cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JURISDICTIE Jurnal Hukum dan Syariah
ISSN : 20867549     EISSN : 25283383     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurisdictie (print ISSN 2086-7549, online ISSN 2528-3383) is peer-reviewed national journal published biannually by the Law of Bisnis Syariah Program, State Islamic University (UIN) of Maulana Malik Ibrahim Malang. The journal puts emphasis on aspects related to economics and business law which are integrated to Islamic Law in an Indonesian context and globalisation context. The languages used in this journal are Indonesia, English and Arabic.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "JURISDICTIE (Vol 2 No 1" : 9 Documents clear
MEMBUMIKAN ZAKAT: DARI TAABBUDI MENUJU TAAQQULI Fakhruddin, Fakhruddin
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1580

Abstract

AbstrakZakat is worship maliyah ijtimaiyyah. This means that in addition to a religious charity that is vertical (habl min Allah), as well as horizontal (habl min al-nas). As a worship that is vertical, including worship mahdhah charity that does not receive a “discussion” (gair qobil li al-niqas). Therefore, the consequences will lose their elan vital charity and experiencing stagnant, despite the fact that charity has a very big opportunity in improving the welfare of Muslims, especially the poor. Seeing a huge opportunity zakat, the alms should not only be placed in positions that are ta’abbudi mahdhah worship only, but also put in a position that is ta’aqquli muamalah. With zakat placed on ta’aqquli position, then the development and utilization of zakat will be conducted in accordance with the circumstances and conditions so that truly righteous era wa li kulli eat, either in relation to expensive al-zakah/wi ‘a al-zakah (object subject zakat), mustahiq al-zakah (the person entitled to receive zakat), and the pattern of distribution of zakat.  Zakat adalah ibadah maliyah ijtimaiyyah. Artinya bahwa zakat disamping merupakan ibadah yang bersifat vertikal (habl min Allah), juga bersifat horizontal (habl min al-nas). Sebagai ibadah yang bersifat vertikal, zakat termasuk ibadah mahdhah yang tidak menerima “diskusi” (gair qobil li al-niqas). Oleh karena itu, maka konsekuensinya zakat akan kehilangan elan vitalnya dan mengalami stagnan, meskipun sebenarnya zakat mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat Islam, terutama fakir miskin. Melihat peluang zakat yang sangat besar tersebut, maka zakat mestinya tidak hanya ditempatkan pada posisi ibadah mahdhah  yang bersifat ta’abbudi semata, akan tetapi diletakkan juga pada posisi muamalah yang bersifat ta’aqquli. Dengan ditempatkannya zakat pada posisi ta’aqquli, maka pengembangan dan pendayagunaan zakat akan bisa dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga betul-betul shalih li kulli zaman wa makan, baik menyangkut mahal al-zakah/wi’a al-zakah (obyek yang dikenai zakat), mustahiq  al-zakah (orang yang berhak menerima zakat), maupun pola distribusi zakat.Kata Kunci: zakat, ta’abbudi, ta’aqquli
PEMIKIRAN YUSUF QARDHAWI MENGENAI ZAKAT SAHAM DAN OBLIGASI Fauziyah, Ririn
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1587

Abstract

Ijtihad in the field of zakat has been started since the launch of Yusuf Qardhawi writings, Fiqh al-Zakâh. Zakat which has been traditionally interpreted, broken down by Yusuf Qaradawi to create newcategories, namely zakat stocks and bonds. The objectif of research is to finding Yusuf Qardhawi’sthought about zakat stocks and bonds. This type of research is study of literature, and the research are descriptive. Qardhawi’s opinion, factories and buildings can be analogous to agricultural land, so that zakat must be paid 10% or 5% of net revenues. Meanwhile for trading company, its zakat taken from its appropriate at the prevailing market price plus a profit. Bond issued zakat taken when bonds were already in the hands of the owner for a year or more. The bonds that bring interest, such as obligatoryzakat issued trading, must be paid 2.5%.Ijtihad dalam bidang zakat telah dimulai sejak Yusuf Qardhawi meluncurkan karya tulisnya, Fiqh al-Zakâh. Zakat yang selama ini dimaknai secara tradisional, didobrak oleh Yusuf Qardhawi dengan membuat kategori baru, yaitu zakat saham dan obligasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pemikiran Yusuf Qardhawi mengenai zakat saham dan obligasi. Jenis penelitian adalah penelitian kepustakaan dan sifatnya penelitian deskriptif. Menurut Qardhawi, pabrik dan gedung dapat dianalogikan dengan tanah pertanian, sehingga harus dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% dari pendapatan bersih.Sedangkan perusahaan perdagangan, zakatnya diambil dari sahamnya sesuai harga yang berlaku di pasar ditambah keuntungan. Zakat obligasi wajib dikeluarkan bila obligasi itu sudah berada di tangan pemilik selama satu tahun atau lebih. Obligasi yang mendatangkan bunga, wajib dikeluarkan zakatnya seperti zakat perdagangan, yaitu sebesar 2.5%.Kata kunci: Pemikiran Yusuf Qardhawi, Zakat Saham dan Obligasi.
PERAN NEGARA DALAM MENGOPTIMALKAN ZAKAT DI INDONESIA Herdianto, Ahmad Wahyu
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1581

