cover
Contact Name
Ni Luh Gde Sumardani
Contact Email
-
Phone
+6281338996609
Journal Mail Official
fapetmip@gmail.com
Editorial Address
Gd. Agrokompleks Lt.1 Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Majalah Ilmiah Peternakan
Published by Universitas Udayana
ISSN : 08538999     EISSN : 26568373     DOI : https://doi.org/10.24843/MIP
Majalah Ilmiah Peternakan (MIP) diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Udayana. MIP terbit secara berkala, tiga kali dalam setahun, pada bulan Februari, Juni dan Oktober. MIP merangkum berbagai manuskrip di bidang peternakan seperti nutrisi, produksi, reproduksi, pasca panen (pengolahan dan tekhnologi) serta sosial ekonomi bidang peternakan. Manuskrip terbuka untuk para dosen dan peneliti yang berkaitan dengan bidang peternakan, serta terbuka untuk mahasiswa S1, S2, dan S3, dengan mengikuti kaidah yang telah ditetapkan oleh MIP.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 2 (2006)" : 7 Documents clear
ISOLASI DAN PURIFIKASI FITASE DARI KOTILEDON KEDELAI [GLYCINE MAX (L.) MERR.] HASIL PERKECAMBAHAN MISWAR MISWAR
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.967 KB)

Abstract

RINGKASAN Asam fitat (myo-inositol hexakisphosphate) merupakan bentuk utama unsur P yang terdapat dalam biji legum dan sereal. Selama proses perkecambahan, unsur P dari asam fitat digunakan sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan kecambah. Hidrolisis asam fitat dalam biji oleh aktivitas fitase akan melepaskan inositol dan fosfat bebas. Tidak adanya aktivitas fitase dalam saluran pencernaan ternak non-ruminansia menyebabkan mineral dan unsur nutrisi lain yang terikat pada asam fitat tidak dapat diserap. Penggunaan fitase untuk menghidrolisis asam fitat meningkatkan daya serap usus terhadap mineral dan unsur nutrisi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas fitase pada kotiledon kedelai hasil perkecambahan. Biji kedelai ditumbuhkan pada media kapas basah selama 14 hari dan setiap 2 hari kotiledon dipanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kedelai var. Bromo yang dikecambahkan selama 10 hari menghasilkan aktivitas fitase kotiledon tertinggi. Purifikasi fitase kotiledon kedelai dengan amonium sulfat dan fraksinasi dengan DEAE-celullose menghasilkan tiga bentuk fitase. Fitase 2 mempunyai aktivitas spesifik tertinggi (35,96 ug Pi jam-1mg protein-1) dengan nilai km dan Vmaks masing-masing sebesar 0.221 mM asam fitat dan 0.383 ?Pi jam-1.
EFFECT OF TIME AND FREQUENCY OF MATING TO THE NUMBER AND MORTALITY OF EMBRYOS IN BALI GILTS P. Suyadnya
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.377 KB)

