes mellitus adalah untuk mengendalikan glukosa darah, dan salah satu caranya yaitu dengan kepatuhan diet. Kualitas hidup adalah hal yang penting dalam kesehatan, dan sebagai tujuan akhir dari intervensi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Desain penelitian ini adalah korelasi. Sampel diambil sebanyak 37 responden dengan accidental sampling, kemudian dilakukan analisis data menggunakan uji chi-square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner kepatuhan diet dan WHOQOL-BREF. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikan p= 0,028 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya ada hubungan antara kepatuhan diet dan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2.  Hal ini menunjukkan tingkat kepatuhan diet dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Ratu Zaalecha Martapura.
DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME) DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS insana maria
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.13 KB) | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5578

Abstract

Background: Diabetes mellitus is a disease that is incurable, nursing management of patients with diabetes mellitus can be done by nurses to give diabetes self-management education (DSME). DSME gives highly influential instability to blood glucose levels, one of them instability in blood glucose levels in people with diabetes mellitus. Purpose: To understand the relationship between Diabetes Individual Diabetes Education (DSME) and Unstable Blood Glucose Levels in Diabetes Mellitus Patients. Method: The method used in this research is the analytical method with the correlation search design and the porpusive sampling technique with the total population 318 people and the sample number 177 people. The analysis is presented in the form of a frequency distribution table. Result: From the result of spearman (rho), p = 0.414 <α (0.05) pre and p = 0.417 <α (0.05) post which means that H0 is rejected and Ha accepted, by which there is a relationship between Diabetes Self Management Education DSME) With unstable blood glucose levels in patients with diabetes mellitus. Recommendation: It is expected that this research could be used as a source of information in carrying out complementary actions to reduce the blood glucose level in non-pharmacological diabetes mellitus by providing knowledge about self-management education of diabetes (DSME).Keywords: Diabetes Self Management Education (DSME), Instability Of Blood Glucose, Diabetes Mellitus. Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, penatalaksanaan keperawatan pada pasien diabetes melitus dapat dilakukan oleh perawat dengan memberikan Diabetes Self Management Esucation (DSME). Pemberian DSME sangat berpengaruh terhadap ketidakstabilan kadar glukosa darah, salah satunya ketidakstabilan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus. Tujuan: mengetahui Hubungan Diabetes Self Managemet Education (DSME) Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan desain penelitian korelasi dan tehnik porpusive sampling dengan jumlah populasi 318 orang dan jumlah sampel 177 orang. Analisa di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil: Dari hasil penelitian menggunakan uji spearman's (rho) diperoleh nilai  p=0.414 < α  (0.05) pre dan p=0.417 < α  (0.05) post yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, yang mana ada hubungan antara Diabetes Self Management Education (DSME) Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Saran: Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam melakukan tindakan komplementer untuk mengurangi kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus secara non farmakologi yaitu dengan pemberian pengetahuan tentang Diabetes Self Management Education (DSME).Kata Kunci: Diabetes Self Management Education (DSME), Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah, Diabetes Melitus.
Study of Nurse's Philosophy: The Convenient Place to Die Peacefully for Terminal A Patients Krisna Yetti; Roro Tutik Sri Hariyati; Rona Cahyantari Merduati
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.6 KB) | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5993

Abstract

Background: Someone who will die should be supported and accompanied spiritually for passing their end of life. The spiritual involvement is needed a convenient place since its support will transform a frightening moment to be a peaceful one. Purpose: the aim of the study was describes the convenient place to die peacefully using philosophical approach.Methods: This study used method of Actual Problem, it is a philosophy reflective study about the assumption of researcher that a patient with terminal illness wants to be accompanied by people who proper to deliver the prayers. In this study, problems in the place of die are directly exposed, then it is synthesized to solve a fundamental problem. Analysis and synthesis of unsatisfied place to die to be expected can solve the problem. Results: Hospice care is a program or facility which gives specific care for the patient in end of life. It can be said that hospice is a way of care based on philosophy about the end of life. Hospice can be a convenient place to die because there are its staff who will substitute the role of family, in case they experience physical and emotional burden. Conclusion: Hospice can be an alternative of convenient place for patient with dying process and its nursing care can make the process as peaceful as possible Keywords:Convenient Place, Dying Process, Hospice, Peaceful, Terminal illness 
Analisa Resiko Kegawat - daruratan Kardiovaskuler pada Masyarakat Kawasan Rawa di desa Sapala, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten HSU, Kalimantan Selatan Abdurahman Wahid; Rismia Agustina
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5591

