cover
Contact Name
Sadang Husain
Contact Email
sadanghusain@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalflux@ulm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Fisika FLUX
ISSN : 1829796X     EISSN : 25411713     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Jurnal Fisika FLUX is a peer-reviewed, open access journal that publishes original research articles, review articles, as well as short communication in all areas of physics including applied physics, which includes: physics instrumentation and computation, biophysics, geophysics, physics materials, theoretical physics, and physics education. Journal use single peer reviewed to publish. This journal is published by Universitas Lambung Mangkurat Press. ISSN 1829-796X (print) and ISSN 2541-1713 (online) Jurnal Fisika FLUX is published twice a year. Articles will be peer reviewed first. Once ready to be published immediately on the current edition.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014" : 24 Documents clear
ANALISIS TINGKAT KERAWANAN DAN MITIGASI BENCANA BANJIR DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Nurlina, Nurlina; Ridwan, Ichsan; Siregar, Simon Sadok
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v11i2.3006

Abstract

Ditinjau dari aspek geologis, geografis, dan morfologis, Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang rawan terhadap bencana banjir. Hampir setiap tahun bencana banjir terjadi, khususnya di wilayah Kabupaten Banjar. Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Riam Kiwa, Sungai Riam Kanan dan Sungai Martapura. Sedikitnya 64 desa pada bulan Januari 2012 di enam wilayah kecamatan yang berada di sepanjang Sungai Riam Kiwa dan Martapura terendam banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menyebutkan, banjir yang melanda di Kecamatan Astambul merendam 17 desa dari 22 desa yang ada, dihuni oleh 1.985 Kepala Keluarga atau 6.000 jiwa. Salah satu penyebab timbulnya korban jiwa dan kerusakan/kerugian yang sering terjadi akibat bencana alam adalah karena masyarakat lalai dan tidak mengetahui bahwa daerah tempat tinggal mereka termasuk daerah yang rawan bencana banjir, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk aparat/pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam penanganan bencana. Untuk itu melalui kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat merupakan upaya nyata kepada Masyarakat Kecamatan Astambul untuk mengurangi resiko bencana banjir antara lain dalam bentuk pelatihan dan pembinaan penanggulangan banjir. Kegiatan ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang daerah rawan banjir. Oleh karena itu dilakukan analisis daerah rawan banjir dengan sistem bobot menggunakan parameter curah hujan, bentuk lahan, gradient sungai, kerapatan drainase, kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Dari hasil analisa tingkat kerawanan di Kecamatan Astambul, luas daerah yang masuk kategori sangat rawan sebesar 81.501,76 ha atau 17,94 % dari luas wilayah dan kategori rawan 62.506,37 ha atau 13,76 %
IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT Hidayati, Tri Armando; Sota, Ibrahim; Sudarningsih, Sudarningsih
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2677

Abstract

Abstrak. Sumber daya mineral merupakan endapan mineral berharga yang terdapat di suatu wilayah, baik yang sudah diketahui maupun yang masih bersifat potensi, salah satunya adalah biji besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan kedalaman dan nilai suseptibilitas biji besi daerah Gunung Melati dengan metode geomagnet. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode geomagnet di Gunung Melati didapatkan kedalaman biji besi antara 9–72 m di bawah permukaan dan analisis suseptibilitas pada sampel biji besi di Gunung Melati menunjukkan nilai suseptibilitas antara 5.856,5-6.866,5 x  SI. Hasil analisis suseptibilitas sampel biji besi di gunung melati diperoleh rata-rata nilai suseptibilitas sebesar 6.73,33 x  SI dan termasuk kedalam golongan magnetit. Kata kunci: Biji Besi, Geomagnet, Gunung Melati.
LAJU PERUBAHAN MUKA AIR LAUT DI WILAYAH PERAIRAN PANTAI BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN SATELIT ALTIMETRY Rida Samdara
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.231 KB) | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2682