Abstract

SUMMARY The aim of this study is to ascertain, when the time and frequency of mating should be carried out in Bali gilts to minimize embryonic mortality. A total of 18 Bali gilts and one mature Bali boar were used on this study. This study used Completely Randomized Design (CRD) with three treatments and six replications. Treatment 1 (T1) was a single mating on day-1 of estrous; Treatment 2 (T2) was a single mating on day-2 of estrous; Treatment 3 (T3) was double matings on day-1 and day-2 of estrous. Calculations on the number and mortality of embryos were carried out on day-25 of gestation. The percentage of embryonic mortality was known by calculating the difference between the number of corpora lutea in the ovary and the number of embryos the in uteruse divided by the number of corpora lutea in the ovary, multiplied by 100%. The result of this study showed the average number of embryos in Bali gilts in T1, T2 and T3 was 2.66, 7.00 and 7.17 embryos, whereas the average mortality of embryos in T1, T2 and T3 was 70.14%, 24.45%, and 21.13%, respectively. There was a significant (P < 0.05) increase in the embryo number when a single mating was conducted on day-2 of estrous and highly significant (P < 0.01) when a double mating was conducted on day-1 and day-2 of estrous in Bali gilts. On the contrary, there was a highly significant (P < 0.01) decrease in embryo mortality both on a single mating on day-2 of estrous or a double mating on day-1 and day-2 of estrous compared to a single mating on day-1 of estrous.
PENGARUH PENGGANTIAN DEDAK PADI DENGAN SEKAM PADI ATAU SERBUK GERGAJI KAYU YANG DISUPLEMENTASI DENGAN PROBIOTIK TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM DAN KADAR ASAM URAT DARAH ITIK BALI T. G. BELAWA YADNYA; N. M. SUCI SUKMAWATI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.114 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian dedak padi dengan sekam padi atau serbuk gergaji kayu yang disuplementasi dengan probiotik terhadap efisiensi penggunaan ransum dan kadar asam urat darah itik Bali. Penelitian dilaksanakan di Gianyar, Bali. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan. Tiap ulangan menggunakan empat ekor itik Bali dengan umur dan berat badan homogen. Ketiga perlakuan tersebut adalah : ransum tanpa sekam padi dan gergaji kayu sebagai kontrol (A), ransum dengan penggantian 50 % dedak padi dengan sekam yang disuplementasi starbio (B), dan ransum dengan penggantian 50 % dedak padi dengan gergaji kayu yang disuplementasi dengan starbio (C). Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum pada perlakuan B dan C secara nyata menurun (P<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol (A). Akan tetapi, konsumsi ransum dan air minum secara nyata meningkat (P<0,05). Kadar asam urat dalam darah itik perlakuan B secara nyata meningkat (P<0,05), sedangkan pada perlakuan C secara nyata menurun (P<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol (A). Dapat disimpulkan bahwa penggantian 50 % dedak padi dengan sekam atau gergaji kayu yang disuplementasi dengan probiotik starbio ternyata menurunkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum. Kadar asam urat darah itik meningkat dengan penggunaan sekam yang disuplementasi dengan probiotik, dan sebaliknya menurun dengan serbuk gergaji kayu yang disuplementasi dengan probiotik starbio.
PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT SETARIA SPLENDIDA STAPF WAHJOE WIDHIJANTO BASUKI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.319 KB)

Abstract

RINGKASAN Percobaan pot telah dilakukan di Farm Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, untuk mengetahui pengaruh waktu pemupukan dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan dan produksi Setaria splendida Stapf. Percobaan CRD terdiri dari 2 faktor: 1. Waktu Pemupukan (W): I. II, III, IV, V, dan VI minggu setelah tanam , 2. Tekstur Tanah: T1: Lempung berpasir T2: Pasir berlempung dan masing-masing diulang 3 kali. Hasil percobaan mendapatkan bahwa pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan, dan luas daun berturut-turut 42,17 cm, 27 batang, dan 9990,33 cm2 terdapat pada kombinasi WIIIT1. Hasil yang sama sebanyak 56,09 g DM/pot didapat pada WIIT1. Ini menunjukkan bahwa waktu pemupukan dan tekstur tanah tidak secara nyata berkorelasi
PERKEMBANGAN FUNGSI FISIOLOGIS SALURAN PENCERNAAN AYAM KEDU PERIODE STARTER N. Suthama; S. M. Ardiningsasi
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.178 KB)

Abstract

Ringkasan Ayam Kedu sebagai plasma nutfah Jawa Tengah dianggap mempunyai potensi genetik yang lebih baik jika dibandingkan dengan ayam lokal pada umumnya Namun, kajian ilmiah yang ada sangat terbatas. Kenyataan menunjukkan bahwa angka mortalitasnya cukup tinggi dan kemampuan produksinya masih rendah, baik pada pemeliharaan in situ maupun ex situ. Penelitian tentang perkembangan fungsi fisiologis alat pencernaan, dilihat dari aktivitas enzim protease pada usus halus dan pankreas, dan perubahan bobot dan panjang usus halus, dilakukan pada ayam Kedu berasal dari pemeliharaan in situ. Perkembangan alat pencernaan merupakan indikator dari kemampuan memanfaatkan nutrisi untuk hidup pokok, produksi, dan kesehatan. Pengamatan terhadap perkembangan alat pencernaan mengikuti pola perbedaan umur (time course), mulai umur 2 minggu (interval waktu 2 minggu) dan berakhir pada umur 10 minggu. Jumlah ayam yang diamati sebanyak 100 ekor dengan dekapitasi sebanyak 20 ekor setiap 2 minggu (dibagi menjadi 4 kelompok sebagai unit percobaan atau ulangan). Waktu/umur pengamatan merupakan perlakuan. Aktivitas enzim protease total pada usus halus dan pankreas, bobot dan panjang usus halus merupakan parameter penelitian. Aktivitas enzim protease total ditentukan menurut metode Colowick dan Kaplan (1985). Data diolah statistik menurut analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk membandingkan antarwaktu/umur pengamatan. Data aktivitas enzim diuji dengan perhitungan regresi (Sudjana, 1983), untuk menentukan saat perkembangan alat pencernaan paling maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas protease total, sebagai indikator dari perkembangan fisiologis saluran pencernaan, meningkat pesat (P<0,05) baik pada usus halus maupun pankreas seiring dengan bertambahnya umur. Bobot dan panjang usus halus tampak semakin meningkat (P<0,05) dengan bertambahnya umur sampai 10 minggu, kecuali panjang usus antara umur 2 dan 4 minggu tidak berbeda. Peningkatan aktivitas protease total berkisar antara 3 - 3,5 kali dan 4 - 4,5 kali lebih tinggi masing-masing untuk usus halus dan pankreas pada umur 8 atau 10 minggu dibandingkan dengan umur awal (2 minggu). Secara umum, percepatan perkembangan fisiologis usus halus meningkat, tetapi pertambahan panjang agak tersendat pada umur awal.
RELATIVE PALATABILITY BY SHEEP AND GOATS OF OVEN-DRIED CALLIANDRA, ALBIZIA, GLIRICIDIA, AND LEUCAENA LEAVES I W. KARDA; SPUDIATI SPUDIATI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.587 KB)

