cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir" : 6 Documents clear
KONTRIBUSI PENDEKATAN SEMANTIK PADA PERKEMBANGAN PENELITIAN ALQURAN (STUDI PADA SKRIPSI MAHASISWA PRODI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG) Eni Zulaiha; Aan Radiana
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.485 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.4726

Abstract

Artikel ini memfokuskan pada kontribusi kajian sematik pada perkembangan penelitian ilmu Alquran dan tafsir terutama pada pencarian makna kata tertentu dalam ayat Alquran di Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan GunungDjati Bandung. Objeknya mengkhususkan hanya pada skripsi Faisal Tian dengan judu lPendekatan Semantik tentang makna Riba dan Derivasi dalam Alquran sebagai protitype dari skripsi mahasiswa lain yang membahas kajian ini. Melalui kajian deskriptif tulisan ini menunjukan bahwa meski analisa semantik termasuk kajian baru dalam studi pencarian makna, namun kajian ini telah banyak menarik minat mahasiswa melakukannya terutama saat penulisan skripsi. Ini terlihat dari jumlah skripsi yang menggunakan semantik Alquran terus bertambah. Selain hal itu, kajian semantik juga telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk pengembangan matakuliah Digitalisasi Alquran di Prodi tersebut. Hal utama lainnya dari kontribusi pengkajian terhadap istilah-istilah yang dianggap kunci dalam Alquran juga menjadi model baru dalam program Praktek Profesi Mahasiswa (PPM) di prodi ini. Hal ini menunjukan bahwa penelitian Alquran dan Tafsir dengan kajian semantik telah membuktikan interkoneksi ilmu, tetapi juga dapat memberikan sumbangan berarti pada kemajuan penelitian tafsir sebagai motor penggerak perkembanganilmu tafsir di masa mendatang.
KONSEP IHTIBĀK MENURUT AL-BIQĀ`I DAN FUNGSINYA SEBAGAI METODE UNTUK MENAFSIRKAN AYAT-AYAT ALQURAN Saepul Kudus; Irwan Abdurrahman
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.773 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.6336

Abstract

Iḥtibāk termasuk kajian ilmu Badī’. Ilmu Badī’ adalah ilmu yang dapat membantu kita mengetahui cara memperindah perkataan. Di antara bentuk Badī’Lafzi ada yang disebut Iḥtibāk. Tokoh yang menjadi pelopor akan kaidah ini adalah Ibrāhīm Burhān al-Dīn al-Biqā’ī.Tulisaniniakan mengungkap konsep dan fungsi Iḥtibāk menurut al-Biqā’ī dalam tafsir Naz}m al-Durar fī Tanāsub al-Āyāt wa al-Suwar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis data deskripsianalitisdan menggunakan teknik booksurvey.Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa menurut al-Biqā’ī Iḥtibāk adalah mendatangkan dua ungkapan, kemudian pada masing-masing dua ungkapan tadi terdapat lafaz yang dibuang supaya ringkas, kemudian lafaz yang disebutkan menjadi petunjuk bagi lafaz yang dibuang. Terdapat delapan cara yang dilakukan oleh Burhān al-Dīn al-Biqā’ī dalam menjelaskan ayat yang termasuk kedalam kajian Iḥtibāk. Sedangkan Fungsi Iḥtibāk menurut al-Biqā’ī yaitu: (1) Memperjelas maksud yang dikandung oleh ayat Alquran (tabyīn), (2) menjadikan sebuah ungkapan singkat dan padat (Ījāz), dan  (3) Memperindah ungkapan (tazyīn).
KAJIAN INTERTEKSTUALITAS TAFSIR AYAT ASH-SHIYAM KARYA MUHAMMAD BASIUNI IMRAN DAN TAFSIR AL-MANAR KARYA MUHAMMAD RASYID RIDHA Ihsan Nurmansyah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.045 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.4792

Abstract

Tulisan ini membahas tentang kajian intertekstualitas dalam Tafsir Ayat ash-Shiyam karyaMuhammad Basiuni Imran (1302-1396 H/1885-1976 M). Tafsir tersebut ditulis pada tahun 1936 M, dengan menggunakan aksara Jawi, bahasa Melayu dan tipologi tafsir klasik Nusantara yang masih sederhana. Dari hasil penelaahan awal, disinyalirbahwa tafsir inimerupakan terjemahandariTafsir al-Manar karya Muhammad Rasyid Ridha.Oleh karena itu, untuk membuktikan keterpengaruhan tersebut, maka tulisan ini menggunakan kajian intertekstualitas yang diintrodusir oleh Julia Kristeva. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penulisan Tafsir Ayat ash-Shiyam sangat dipengaruhi oleh Tafsir al-Manar. Hal ini terjadi karena memang Muhammad Basiuni Imran sangat mengagumi sosok gurunya yakni Muhammad Rasyid Ridha. Sebelum menuliskan tafsirnya, Basiuni Imran telah mempelajari Tafsir al-Manar serta mengajarkannya dalam pengajian rutin seminggu sekali di Masjid Jami’ Keraton Sambas. Berdasarkan hasil penelaahan, dapat dikatakan bahwa Tafsir Ayat ash-Shiyam adalah versi terjemahan dari Tafsir al-Manar. Upaya yang dilakukan oleh Basiuni Imran adalah dengan mengalih bahasakan Tafsir al-Manar ke dalam bahasa lokal,  yakni bahasa Melayu dan ditulis memakai aksara Jawi. Selain itu, perubahan yang dilakukan adalah dengan meringkas substansinya dengan mempertimbangkan kondisi, realitas, kultur dan kapasitas masyarakatnya sehingga akan lebih responsif, akomodatif dan mudah menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam tafsir tersebut.
SIMPLIFITAS TAFSIR JAMI’ AL-BAYAN MIN KHULASHAT SUWAR ALQURAN KARYA KH. MUHAMMAD BIN SULAIMAN Muhammad Dikron; Dindin Moh Saepudin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.25 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.5227

