cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2016)" : 14 Documents clear
Intervensi Sleep Hygiene pada Anak Usia Sekolah dengan Gangguan Tidur: Sebuah Penelitian Awal Eva Devita Harmoniati; Rini Sekartini; Hartono Gunardi
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.93-9

Abstract

Latar belakang. Gangguan tidur adalah kondisi yang ditandai dengan gangguan jumlah, kualitas, atau waktu tidur. Dampak gangguan tidur adalah gangguan belajar, memori, mood, perilaku, dan atensi.Tujuan. Mengetahui prevalensi, gambaran gangguan tidur, pengaruh intervensi sleep hygiene pada keluhan mengantuk, mood, kesulitan bangun, durasi tidur, nilai SDSC dan PDSS.Metode. Penelitian quasi eksperimental di SDN di Jakarta Pusat pada bulan Mei-Juni 2015. Skrining dan evaluasi pasca intervensi sleep hygiene selama 8 minggu menggunakan sleep disturbance scale for children (SDSC) dan pediatric daytime sleepiness scale (PDSS).Hasil. Prevalensi gangguan tidur 25,1%, terdiri atas disorder of initiating and maintaining sleep (DIMS) 61,5%, sleep wake transition disorder (SWTD) 61,5%, disorder of excessive somnolence (DOES) 55,4%, dan disorder of arousal (DA) 51,5%. Setelah intervensi dilaporkan perbaikan mengantuk, mood, kesulitan bangun pagi, nilai SDSC pre dan pasca intervensi (p<0,001).Kesimpulan. Dampak intervensi sleep hygiene yaitu perbaikan mengantuk, mood, kesulitan bangun pagi, serta perbedaan bermakna nilai SDSC pre dan pasca intervensi. 
Pengaruh Susu yang Mengandung Sinbiotik Terhadap Tumbuh Kembang Anak Balita Ratih Puspita; Pramita G Dwipoerwantoro
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.332 KB) | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.164-8

Abstract

Latar belakang. Saat ini semakin banyak susu dengan suplementasi sinbiotik. Beberapa studi menunjukkan bahwa sinbiotik dapat meningkatkan pertumbuhan dan menurunkan morbiditas penyakit infeksi pada anak. Tujuan. Mengetahui pengaruh susu yang mengandung sinbiotik terhadap tumbuh kembang anak berusia di bawah lima tahun.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik: PubMed, Cochrane, Highwire.Hasil. Didapatkan empat studi acak terkontrol yang relevan. Studi pertama menunjukkan kenaikan berat badan pada kelompok sinbiotik yang lebih tinggi (p=0,025), tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal kenaikan tinggi badan dan lingkar kepala, frekuensi dan karakteristik tinja, titer antibodi, serta perkembangan. Studi kedua menunjukkan pada kelompok intervensi terdapat peningkatan kadar IgA total lebih tinggi (p<0,01), efek positif pada berat badan dan tinggi badan, serta angka kejadian infeksi yang cenderung lebih rendah. Studi berikutnya menunjukkan rerata kecepatan kenaikan berat badan pada kelompok intervensi 0,13 kg/tahun lebih tinggi (p=0,02) dan pada analisis multivariat tampak kelompok intervensi mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi (IK95% 0,006–0,21; p=0,04). Studi terakhir menunjukkan angka kejadian diare, disentri, pneumonia, penyakit berat,infeksi telinga, serta penggunaan antibiotik yang lebih rendah pada kelompok intervensi. Kesimpulan. Susu yang mengandung sinbiotik memilik kecenderungan efek positif terhadap pertumbuhan dan cenderung menurunkan morbiditas penyakit infeksi pada balita sehat, serta tidak menyebabkan reaksi simpang.  
Status Besi Bayi Sehat 8 – 10 Bulan Setelah Pemberian Vitamin C 75 mg pada Saat Makan Harancang Pandih Kahayana; J C Susanto; Moedrik Tamam
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.122-8

