cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Psikologi Perseptual
ISSN : 25281895     EISSN : 25809520     DOI : -
Core Subject : Humanities, Social,
Jurnal Psikologi Perseptual adalah jurnal ilmiah yang mengkaji penelitian empiris dari berbagai bidang serta sebagai media publikasi ilmiah dalam disiplin ilmu psikologi. Diterbitkan dua kali dalam setahun, setiap bulan Juli dan Agustus.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual" : 8 Documents clear
Hubungan Self Awareness dan Safety Climate Terhadap Safety Behavior pada Karyawan Bengkel Mobil di PT. X Raka Tegar Pradewa; Iranita Hervi Mahardayani
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.10254

Abstract

This study determines the relationship between self awareness and safety climate on safety behavior among workshop employees at PT. X. The subjects were PT.X workshop employees in all branches in the Semarang area, who worked for more than 3 years, used high-risk tools, and had technician certificates. The sampling used purposive sampling, with a total of 94 people who met the criteria. The scale is summated rating scale, safety behavior scale, self awareness scale, and safety climate scale. The correlation coefficient of the three variables rx1,2y is 0.766 (p 0.01) so there is a significant relationship between self awareness (X1) and safety climate (X2) with safety behavior (Y) with an effective contribution of 58.7% .So the major hypothesis there is a relationship between self awareness (X1) and safety climate (X2) on safety behavior (Y) is accepted. The results of the analysis of the variable self awareness (X1) with safety behavior (Y) show rx1y of 0.708 (p 0.01) and an effective contribution of 50.1%. So, there is a positive relationship between self awareness and safety behavior, the first hypothesis is accepted. While the results of the analysis of the variable safety climate with safety behavior show rx2y of 0.687 (p 0.01) with an effective contribution of 47.2%. So, there is a positive relationship between safety climate and safety behavior, and the second hypothesis is accepted. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self awareness dan safety climate terhadap safety behavior pada karyawan bengkel di PT. X. Subyek penelitian adalah karyawan bengkel PT.X seluruh cabang area Semarang, yang bekerja lebih dari 3 tahun, menggunakan alat berisiko tinggi, dan memiliki sertifikat teknisi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, total yang memenuhi kriteria sebanyak 94 orang. Skala yang digunakan yaitu skala summated rating, skala safety behavior, skala self awareness dan skala safety climate. Koefisien korelasi ketiga variabel rx1,2y sebesar 0,766 (p 0,01) maka ada hubungan yang sangat signifikan antara self awareness (X1) dan safety climate (X2) dengan safety behavior (Y) dengan sumbangan efektif 58,7%. Maka hipotesis mayor dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara self awareness (X1) dan safety climate (X2) terhadap safety behavior (Y) diterima. Hasil analisis variabel self awareness (X1) dengan safety behavior (Y) menunjukan rx1y sebesar 0,708 (p 0,01) dan sumbangan efektif 50,1%. Maka ada hubungan positif antara self awareness dengan safety behavior, hipotesis pertama diterima. Sedangkan hasil analisis variabel safety climate dengan safety behavior menunjukan rx2y sebesar 0,687 (p 0,01) dengan sumbangan efektif 47,2%. Maka ada hubungan positif antara safety climate dengan safety behavior, hipotesis kedua diterima.
Career Adaptability dan Self Perceived Employability pada Mahasiswa Magang Aziza Rahma; Aditya Nanda Priyatama; Rafika Nur Kusumawati
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.7571

Abstract

Academic ability is not enough, self perceived employability is also needed for students to be able to have sustainable jobs in accordance with the level of qualifications possessed. In achieving a dream job, an ability to understand self-competence is strongly needed in order to adapt to the world of work, it is called career adaptability. This study aims to find out the relationship between career adaptability and self perceived employability among internship students. The participants of this research are 83 internship students. This research instrument uses a career adaptability scale consisting of 30 items and a self-perceived employability scale consisting of 20 items. Based on the results of data analysis using the product-moment correlation method from Pearson, the value of the correlation coefficient (r) obtained is 0.663 with a significance level (p) 0.05, which is 0.000. The research hypothesis is accepted, which shows that there is a correlation between career adaptability and self-perceived employability among internship students. Kemampuan akademik yang diperoleh dari perguruan tinggi saja tidak cukup, dibutuhkan pula self perceived employability dalam diri mahasiswa untuk mampu memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan tingkat kualifikasi yang dimiliki. Dalam mencapai pekerjaan tersebut dibutuhkan suatu kemampuan untuk memahami kompetensi diri supaya bisa beradaptasi dengan dunia kerja yaitu career adaptability. Ketika mahasiswa siap dengan tugas dalam pekerjaannya, maka mahasiswa akan siap menghadapi segala tuntutan peran. Ketika mahasiswa siap menghadapi segala tuntutan pekerjaan, maka mahasiswa tersebut juga akan lebih mampu untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan nantinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara career adaptability dengan self perceived employability pada mahasiswa magang di Startup X. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 83 mahasiswa magang di Startup X. Penelitian ini menggunakan skala career adaptability terdiri dari 30 aitem dan self perceived employability terdiri dari 20 aitem. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode korelasi product-moment dari Pearson, nilai koefisien korelasi (r) yang didapatkan yaitu 0,663 dengan taraf signifikansi (p) 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hipotesis penelitian diterima yaitu terdapat hubungan antara career adaptability dengan self perceived employability pada mahasiswa magang.
Kepuasan Hidup Remaja Pondok Ditinjau dari Kelekatan pada Orang Tua dan Altruisme Muhammad Dzikron Fadhlurrohman; Yeniar Indriana
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.7556