Abstract

Tradisi intelektual nusantara memiliki rantai sanad transimisi kuat dan bersambung, salah satunya dalam bidang tafsir al-Quran. Meskipun jumlahnya masih dapat dikatakan belum banyak, jika dikomparsikan dengan warisan intelektual di timur tengah dengan segala usia peradabannya yang lebih senior. Namun apresiasi terhadap tafsir ulama nusantara telah menjadi kajian tersendiri bagi para akademisi. Salah satu karya tersebut adalah Jami’ al-Bayan min Khulashat Suwar Alquran kitab tafsir yang ditulis oleh KH. Muhammad bin Sulaiman dari Solo. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap keberadaan kitab tafsir Jami’ al-Bayan min Khulashat Suwar Alquran dengan menggunakan metodologi kualitatif dan analisis-deskriptif. Hasil penelitianinimenunjukkanbahwa secara umum, tafsir ini tidak jauh berbeda dengan kitab tafsir ulama yang menjadi referensinya yakni Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, Madarik al-Tanzil Wahaqa’iq at-Ta’wĩl, Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibnu Abbas, al-Jalalain, Hasyiah Tafsir al-Jalalain, Hasyiah Tafsir al-Jalalaini, Hasyiah Tafsir al-Baidhawi dan tafsir Ibnu Katsir. Sumber penafsiran mayoritas berdasarkan rasio dengan metode ijmali, dan memiliki corak akhlaki wa nafsani (etik-psikologis) dengan kecenderungan pandangan ahlussunah wal jama’ah an-Nahdhiyyah (Nahdhatul Ulama). Distingsi tafsir ini dengan lainnya adalahbahwa tafsir Jami‘ al-Bayan min Khulashati Suwar Alquran al-Adzimmengeksplorasi intisari makna secara ringkas dengan poin-poindari ayat-ayat yang dikelompokkan dengan bahasa Arab popular atau dengan gaya bahasa simplistik.
KONSEP AL-DĪN DALAM ALQURAN :TELAAH SEMIOSIS PERSPEKTIF CHARLES SANDERS PEIRCE Mochammad Miftachul Ilmi
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.833 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.4693

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mencari dan menemukan tanda-tanda dan simbol-simbol dari kata al-Dīn yang terdapat pada beberapa surat al-Qur’an berdasarkan pendekatan semiotika.Lahan semiotika yang meneliti tentang simbol-simbol, dan Alquran sendiri merupakan penuh dengan simbol-simbol. Oleh karena itu semiotika bisa dijadikan salah satu pisau analisis untuk mengungkap simbol-simbol dalam Alquran, salah satunya adalah teori semiotika Charles Sanders Peirce yang terkenal dengan trikotominya (sign, object, dan interpretant).Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan secara mendalam melalui data-data yang telah diteliti. Dari hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penjelasan tentang makna dan tafsir dari kata Al-Diin di dalam bebarapa ayat al-Qur’an tidaklah hanya bermakna agama, melainkan ada beberapa makna lain dikarenakan konteks yang berbeda pada setiap ayat atau surah. Pertama, al-Dīn bermakna pembalasan dan penghitungan amal ketika berhubungan dengan konteks eskatologis dan keagungan Tuhan. Kedua, al-Dīn bermakna agama itu sendiri. Ketiga,al-Dīn  bermakna hukum atau undang-undang ketika berkaitan dengan kebijakan dan peraturan raja atau kerajaan.Keempat, al-Dīn bermakna ibadah ketika berhubungan dengan penghambangan dan peribadatan yang tulus hanya kepada Allah. Kelima, Al-Diin bermakna syariat atau jalan ketika berhubungan dengan pelaksanaan hukum Allah yang dturunkan kepada manusia.
TAFSIR SURAH YUSUF DALAM ALQURAN DENGAN PENDEKATAN SASTRA MUSTANSIR MIR SITI ROBIKAH
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.096 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.4208

Abstract

Pendekatan sastra dalam tafsir Alquran  sangat jarang sekali digunakan oleh para mufasir. Salah satu mufasir yang menggunakan sastra sebagai pisau analisis alquran yaitu Mustansir Mir. Dengan menggunakan metode pustaka dan konten analisis, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran Mir dalam menafsirkan Alquran dengan pendekatan sastranya. Tulisan ini fokus pada artikel Mir yang berjudul Irony in the Quran; a study of the story of Yusuf. Dalam artikel tersebut Mir membuka wacana baru bagi kaum Muslim untuk memahami Alquran tidak stagnan pada pemahaman teologis saja akan tetapi Mir mengajak kaum Muslim untuk dapat menikmati keindahan sastra yang terkandung dalam Alquran. Dalam Surah Yusuf menurut Mir terdapat banyak ironi atau harapan bertolak belakang dengan hasil. Dalam artikelnya, Ia menjelaskan bahwa terdapat dua macam ironi, pertama, ironi kejadian dan kedua, ironi perkataan. Dengan adanya artikel Mir ini, dapat diambil pengajaran bahwa kehendak Allah adalah yang paling tepat. Apa yang manusia inginkan belum tentu terjadi tanpa adanya kehendak Allah.

Page 1 of 1 | Total Record : 6