cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin | Universitas Ialam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jl. AH Nasution No 105, Cibiru Bandung.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jaqfi : Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam
ISSN : 27149420     EISSN : 2541352X     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Ilmiah JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil kajian dan penelitian orisinal terbaru dalam ilmu murni Filsafat Islam dan Aqidah (Teologi Islam), serta cakupannya meliputi kajian filsafat kontemporer, pendidikan, sosial, dan keagamaan dari perspektif filsafat maupun aqidah. Tujuan Jurnal berkala ini adalah untuk upaya meningkatkan intensitas kajian Filsafat Islam dan Aqidah, mengupayakan teori baru serta kontekstualisasinya bagi perkembangan intelektualitas.
Arjuna Subject : -
Articles 97 Documents
"Neraka adalah (Account) Orang Lain” dan Kebenaran Eksistensial : Membaca Ulang Pemikiran Jean-Paul Sartre di Era Media Sosial serta Menelusuri Kontribusinya Bagi Estetika Alfathri Adlin
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.693 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v1i2.1710

Abstract

Perubahan pemikiran dan bahkan juga sikap politik merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada banyak pemikir. Søren Aabye Kierkegaard, misalnya, sering menulis dengan menggunakan nama pena yang berbeda dalam berbagai karyanya, dan kemudian dalam buku terbarunya, dia malah mengkritik pemikirannya sendiri di buku sebelumnya. Kita juga bisa melihat bagaimana para pemikir dari jalur strukturalisme beralih ke jalur post-strukturalisme di era berikutnya. Begitu juga dengan Sartre. Pernah pada satu masa dia mendukung sepenuhnya rezim Stalin, dan bahkan memujinya, namun di akhir masa hidupnya dia pun menarik kembali dukungannya. Begitu pula soal sikapnya terhadap Hitler dan NAZI, Sartre menganggapnya tidak berbahaya, padahal saat itu dia sendiri sedang menempuh studi di Jerman dan seharusnya bisa menyaksikan langsung dari dekat brutalnya ideologi NAZI; dan benar saja, ternyata pandangannya itu memang terbukti salah di kemudian hari. Bahkan, dalam pemikiran filosofisnya sendiri, Sartre pun mengalami perubahan mulai dari masa pemikiran filosofis awal yang menekankan kebebasan individu serta relasi antar individu yang saling berubah di masa akhir hayatnyayang mendekati Marxisme dan kesetiakawanan kelompok.
Eskatologi Kematian dan Kemenjadian Manusia Sukron Abdilah
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.542 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v1i1.1691

Abstract

Kajian eskatologi berkait dengan pembicaraan mengenai peristiwa-peristiwa yang dialami setelah kematian. Kematian bukanlah akhir keberadaan manusia, sebagaimana diperkirangkan para filosof materialisme, melainkan pintu gerbang menuju tahap keberadaan berikutnya. Kehidupan di dunia dan kematian merupakan suatu rangkaian sistem dalam mekanisme penciptaan. Kematian adalah bagian dari persiapan menuju kehidupan yang lain, yang akan menggenapkan aktualitas keberadaan manusia, yang akan membawanya kepada destinasi akhir dirinya, Surga atau Neraka. Tolok-ukur kemajuan manusia dan peradabannya tidak bisa hanya didasarkan pada sekedar prestasi-prestasi material, sebab semua itu sama sekali tidak menjamin kemaslahatan bagi kelanjutan keberadaannya yang tidak berhenti dengan kematian fisikalnya. Terlepas dari kesulitan para pemikir materialistik untuk memahami persoalan eskatologi, beberapa argumen logis, disamping normatif (wahyu) bisa diajukan untuk memperkuat kebenaran yang terkait dengan persoalan eskatologis. Tema-tema yang terbahas dalam masalah eskatologis, hendaknya cukup menyadarkan kita bahwa terdapat pengalaman-pengalaman esksistensial manusia yang berada di luar jangkauan pembicaraan modernisme-materialisme yang ruang-lingkupnya melulu dibatasi oleh pengalaman pragmatis-ekonomis
Novel Jalan Terbuka Ali Audah; Sebuah Pendekatan Filsafat Islam Dodo Widarda
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.831 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v1i2.1716

