cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 24, No 3 (2022)" : 10 Documents clear
Usia Gestasi Sebagai Prediktor Keberhasilan Terapi Antibiotik Empiris pada Infeksi Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Yanuar Ariefudin; Husnia Auliyatul Umma; Fadhilah Tia Nur; Harsono Salimo
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.189-95

Abstract

Latar belakang. Infeksi merupakan penyebab utama kematian ketiga pada bayi baru lahir setelah komplikasi prematuritas dan asfiksia. Pemberian antibiotik empiris yang sama, baik pada neonatal aterm maupun neonatal preterm, dan penggunaan antibiotik empiris yang tetap dalam 10 tahun terakhir, maka dilakukan penelitian prospektif untuk menganalisis usia gestasi sebagai prediktor keberhasilan terapi antibiotik empiris pada infeksi neonatorum.Tujuan. Menganalisis usia gestasi sebagai prediktor keberhasilan terapi antibiotik empiris pada infeksi neonatorum.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dengan pendekatan uji prognostik. Penelitian dilakukan di High Care Unit (HCU) Neonatus RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan April - Desember 2021. Nama pasien, usia gestasi, jenis kelamin, metode persalinan, berat badan lahir, asupan ASI, hasil kultur darah, jenis antibiotik dan terapi suportif dicatat. Uji chi square dilanjutkan dengan uji multivariat regresi logistik digunakan untuk menganalisis data.Hasil. Dari 146 neonatal infeksi, didapatkan 75 neonatal aterm dan 71 neonatal preterm. Kedua kelompok mendapatkan terapi antibiotik empiris. Analisis multivariat regresi logistik menunjukkan hasil usia gestasi dengan nilai p=0,001, terapi suportif dengan nilai p=0,090 dan kewaspadaan isolasi dengan nilai p=0,010. Usia gestasi aterm didapatkan hasil paling signifikan dengan nilai p=0,001 dan odds rasio 0,289 (IK 95%, 0,137 – 0,612).Kesimpulan. Usia gestasi merupakan prediktor keberhasilan terapi antibiotik empiris pada infeksi neonatorum.
Karakteristik Pasien Anak dengan Infeksi Dengue yang Dirawat Inap pada Satu Tahun Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 Qurota Ayuni; Djatnika Setiabudi; Elsa Pudji Setiawati
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.173-80

Abstract

Latar belakang. Infeksi dengue memiliki manifestasi klinis yang bervariasi dan jika tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menyebabkan kematian. Pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan baru dalam kasus infeksi dengue karena adanya pembatasan mobilisasi masyarakat ke rumah sakit. Mengetahui karakteristik pasien anak dengan infeksi dengue merupakan hal penting sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.Tujuan. Untuk mengetahui gambaran karakteristik klinis pasien anak dengan infeksi dengue berdasarkan usia, jenis kelamin, status gizi, riwayat orang terdekat, diagnosis, lama rawat inap, dan kondisi saat pulang dari rumah sakit pada saat satu tahun sebelum dan saat pandemi Covid-19.Metode. Studi deskriptif dengan pendekatan potong lintang untuk melihat karakteristik pasien anak dengan infeksi dengue pada satu tahun sebelum dan saat pandemi Covid-19. Hasil. Terdapat 200 pasien sebelum pandemi. Saat pandemi, jumlah pasien turun hingga lima kali lipat (41). Usia pasien banyak ditemukan pada rentang 5-11 tahun, 36% sebelum pandemi dan 34,1% saat pandemi. Sebelum pandemi, pasien laki-laki mendominasi sebanyak 50,5%. Saat pandemi, perempuan mendominasi dengan jumlah 56,1%. Status gizi pasien yang banyak ditemukan bergizi baik, 68% sebelum pandemi dan 53,7% saat pandemi. Diagnosis demam dengue dominan sebelum pandemi (54,5%) dan saat pandemi (43,9%). Ditemukan lebih banyak pasien yang tidak memiliki riwayat orang terdekat mengalami penyakit serupa. Lama rawat inap pasien = paling banyak ditemukan pada rentang 4-7 hari. Pasien dengan kondisi pulang perbaikan mendominasi dalam penelitian ini.Kesimpulan. Infeksi dengue paling sering terjadi pada usia 5-11 tahun dengan jumlah pasien perempuan dan laki-laki hampir sama. Sebagian besar pasien berstatus gizi baik dan tidak memiliki riwayat orang terdekat yang mengalami penyakit serupa. Pada sebelum dan saat pandemi, demam dengue menjadi diagnosis paling banyak. Lama rawat inap paling banyak ditemukan pada rentang 4-7 hari. Keadaan pasien saat pulang terbanyak adalah perbaikan.
Hubungan Kadar Resistin dengan C-Reactive Protein dan Prokalsitonin pada Anak dengan Sepsis Dwi Andriyani; Dzulfikar Djalil Lukmanul Hakim; Anggraini Alam
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.196-202