Abstract

SUMMARY This experiment was conducted to assess the palatability of the lesser known fodder trees such as calliandra, and albizia which may have potential to be included in farming systems in the tropics the experiment. It was conducted in The University of Queensland, Gatton College in 1996 using six sheep and six goats in a Latin Square design involving pair-wise comparisons of four types of fodder trees, calliandra, albizia, gliricidia and leucaena. Variables measured were intake rates of each of fodder tree examined and differences between means were examined by the general linear model procedure of the Statistical Analysis System. The results showed that the overall intake rate of tree leaves examined was affected by animal species (P<0.0017) and tree types (P< 0.001). Rates of intake of gliricidia were consistently low and those of leucaena were consistently high, by both species of animals. Goats ate more quickly overall than sheep, but both species ate gliricidia much less rapidly than the others. Rates of intake of both calliandra and albizia were altered by the type of leaf fed as the pair. Intakes of calliandra were faster when paired with gliricidia than with albizia, and were reduced further when paired with leucaena. Rates of albizia intake were similarly influenced by the fodder which was paired with it. Fodder trees can be ranked with increasing order of palatability such as gliricidia, calliandra, albizia and leucaena.
PENGARUH CARA PENGAWETAN TERHADAP KOMPOSISI KIMIA DAN EFISIENSI DALAM BENTUK HAY DAN SILASE PADA DAUN 16 PROVENAN GAMAL (GLIRICIDIA SEPIUM) A. W. Puger
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.917 KB)

Abstract

RINGKASAN Percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara pengawetan terhadap kandungan zat-zat makanan dan efisiensinya pada daun 16 provenan gamal telah dilaksanakan selama 3 bulan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 3 perlakuan pengawetan (gamal segar, gamal hay, dan gamal silase) dan 3 blok sebagai ulangan. Setiap perlakuan terdiri atas 16 provenan, yaitu 6 dari Mexico (M), 4 dari Guatemala (G), dan satu provenan masing-masing dari Colombia (C), Indonesia (I), Nicaragua (N), Panama (P), Costa Rica (R), dan Venezuela (V). Sampel setiap daun (helai dan tangkai) provenan sebelum dan setelah diawetkan dianalisis kandungan zat-zat makanannya dan dihitung efisiensinya setelah dibuat hay dan silase. Kandungan DM dan CP dari hay adalah tertinggi (P<0,05) jika dibandingkan dengan gamal segar dan gamal silase, sedangkan kandungan GE gamal hay terendah (P<0,05). Kandungan OM gamal silase terendah (P<0,05) jika dibandingkan dengan gamal segar dan gamal hay. Efisiensi GE adalah sama (P>0,05) setelah diawetkan menjadi hay dan silase, sedangkan efisiensi DM, OM, dan CP dari hay lebih tinggi (P<0,05) daripada silase. Provenan P13, R12, dan M34 mengandung zat-zat makanan lebih tinggi; sementara provenan G14 dan G17 lebih efisien bila diawetkan dalam bentuk hay dan silase. Pada pertanian lahan kering pengawetan gamal dalam bentuk hay lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan dalam bentuk silase.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2006 2006