Abstract

This study aims to determine the relationship between attachment to parent and altruism to life satisfaction in adolescent boarding schools simultaneously and separately and to find out how much the effective contribution is. The sample in this study amounted to 76 students and students at MTs / MA Al Burhan Semarang. This research uses a population study in which all subjects become the research sample. The scale used as a measuring tool in this study is the scale of life satisfaction, the scale of attachment to parent, and the scale of altruism. The results showed that the three variables simultaneously had a significant relationship between attachment to parents and altruism with life satisfaction. Simultaneously, attachment to parent and altruism gave an effective contribution of 20.7% to life satisfaction. Separately, attachment to parent has a significant relationship with life satisfaction and has an effective contribution of 11.5%. Meanwhile, altruism has a significant relationship with life satisfaction and has an effective contribution of 9.2% to life satisfaction. Therefore, all the hypotheses proposed in this study are accepted. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan pada orang tua dan altruisme terhadap kepuasan hidup pada remaja pondok secara simultan dan secara terpisah dan juga mencari tahu berapa sumbangan efektifnya. Sampel pada penelitian ini berjumlah 76 siswa dan siswa di MTs/ MA Al Burhan. Pada penelitian ini menggunakan studi populasi dimana semua subjek menjadi sampel penelitian. Skala yang digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini adalah skala kepuasan hidup, skala kelekatan pada orang tua dan skala altruisme. Hasil penelitian menunjukkan ketiga variabel secara simultan memiliki hubungan yang signifikan antara kelekatan pada orang tua dan altruisme dengan kepuasan hidup. Secara simultan kelekatan pada orang tua dan altruisme memberi sumbangan efektif sebesar 20,7% terhadap kepuasan hidup. Secara terpisah kelekatan pada orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan hidup dan memiliki sumbangan efektif sebesar 11,5%. Sementara itu, altruisme memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan hidup dan memiliki sumbangan efektif sebesar 9,2% terhadap kepuasan hidup. Maka dari itu semua hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima.
Faktor-faktor Penyebab Alexithymia pada Remaja: Literature Review I Gusti Ayu Agung Mirah Pradnyadewi; Putu Nugrahaeni Widiasavitri
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.9241

Abstract

The cases of alexithymia in adolescents in Indonesia increasingly occur. The impact of alexithymia, certainly, significantly affects the quality of life of a teenager. Alexithymia is not a mental disorder, but a phenomenon that can be one of the symptoms of certain mental disorders, thus making the sufferers unable to recognize, feel and identify their emotions. This study aims to determine the factors that cause alexithymia in adolescents. The method used in this study is a literature review concerning alexithymia as the theme. The article search sources were accessed from PubMed and Google Scholar library sources, limiting the years of article publication between 2015-2022. The result of this study is that there are number of factors causing alexithymia, including psychogenic factors (attachment styles, trauma, and chronic illness or pain); biogenic factors (prenatal substances or poisons, and brain structure); primary alexithymia factors (personality); as well as secondary alexithymia factors (stress, anxiety, and fatigue). Kasus alexithymia pada remaja di Indonesia kian marak terjadi. Dampak alexithymia tentunya sangat mempengaruhi kualitas kehidupan seorang remaja. Alexithymia bukanlah suatu gangguan mental, melainkan fenomena yang dapat menjadi salah satu gejala dari gangguan mental tertentu, sehingga membuat penderitanya tidak mampu mengenali, merasakan dan mengidentifikasi emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab alexithymia pada remaja. Metode yang digunakan dalam tulisan ini yaitu literature review dengan tema alexithymia. Sumber pencarian artikel diakses pada sumber pustaka PubMed dan Google Scholar dengan tahun penerbitan artikel antara tahun 2015-2022. Hasil dari tulisan ini adalah terdapat faktor-faktor penyebab alexithymia, antara lain; faktor psikogenik (gaya kelekatan, trauma, dan penyakit atau nyeri kronis); faktor biogenik (zat-zat atau racun pra-kelahiran, dan struktur otak); faktor alexithymia primer (kepribadian); serta faktor alexithymia sekunder (stres, kecemasan, dan kelelahan)
Pengaruh Work-Life Balance terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan di Bintaro Chyntia Maharani; Aulia Diaz Kinanti; Aditya Yogiswara; Dyah Anggi Syahputri; Ellyana Dwi Farisandy
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.9925