Abstract

Latar belakang. Anemia defisiensi besi (ADB) adalah salah satu masalah kesehatan gizi utama di dunia. Prevalensi anemia pada anak balita di negara berkembang sekitar 40%-45%. Manifestasi klinis ADB yang paling serius adalah gangguan fungsi otak jangka panjang. Vitamin C merupakan nutrien yang mempunyai peranan penting dalam absorbsi besi non hem dan bekerja optimal bila dikonsumsi bersamaan pada jam makan. Efektivitas absorbsi tersebut ditunjukan dengan perbaikan status besi (hemoglobin, serum besi, feritin, TIBC, dan kadar hepsidin).Tujuan. Menilai pengaruh pemberian vitamin C 75 mg saat makan selama 2 bulan pada bayi sehat usia 8 - 10 bulan terhadap status besi.Metode. Penelitian randomised control trial, dilakukan di Puskesmas Bulu Lor Semarang. Pengambilan sampel darah pada 60 bayi sehat yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan plesebo. Pemeriksaan darah vena untuk pemeriksaan hemoglogin (Hb), serum besi, TIBC, ferritin, dan hepsidin. Data diuji dengan Kolmogorov smirnov, uji t-berpasangan jika distribusi data normal atau MannWhitney jika distribusi data tidak normal.Hasil. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara Hb di awal dan di akhir penelitian pada dua kelompok (p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna pada kadar serum besi dan feritin di awal dan akhir penelitian pada serum besi dan feritin pada kelompok intervensi (p<0,05).Kesimpulan.Pemberian vitamin C 75 mg pada saat makan dapat mempertahankan kadar Hb dan meningkatkan kadar serum besidan feritin.
Gambaran Fungsi Kognitif HIV Anak yang Telah Memperoleh Terapi Antiretrovirus Herlina Herlina; Nia Kurniati; Titis Prawitasari; Soedjatmiko Soedjatmiko; Sri Rezeki Hadinegoro; Irawan Mangunatmadja; Darmawan B. Setyanto
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.100-5

Abstract

Latar belakang. Pasien HIV anak berisiko tinggi mengalami gangguan neurokognitif akibat keterlibatan sistem saraf pusat (SSP). Pemberian antiretrovirus (ARV menurunkan viral load di SSP sehingga mencegah penurunan fungsi kognitif.Tujuan. Memberikan gambaran fungsi kognitif pasien HIV anak dalam terapi ARV.Metode. Studi potong lintang dilakukan terhadap pasien HIV anak berusia 5-15 tahun. Penilaian kognitif dilakukan dengan instrumen Wechsler intelligence scale for children IV (WISC IV) dilanjutkan dengan pemeriksaan elektroensefalografi untuk membuktikan kerusakan akibat keterlibatan SSP pada infeksi HIV.Hasil. Sembilan puluh pasien HIV anak (median usia 9 tahun) telah memperoleh ARV selama  1-124 bulan dengan median 69 bulan. Hasil rerata verbal, performance, dan full-scale IQ (FSIQ) berturut-turut adalah 88,66 (SB 15,69), 85,30 (SB 15,35), dan 85,73 (SB 15,61). Dua puluh tiga (25,6%) subjek memiliki verbal IQ abnormal, 34 (37,8%) performance scale abnormal, dan 32 (35,6%) FSIQ abnormal. Hasil EEG abnormal didapatkan pada 22 subjek (22,4%) dan tidak memiliki hubungan dengan stadium klinis, usia dan lama pemberian ARV, serta viral load. Stadium HIV menunjukkan hubungan bermakna dengan komponen verbal scale IQ dan FSIQ (p=0,042 dan p=0,044). Hasil IQ tidak memiliki hubungan dengan usia pemberian ARV, lama pemberian ARV, dan viral load.Kesimpulan. Pasien HIV anak yang telah mendapat terapi ARV selama 1-124 bulan memiliki rerata IQ abnormal pada verbal, performance, dan FSIQ meskipun jika dinyatakan dalam bentuk kategori, lebih dari 50% subjek memiliki IQ normal pada ketiga skala WISC. 
Angka Kejadian dan Faktor yang Memengaruhi Potensi Interaksi Obat dengan Obat pada Pasien Leukemia Akut Anak yang Menjalani Rawat Inap Sri Wulandah Fitriani; Rina Mutiara; Amarila Malik; Murti Andriastuti
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.187 KB) | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.129-36