Abstract

AbstrakZakat has strategic potential to be developed into an instrument of income distribution. In Indonesia, its potential is not professionally managed. This paper examines the reality of the optimization of zakat in Indonesia to know the development of its management, its practice management and its distribution as well as the role of the State using charity funds to alleviate poverty. In the matter of charity, maximizing both the state’s role as regulator to revise Act No. 38 of 1999 on Zakat Management, as a facilitator for the optimization of application management functions, the use of information technology in the management of alms and as a motivator for socialization, education, guidance, and conscious movement of zakat and the role of the state as a distributor to apply the model of equal distribution and eight channels growth for productive activities is very significant to note. Zakat memiliki potensi strategis untuk dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Di Indonesia, potensi zakat belum dikelola secara profesional. Tulisan ini bermaksud mengkaji realita optimalisasi zakat di Indonesia untuk mengetahui perkembangan pengelolaan zakat,  praktek pengelolaan dan penyaluran zakat, serta peranan negara menggunakan dana zakat untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam persoalan zakat,  maksimalisasi peran negara baik sebagai regulator untuk merevisi UU No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, sebagai fasilitator untuk optimalisasi penerapan fungsi manajemen, penggunaan teknologi informasi di dalam pengelolaan zakat dan  sebagai motivator untuk melakukan sosialisasi zakat, pendidikan, pembinaan, maupun gerakan sadar zakat serta peran negara sebagai distributor untuk menerapkan model pemerataan dan pertumbuhan delapan jalur untuk kegiatan produktif sangat signifikan untuk diperhatikan.Kata Kunci: Negara, Pengelolaan, Penyaluran, Dana Zakat.
SYAIKH YUSUF QARDHAWI: GURU UMAT ISLAM PADA MASANYA Khalilurrahman, M.
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1588

Abstract

Mesir merupakan salah satu Negara di kawasanTimur Tengah yang sangat kaya dan dikenal dengankhazanah keislamannya. Semenjak masuknya Islam keNegara tersebut dan Amr bin ‘Ash menjadi gubernurpertama di bawah ke-Khalifahan Umar Ibn al-Khattab,di negeri ini telah bermunculan para pemikir muslimdan pembaharu yang sangat brilian.Zaman keemasan Islam adalah zaman di mana banyak bermunculan para ilmuwan muslim, yaitu tepatnya pada masa Daulah Abbasiyah. Kita mengetahui bahwa salah seorang imam madzhab Islam terbesar, Muhammad bin Idris al-Syafi’i atau yang dikenal dengan Imam Syafi’i, hampir separuh usianya beliau habiskan di Mesir. Pada tataran militer, negeri ini pernah dijadikan markas besar oleh mujâhid besar, Shalahuddinal-Ayyubi yang membebaskan al-Quds dari tangan kaum Nashrani.Kata Kunci: Yusuf Qaedhawi: Guru, umat Islam .
ZAKAT SEBAGAI SARANA PENGENTASAN KEMISKINAN (Studi Kasus di Lembaga Amil Zakat Bina Umat Mandiri Kabupaten Ngawi) Ernawati, Hasti
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1582