Abstract

Kegawat - daruratan kardiovaskuler pada saat ini masih menjadi penyebab utama kematian. Diperlukan perencanaan yang baik, dimulai dari pengenalan resiko agar bisa dilakukan langkah antisipasi kejadian. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel klaster acak. Syarat partisipan adalah berusia 35 - 49 tahun, tidak memiliki riwayat stroke, Sindrom Koroner Akut (SKA), henti jantung, dan diabetes melitus. Jumlah partisipan adalah 79 orang (laki - laki 32, perempuan 47 orang), usia rata - rata 42,3 tahun, tekanan sistolik rata - rata 126,8 mmHg, kolesterol total rata - rata 173 mg/dl, High Density Lipoprotein (HDL) rata - rata 40.5 mmHg, jumlah penduduk yang merokok sebanyak 20 orang (25 %), dan tidak ada yang menjalani pengobatan hipertensi. Stratifikasi resiko dengan Framingham Risk Score menunjukkan 19 orang (24 %) memiliki resiko tinggi (³5 %)mengalami kegawat - daruratan kardiovaskuler dalam 10 tahun mendatang sehingga diperlukan langkah pencegahan dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam menghadapinya. Keyword: Lahan basah, Kardiovaskuler, Kegawat - daruratan
SUARA SHOLAWAT SIMTUBDHURAR TERHADAP RESPIRASI, DENYUT JANTUNG DAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS BBLR Mr. Muhammad Arsyad; Mrs. Eka Santi; Mrs. Emmelia Astika
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.048 KB) | DOI: 10.20527/dk.v7i1.6214

Abstract

ABSTRAK Neonatus BBLR mempunyai proporsi 20% dari seluruh angka kelahiran bayi di dunia dan sering mengalami stress yang dimanifestasikan dengan peningkatan denyut jantung dan respirasi serta penurunan saturasi oksigen. Diperlukan terapi stimulasi yang dapat menunjang tumbuh kembangnya. Terapi suara dapat memberikan ketenangan bagi neonatus, sejauh ini belum diketahui pengaruh suara sholawat bagi neonatus BBLR. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh suara sholawat terhadap denyut jantung, respirasi dan saturasi oksigen pada neonatus BBLR. Metode penelitian menggunakan Pra Experimental One Group Pra-Post Test Design dilakukan pada 15 subjek dan dipilih secara purposif sampling dari Oktober hingga Desember 2018. Instrumen yang digunakan MP3 berisi suara sholawat Simtubdhurar berdurasi 40 menit diperdengarkan melalui speaker dengan maksimal suara yang sampai ke subjek 60 desibel di ukur dengan sound level meter. Nilai rerata denyut jantung dan respirasi setelah mendapat perlakuan menunjukkan penurunan dan peningkatan saturasi oksigen. Terdapat penurunan yang signifikan pada denyut nadi (Sig. (2-tailed)= 0,001) dan respirasi (Asymp. Sig. (2-tailed)= 0,009) serta peningkatan saturasi oksigen (Asymp. Sig. (2-tailed)= 0,004) pada hari ketiga perlakuan. Suara sholawat mempunyai pengaruh terhadap denyut nadi, respirasi dan saturasi oksigen pada neonatus BBLR. Suara sholawat dapat dijadikan pilihan terapi komplementer selama menjalani perawatan di ruang NICU. Keywords : Sound therapy, low birth weight, sholawat ABSTRACT LBW neonates have a proportion of 20% of all infant birth rates in the world and often experience stress that is manifested by increased heart rate and respiration and decreased oxygen saturation. Stimulation therapy is needed that can support growth and development. Sound therapy can provide peace for the neonate, so far there is no known sound effect of sholawat for LBW neonates. This study aims to look at the sound effect of sholawat on heart rate, respiration and oxygen saturation in LBW neonates. The research method using Pre Experimental One Group Pre-Post Test Design was carried out on 15 infants treated at the NICU and used purposive sampling technique from October to December 2018. The instruments used by MP3s containing the sound were Simtubdhurar prayer 40 minutes of playing through speakers with maximum sound get to the subject of 60 decibels measured by a sound level meter. The mean heart rate and respiration after receiving treatment showed a decrease and increase in oxygen saturation. There was a significant decrease in pulse (Sig. (2-tailed)= 0.001) and respiration (Asymp. Sig. (2-tailed)= 0.009) and increased oxygen saturation (Asymp. Sig. (2-tailed)= 0.004) on the third day of treatment. The sound of prayer has an influence on pulse, respiration and oxygen saturation in LBW neonates. Sholawat sounds can be a choice of complementary therapies while undergoing treatment in the NICU room. Keywords : Sound therapy, low birth weight, sholawat
PENERAPAN CARING DAN SPRITUAL PERAWAT PADA PASIEN KRITIS DIRUANG ICU elfira husna
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5614