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pandangan Filsafat Islam terkait dengan novel Jalan Terbuka karya Ali Audah, mendalami kandungannya  melalui nilai-nilai instrinsik serta  untuk mengetahui konteks sosial melalui nilai-nilai ekstrinsik dari cerita yang ada di dalamnya. Kemudian mengangkat refleksi filosofis Islami untuk membedakan  nilai-nilai materalisme dengan pandangan dunia tauhid sebagaimana  apa yang secara eksplisit  ada dalam novel ini. Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metodologi Penelitian Filsafat serta agar bertitik tolak dari pengalaman manusia yang konkret, dibantu dengan Teori Struktural Genetik dari Lucien Goldmann. Dengan pendekatan kedua pisau analisis ini, kesatupaduan hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam lingkungannya, bisa terbaca dengan baik. Tulisan ini diawali dengan perbedaan mendasar antara visi tauhid dengan materialisme filosofis, mengalisis kandungan intrinsik serta ektrinsik serta mencari falsafah dasar dari adanya nilai-nilai religius sebagai pandangan dunia yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan bertitik tolak dari pandangan dunia religius, pertama, bisa dipahami kedalaman kandungan novel ini baik dari sisi nilai-nilai intrinsiknya serta dari nilai ektrinsiknya,  karena novel berada dalam sebuah setting sosial pencarian nilai-nilai demokratis terkait dengan pemilu pertama dalam sejarah Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 1955. Kedua, novel Jalan Terbuka juga merupakan gambaran pencarian jati diri dari kaum intelektual Indonesia di tengah benturan ideologi yang terjadi pada kurun tersebut. Di dalam pencarian tersebut, manusia tidak bisa melepaskan diri dari keterkaitan dengan nilai-nilai religius serta “ketuhanan”, dan juga dalam keterikatan hubungan manusia dengan sesamanya
Limits to Growt: Mempersoalkan Kembali Kapitalisme Muhammad Taufiq Rahman
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.889 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v1i1.1695

Abstract

Artikel ini mengungkap tentang kegagalan kapitalisme pada saat-saat belakangan ini dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih adil. Ini karena ada batas pertumbuhan secara sosial. Artikel ini juga mengungkap kembali degradasi kemanusiaan dari ide kapitalisme yang digaungkan sejak tiga abad yang lalu oleh Adam Smith. Sebagai refleksi dari dua tesis di atas, artikel ini  membawa kita mengevaluasi keberadaan kapitalisme di Indonesia yang lebih membawa pada kerugian daripada keuntungan. Terakhir, tulisan ini menyarankan kepada bangsa Indonesia untuk kembali kepada falsafah bangsa, yaitu Pancasila di mana terdapat panduan untuk hidup dalam keseimbangan, yaitu keadilan sosial dan keadaban.
Rasyid Al-Ghannousyi’s Thought on Islamic Democracy Lukman Thaib; Bara’Barakat Hamad al-Gharibeh Bharuddin ChePa; Zaidi Abdul Rahman
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.338 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v1i1.1687

Abstract

Rasyid al-Ghannousyi, pemikir, pembaharu, pemimpin dan pendiri partai politik al-Nahdhah di Tunisia, tak syak lagi adalah salah seorang pelopor kebangkitan Islam kontemporer. Keberanian dan kepeloporannyanya berkontribusi dalam membangkitkan kesadaran dan kepedulian politis Islam terkait dengan akibat-akibat yang berbahaya dan jahat dari rejim otoriter Zainal Abidin Bin Ali di Tunisia. Tulisan ini mengeksplorasi kehidupan dan pemikirannya dengan fokus khusus pada pendekatannya terhadap demokrasi dan kesesuaiannya dengan Islam, kebebasan publik dan sipil, hak-hal politik warga non-Muslim di Negara Islam dan konsep legitimasi politik dalam pemikiran politik Islam.
Politik Sebagai Kenikmatan: Pemikiran Slavoj Žizek Tentang Politik Kontemporer Bambang Wahyu
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.718 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v1i2.1714