Abstract

Latar belakang. Sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada layanan kesehatan anak di seluruh dunia. Resistin merupakan salah satu hormon peptida yang berpotensi sebagai penanda dalam sepsis didasari dari aktivitas resistin dalam sekresi mediator inflamasi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan menilai korelasi kadar resistin dengan CRP dan PCT pada anak yang terdiagnosis sepsis.Metode. Penelitian cross-sectional dilakukan pada pasien anak berusia usia >1 bulan – 18 tahun yang dirawat di RSHS periode September – Desember 2021. Data yang diambil berupa karakteristik dasar, kadar resistin, CRP, dan PCT. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan analisis multivariat regresi linier.Hasil. Sebanyak 60 pasien yang terdiri atas 31 (51,7%) perempuan dan 29 (48,3%) laki-laki. Sebagian besar usia berada pada rentang 1-6 tahun (53,3%), dengan median usia sebesar 5,5 tahun dengan IQR sebesar 8,9 tahun. Status gizi pada riset ini sebagian besar normal sebanyak 25 anak (41,7%) dan malnutrisi berat sebanyak 15 (25,0%). Hasil analisis bivariat terdapat korelasi positif lemah antara resistin dengan CRP (r=0,225; p=0,042), tidak terdapat korelasi resitin dengan PCT (r=0,114; p=0,193), serta terdapat korelasi positif sedang antara CRP dengan PCT (r=0,442; p<0,001).Kesimpulan. Penggunaan resistin sebagai penanda sepsis pada anak-anak harus dikonfirmasi lebih lanjut dengan penelitian lain.
Perbandingan Terapi Tunggal Kortikosteroid Intravena dengan Kombinasi Imunoglobulin dan Kortikosteroid Intravena pada Pasien Multisystem Inflammatory Syndrome in Children Yogi Prawira; Nicodemus Suwandy
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.203-9

Abstract

Latar belakang. Tata laksana MIS-C saat ini menggunakan imunoglobulin intravena (IVIG) dan kortikosteroid intravena sebagai dua pilar terapi utama. Mekipun demikian, belum terdapat bukti sahih berupa uji klinis acak terkendali mengenai efektivitas terapi kombinasi tersebut. Klinisi di negara berkembang juga menemui kendala ketersediaan IVIG dan harga yang relatif mahal. Tujuan. Membandingkan efektivitas terapi kombinasi IVIG-kortikosteroid dengan kortikosteroid saja pada kasus MIS-C.Metode. Penelusuran literatur dilakukan melalui Pubmed, ScienceDirect, EBSCO, Elsevier, dan Google Scholar. Kombinasi kata kunci yang digunakan meliputi MIS-C, guidlines treatment for MIS-C, treatment in MIS-C, IVIG and steroid in MIS-C.Hasil. Didapatkan empat studi yang relevan, 1 laporan kasus, 2 studi kohort, 1 studi observasional yang mendukung bahwa penggunaan kortikosteroid menghasilkan luaran yang sama baiknya dengan pemberian terapi kombinasi IVIG-kortikosteroid dalam tata laksana MIS-C.Kesimpulan. Penggunaan kortikosteroid intravena sebagai terapi tunggal lini pertama pasien dengan MIS-C dapat dipertimbangkan karena menghasilkan luaran yang sama baiknya dengan pemberian kombinasi IVIG dan metilprednisolon.
Profil Klinis dan Luaran Pasien Anak dengan Covid-19 yang Dirawat di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Selama Gelombang Ketiga Angelina Angelina; Shanaz Novriandina; Arfianti Chandra Dewi
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.141-50

Abstract

Latar belakang. Terdapat peningkatan kasus Covid-19 dan angka rawat inap anak selama gelombang pandemi ketiga di Indonesia, Januari sampai April 2022. Banyak hal baru muncul terkait Covid-19 pada anak, tetapi data dan penelitiannya masih terbatas.Tujuan. Mengetahui profil klinis dan luaran pasien anak yang dirawat inap dengan Covid-19 selama gelombang ketiga.Metode. Penelitian observasional deskriptif menggunakan data rekam medis dari pasien anak berusia 0-18 tahun terkonfirmasi Covid-19 dengan tes PCR SARS-CoV-2 di ruang isolasi Covid-19 RSUD Balaraja selama bulan Februari - April 2022. Hasil. Terdapat 23 pasien, terbanyak (43,5%) berusia 1-5 tahun. Gejala tersering adalah demam <3 hari (78,3%), gejala respiratori (69,6%), gastrointestinal (69,6%), neurologis (52,2%). Diagnosis kerja terbanyak adalah status epileptikus dan kejang demam (34,8%), diare dan vomitus dengan dehidrasi (26,1%). Satu orang meninggal dan rerata lama rawat 6,3+4 hari. Pasien dengan CRP positif lebih banyak yang dirawat lama. Rerata leukosit dan trombosit pada pasien yang dirawat lama adalah 20.940,0+18.197,9/µL dan 477.400+230.402,5/µL.Kesimpulan. Gejala klinis bervariasi, umumnya lebih dari satu sistem organ. Diagnosis kerja terbanyak berhubungan dengan masalah neurologis. Secara umum luaran pasien baik, pasien dengan gejala respiratori dan CRP positif lebih banyak yang dirawat lama dengan nilai leukosit dan trombosit lebih tinggi.
Pengaruh Pemberian Probiotik Terhadap Integritas Usus pada Obesitas: Uji Coba pada Tikus Sprague Dawley Mira Mariana Ulfah; Ninung Rose Diana Kusumawati
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.157-64