Abstract

Abstrak: Pada akhir-akhir ini di sepanjang pantai barat Provinsi Bengkulu mengalami abrasi pantai dengan kecepatan sampai 2,5 m/thn. Masalah ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi, menggangu sumber daya di wilayah pesisir (seperti agribisis, rekreasi, pariwisata) dan merusak sistem transportasi serta kawasan pemukiman terutama para nelayan. Penelitian tentang tingkat kerusakan pantai abibat abrasi telah dilakukan, akan tetapi apa yang menjadi penyebab abrasi pantai belum diketahui secara jelas, apakah disebabkan oleh perubahan iklim (naiknya permukaan laut) atau disebabkan oleh faktor tektonik (perubahan relief permukaan tanah). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab abrasi pantai di Bengkulu secara komprehensif. Penelitian ini dimulai dengan mengamati perubahan muka air laut dengan satelit Altimetry. Periode data yang diolah pada saat ini baru sampai 7 tahun yakni dari tahun 2004 sampai tahun 2011. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa perubahan muka air laut secara tahunan. Disamping itu dengan menggunakan pemodelan sederhana kita dapat mengamati bahwa: perubahan muka air laut pada selang waktu ini terlihat bahwa untuk daerah perairan Muko-Moko memiliki laju yang lebih besar dibandingkan dengan daerah perairan Bengkulu. Akan tetapi laju ini masih hamper sama dengan laju perubahan muka air laut secara global. Untuk mendapatkan pola perubahan muka air laut yang akurat, masih dibutuhkan penambahan periode data yang akan diolah. Disamping itu diperlukan model yang lebih akurat sehingga model yang dibuat dapat menjelaskan data perubahan muka air laut di wilayah perairan Bengkulu. Keywords: abrasi, perubahan muka air laut, iklim, tektonik
ANALISIS TINGKAT KERAWANAN DAN MITIGASI BENCANA BANJIR DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Nurlina Nurlina; Ichsan Ridwan; Simon Sadok Siregar
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.413 KB) | DOI: 10.20527/flux.v11i2.3006

Abstract

Ditinjau dari aspek geologis, geografis, dan morfologis, Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang rawan terhadap bencana banjir. Hampir setiap tahun bencana banjir terjadi, khususnya di wilayah Kabupaten Banjar. Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Riam Kiwa, Sungai Riam Kanan dan Sungai Martapura. Sedikitnya 64 desa pada bulan Januari 2012 di enam wilayah kecamatan yang berada di sepanjang Sungai Riam Kiwa dan Martapura terendam banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menyebutkan, banjir yang melanda di Kecamatan Astambul merendam 17 desa dari 22 desa yang ada, dihuni oleh 1.985 Kepala Keluarga atau 6.000 jiwa. Salah satu penyebab timbulnya korban jiwa dan kerusakan/kerugian yang sering terjadi akibat bencana alam adalah karena masyarakat lalai dan tidak mengetahui bahwa daerah tempat tinggal mereka termasuk daerah yang rawan bencana banjir, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk aparat/pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam penanganan bencana. Untuk itu melalui kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat merupakan upaya nyata kepada Masyarakat Kecamatan Astambul untuk mengurangi resiko bencana banjir antara lain dalam bentuk pelatihan dan pembinaan penanggulangan banjir. Kegiatan ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang daerah rawan banjir. Oleh karena itu dilakukan analisis daerah rawan banjir dengan sistem bobot menggunakan parameter curah hujan, bentuk lahan, gradient sungai, kerapatan drainase, kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Dari hasil analisa tingkat kerawanan di Kecamatan Astambul, luas daerah yang masuk kategori sangat rawan sebesar 81.501,76 ha atau 17,94 % dari luas wilayah dan kategori rawan 62.506,37 ha atau 13,76 %
PEMETAAN KETEBALAN LAPISAN PENUTUP BATU GAMPING BAHAN BAKU SEMEN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER Setiyawan Adi Saputro; Darsono Darsono; Budi Legowo
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.197 KB) | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2680

Abstract

ABSTRAK. Penelitian geolistrik resistivitas untuk mengetahui struktur bawah permukaan serta kedalaman dari batu gamping di Daerah Paciran Kabupaten Rembang Jawa Tengah telah dilakukan menggunakan konfigurasi Schlumberger. Pengambilan data sebanyak sembilan belas titik sounding dengan bentangan AB/2 sejauh 150 m. Peralatan yang digunakan diantaranya yaitu seperangkat resistivitymeter OYO MODEL 2119C MCOHM-EL. Pertama pengolahan data yaitu menggunakan software IP2Win untuk mengetahui kedalaman dan ketebalan lapisan secara vertikal. Kedua, hasil interpretasi VES menjadi masukan software RockWork 14 dalam membuat cross section. Hasilnya menunjukan terdeteksi 3 lapisan batuan yang diduga sebagai top soil, batu gamping dengan kandungan MgO tinggi dan batu gamping dengan kandungan CaO tinggi. Lapisan top soil terdeteksi dengan ketebalan antara 0,140–1,53 m. Sedangkan lapisan kedua diduga sebagai lapisan batu gamping dengan kandungan MgO tinggi terdeteksi dengan ketebalan antara 2,16–10,3 m. Dengan demikian, kedalaman lapisan batu gamping dengan CaO tinggi terdeteksi pada kedalaman 2,30–10,3 m. Hal ini menunjukan pada bagian Timur kedalaman batu gamping dengan kandungan CaO tinggi lebih dalam dibandingkan bagian Barat. Namun kedalaman paling dalam pada bagian Timur Laut dan Tenggara. Pada bagian tengah kedalaman lebih dalam dari yang diperoleh pada bagian Barat pada lokasi penelitian, tapi tidak sedalam pada bagian Timur Laut dan Tenggara. Kata kunci: Geolistrik, batu gamping, Rembang
STUDI AWAL PEMILIHAN BAHAN KOMPOSIT BERBAHAN PENGUAT SERAT DAUN NANAS (PINEAPPLE–LEAF FIBRES) DENGAN ADMIXTURE KAOLIN DAN SILIKA Tetti Novalina Manik; Suryajaya Suryajaya; Eka Suarso
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.592 KB) | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2726