Abstract

AbstractZakat is one necessary condition in building the Muslim society. Zakat as an institution, really closely with financial policy. Zakat even more important role compared with other social institutions such as orphanages and foundations in eliminating social inequality. This study aimed at understanding and management efforts Amil Zakat Institution “People Bina Mandiri” Ngawi district in order to alleviate poverty. This study uses qualitative research. Then once collected, the data is processed and analyzed with descriptive qualitative. The results showed, the Institute management Amil Zakat “People Bina Mandiri” Ngawi district is using an open system management (open management), namely income and spending zakat funds can be known directly by the public. The efforts undertaken in order to alleviate poverty through the distribution of scholarships, kafalah du’at, waqaf the Koran and the Iqra ‘, and TKIT pendidikanTPA assistance, help renovate mosques / mushalla, aid disaster area, daurah coaching people, distribution of Zakat Al-Fitr and distribution to the amil zakat. However, a more focused in achieving that goal is to further intensify in the field of education, namely scholarships. Zakat merupakan salah satu syarat mutlak dalam membina masyarakat muslim. Zakat sebagai suatu lembaga, benar-benar lekat dengan kebijakan keuangan. Bahkan zakat memainkan peranan lebih penting dibanding dengan lembaga-lembaga sosial lainnya seperti panti asuhan dan yayasan-yayasan dalam menghapus kesenjangan sosial.  Penelitian ini bertujuan memahami manajemen pengelolaan dan upaya yang dilakukan Lembaga Amil Zakat “Bina Umat Mandiri” Kabupaten Ngawi dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Kemudian setelah terkumpul, data tersebut diolah dan dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan, manajemen pengelolaan Lembaga Amil Zakat “Bina Umat Mandiri” Kabupaten Ngawi adalah menggunakan sistem open management (manajemen terbuka), yaitu pemasukan dan pengeluaran dana zakat dapat diketahui langsung oleh masyarakat.  Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mengentaskan kemiskinan melalui penyaluran beasiswa, kafalah du’at, waqaf al-Qur’an dan Iqra’, bantuan pendidikanTPA dan TKIT, bantuan renovasi masjid/mushalla, bantuan daerah bencana, daurah pembinaan umat, penyaluran zakat fitrah dan penyaluran ke amil zakat. Akan tetapi yang lebih difokuskan dalam rangka pencapaian tujuan itu adalah dengan lebih mengintensifkan dibidang pendidikan, yaitu beasiswa Kata kunci: Zakat, Pengentasan Kemiskinan
PERSEPSI KYAI PONDOK PESANTREN TERHADAP ZAKAT PROFESI Faridah, Faridah
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1589

Abstract

Profession zakat is taken in every job or certain professional skills, whether committed alone or which is conducted with other agencies or goverments. In this research, researchers used a qualitative approach, and this research are descriptive. Data collection techniques, using the method of interview, observation, and documentation. Based on data obtained from informants in boarding school Nurul Quran and Nurul Jadid. Differences of opinion among the informants because: First, there is no regulation that specifically about the profession zakat. Second, the absence of arguments, texts and opinions of classical ulama specifically profession zakat. Third, the difficulty of the informants to make qiyas of profession zakat. This difference only occurs in the term only. BUT, the substance IS the same, that is the informants agree with the profession zakat.Zakat profesi merupakan zakat yang diambil pada setiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun yang dilakukan bersama instansi lain atau pemerintah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dan sifatnya deskriptif. Teknik pengumpulan data, menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan data yang diperolehdari para informan di pondok pesantren Nurul Jadid dan Nurul Qur’an. Terjadinya perbedaan pendapat diantara para informan disebabkan oleh: Pertama, belum adanya undang-undang yang secara rinci membahas tentang zakat profesi. Kedua, tidak adanya dalil, nash dan pendapat ulama klasik yangmembahas secara khusus zakat profesi. Ketiga, Kesulitan para informan dalam men-qiyas-kan zakat profesi. Perbedaan ini hanya terjadi pada istilahnya saja. Sedangkan subtansinya sama, yaitu para informan setuju dengan adanya zakat profesi.Kata Kunci: Persepsi, Kyai, Zakat Profesi.
IMPLEMENTASI UU NOMOR 38 TAHUN 1999 PASAL 16 TENTANG PENDAYAGUNAAN ZAKAT DI BAZ KABUPATEN MALANG Rozaq, Abd.
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1583

Abstract

AbstractEfficiency of Zakat becomes the most vital source of funds that can be utilized for the welfare of the community, especially to alleviate people from poverty and eliminate social inequality, and therefore this sector is used as a measure of success of a Baz / LAZ in Malang. This study used a qualitative descriptive method with sociological or empirical approach, in data collection using interviews and documentation so that primary data is the result of interviews and the data available at the Office Baz Malang. While in data analysis using descriptive manner. The results of this study indicate that the utilization of funds Baz ZIS in Malang Regency is in conformity with article 16 of Law No.38 of article 1, but in article 2 of this Baz Malang Regency is not maximized due to lack of cooperation among managers with mustahiq.Pendayagunaan zakat menjadi sumber dana yang paling vital sehingga dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial, oleh karena itu sektor ini dijadikan sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan sebuah BAZ/LAZ di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologis atau empiris, dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi sehingga data primernya adalah hasil wawancara dan data yang ada di Kantor BAZ Kabupaten Malang. Sedangkan dalam analisa data menggunakan cara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendayagunaan dana ZIS di BAZ Kabupaten Malang sudah sesuai dengan UU No.38 pasal 16 pasal 1, akan tetapi pada pasal 2 ini BAZ Kabupaten Malang belum maksimal disebabkan kurang adanya kerja sama antar pengelola dengan mustahiq.Kata Kunci: Pendayagunaan, Prioritas, pelaksanaan.
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ZAKAT DI BAZDA KOTA BLITAR DITINJAU DARI UU NOMOR 38 TAHUN 1999 Kadir, Abdul
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1584

Abstract

The teaching of alms is a comprehensive ritual for social responsibility. In Indonesia, the discussion about Islamic economy leads to the discussion of alms and its  implementation. The law base of alms is UU no 38/1999. Bazda kota Blitar is one center of alms collection in East Java. The collected data shows that the management of Bazda cannot work as effectively as it is expected. There are at least three main problems: limitation of facility, lack of professional human resources, and lack of political will. Ajaran sedekah adalah ritual komprehensif untuk tanggung jawab sosial. Di Indonesia, diskusi tentang ekonomi Islam mengarah pada diskusi tentang zakat dan pelaksanaannya. Dasar hukum zakat adalah UU no 38/1999. Bazda kota Blitar adalah salah satu pusat pengumpulan zakat di Jawa Timur. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa pengelolaan Bazda tidak bisa bekerja secara efektif seperti yang diharapkan. Setidaknya ada tiga masalah utama: keterbatasan fasilitas, kurangnya sumber daya manusia yang profesional, dan kurangnya kemauan politik.Kata kunci : efektivitas, Management Zakat, UU No. 38/1999
PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR MADURA TERHADAP MUSTAHIQ ZAKAT (Kajian Atas Pemberian Zakat Fitrah Kepada Kyai Di Dusun Laok Tambak, Desa Padelegan, Kec. Pademawu, Kab. Pamekasan) Suaidi, Suaidi
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1585

Abstract

Mustahiq zakat is the person entitled to receive zakat. In a letter Qur’an At-Tauba verse 60 explains that mustahiq zakat consists of eight classes. But for the Hamlet of Pond Village Laok Padelegan Kec. Pademawu, Kab. Pamekasan, class mustahiq zakat is not only limited to the eight classes. The majority of the people also give alms to the clerics of nature by definition not included into the eight groups that exist. The purpose of this study is to investigate the public perception as well as their reasons or motivations in giving alms to the Kyai nature. This study used a qualitative approach and methods ofanalysis used descriptive qualitative method. The result of this is the majority community penelititian Laok Fishpond yet fully understand about “mustahiq Zakat Al-Fitr”, they only mentioned the indigent, poor and clerics. The motivation of people Laok Pond in giving alms to the Kyai Fitr is a teacher of the Koran because their clerics. In addition, the motivation of social sanctions in the form underestimated, shunned, ostracized and even zakat is not considered valid as Zakat Al-Fitr if zakat nature not given to clerics.Mustahiq zakat adalah orang yang berhak menerima zakat. Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60 menjelaskan bahwa mustahiq zakat itu terdiri dari delapan golongan. Namun bagi masyarakat Dusun Laok Tambak Desa Padelegan Kec. Pademawu, Kab. Pamekasan, golongan mustahiq zakat tidakhanya terbatas pada kedelapan golongan tersebut. Mayoritas masyarakatnya juga memberikan zakat fitrahnya kepada kyai yang secara terminologi tidak tercantum ke dalam delapan golongan yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat serta alasan atau motivasi mereka didalam memberikan zakat fitrahnya kepada kyai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisisnya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelititian ini adalah mayoritas masyarakat Laok Tambak belum memahami secara utuh tentang “mustahiq zakat fitrah”, mereka hanya menyebutkan fakir, miskin dan kyai. Adapun motivasi masyarakat Laok Tambak dalam memberikan zakat fitrah kepada kyai adalah karena kyai merupakan guru ngaji mereka. Selain itu, motivasi sanksi sosial berupa diremehkan, dijauhi, dikucilkan dan bahkan zakatnya tidak dianggap sah sebagai zakat fitrah jika zakat fitrahnya tidak diberikan kepada kyai.Kata kunci: Persepsi, Masyarakat, Mustahiq zakat, Kyai.

Page 1 of 1 | Total Record : 9