cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
FKIP e-PROCEEDING
Published by Universitas Jember
ISSN : 25275917     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 26 Documents
Search results for , issue "2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL " : 26 Documents clear
ADAPTASI BUDAYA BANYUWANGI (Kajian Ecoculture dalam Novel karya Hasnan Singodimayan) Lesmana, Iga Bagus
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan karya sastra tidak lepas dari budaya yang mengelilingi karya tersebut.Jika sastra terlahir dari budaya, maka sejatinya sastra adalah adaptasi dari budaya tertentu.Hasnan Singodimayan, budayawan asal Banyuwangi menulis beberapa novel yang mengangkat tema budaya daerah Banyuwangi dalam karya-karyanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan adaptasi budaya Banyuwangi dalam novel karya Hasnan Singodimayan dengan menggunakan kajian Ekologi Budaya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah ecoculture Julian H Steward. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif, pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, dan penganalisisan data menggunakan contentan analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cerita dalam novel karya Hasnan Singodimayan mengadaptasi budaya-budaya Banyuwangi yang dimodifikasi dan tidak logis.
CERITA-CERITA AIR DI KAWASAN PANTURA JAWA TIMUR: Pola Kekerabatan Sastra dan Paradoks Teks-Konteks Mashuri, Mashuri
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian cerita-cerita air di Pantai Utara (Pantura) Jawa Timur ini menggunakan elaborasi teori tipe­motif, arkeo-genealogi pengetahuan, dan tafsir kebudayaan. Tujuannya untuk memperoleh pola kekerabatan cerita-cerita air di subkultur pesisiran dan paradoks teks-konteks seputar kesenjangan dan keretakan epistemologis dalam kesejarahan dan tafsir sosiokulturalnya. Dalam hal ini digunakan metode perbandingan. Hasilnya, dari rekonstruksi tiga puluh cerita air di Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya ditemukan lima tipe-motif yang menjadi penanda kekerabatan, meliputi berdasar benda, tabu/larangan, hewan luar biasa, suatu perbuatan/ujian, dan tipe orang tertentu. Beberapa cerita air menyimpan paradoks teks-konteks, karena terdapat pemaknaan yang menyimpang dan bertolakbelakang antara cerita dengan konteks, yang meliputi sakralitas sebagai ancaman, nilai-nilai penjaga lingkungan yang tak berlaku, dan tabu yang dilanggar. Paradoks tersebut muncul setelah melewati proses panjang dalam dialektika waktu dan ruang, sehingga menempatkan cerita air yang berfungsi sebagai memori kolektif dan parameter ideal berposisi ambivalen. Jarak cerita air dengan mesyarakat terkesan karib sekaligus berjarak, bahkan melampaui kondisi­kondisi riilnya, karena berada di jalan silang atau ruang lain dalam tarikan berbagai kepentingan di masyarakat. Dengan menguak paradoks cerita-cerita air, dapat diketahui problem sosiokultural yang bisa dijadikan sebagai modal pembelajaran dalam memahami tradisi dan warisan terkait dengan kesinambungan tata nilai dan kelestarian ekologi, sekaligus berikhtiar menjadikannya sebagai konklusi strategis seiring dengan perubahan, perkembangan dan semangat zaman. Kata kunci: cerita air, Pantai Utara Jawa, pola kekerabatan sastra, paradoks sosiokultur
KAJIAN EKOLOGI SASTRA (EKOKRITIK) DALAM ANTOLOGI PUISI MERUPA TANAH DI UJUNG TIMUR JAWA Syifa, Nurul; Putri, Vera Soraya
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra menjadi media bagi penyair untuk menyampaikan pemikiranPemikiran tersebut salah satunya didasarkan pada hasil pengamatan terhadap lingkungan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa puisi juga terkait dengan keilmuan lain. Salah satu bidang ilmu yang dapat terkait dengan karya sastra adalah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mengaji hubungan organisme dengan lingkungan. Paradigma ekologi terhadap kajian sastra merupakan bentuk penerapan pendekatan ekologi dalam memandang sebuah karya sastra. Dalam pandangan ekologi, eksistensi organisme dipengaruhi oleh lingkungannya atau ada hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya. Perjumpaan konsep ekologi dan karya sastra tersebut melahirkan suatu bentuk konsep ekokritik. Ekokritik merupakan kajian hubungan antara sastra dan lingkungan fisik. Kajian ini difokuskan pada dua judul puisi yang terdapat dalam antologi puisi Merupa Tanah di Ujung Timur Jawa. Puisi yang dikaji berjudul Hodo dan Dialog Keluarga Petani. Kedua puisi tersebut menggambarkan adanya usaha yang dilakukan oleh manusia ketika alam atau lingkungan yang menjadi tempat mereka hidup berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup mereka. Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang saling bergantung dan memengaruhi. Ketika alam menunjukkan gejala yang tidak seimbang dalam kehidupan ekosistemnya, maka manusia yang hidup berdampingan dengannya, secara alamiah akan melakukan tindakan-tindakan penyeimbangan. Kata kunci: Ekologi, Sastra, Puisi
KAJIAN EKOLOGI SASTRA (EKOKRITIK) DALAM ANTOLOGI PUISI MERUPA TANAH DI UJUNG TIMUR JAWA Nurul Asyifa; Vera Soraya Putri
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra menjadi media bagi penyair untuk menyampaikan pemikiranPemikiran tersebut salah satunya didasarkan pada hasil pengamatan terhadap lingkungan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa puisi juga terkait dengan keilmuan lain. Salah satu bidang ilmu yang dapat terkait dengan karya sastra adalah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mengaji hubungan organisme dengan lingkungan. Paradigma ekologi terhadap kajian sastra merupakan bentuk penerapan pendekatan ekologi dalam memandang sebuah karya sastra. Dalam pandangan ekologi, eksistensi organisme dipengaruhi oleh lingkungannya atau ada hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya. Perjumpaan konsep ekologi dan karya sastra tersebut melahirkan suatu bentuk konsep ekokritik. Ekokritik merupakan kajian hubungan antara sastra dan lingkungan fisik. Kajian ini difokuskan pada dua judul puisi yang terdapat dalam antologi puisi Merupa Tanah di Ujung Timur Jawa. Puisi yang dikaji berjudul Hodo dan Dialog Keluarga Petani. Kedua puisi tersebut menggambarkan adanya usaha yang dilakukan oleh manusia ketika alam atau lingkungan yang menjadi tempat mereka hidup berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup mereka. Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang saling bergantung dan memengaruhi. Ketika alam menunjukkan gejala yang tidak seimbang dalam kehidupan ekosistemnya, maka manusia yang hidup berdampingan dengannya, secara alamiah akan melakukan tindakan-tindakan penyeimbangan. Kata kunci: Ekologi, Sastra, Puisi
METAFORA ONTOLOGIS BAHASA JAWA AREKAN: STUDI SEMANTIK KOGNITIF DALAM ACARA POJOK KAMPUNG JTV Yoga Yolanda
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap ragam metafora ontologis yang dipakai jurnalis dalam menyajikan berita menggunakan bahasa Jawa Ngoko Dialek Suroboyoan atau disebut juga sebagai bahasa Jawa Arekan. Metode yang dipakai adalah kualitatif dengan perspektif teori semantik kognitif. Data penelitian ini adalah tuturan metafora ontologis dari siaran berita Pojok Kampung episode 19 November 2018 di stasiun televisi JTV. Data tersebut dikumpulkan dengan teknik rekam dan teknik simak bebas libat cakap lalu dilanjutkan dengan teknik catat. Melalui penelitian ini diperoleh bahwa metafora ontologis dalam Pojok Kampung dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk konseptualisasi, yakni (1) entitas abstrak sebagai objek fisik, (2) peristiwa sebagai objek fisik, (3) tindakan sebagai objek fisik. Kata kunci: Metafora ontologis, Pojok Kampung, semantik kognitif.
PEMANFAATAN POTENSI LINGKUNGAN DAN BUDAYA LOKAL DALAM PENDIDIKAN BAGI GENERASI MILENEAL Imam Suyitno
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam era globalisasi ini, tuntutan perubahan dalam sistem pendidikan merupakan suatu keniscayaan. Pendidikan konvensional yang hanya berjalan berdasarkan pada pengalaman masa lampau tidak akan mampu menjawab tantangan perubahan yang sangat cepat. Pendidikan harus mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi pelajar. Pengalaman tersebut dapat dicapai apabila sistem pembelajaran berorientasi pada kebutuhan pelajar dalam kehidupan bermasyarakat masa kini dan masa depan. Mekanisme pembelajaran harus dapat membangkitkan gairah belajar dan mendorong pelajar untuk mencari, menemukan, dan mempraktikkan pengalaman belajarnya dalam kehidupan nyata. Pembelajaran harus dibangun secara lebih kreatif dan inovatif untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, kepedulian dalam belajar, dan sikap analitis dan kritis pada diri pelajar sehingga mereka dapat menerima dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya. Pelajar akan bertindak secara aktif dan proaktif dalam belajar karena mereka sadar belajar dan tumbuh kemauan untuk memenuhi kebutuhannya (Suyitno, 2016).
CERITA-CERITA AIR DI KAWASAN PANTURA JAWA TIMUR: Pola Kekerabatan Sastra dan Paradoks Teks-Konteks Mashuri Indonesia
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian cerita-cerita air di Pantai Utara (Pantura) Jawa Timur ini menggunakan elaborasi teori tipe­motif, arkeo-genealogi pengetahuan, dan tafsir kebudayaan. Tujuannya untuk memperoleh pola kekerabatan cerita-cerita air di subkultur pesisiran dan paradoks teks-konteks seputar kesenjangan dan keretakan epistemologis dalam kesejarahan dan tafsir sosiokulturalnya. Dalam hal ini digunakan metode perbandingan. Hasilnya, dari rekonstruksi tiga puluh cerita air di Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya ditemukan lima tipe-motif yang menjadi penanda kekerabatan, meliputi berdasar benda, tabu/larangan, hewan luar biasa, suatu perbuatan/ujian, dan tipe orang tertentu. Beberapa cerita air menyimpan paradoks teks-konteks, karena terdapat pemaknaan yang menyimpang dan bertolakbelakang antara cerita dengan konteks, yang meliputi sakralitas sebagai ancaman, nilai-nilai penjaga lingkungan yang tak berlaku, dan tabu yang dilanggar. Paradoks tersebut muncul setelah melewati proses panjang dalam dialektika waktu dan ruang, sehingga menempatkan cerita air yang berfungsi sebagai memori kolektif dan parameter ideal berposisi ambivalen. Jarak cerita air dengan mesyarakat terkesan karib sekaligus berjarak, bahkan melampaui kondisi­kondisi riilnya, karena berada di jalan silang atau ruang lain dalam tarikan berbagai kepentingan di masyarakat. Dengan menguak paradoks cerita-cerita air, dapat diketahui problem sosiokultural yang bisa dijadikan sebagai modal pembelajaran dalam memahami tradisi dan warisan terkait dengan kesinambungan tata nilai dan kelestarian ekologi, sekaligus berikhtiar menjadikannya sebagai konklusi strategis seiring dengan perubahan, perkembangan dan semangat zaman. Kata kunci: cerita air, Pantai Utara Jawa, pola kekerabatan sastra, paradoks sosiokultur
SASTRA TIMUR JAWA DALAM KONTEKS PERKEMBANGAN SASTRA DI JAWA TIMUR DAN NUSANTARA Akhmad Taufiq
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sastra Timur Jawa dengan demikian, seperti yang dinyatakan oleh kurator, ia ingin memberikan penegasan iktikad untuk menangkap dan merefleksikan geliat kebudayaan yang terjadi di bagian timur pulau Jawa.[1] Sebuah geliat kebudayaan yang penting dicatat, tidak sekadar sebagai mozaik sejarah; melainkan sebagai penanda sejarah kebudayaan itu sendiri. Di ujung timur Jawa telah terserak (baca:tersebar) suatu kreativitas dengan kekhasan khasanah kreatif sastranya, yang mampu menempuh jalan kebudayaannya sendiri. Sebuah jalan kebudayaan yang tidak dimaksudkan sebagai sebentuk resistensi; melainkan sebagai bentuk konstruksi identitas bagi khasanah kesastraan yang di(ter-) diamkan.
EKOLITERASI: DESAIN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERWAWASAN LINGKUNGAN Ahmad Syukron
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Kelangsungan hidup manusia sangat bergantung pada kelestarian alam. Akan tetapi, keharmonisan alam selama beberapa abad mulai terganggu karena sebagian manusia cenderung mengeksploitasi alam secara berlebihan. Selain itu, hampir setiap hari manusia juga menyisakan limbah-limbah anorganik yang tidak mudah didaur ulang oleh alam. Aktivitas pembelajaran di sekolah merupakan hulu dari sarana pembangunan SDM yang strategis dalam membentuk manusia yang berwawasan lingkungan. Dalam visi tersebut, ekoliterasi tepat untuk diskenariokan dan diintegrasikan dalam sebuah pembelajaran. Ekoliterasi dimaknai sebagai sebuah kegiatan literal yang bermuara pada pemahaman dan pembangunan sikap kritis terhadap kelestarian lingkungan. Melalui ekoliterasi, siswa akan dihabituasi untuk kritis, tanggap, dan inovatif terhadap masalah-masalah terkait komponen-komponen penyeimbang sebuah ekosistem, paling tidak di lingkungan tempat mereka tinggal. Kata kunci: ekoliterasi, pembelajaran bahasa Indonesia, lingkungan
KEARIFAN LOKAL SUMBER BELAJAR MENUMBUHKAN BERFIKIR KRITIS KREATIF INOVATIF Muji Muji; Arju Muti’ah; Anita Widjajanti
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Kegiatan penelitian dilakukan bertujuan menemukan asal sumber bahan bacaan yang mampu meningkatkan minat dan daya tarik pembelajar serta menumbuhkan daya nalar pembelajar mampu berfikir kritis, kreatif, dan inovatif. Latar pentingnya dilakukan penelitian, kualitas bahan bacaan yang dijadikan sumber belajar dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) rendah. Terkait konteks tersebut penelitian ini mempermasalahkan (i) bahan bacaan apa yang up to date untuk yang cocok untuk kebutuhan belajar pembelajar? dan bagaimanakah model bahan ajar yang mampu menumbuhkan pembelajar berfikir kritis, kreatif, dan inovatif. Desain penelitian yang dipilih adalah penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, dokumen, wawancara, dan angket. Instrumen penelitian ada lembar observasi, lembar angket, Hand Phone, dan WhatsApp . Data dianalisis menggunakan teknik evaluatif argumentatif, yaitu analisis kebutuhan belajar sesuai alam sekitar pembelajar tinggal di lokasi pembelajaran. Kata kunci: bahan ajar, kearifan lokal, kritis, kreatif, inovatif

Page 1 of 3 | Total Record : 26