Abstract

Latar belakang. Obesitas berhubungan dengan perubahan komposisi mikrobiota usus yang dapat mengganggu integritas usus. Protein pengikat tight junction, occludin, ekspresinya berkurang saat integritas usus terganggu. Probiotik dilaporkan dapat memperbaiki ekspresi occludin dengan cara modulasi mikrobiota usus. Tujuan. Membuktikan adanya pengaruh pemberian probiotik terhadap integritas usus melalui peningkatan ekspresi occludin pada obesitas. Metode. Tiga puluh ekor tikus Sprague Dawley jantan dibagi tiga kelompok dan diberi diet berbeda, yaitu kelompok chow diet selama 8 minggu (Kn), kelompok high fat high fructose diet (HFHFr) selama 12 minggu (Kp), dan kelompok HFHFr selama 12 minggu dilanjutkan dengan pemberian probiotik (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum, dan Streptococcus thermophiles) selama 8 minggu (P). Setelah selesai masa perlakuan, setiap kelompok dilakukan pemeriksaan imunohistokimia dari potongan jaringan ileum yang diwarnai occludin lalu gambar difoto menggunakan system VS120-S5. Skoring ekspresi occludin menggunakan indeks skala Remmele, Immuno Reactive Score, yaitu perkalian skor persentase sel immunoreaktif dengan skor intensitas warna sel immunoreaktif. Uji normalitas distribusi data menggunakan uji Saphiro Wilk, kemudian uji beda ekspresi occludin pada ketiga kelompok dengan uji One Way Anova, perbedaan bermakna apabila nilai p<0,05.Hasil. Ekspresi occludin dari yang paling rendah secara berurutan sebagai berikut: Kp (3,64+1,29); P (3,95+1,40); dan Kn (4,71+1,66). Tidak terdapat perbedaan ekspresi occludin yang bermakna pada ketiga kelompok tikus (p=0,261). Kesimpulan. Pemberian probiotik tidak memberikan pengaruh terhadap integritas usus melalui peningkatan ekspresi occludin pada obesitas.
Manifestasi Kelainan Neurologi pada Anak dengan Penyakit Ginjal Kronik Setyo Handryastuti; Sudung Oloan Pardede
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.210-16

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah masalah kesehatan global yang kritis dan berkembang pesat pada anak-anak. Salah satu komplikasi yang sering terjadi secara klinis pada anak-anak dengan PGK adalah komplikasi neurologis seperti kejang, sakit kepala, penurunan kesadaran, perubahan perilaku dan masalah kognitif. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, stadium (terutama pada stadium akhir), etiologi yang mendasari, dan pilihan pengobatan PGK (dialisis dan transplantasi ginjal). Pengenalan komplikasi neurologis pada anak dengan PGK sangat penting untuk diantisipasi karena anak sedang dalam proses tumbuh kembang. Deteksi dini dan pengelolaan komplikasi neurologis pada anak-anak dengan PGK secara dini dapat membuka jendela peluang untuk mengurangi dampaknya pada tumbuh kembang dan kualitas hidup anak dengan PGK.
Gambaran Klinis dan Laboratorium pada Pasien Anak dengan Covid-19 Terkonfirmasi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Priyanti Kisworini; Yulia Margareth
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.165-72