Abstract

This research was conducted to see the effect of work-life balance on employees’ job satisfaction in Bintaro. Human resources are a valuable asset in contributing to a company's success, so the job satisfaction of company employees also needs to be considered so that they are comfortable and have good performance at work. Job satisfaction is a general feeling of an individual towards his work. This research is non-experimental quantitative research using two variables; Job Satisfaction and Work-Life Balance. Participants in this study are employees with criteria; a) permanent employees, b) working duration ≥ 2 years, c) age 18 to 40 years, d) working in the bintaro area. This research has 78 participants. The results of the linear analysis showed that there is no significant effect between work life balance and job satisfaction. Based on the results of this study, it can be concluded that the work-life balance of employees working in Bintaro does not significantly affect their job satisfaction. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh work-life balance terhadap kepuasan kerja karyawan di Bintaro. Sumber daya manusia menjadi aset yang berharga dalam kontribusi terhadap kesuksesan suatu perusahaan, sehingga kepuasan kerja karyawan perusahaan pun perlu diperhatikan agar mereka nyaman dan memiliki kinerja baik ketika bekerja. Kepuasan kerja sebagai bentuk perasaan suatu individu secara umum terhadap pekerjaannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen, dengan menggunakan dua variabel, yakni variabel Job Satisfaction atau Kepuasan Kerja dan Work-Life Balance. Partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan dengan kriteria; a) karyawan tetap, b) lama durasi kerja ≥ 2 tahun, c) usia 18 hingga 40 tahun, d) bekerja di daerah bintaro. Adapun penelitian ini memiliki 78 partisipan. Hasil analisis linier menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara work life balance dengan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa work-life balance pada karyawan yang bekerja di Bintaro tidak mempengaruhi kepuasan kerjanya secara signifikan.
Meta-analisis CBT Online dan Tatap Muka (Luring) Untuk Meningkatkan Self-Esteem Jelite Prenggo Putri; Ananta Yudiarso
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.7407

Abstract

This study uses a meta-analysis review method from 18 research journals from 2011 to 2021. The purpose of this meta-analysis is to measure the effectiveness of Cognitive Behavior Therapy (CBT) to increase self-esteem by moderating the type of CBT given to participants with online and face-to-face methods. The participants are 1,587 include of 810 control groups and 777 experimental groups. Results based on the data processing Mean (M), Standard Deviation (SD), and the number of participants (N) then found the value of effect size hedge's g = 0.729 (95% CI -1.214 to 2.673) with I^2 (inconsistency) = 97.63 % and Egger bias P = 0.112. The results show a large effect size and no publication bias. Thus, it can be show that Cognitive Behavior Therapy (CBT) with online and face-to-face Cognitive Behavior Therapy (CBT) as a moderator has a large effect size so that can be told that effective for increasing self-esteem in individuals.Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis melalui review dari 18 jurnal penelitian dari tahun 2011 hingga 2021. Tujuan dari meta-analisis ini yaitu untuk mengukur efektivitas Terapi Perilaku dan Kognitif untuk meningkatkan harga diri dengan moderator jenis Terapi Perilaku dan Kognitif (CBT) yang diberikan kepada partisipan dengan metode online dan tatap muka. Partisipan yang digunakan sebanyak 1.587 yang terdiri dari 642 kelompok kontrol dan 731 kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil dari pengolahan data Mean (M), Standard Deviation (SD), dan jumlah partisipan (N) kemudian ditemukan nilai effect size hedge’s g= 0.729 (95% CI -1.214 to 2.673) dengan I2 (inconsistency) = 97.63% dan Egger bias P = 0.112. Hasil penelitian menunjukkan effect size large dan tidak ada bias publikasi. Secara keseluruhan, disimpulkan yaitu Terapi Perilaku dan Kognitif (CBT) dengan moderator jenis Terapi Perilaku dan Kognitif (CBT) online dan tatap muka memiliki large effect size sehingga dapat dikatakan efisien untuk meningkatkan harga diri individu.
Pengaruh Visual Art Therapy dalam Menurunkan Post Traumatic Stress Disorder pada Mahasiswa Fina Ulya Hidayati; Latifah Nur Ahyani
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.10334