Abstract

Pemikiran Žižek bertujuan untuk memberikan dan membuka perspektif baru tentang ideologi dan politik. Konsep orisinalnya memberikan kita wawasan dengan cara menafsirkan ulang pikiran ideologinya Karl Marx dengan menggunakan metode yang dikembangkan Jacques Lacan. Beberapa istilah dalam psikoanalisis banyak dipergunakan untuk memberikan argumentasi dan penjelasannya yang menyeluruh tentang gagasan ideologi dan politik kontemporer.
KONSEP RELASI DALAM PEMIKIRAN EKSISTENSIALISME NICOLAUS DRIYARKARA Pur wanto
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.876 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4250

Abstract

Driyarkara merupakan salah satu Imam Katolik sekaligus menjadi seorang pemikir asli Indonesia. Disamping sebagai filsuf ia juga sangat berperan dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Maka tidak aneh pemikiran filsafatnya selalu direlasikan dengan dunia pendidikan.            Driyarkara membantah pendapat tokoh-tokoh eksistensialisme Barat tentang homo homini lupus (manusia merupakan serigala bagi manusia yang lain). Pemikiran tersebut dibantah oleh Driyarkara dengan konsep homo homini socius (manusia merupakan sahabat bagi manusia lain). Kedua, Driyarkara menekankan pentingnya hidup bersama dengan manusia lain. Dengan hidup bersama manusia bisa berelasi sehingga terjadi penyempurnaan diri. Ketiga, Driyarkara membagi serta membedakan manusia dengan makhluk infrahuman. Keempat, Driyarkara juga memaparkan bahwa dalam diri manusia, unsur kerohanian serta spritualitas tidak bisa ditinggalkan.
KONSEP TAUHID MENURUT SYAIKH NAWAI AL-BANTANI Youpi Rahmat Taher
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.195 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4251

Abstract

Peneliian ini berangkat dari permasalahan pergulatan wancana pemikiran keagamaan dan teologi di Indonesia pada saat ini, yang lebih banyak di dominasi oleh pemikiran-pemikiran dari luar. Tentunya akan lebih baik dan seimbang untuk mengubah situasi pergulatan tersebut dengan cara memasyhurkan pemikiran dari para cendekiawan, akademisi, maupun tokoh asal Indonesia dengan mengkaji lebih luas pemikirannya. Syaikh nawawi al-Bantani adalah sosok tokoh ulama yang mempuni keilmuan untuk dijadikan rujukan dalam upaya tersebut. hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji tulisan-tulisan Syaikh Nawawi al-Bantani terutama dalam bidang tauhid.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang tauhid Syaikh Nawawi al-Bantani, bagaimana interpretasi Syaikh Nawawi al-Bantani tentang konsep tauhid dan bagaimana kontribusi Syaikh Nawawi al-Bantani dalam konsep tauhid. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dalam bentuk data-data kepustakaan. Sedangkan teknik yang digunakan adalah book survey, penelitian teks kepustakaan karya Syaikh Nawawi al-Bantani dan para mutakalimin tentang tauhid. Analisis dilakukan dengan mendeskripsikan tauhid dalam pandangan Syaikh Nawawi al-Bantani kemudian membandingkan persamaan dan perbedaan dalam pemikirannya. Data yang ditemukan mengenai intrpretasi Syaikh Nawawi dalam konsep tauhid bahawa Allah itu Esa dan memiliki sifat-sifat. Bahkan Syaikh Nawawi mewajibkan bagi setiap mukalaf untuk mempelajari ilmu tauhid, beliau membagi 3 bagian tentang sifat Allah yaitu: sifat Wajib, mustahil, dan jaiz. Kemudian kontribusi Syaikh Nawawi terhadap konsep tauihid itu sendiri sangat lah besar bagi setiap kalangan yang ingin belajar tentang ilmu tauhid, karena kitab yang dikarang oleh Syaikh Nawawi ini kitab Syarah yaitu penjelasan dari kitab yang telah di karang oleh para ulama sebelumnya. seperti kitab Tijan Al-darary yang mensyarah Matan Al-Bajuri. Selain itu Syaikh Nawawi telah berhasil membangkitkan dan menyegarkan kembali ajaran agama dalam bidang teologi dan berhasil mengeliminir kecenderungan meluasnya konsep absolutisme Jabarîyah di Indonesia.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Syaikh Nawawi al-Bantani adalah salah satu ulama yang berkontribusi besar terhadap Indonesia. Karena semua karyanya telah dipelajari di kalangan pelajar terutama di pesantren. Begitupula mengenai konsep tauhid Syaikh Nawawi yang di kontribusikan membuat kita lebih mudah paham dan menuntun kita supaya lebih mengenal Allah SWT lewat sifat-sifat-Nya.  
KONSEP TEOLOGI DALAM PERSPEKTIF SEREN TAUN DI KESEPUHAN CIPTA MULYA Mochammad Helmi Fauzulhaq
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.718 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4252