Abstract

Abstrak: Penelitian studi awal pemilihan bahan komposit berbahan penguat serat daun nanas (pineapple-leaf fibres) dengan admixture Kaolin dan Silika telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi matriks, serat dan bahan tambahan (admiture) yang paling baik yang digunakan sebagai papan komposit ditinjau dari sifat mekanik dan mikroskopiknya. Sifat mekanik dan mikroskopik ini juga dilihat dari orientasi susunan serat, yakni serat arah vertikal, vertikal horizontal, serat pendek dan disusun acak dan variasi jumlah massa serat. Berdasarkan hasil uji MOR dan MOE, komposisi matriks dan penguat yaitu resin epoxy dan serat nanas adalah 2,6 gr : 55 gr dengan susunan vertikal yaitu dengan nilai uji tekan (MOR) sebesar 569,49 kg/cm2 dan uji tarik (MOE) sebesar 43.407,91 kg/cm2. Penambahan bahan admixture silika dan kaolin pada bahan komposit tidak mempengaruhi atau memperbaiki sifat mekanik dari papan komposit serat nanas, bahkan melemahkan, demikian juga dengan ukuran serat pendek dan jika disusun acak. Berdasarkan uji mikroskopik, papan komposit yang dibuat telah menujukkan homogenitas antara serat, resin dan bahan admixture yaitu kaolin dan silikaKata Kunci : serat daun nanas, komposit, admixture, MOR, MOE
ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH Muhammad Hasan Basri; Ibrahim Sota; Simon Sadok Siregar
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.788 KB) | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2673

Abstract

Abstrak. Bijih besi adalah salah satu bahan tambang yang sangat dicari karena bernilai ekonomis tinggi. Lamandau merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah dengan potensi Bijih besi yang besar. Penelitian dengan menggunakan metode Geolistrik 2D konfigurasi dipole-dipole dimaksudkan untuk mengetahui batuan yang berasosiasi dengan Bijih besi. Pemboran dimaksudkan untuk mengetahui jenis litologi di lokasi penelitian secara detail dan analisis laboratorium menggunakan AAS dimaksudkan untuk mengetahu kadar Fe yang terdapat pada Bijih besi di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil Geolistrik dan pemboran ditemukan adanya endapan Bijih besi sekunder pada daerah penelitian berupa lempung laterit yang mengandung fragmen batuan beku dan kerikil oksida besi. Bijih besi di lokasi X Kabupaten Lamandau termasuk golongan Bijih besi laterit dengan resisitivitas 1698–5500 Ohm meter dan kadar Fe sebesar 38,37%. Secara umum Bijih besi laterit berada pada kedalaman 0-10 meter dari permukaan dan tersebar di tengah daerah penelitian dengan orientasi Barat daya-Timur laut. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui volume Bijih besi pada daerah penelitian sebesar 151.151 m3. Kata Kunci : Bijih besi, Geolistrik,  Lamandau
PEMETAAN SEBARAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN Anisa Maulina; Nurlina Nurlina; Sri Cahyo Wahyono
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2679