Abstract

Latar belakang. Risiko terjadinya potensi interaksi obat dengan obat (PIOO) pada pasien leukemia akut akibat pemberian terapi multidrug cukup tinggi.Tujuan. Mengetahui angka kejadian dan faktor yang memengaruhi PIOO pada subjek penelitian.Metode. Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap pasien leukemia akut pada anak yang menjalani rawat inap di RSCM pada Januari – Desember 2014. Identifikasi PIOO dilakukan menggunakan perangkat lunak Micromedex Drug Reax®.Hasil. Didapat 96 subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek berpotensi mengalami PIOO 41,6% dengan tingkat keparahan kontraindikasi (4,70%), berat (60,70%), dan sedang (34,60%). Jenis PIOO paling sering adalah deksametason dan flukonazol yang berpotensi meningkatkan paparan glukokortikoid. Terdapat perbedaan bermakna pada faktor usia (p=0,037), lama hari rawat (p=0,000), dan rerata jumlah obat (p=0,000), sedangkan komorbiditas tidak menunjukkan perbedaan (p=0,082).Kesimpulan. Angka kejadian PIOO pasien leukemia akut pada anak yang menjalani rawat inap di RSCM adalah 41,6%. Faktor usia, lama hari rawat, dan rerata jumlah obat berpengaruh signifikan terhadap kejadian PIOO dengan nilai OR 1,8 terhadap pasien berusia >7 tahun, 6,3 terhadap pasien dengan lama hari rawat >7 hari, dan 5,3 terhadap pasien dengan rerata pemberian >4 obat perhari. Sari 
Pengaruh Kepatuhan Latihan Senam Kesegaran Jasmani 1988 Terhadap Perilaku Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas Listya Tresnanti Mirtha; Rini Sekartini
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.397 KB) | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.146-56

Abstract

Latar belakang. Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (GPP/H) merupakan gangguan neuropsikiatrik yang disinyalir memberikan dampak negatif bagi kesehatan ketika dewasa.Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan sosiodemografis anak dengan GPP/H, dan pengaruh kepatuhan latihan fisik terhadap perubahan prilaku pada anak GPP/H.Metode. Penelitian eksperimen, pre-post design dengan perlakuan latihan SKJ ’88 dilakukan pada subjek penelitian di Sekolah Khusus Al-Ikhsan selama 8 minggu. Pemilihan sampel digunakan metode tanpa acak (non probability sampling) dengan jenis metode consecutive sampling, yaitu semua anak dengan GPP/H yang memenuhi kriteria pemilihan akan diikutsertakan dalam penelitian. Analisis data digunakan uji t satu sampel dan uji t berpasangan.Hasil. Di antara 40 subjek penelitian, didapatkan 19 (47,5%) sangat patuh dan 21 (52.5%) patuh. Nilai selisih rata-rata skor SPPAHI orangtua (SPPAHI-O) tiap tipe GPP/H didapatkan inatentif 46,2 (p<0,001), hiperaktif-impulsif 60,4 (p<0,001), campuran 47,6 (p<0,001) ditunjukkan adanya perbaikan perilaku di rumah. Nilai selisih rata-rata skor SPPAHI guru (SPPAHI-G) tiap tipe GPP/Hdidapatkan inatentif 41,7 (p<0,001), hiperaktif-impulsif 56,8 (p<0,001), campuran 42,2 (p<0,001) ditunjukkan adanya perbaikan perilaku di sekolah.Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan melakukan latihan SKJ ’88 berpengaruh terhadap perbaikan perilaku di rumah (p<0.001) dan di sekolah (p<0.001) pada kelompok subjek sangat patuh maupun patuh.
Faktor Risiko Kecurigaan Infeksi Saluran Kemih pada Anak Laki-Laki Usia Sekolah Dasar Triasta Triasta; Djatnika Setiabudi; Dedi Rachmadi
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.137-41