Abstract

Asuhan keperawatan tidak hanya berfokus pada curing tapi juga caring. Sebagai tenaga kesehatan yang profesional seorang perawat dalam memberikan pelayanan harus berdasarkan fungsi holistik, mencakup semua aspek baik biologi, psikologis,sosiologi maupun spiritual. Dalam memberikan palayanan perawat yang caring perawat dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan klien baik dalam kondisi sehat, sakit, maupun kritis. klien kritis selain membutuhkan tindakan yang tepat dan cepat, juga tidak lepas dari kebutuhan caring dan aspek spritual, karena di kondisi kritis biasanya klien maupun keluarga berada dalam kondisi pasrah dan membutuhkan tindakan yang berbeda di bandingkan dengan klien yang berada  dalam kondisi stabil. Keadaan kritis membutuhkan ketenangan batin dan kedekatan pada sang pencipta, baik bagi pasien maupun keluarga agar dapat melalui kondisi kritisnya dengan cara yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi untuk menggali pengalaman perawat. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam memberikan caring dan memenuhi kebutuhan spiritual pasien kritis.  Partisipan dalam penelitian ini adalah 11 perawat yang bekerja di ruang ICU dengan pengalaman minimal 1 tahun  di ICU. Data dianalisa menggunakan teknik collaizi dengan tujuh tahap sehingga menghasilkan empat tema penelitian yaitu: 1) melayani sepenuh hati,2) meningkatkan pemulihan pasien, 3) dampak terhadap perawat,4) harapan perawat terhadap pelayanan pasien kritis. Saran Penelitian ini diharapkan perawat selaku tim medis yang dekat dengan pasien dapat meningkatkan aspek caring dan pemenuhan aspek spiritual pasien kritis, begitu juga pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan fasilitas agar asprek tersebut dapat optimal
Peran Kader Kesehatan dalam Promosi Pencegahan Komplikasi Hipertensi di Wilayah Perkotaan Rizkiyani Istifada; Etty Rekawati
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5615

Abstract

Pendahuluan. Penyakit tidak menular menjadi tren masalah kesehatan perkotaan saat ini. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi dengan adanya pendampingan oleh kader pada keluarga dengan hipertensi. Pelaksanaan kemitraan antara tenaga kesehatan dan masyarakat disusun sebagai bentuk penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat di Indonesia. Literature review ini diharapkan dapat mendeskripsikan berbagai peran kader dalam promosi pencegahan komplikasi hipertensi. Metode. Penelitian ini menggunakan metode literature review yang berfokus pada peran kader dalam promosi pencegahan komplikasi hipertensi. Hasil. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat sebagai kader terbukti efektif untuk mencegah terjadinya komplikasi dari hipertensi. Keterlibatan kader menjadi salah satu inovasi yang membantu tenaga kesehatan untuk melakukan pengawasan pada masyarakat dengan hipertensi. Rekomendasi. Kemampuan perawat komunitas dibutuhkan untuk memberikan dan memaksimalkan asuhan keperawatan komunitas melalui pemberdayaan masyarakat.  

Page 1 of 1 | Total Record : 9