Abstract

Abstract research was conducted based on the phenomenon of traumatic and emotional management conditions that were not good for college students. This study aims to determine the effect of visual art therapy on reducing post traumatic stress disorder in college students. The method used in this research is an experimental method with a quasi-experimental design using one group pretest-posttest. The subjects in the study were 15 college students consisting of 5 boys and 10 girls. The technique of determining purposive sampling subjects. This research was conducted in 3 stages, namely the pretest, experiment, and posttest stages. The data collection technique in this study used the PTSD PCL-5 psychological measuring instrument scale. The data analysis technique used in this study is Paired Samples T-Test. The results showed that the coefficient is different with t = 4. 333 with p = 0.001, so it can be concluded that there is a very significant difference in post traumatic stress disorder before and after performing visual art therapy intervention in college students. Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena kondisi pengelolaan traumatik dan emosi yang kurang baik pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh visual art therapy untuk menurunnya post traumatic stress disorder pada mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen dengan quasi experimental design menggunakan one group pretest-posttest. Subjek dalam penelitian adalah mahasiswa sejumlah 15 yang terdiri dari 5 laki-laki dan 10 perempuan. Teknik penentuan subjek purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan yaitu tahap pretest, eksperimen, dan posttest. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala alat ukur psikologi PTSD PCL-5 . Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Paired Samples T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien beda dengan t = 4,333 dengan p = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan post traumatic stress disorder yang sangat signifikan sebelum dengan sesudah melakukan intervensi visual art therapy pada mahasiswa
Kesejahteraan Psikologis Ditinjau dari Tingkat Stres Mantan Pecandu Napza Prilya Shanty Andrianie; Rany Reynaldy; Lucia Sincu Gunawan
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v8i1.6661

Abstract

This study aims to determine mental health in the form of stress levels and psychological well-being in former drug addicts at the Mitra Alam Foundation, Surakarta. The research population is former drug addicts who have been rehabilitated and declared cured at the Mitra Alam Foundation as many as 100 with a sample of 50 people. This study uses a quantitative research method using the psychological well-being scale and the DASS 21 stress level. Based on the results of the study, it can be concluded that the level of psychological well-being of former drug addicts at Mitra Alam Foundation is high, namely 70%, very high 18% and moderate 12%. While the mental health of former drug addicts at Mitra Alam Foundation as a whole showed symptoms of mild mental disorders by 56%, moderate 34% and normal 10% which were described as follows: normal stress levels (82%), mild stress (18%), anxiety (anxiety) normal 24%, mild anxiety (50%) and moderate anxiety (26%), normal depression category (88%), mild depression (10%), and moderate depression (2%). The correlation between stress levels and psychological well-being of former drug addicts at Mitra Alam Foundation was analyzed using linear regression and showed a correlation result of 0.157 with a coefficient of determination (r square) 0.025 which means that the influence of the independent variable, namely the level of stress on the psychological well-being of ex-addicts Drugs in Mitra Alam Foundation is 2.5% and others are influenced by other factors. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan mental berupa tingkat stress dan kesejahteraan psikologis pada mantan pecandu NAPZA di Yayasan Mitra Alam Surakarta. Populasi penelitian merupakan mantan pecandu NAPZA yang pernah direhabilitasi dan dinyatakan sembuh di Yayasan Mitra Alam yaitu sebanyak 100 dengan sampel yang diambil yaitu sebanyak 50 orang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis dan tingkat stress DASS 21. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis para mantan pecandu NAPZA di Yayasan Mitra Alam tergolong tinggi yaitu 70%, sangat tinggi 18% dan sedang 12%. Sedangkan Kesehatan mental para mantan pecandu NAPZA di Yayasan Mitra Alam secara keseluruhan menunjukkan gejala gangguan mental ringan sebesar 56%, sedang 34% dan normal 10% yang dijabarkan sebagai berikut: tingkat stress normal (82%), stress ringan (18%), kecemasan (anxiety) normal 24%, kecemasan ringan (50%) dan kecemasan sedang (26%), kategori depresi normal (88%), depresi ringan (10%), dan depresi sedang (2%). Korelasi antara tingkat stres dan kesejahteraan psikologis para mantan pecandu NAPZA di Yayasan Mitra Alam dianalisis dengan menggunakan regresi linier dan menunjukkan hasil korelasi sebesar 0,157 dengan koefisien determinasi (r square) 0,025 yang mengandung arti bahwa pengaruh variabel bebas yaitu Tingkat Stres terhadap Kesejahteraan Psikologis para mantan pecandu NAPZA di Yayasan Mitra Alam adalah sebesar 2,5% dan lainnya dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Page 1 of 1 | Total Record : 8