Abstract

Latar belakang. Faktor risiko infeksi saluran kemih (ISK) di antaranya usia, gizi buruk, kebersihan diri, dan pada anak laki-laki belum sirkumsisi. Parameter analisis urin adalah leukosituria, leukosit esterase, dan uji nitrit dapat digunakan untuk kecurigaan ISK.Tujuan. Mengetahui faktor risiko kecurigaan ISK pada anak laki-laki usia sekolah dasar(SD).Metode. Penelitian potong lintang, dilaksanakan bulan Mei 2016 di SDN 4 Sejahtera Bandung. Subjek memenuhi kriteria inklusi (tidak minum antibiotik selama 2 hari terakhir dan tidak ada kelainan genitalia eksternal) dilakukan pencatatan data meliputi usia, status gizi, higiene, dan status sirkumsisi, dilanjutkan pemeriksaan leukosit, leukosit esterase, serta uji nitrit urin. Analisis statistik dilakukan 2 tahap, pertama dengan uji bivariat yang kemaknaannya pada p<0,25 dilanjutkan uji multivariat. Kemaknaan uji ditetapkan pada nilai p<0,05.Hasil. Diperoleh 120 subjek dengan kecurigaan ISK 7 (5,8%) anak. Pada uji bivariat, usia, dan status sirkumsisi dihubungkan dengan kecurigaan ISK mempunyai nilai p=0,940 dan p=0,340. Status gizi dan higiene mempunyai nilai p=0,176 dan p=0,029 sehingga dilanjutkan dengan uji regresi logistik menghasilkan nilai p=0,045 dan p=0,049.Kesimpulan. Status gizi dan higiene merupakan faktor risiko kecurigaan ISK pada anak laki-laki SD.
Korelasi Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Bidan Terhadap Perilaku Pemberian Vaksin Hepatitis B Saat Lahir Lucia Nauli Simbolon; Nenny Sri Mulyani; Supriyati Supriyati
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.573 KB) | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.106-10

Abstract

Latar belakang. Vaksinasi hepatitis B pada bayi baru lahir merupakan upaya paling efektif untuk menurunkan prevalensi virus hepatitis B. Cakupan hepatitis dosis pertama yang rendah dipengaruhi oleh pengetahuan bidan saat menolong persalinan. Kecenderungan seseorang berperilaku sehat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap, dan persepsinya.Tujuan. Mengetahui apakah ada korelasi pengetahuan, sikap, dan persepsi bidan terhadap perilaku pemberian vaksin hepatitis B nol hari di YogyakartaMetode. Penelitian dengan rancang bangun cross-sectional. Bidan penolong persalinan dari semua wilayah di Propinsi DI Yogyakarta diberikan kuisoner penelitian kemudian dilakukan analisis dengan korelasi Spearman untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan, sikap, dan persepsi bidan terhadap perilaku pemberian vaksin hepatitis B nol hari.Hasil. Didapatkan 100 bidan menjadi responden penelitian yang diadakan sejak Maret sampai Mei 2013, 62 bidan di antaranya memberikan vaksin hepatitis B saat lahir. Terdapat 65 bidan yang memiliki pengetahuan baik, 52 bersikap positif, dan 55 memiliki persepsi positif terhadap pemberian vaksin hepatitis B nol hari. Tidak ada korelasi antara pengetahuan bidan dengan pemberian vaksin(p=0,530), sikap bidan dengan pemberian vaksin (p=0,843), persepsi bidan dengan pemberian vaksin (p=0,585).Kesimpulan. Tidak ada korelasi pengetahuan, sikap, dan persepsi bidan terhadap perilaku pemberian vaksin hepatitis B nol hari.
Efektivitas Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP Sanglah Ayu Ketut Surya Dewi; I Made Kardana; Ketut Suarta
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.259 KB) | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.81-6