Abstract

Abstract. Mining material of kind C include igneous rocks, sedimentary rocks and metamorphic rocks. These minerals are often used as industrial raw material. Geologically these minerals are to be found in Banjar Regency. Mining material of kind C can increase regional income. Concerning this, mapping of Mining material of kind C distribution is necessary. Method used for this is interpretation of Geological Map of Banjar Regency and stratigraphic analysis. Based on interpretation of geological map, Mining material of kind C found in Banjar Regency include sand, clay, quartz sandstone, quartzite, andesite, granite and serpentinit. Andesite distribution is found in Pitanak and Pauu formation with distributional area of 421 km². Granite distribution is found in Granite Formation with distributional area of 101 km². Quartz sandstone distribution is found in Tanjung Formation with distributional area of 81 km². Serpentinite distribution is found in Manunggul and Ultramafic rocks distribution with distributional area of 941 km². Quartzite distribution is found in Metamorphic Rocks with distributional area of 123 km². Sand and clay are found in Alluvium with distributional area of 1.430 km². Keywords: Banjar Regency, group C minerals, GIS
IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT Tri Armando Hidayati; Ibrahim Sota; Sudarningsih Sudarningsih
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.977 KB) | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2677

Abstract

Abstrak. Sumber daya mineral merupakan endapan mineral berharga yang terdapat di suatu wilayah, baik yang sudah diketahui maupun yang masih bersifat potensi, salah satunya adalah biji besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan kedalaman dan nilai suseptibilitas biji besi daerah Gunung Melati dengan metode geomagnet. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode geomagnet di Gunung Melati didapatkan kedalaman biji besi antara 9–72 m di bawah permukaan dan analisis suseptibilitas pada sampel biji besi di Gunung Melati menunjukkan nilai suseptibilitas antara 5.856,5-6.866,5 x  SI. Hasil analisis suseptibilitas sampel biji besi di gunung melati diperoleh rata-rata nilai suseptibilitas sebesar 6.73,33 x  SI dan termasuk kedalam golongan magnetit. Kata kunci: Biji Besi, Geomagnet, Gunung Melati.
PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN POTENSIOMETER GESER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Riky Riswan Pratama; Iwan Sugriwan; Arfan Eko Fahrudin
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v11i2.2681

Abstract

Abstrak: Pembuatan alat ukur pergeseran tanah pada lahan miring telah dilakukan dengan menggunakan DFRobot Slide Position Sensor sebagai sensor pergeseran. Tegangan keluaran sensor dikondisikan dengan rangkaian pengikut tegangan (voltage follower) dengan menggunakan Op-Amp. Tegangan keluaran dari rangkaian pengkondisi sinyal dihubungkan dengan ADC internal mikrokontroler ATMega8535. Data hasil pengukuran ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display) 16x2 karakter dan ditampilkan pada komputer melalui komunikasi serial dengan interface Delphi 7.0, yang mampu mencatat secara real time dan kontinu serta menyimpan data pengukuran dalam file format .xlsx. Alat ukur pergeseran ini memiliki sensitivitas 5 mV tiap perubahan 0,033 mm pada rentang pengukuran 2-29 mm dan 5 mV tiap perubahan 0,172 mm pada rentang pengukuran 30-58 mm. Sistem pengukuran ini diuji coba pada bok simulasi tanah longsor buatan berukuran 120 cm x 60 cm x 35 cm. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing kemiringan 150, 300 dan 500. Hasil pengujian pada kemiringan 150 dengan waktu pengukuran rata-rata selama 216 menit 20 detik, terjadi pergeseran yang signifikan mulai menit ke-120. Pengujian pada kemiringan 300 dengan waktu pengukuran rata-rata selama 83 menit 55 detik, pergeseran berubah konstan mulai menit ke-20 dan terjadi pergeseran yang ekstrim pada 2 menit terakhir pengukuran. Pengujian pada kemiringan 500 dengan waktu pengukuran rata-rata selama 66 menit 36 detik, terjadi pergeseran yang ekstrim mulai menit ke-50. Berdasarkan hasil pengukuran, setiap kemiringan menunjukkan bahwa pergeseran tanah berubah secara eksponensial terhadap waktu pengukuran. Kata kunci: DFRobot Slide Position Sensor, pergeseran tanah, kemiringan

Page 2 of 3 | Total Record : 24


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 3 (2023): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 20, No 2 (2023): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 3 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Fisika Flux Edisi Khusus Januari 2019 Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2018 Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2017 Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2017 Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2016 Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2016 Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2016 Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2016 Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Fisika FLUX edisi Agustus 2015 Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Fisika FLUX edisi Agustus 2015 Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2015 Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2015 Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014 Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014 Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2014 Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2014 Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2013 Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2013 Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2013 Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2013 Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2012 Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2012 Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2012 Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2011 Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2011 Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2011 Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2011 Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2010 Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2010 Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2010 Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2010 Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2009 Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2009 Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2009 Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2009 Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2008 Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2008 More Issue