Abstract

Adapun yang melatar belakangi penelitian ini adalah konsep teologi upacara seren taun yang sudah mulai dan terlupakan oleh masyarakat Indonesia baik secara pribadi maupun sosial, kepercayaan kepada leluhur menjadi hal yang sakral dilingkungan budaya sunda, ajaran sunda wiwitan menjadi kepercayaan masyarakat sunda pada umumnya yang dititipkan oleh leluhurnya.Selanjutnya rumusan masalah utama pada skripsi ini adalah bagaimana kita mengetahui Konsep Teologi Dalam  Perspektif Seren Taun Di Kesepuhan cipta mulya. Batasan masalahnya adalah, Pertama, Bagaimana Konsep Teologi Dalam Perspektif Seren Taun Di Kesepuhan Cipta Mulya, Kedua, Bagaimana aspek ketuhanan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.Dalam konteks ini penting kiranya untuk meneliti kehidupan masyarakat adat di Kesepuhan Cipta Mulya, sebagai reperensi acuan kepercayaan ketuhanan yang diyakini sampai sekarang oleh masyarakat Kesepuhan Cipta Mulya, skripsi ini bertujuan sebagai wawasan kebangsaan dalam kepercayaan.Hasil penelitian adalah, Pertama, menurut ketua adat bahwa kepercayaan di Kesepuhan Cipta Mulya sudah mulai meyakini kepercayaan agama islam namun masih didominasi oleh sunda wiwitan. Kedua, masyarakat di Kesepuhan Cipta Mulya dalam melaksanakan Upacara Seren Taun masih menggunakan metode dahulu dengan cara mengumpulkan dana dari pajak pribadi yang sudah di tetapkan dalam aturan Kesepuhan Cipta Mulya.
SIMULACRA SEBAGAI KRITIK ATAS MODERNISME (Studi Analisis Atas Pemikiran Jean P. Baudrillard) Raja Cahaya Islam
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.522 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4253

Abstract

Modernisme merupakan salah satu gerakan atau mainstream dari salah satu bagian sejarah filsafat. Modernisme itu sendiri sebagai gerakan filsafat telah memberikan sumbangsihnya bagi peradaban manusia, terkhusus bagi gerakan filsafat. Namun, meskipun modernisme memberi manfaat yang besar bagi manusia, bukan berarti modernisme itu sendiri tak memiliki cacat sedikit pun. Dan dampak negatif inilah yang dikritik oleh para filsuf posmodernisme, terkhusus oleh Jean P. Baudrillard dengan pemikirannya yang khas, yakni simulacra. Penelitian ini bertujuan untuk membedah pemikiran Jean P. Baudrillard yakni Simulacra, sebagai sebuah kritik terhadap gerakan modernisme. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Adapun rumusan masalahnya adalah: pertama, apa yang dimaksud dengan filsafat modernisme? Kedua, apa yang dimaksud dengan simulacra Jean P. Baudrillard? Ketiga, bagaimana simulacra mengkritik filsafat modernisme? Adapun hasil dari penelitian ini antara lain: pertama, modernisme itu sendiri memiliki ciri antara lain: otonomi subjek, kritik, progresifitas, dan subordinasi non-materi dan distingsi realitas (modernisme); kapitalisme, revolusi saintifik dan negara modern (modernitas atau konteks hidupnya modernisme); kedua, simulacra merupakan realitas yang tak memiliki acuan referensialnya; ketiga, simulacra melahirkan kritik terhadap modernisme, dalam bentuk: Implosi, pos realitas, hilangnya oposisi biner, dan kematian subjek.

Page 2 of 10 | Total Record : 97