Abstract

Latar belakang. Enampuluh persen bayi lahir normal berkembang menjadi kuning dalam satu minggu pertama kehidupan. Fototerapi merupakan salah satu tatalaksana mengurangi hiperbilirubinemia melalui proses fotoisomerisasi dan isomerisasi struktural.Tujuan. Mengetahui jumlah penurunan kadar serum bilirubin total pada bayi hiperbilirubinemia usia gestasi ≥35 minggu setelah dilakukan fototerapi selama 24 jam, agar dapat memprediksi lama perawatan fototerapi di rumah sakit. Metode. Penelitian cohort dengan melibatkan 44 bayi hiperbilirubinemia usia kehamilan ≥35 minggu, melihat kadar bilirubin sebelum dan setelah dilakukan fototerapi. Analisis data dan statistik digunakan SPSS 22 dan uji t berpasangan dengan nilai p≤0,05 dan koefisien interval 95% dianggap signifikan. Hasil. Rerata usia kuning 4,2±0,88 hari dengan rerata berat badan 2784±643 gram. Rerata kadar bilirubin sebelum dilakukan fototerapi 15,3±1,94 mg/dL, dan setelah dilakukan fototerapi 24 jam 12,8±1,88 mg/dL dengan p=0,001. Penurunan kadar bilirubin 2,5±0,8mg/dL dalam 24 jam (turun 16,3% dalam 24 jam). Komplikasi fototerapi yaitu hipertermi (2,3%) dan eritema (27,3%). Kesimpulan. Penurunan kadar bilirubin setelah dilakukan fototerapi selama 24 jam 2,5±0,8mg/dL (turun 16,3%).
Korelasi Skala FLACC dengan Kadar Alfa Amilase Saliva pada Anak Palsi Serebral Rissa Puspitari Sabur; Nelly Amalia Risan; Alex Chairulfatah
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.142-5

Abstract

Latar belakang. Skala face, leg, activities, cry, and consolability (FLACC) diketahui dapat menilai nyeri pada anak palsi serebral (PS). Alfa amilase saliva (AAS) yang diambil dari saliva juga meningkat pada anak palsi serebral yang dilakukan tindakan invasif pengambilan darah vena. Korelasi antara kedua jenis pemeriksaan ini belum diketahui.Tujuan. Menentukan korelasi skor FLACC dengan kadar AAS pada anak PS.Metode. Penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang, yaitu mengukur derajat nyeri menggunakan skala FLACC dengan mengamati perilaku subjek dan menilai perilaku sesuai yang tertera pada formulir FLACC. Kadar AAS diperiksa sebelum dilakukan tindakan fisioterapi. Pengukuran kadar AAS dengan metode spektrofotometri pada anak yang telah didiagnosis PS yang datang berobat di Poliklinik Neurologi Anak dan Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, berusia 6 bulan–14 tahun, periode Januari - Maret 2016. Analisis data digunakan uji korelasi Rank Spearman dengan kemaknaan p<0,05.Hasil. Didapat 42 pasien anak dengan diagnosis PS. Uji statistik menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan terdapat korelasi yang lemah antara skor FLACC dan kadar AAS (r=0,364; p=0,034) pada kelompok usia >24 bulan.Kesimpulan. Peningkatan skor FLACC kecenderungan diikuti dengan peningkatan kadar AAS pada anak PS.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue