cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Darussalam Nutrition Journal
ISSN : 25798588     EISSN : 25798618     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Darussalam Nutrition Journal (DNJ) is a scientific journal containing research articles in the scope of halal food science, nutrition and health, related to clinical nutrition, community nutrition, sports nutrition, molecular nutrition, nutritional biochemistry, functional food, and nutrition service and management.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2017): Darussalam Nutrition Journal" : 5 Documents clear
Hubungan antara asupan vitamin A, dan vitamin C dengan kadar hemoglobin pasien gagal ginjal kronik Yoni Wibowo
Darussalam Nutrition Journal Vol 1, No 2 (2017): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v1i2.1343

Abstract

 Chronic Renal Failure (CRF) is a disease that has a bad prognosis. It happens when the function of renal decreases gradually. One of the complications that often appears in CRF is anemia or the decrease of hemoglobin level in the blood that is related to the intake of  vitamin A and vitamin C. This research’s aims were to investigate the correlation between intake of vitamin A, vitamin C and hemoglobin level in hemodialysis. Type of the research was analytical observational research with cross-sectional approach. Subjects were obtained by consecutive sampling with total research subjects were 22 subjects. Percentages of vitamin A and vitamin C were obtained by recall 3x24 hour method, hemoglobin level was obtained by the Spectrophotometric method. While Pearson Product Moment was used to investigate the correlation. The percentages of outpatients who had an adequate intake of vitamin A  and vitamin C were 68,2% and 4,5% respectively. Meanwhile, most of the patients had low hemoglobin level which was 86,4%. There was not any correlation between intake of vitamin A and vitamin C with hemoglobin level.
PERBEDAAN ASUPAN LEMAK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA PADA SISWA DENGAN STATUS GIZI OVERWEIGHT DAN NON-OVERWEIGHT Della Ardyana; Muwakhidah Muwakhidah; Wahyuni Wahyuni
Darussalam Nutrition Journal Vol 1, No 2 (2017): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v1i2.1345

Abstract

ABSTRACT The accumulation of fat in the body with lack of physical activity will lead to overweight. This study aims to determine the differences of fat intake and exercise habits between overweight and non-overweight 82 students class X and XI at SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. This study was an observational study with cross sectional approach. Data collected include fat intake, exercise habits and nutritional status of overweight and non-overweight of students. Fat intake was measured using food recall form for 7 consecutive days. Exercise habits taken using a questionnaire of exercise habits. Total sample were 41 overweight and 41 non-overweight  students. Analysis of data using Independent T-test and Mann Whitney. The results showed that fat intake of overweight subjects categorized enough (56.1%) there are 23 subjects. Overweight subjects had less exercise during the week  which was 75.6%. Non-overweight subjects more of fat intake that categorized enough (<25%) which was 70,7% (29 subjects). Non-overweight subjects had good exercise during the week  which was 56.1% which was 23 subjects. There were no differences in fat intake between overweight and non-overweight students (p=0,227). There was a difference of exercise habits between overweight and non-overweight students at SMK Muhammadiyah 2 Surakarta (p = 0.001; OR=3.961). Lack of exercise can increase the risk factor of overweight nutritional status by 3,961 times compared to good exercise subjects. Keywords: fat intake, exercise habits, nutritional status, students, overweight. ABSTRAK Penumpukan lemak dalam tubuh dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap status gizi overweight. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan lemak dan kebiasaan olahraga pada 82 siswa kelas X dan XI dengan status gizi di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Data yang dikumpulkan meliputi asupan lemak, kebiasaan olahraga dan status gizi. Asupan lemak diukur dengan menggunakan form food recall 24 jam selama 7 hari. Kebiasaan olahraga diambil dengan menggunakan kuesioner kebiasaan olahraga. Jumlah sampel penelitian sebesar 41 siswa overweight dan 41 siswa non-overweight. Analisis data menggunakan uji beda yaitu Independent T-Test dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan asupan lemak subjek overweight termasuk kedalam kategori cukup (<25%) sebesar 56,1% yaitu 23 subjek. Subjek overweight banyak yang kurang olah raga rata-rata selama seminggu sebesar 75,6%. Subjek non-overweight lebih banyak mengkonsumsi asupan lemak dalam kategori yang cukup (<25%) yaitu 70,7% sebanyak 29 subjek. Subjek non-overweight lebih banyak yang sudah baik dalam melakukan olah raga selama seminggu yaitu 56,1% sebanyak 23 subjek. Tidak ada perbedaan asupan lemak pada siswa dengan status gizi overweight dan non-overweight (p=0,227). Ada perbedaan kebiasaan olah raga pada siswa dengan status gizi overweight dan non-overweight (p=0,001;OR=3.961). Kurangnya olahraga dapat meningkatkan faktor risiko status gizi overweight sebesar 3.961 kali dibandingkan dengan subjek yang olahraganya baik. Kata Kunci : asupan lemak, kebiasaan olahraga, status gizi, siswa, overweight.
EFEK TEMPE KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PREDIABETES Ayu Rahadiyanti; Tatik Mulyati
Darussalam Nutrition Journal Vol 1, No 2 (2017): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v1i2.1346

Abstract

ABSTRACT Prediabetes is a condition which precede diabetes melitus (DM). Diet is the most efective method to decrease blood glucose level. One of food that correlate to decrease blood glucose level is soy tempe. The purpose of study was proven effect of soy tempeh on blood glucose level in prediabetes. This study was pre experiment with pre test-post test design. The subjects were people in Srondol Kulon Semarang who taken by consecutive sampling. Total subjects was 18 people which was divided in 2 groups. The treatment group was given steam soy tempeh 150 gram per day during 14 days and control group wasn’t given soy tempeh. Fasting blood glucose level was measured before and after intervention using spectrophotometry method. During intervention, both of group recorded food intake using food record 14×24 hours and food recall 3×24 hours. Data was analyzed by Independent sample t-test, Mann Whitney test, and Wilcoxon test. Most of subjectsare 40 – 49 years old (72,73%) and obesity (88,89%). There was no difference energy and fiber intake in two groups before and after intervention. The decreasing of fasting blood glucose level in treatment group was 9,44+15,86 mg/dl and control group was 6,56+17,28 mg/dl. Analysis statistic showed that there wasn’t significant difference at decreasing of fasting blood glucose level in treatment group and control group. There was no diffference decreasing fasting blood glucose level between group which given steam soy tempeh 150 gram per day during 14 days with control group.  Key word : soytempeh, blood glucose, prediabetes ABSTRAK Prediabetes merupakan suatu keadaan yang mendahului timbulnya diabetes melitus (DM). Pengaturan diet merupakan cara yang efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah. Salah satu bahan makanan yang dihubungkan dengan penurunan kadar glukosa darah adalah tempe kedelai.Membuktikan pengaruh tempe kedelai terhadap kadar glukosa darah pada prediabetes. Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan rancangan pre test-post test design. Subjek penelitian adalah warga Kelurahan Srondol Kulon Semarang yang diambil secara consecutive sampling, besar sampel pada penelitian ini adalah 18 orang yang dibagi secara acak dalam 2 kelompok. Kelompok perlakuan diberi tempe kedelai sebanyak 150 gram/hari yang diolah dengan cara dikukus selama 14 hari sedangkan kelompok kontrol tidak diberi tempe kedelai. Kadar glukosa darah puasa diukur sebelum dan setelah intervensi menggunakan metode spektrofotometri. Selama intervensi, asupan makan kedua kelompok diperoleh dengan metode food record 14×24 jam dan food recall 3×24 jam. Analisis statistik yang digunakan adalah Independent sample t-test, Mann Whitney test,dan Wilcoxon test. Sebagian besar subjek berusia 40 – 49 tahun (72,73%) dengan status gizi obesitas (88,89%).Tidak terdapat perbedaan asupan energi dan serat pada kedua kelompok sebelum dan setelah intervensi.Pada kelompok perlakuan terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa sebesar 9,44+15,86 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol 6,56+17,28 mg/dl. Uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Tidak terdapat perbedaan penurunan kadar glukosa darah puasa secara bermakna antara kelompok yang diberi 150 gram tempe kedelai selama 14 hari dengan kelompok kontrol. Kata kunci : tempe kedelai, kadar glukosa darah, prediabetes
Asupan zat gizi dan perkembangan kognitif balita di wilayah Puskesmas Bugangan Kota Semarang Rachma Purwanti
Darussalam Nutrition Journal Vol 1, No 2 (2017): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v1i2.1340

Abstract

 Pemenuhan gizi pada masa balita penting untuk optimalisasi perkembangan kognitif pada masa tersebut dan berkaitan dengan kualitas hidup di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi (energi, protein, vitamin C, zat besi, zink, dan iodium) dengan perkembangan kognitif balita. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian adalah 61 balita berumur 48 – 60 bulan yang ada di wilayah Puskesmas Bugangan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan recall 2 x 24 jam. Perkembangan kognitif diukur dengan menggunakan kuesioner perkembangan kognitif yang mengacu pada Permendiknas No. 58 Tahun 2009. Analisis data yang digunakan meliputi uji deskriptif dan uji korelasi. Rerata umur balita adalah 52 bulan (±4,1) yang terdiri dari balita laki-laki sebanyak 48,2% dan perempuan sebanyak 50,8%. Asupan makan balita yang sebagian besar termasuk kurang antara lain: iodium, energi, vitamin C, dan zat besi dengan persentase masing-masing sebagai berikut: 100%; 77%; 57,4%; dan 52,5%; adekuat yaitu protein (70,5%), dan zink (59%). Tingkat perkembangan kognitif baik adalah sebanyak 57,4%. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan antara asupan energi, lemak, protein dan zink dengan perkembangan kognitif (p = 0,01; p = 0,03; p = 0,013; p = 0,03). Asupan energi, lemak, protein, dan zink berhubungan dengan perkembangan kognitif balita umur 48-60 bulan di wilayah Puskesmas Bugangan Kota Semarang. 
Perbedaan konsumsi sayur dan buah pada subjek normal dan penyandang diabetes mellitus tipe 2 Susi Nurohmi
Darussalam Nutrition Journal Vol 1, No 2 (2017): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v1i2.1344

Abstract

ABSTRACT High fat and low dietary fiber are poor eating habit that lead to the development of diabetes besides sedentary lifestyle. Dietary fiber has been known to have benefit effect for managing diabetes. Vegetables and fruit consumption can meet the demand of this dietary fiber requirment. This study aimed to identify difference of vegetables and fruits eating habit among normal and type 2 diabetes mellitus subects. Subjects participated in this study were 50-65 years old men and woman in normal condition or with type 2 diabetes mellitus, having menopause more than 1 year, and sign the informed concent as self willingness to participate in this study. Subjects suffered from type 1 diabetes mellitus, anemia, and using insulin therapy were excluded from type 2 diabetes mellitus group. Subjects having high level of fasting blood glucose (>125 mg/dL) and anemia would be excluded from normal group. The amounts of type 2 diabetes group were 35 subjects while normals were 37 subjects. Results showed that most of subjects were enough in vegetables consumption. There were 47.1% subjects in type 2 diabetes mellitus group consumed less than 3 portions of vegetables each day while normal subjects were just 13.5% from entire subjects. Most of type 2 diabetes mellitus subjects (76.5%) consumed less than 2 portions of fruits each day. The percentage of normal subjects taking more than 2 portions of fruits were 51.4%. We concluded that the consumption of vegetables and fruits among type 2 diabetes mellitus subjects was less than normal subjects.                                                                                                               Keywords: type 2 diabetes mellitus, vegetable, fruit, dietary fiber ABSTRAK Kebiasaan makan tinggi energi dan lemak serat rendah serat merupakan salah satu pemicu keadian diabetes selain juga rendahnya aktivitas fisik ataupun olah raga. Serat pangan diketahui memiliki efek terhadap penggunakan glukosa dalam tubuh. Asupan serat pangan ini dapat diperoleh dari produk-produk nabati terutama sayur dan buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan konsumsi sayur dan buah dan subjek normal dan penyandang diabetes mellitus tipe 2. Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pria atau wanita normal atau penyandang diabetes mellitus tipe 2 berusia 50-65 tahun, sudah menopause untuk wanita minimal 1 tahun, dan bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed concent. Kriteria eksklusi untuk kelompok subjek diabetes mellitus tipe 2 meliputi penyandang diabetes mellitus tipe 1, menderita anemia, dan menggunakan terapi insulin pada penyandang diabetes mellitus tipe 2. Adapun kriteria eksklusi untuk kelompok normal yaitu memiliki glukosa darah puasa >125 mg/dL atau penderita anemia. Sebanyak 35 orang pada kelompok diabetes  dan 37 orang pada kelompok normal memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi sayur sebagian besar subjek tergolong cukup (>3 porsi/hari) namun persentase konsumsi sayur dengan kategori kurang pada kelompok diabetes mellitus tipe 2 lebih besar (47.1%) dibandingkan dengan kelompok normal (13.5%). Sebagian besar subjek pada kelompok diabetes mellitus tipe 2 (76.5%) mengkonsumsi buah sebanyak <2 porsi/hari. Persentase subjek normal yang mengkonsumsi buah dalam kategori cukup (>2 porsi/hari ) sebesar 51.4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsumsi sayur dan buah pada kelompok subjek diabetes mellitus tipe 2 lebih rendah dibandingkan dengan subjek normal. Kata kunci: diabetes mellitus tipe 2, sayur, buah, serat.

Page 1 of 1 | Total Record : 5