Abstract

Latar belakang. Kasus Coronavirus disease 2019 Covid-19 pada anak di Indonesia cukup tinggi dengan angka kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan data negara-negara di asia bahkan di dunia. Manifestasi klinis pada anak dengan Covid-19 dapat meliputi manifestasi sistemik di luar gejala respirasi dengan data yang masih terbatas, serta penemuan laboratorium yang masih kurang untuk mengarahkan pada kasus kecurigaan Covid-19. Tujuan. Mengetahui gambaran klinis dan laboratorium pada anak dengan Covid-19 terkonfirmasiMetode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien anak terkonfirmasi Covid-19 di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin periode Mei – Oktober 2020. Kriteria inklusi yaitu anak usia 0-18 tahun dengan PCR nasofaring positif. Seluruh populasi diambil menjadi sampel penelitian. Hasil. Didapatkan 17 anak dengan usia rata-rata 9,3 tahun, perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 1,1 : 1, riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi ada 7 (41,2%) dan tidak diketahui 10 (58,8%) anak. Manifestasi klinis yang didapat adalah demam (t >37,50C ) 9 anak (52,94%), batuk 5 anak (29,4%), diare 4 anak (23,5%), sesak napas (takipnue) dan pilek 3 anak (17,6%). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan NLR >2,4.103/uL pada 13 anak (76,5%) dan leukositosis 2 anak (11,8%).Kesimpulan. Manifestasi klinis dan nilai laboratorium terbanyak pada anak dengan Covid-19 terkonfirmasi adalah demam (>37,50C) dan peningkatan NLR >2,4.103/uL.
Pola Aktivitas Fisik Anak Usia 10 Sampai 14 Tahun pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Berhubungan Salindri Dara Rizkita; Rini Sekartini; Dewi Friska
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.181-8

Abstract

Latar belakang. Kondisi pandemi global Covid-19 membuat pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk membatasi segala kegiatan sosial, termasuk perubahan metode kegiatan bersekolah. Tujuan. Mengetahui pola aktivitas fisik anak 10-14 tahun saat pandemi Covid-19 di Indonesia.Metode. Pengumpulan data dengan kuesioner daring. Jenis penelitian observasional, desain studi cross-sectional. Diolah dengan analisis deskriptif. Dilanjutkan analisis analitik bivariat, uji statistik chi-square dan analisis multivariat, uji regresi logistikHasil. Diperoleh sebaran subjek berdasarkan usia, 10-12 tahun 71,2% dan >12-14 tahun 28,8%. Jenis kelamin perempuan 62,7% dan laki-laki 37,3%. Tingkat ketaatan protokol kesehatan yaitu 75,7% tidak taat dan taat 24,3%, Durasi kegiatan pembelajaran jarak jauh 0-3jam/hari 63,8%, >3-6jam/hari 32,8%, dan >6jam/hari 3,4%. Klasifikasi daerah, rural 36,2% dan urban 63,8%. Tingkat aktivitas fisik tinggi 51,4% dan rendah 48.6%. Tingkat aktivitas fisik berhubungan bermakna dengan usia (p=0,017), durasi PJJ (p=0.005), tingkat ketaatan terhadap protokol kesehatan (p=0,013), tidak berhubungan bermakna dengan jenis kelamin (p=0,059), dan daerah tempat tinggal (p=0,363). Uji multivariat didapatkan hubungan dengan tingkat ketaatan (p=0,005;OR=2,870) dan durasi PJJ (p=0,002; OR=2,768).Kesimpulan. Prevalensi tingkat aktivitas fisik tinggi 51,4%. Faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik anak selama pandemi adalah usia. Faktor yang berhubungan kuat adalah durasi pembelajaran jarak jauh dalam sehari serta tingkat ketaatan anak terhadap protokol kesehatan.
Kualitas Hidup Anak dengan Kanker menggunakan Penilaian Pediatric Quality of Life Inventory di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Marnellya Sylvia Anggreini; Diane Meytha Supit
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.151-6

Abstract

Latar belakang. Terapi kanker pada anak dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien serta keluarga. Pediatric Quality of Life (PedsQL) Inventory merupakan kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas hidup anak. Tujuan. Untuk membandingkan kualitas hidup anak dengan kanker berdasarkan penilaian orang tua dan anak, serta menilai kualitas hidup anak pada kanker darah dan solid tumor. Metode. Penelitan cross-sectional dilakukan pada usia 2-18 tahun di Bangsal rawat inap anak Rumah Sakit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dari bulan Juni hingga Agustus 2021. Subjek penelitian mengisi kuesioner PedsQL 4.0 dan PedsQL 3.0 modul kanker. Uji statistik independent T-test digunakan untuk membandingkan kualitas hidup anak dengan kanker. Hasil. Total subjek penelitian adalah 43. Hasil PedsQL 4.0 pada anak dengan kanker dan orang tua serta PedsQL 3.0 antara anak dengan kanker darah dan solid tumor yaitu : fungsi fisik 65,39 vs 70,28, fungsi emosi 58,95 vs 62,06, fungsi sosial 69,77 vs 72,89, dan fungsi sekolah 63,30 vs 65,76. Kualitas hidup yang lebih rendah pada penilaian oleh orang tua dibandingkan anak. Kesimpulan. Perbedaan penilaian kualitas hidup antara orang tua dan anak pada keempat parameter yang dinilai menggunakan PedsQL serta penilaian kualitas hidup anak paling rendah pada domain nyeri dikedua kelompok subjek.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue