cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Geo-Image Journal
ISSN : 22526285     EISSN : 25490362     DOI : -
Core Subject : Science,
This journal publishes original research and conceptual analysis of geography, geographical mapping science and technology and environmental sciences.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2013)" : 19 Documents clear
DETEKSI POTENSI KEKERINGAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN KLATEN Jamil, Dzulfikar Habibi
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana kekeringan di Kabupaten Klaten dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kurangnya data peta yang menyediakan informasi daerah potensial dilanda kekeringan turut berperan sebagai salah satu faktor penghambat penyelesaian masalah kekeringan. Penggunaan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk mendeteksi daerah berpotensi kekeringan. Data penginderaan jauh berupa citra Landsat 7ETM+ dapat mengidentifikasi kondisi kerpatan vegetasi dan kelembaban permukaan. Kerpatan vegetasi dapat diidentifikasi menggunakan transformasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), sedangkan kelembaban permukaan dapat diidentifikasi menggunakan transformasi Tasseled Cap yang menghasilkan Indeks Kecerahan dan Indeks Kebasahan. Parameter lain seperti curah hujan, kondisi akuifer serta jenis penggunaan lahan merupakan kondisi fisiografis yang berpengaruh terhadap keringan. Data-data tersebut dilakukan penggabungan, pengharkatan dan pembobotan sesuai tingkat pengaruhnya terhadap kekeringan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah berpotensi kekeringan terbesar terdapat di Kabupaten Klaten bagian selatan dan bagian tengah di antaranya: Kecamatan Bayat, Cawas, Wedi, Klaten Utara, Klaten selatan, Klaten Tengah, Kebonarum, Jogonalan dan Prambanan.Drought in Klaten from year to year continues to increase. Lack of data maps that provide information of potential drought-stricken areas contribute as one of the factors inhibiting the drought problem solving. The use of remote sensing data and GIS can be used to detect potential areas of drought. Remote sensing data such as Landsat 7ETM + kerpatan can identify the condition of vegetation and surface moisture. Kerpatan vegetation can be identified using the transformation of NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), while the surface moisture can be identified using the Tasseled Cap transformation that produces brightness index and wetness index. Other parameters such as rainfall, aquifer conditions and the type of land use is a condition affecting Physiographic drought. These data the merger, pengharkatan and weighting appropriate level of influence on the drought. The results of this study indicate that there are potential areas biggest drought in Klaten southern and central parts of which: Sub-Bayat, Cawas, Wedi, Klaten northern, southern Klaten, Central Klaten, Kebonarum, Jogonalan and Prambanan.
PERSEPSI MASYARAKAT PENAMBANG TRADISIONAL TERHADAP SUMBER DAYA MINYAK BUMI DI KAWASAN CEPU Jati, Kukuh Prasetiyo
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BENCANA ABRASI DENGAN PENANGGULANGANNYA DI DESA BULAKBARU KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA Jannah, Khusnatul
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENENTUAN LAJU EROSI DAERAH TANGKAPAN HUJAN WADUK WADASLINTANG TAHUN 2004 DAN 2008 Nursholeh, Alif
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Erosi adalah proses terlepasnya material batuan pada lapisan permukaan tanah oleh tenaga kinetik air, angin, es, dan aktivitas manusia. Daerah tangkapan hujan (DTH) Waduk Wadaslintang mengalami perubahan yang relatif dinamis ditinjau dari kondisi penutup lahan dan kondisi iklimnya, sementara pada musim tertentu wilayah tersebut dapat menimbulkan aktivitas erosi yang besar mengingat kondisi fisiografis dan jenis tanah DTH Waduk Wadaslintang peka terhadap erosi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju erosi didaerah tangkapan hujan (DTH) Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008. Metode analisis yang digunakan adalah metode gabungan antar Analisis Universal Soile Lose Equations (USLE) dengan Sistem 1nformasi Geografis (SIG). Hasil penelitan menunjukan pada tahun 2004 telah terjadi erosi yang cukup besar dengan nilai erosi sebesar 2.452,93 Ton dengan laju erosi mencapai 0,12 Ton/Ha/Th, sedangkan pada tahun 2008 jumla erosi lebih kecil yaitu sebesar 1.419,47 Ton pada laju erosi 0,07 Ton/Ha/Th. secara umum laju erosi tersebut menghasilkan tingkat erosi mulai dari sangat ringan hingga sangat berat yang tersebar dalam area seluas 19198,05 Ha. Dapat disimpulkan bahwa laju erosi DTH Waduk Wadaslintang mengalami penurunan sebesar 1.033,46 Ton/Ha/Th dalam laju erosi 0,12 dan 0,07 Ton/Ha/Th pada tahun 2004 dan 2008.Erosion is the process of the release of the rock material in the surface layer of the soil by the kinetic energy of water, wind, ice, and human activities. Rain catchment Reservoir Wadaslintang relatively dynamic changes in the review of the condition of land cover and climate conditions, while in certain seasons the region could lead to a major erosion events considering Physiographic conditions and soil types Reservoir Wadaslintang sensitive soil erosion. This study aimed to determine the rate of erosion of the rain catchment area Wadaslintang Reservoir in 2004 and 2008. The method of analysis used is the combination between Universal Analysis Soile Lose Equations (USLE) by Geographic 1nformasi Systems (GIS). Research results in 2004 showed there has been a substantial erosion of the value of 2452.93 tons erosion rate reached 0.12 tons / ha / Th, while in 2008 the quantity of erosion smaller the amount of 1419.47 tons on the erosion rate 0 , 07 tons / ha / Th. general erosion resulted in erosion rates ranging from very mild to very severe, spread in an area of ??19198.05 ha. It can be concluded that the rate of erosion Wadaslintang reservoir decreased by 1033.46 tons / ha / Th in the erosion rate 0.12 and 0.07 tons / ha / Year in 2004 and 2008.
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI DESA MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Raharja, Ganis Randy
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri. Sebagai pendukung kehidupan terpenting di wilayah pesisir dan kelautan, ekosistem mangrove mempunyai fungsi ekologis, biologis dan ekonomis. Oleh karena itu pengelolaan ekosistem mangrove tersebut tidak lepas dari keterlibatan masyarakat. Oleh karena itu pengelolaan ekosistem mangrove tersebut tidak lepas dari keterlibatan masyarakat. Populasi dalam penelitian ini yaitu Kepala Keluarga (KK) di Desa Mojo yaitu sebanyak 1963 jiwa dengan sampel sejumlah 97 KK yang dihitung menggunakan metode Slovin. Hasil penelitian menunjukkan 69,7% masyarakat Desa Mojo memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai ekosistem mangrove, untuk persepsi masyarakat mengenai ekosistem mangrove 95% masyarakat memiliki persepsi yang sangat baik, dan 42,5% masyarakat memiliki keterlibatan yang rendah dalam pengelolaan ekosistem mangrove. Pengetahuan dan persepsi masyarakat yang tinggi pada umumnya dimiliki oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan ekosistem mangrove tersebut sehingga berpengaruh pada tingkat keterlibatannya.Mangrove ecosystem is a natural system in place that reflect the ongoing life of the interrelationships between living things with their environment and living beings among themselves. As a supporter of lifes most important coastal and marine areas, mangrove ecosystem has the function of ecological, biological and economical. Therefore mangrove ecosystem management can not be separated from community involvement. Therefore mangrove ecosystem management can not be separated from community involvement. The population in this study is the Head of Family (KK) in the village of Mojo as many souls with a sample of 1963 a total of 97 households were calculated using Slovin. The results showed 69.7% villagers Mojo has a high knowledge of the mangrove ecosystem, to the perception of the public about 95% of the mangrove ecosystem has a very good perception, and 42.5% of people have a low involvement in the management of mangrove ecosystems. Knowledge and perception of high society generally owned by people who live close to the mangrove ecosystem that influence the level of involvement.
IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN PETANI DI KAWASAN RAWAN GENANGAN BANJIR MELALUI PENDEKATAN SUSTANABLE LIVELIHOODS Sulistiyanto, Tito Indra
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petani merupakan bentuk mata pencaharian yang digeluti oleh mayoritas masyarakat di Desa Bulung Cangkring Kabupaten Kudus. Bencana alam berupa banjir membuat petani di desa tersebut mengalami kondisi krisis, dimana mereka tidak dapat bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang muncul yaitu untuk mengetahui tingkat kerentanan petani dan upaya pemenuhan kebutuhan oleh petani di kawasan rawan genangan banjir. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah semua komponen yang berada di Desa Bulung Cangkring Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Informan dalam penelitian ini adalah petani di Desa Bulung Cangkring. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara analisis domain dan analisis taksonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertanian di daerah penelitian masih dalam bentuk pertanian budaya. Kerentanan sumber daya alam yang disebabkan langsung oleh datangnya banjir yang menggenangi lahan pertanian. Pada sumber daya manusia, tingkat pendidikan petani rata-rata masih rendah, yang berdampak pada sifat petani yang sulit diarahkan. Sumber daya keuangan mempunyai kerentanan berupa kurangnya modal yang dimiliki petani untuk menggarap lahan pertanian. Sumber daya fisik tidak terlalu memberikan sumbangan kerentanan kepada petani karena baik aset pribadi maupun umum dinilai baik. Farmers is a form of livelihood cultivated by the majority of the people in the village Bulung Cangkring Kudus District. Natural disasters such as floods make the peasants in the village is experiencing a crisis, where they can not grow crops to make ends meet. The purpose of this study was to answer the research question will be to test the vulnerability of farmers and addressing the needs of farmers in areas prone to flood inundation. The scope of this research is all the components are in the Village District Bulung Cangkring Jekulo Kudus District. Informants in this study is a farmer in the village of Bulung Cangkring. Data were collected through interviews, observation, and documentation. Data were analyzed by analysis of the domain and taxonomic analysis. The results of this study indicate that agriculture in the study area is in the form of agricultural culture. Vulnerability of natural resources caused directly by the flood that inundated farmland. In human resources, the level of education of farmers on average is low, the impact on farmers properties that are difficult directed. Financial resources in the form of lack of capital has vulnerabilities growers to cultivate agricultural land. Physical resources contributed less susceptibility to farmers because both private and public assets rated as good.
ANALISIS KETERSEDIAAN DAN POLA SEBARAN SPASIAL FASILITAS KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN REMBANG Nata, Deny Ardhi
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ANALISIS PERUBAHAN KERAPATAN VEGETASI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH Aftriana, Careca Virma
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR PENDUDUK AKIBAT PENURUNAN MUKA AIR SUMUR DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL Bahtiar, M. Yusuf
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini meliputi: (1) mengetahui kondisi penurunan muka air sumur Desa Banjaranyar; dan (2) mengetahui upaya penduduk dalam memenuhi kebutuhan air akibat penurunan muka air sumur di Desa Banjaranyar. Berdasarkan hasil pengukuran muka air sumur pada bulan Februari dan bulan Agustus, dapat disimpulkan permasalahan penurunan muka air sumur di Desa Banjaranyar disebabkan kondisi kedalaman dasar sumur dari permukaan tanah terlalu dangkal yaitu 2-8 m. Kondisi tersebut menyebabkan penduduk kesulitan mencari air bersih pada musim kemarau. Adapun indikator penurunan muka air sumur Desa Banjaranyar disebabkan penggunaan air penduduk yang sangat tinggi yaitu 144,86 Liter/hari/orang, penggunaan tersebut berada di atas rata-rata kebutuhan air rumahtangga menurut Nurlaela (2010: 26) yaitu 60-70 liter/hari/orang. Apabila hal ini terus dilakukan maka lama kelamaan air sumur di Desa Banjaranyar akan habis pada musim kemarau. Upaya yang dilakukan penduduk dalam memenuhi kebutuhan air akibat penurunan muka air sumur dengan cara membeli air PDAM dengan harga 130.000,00, menguras sumur dengan biaya 50.000,00 sehingga akan menambah beban pengeluaran penduduk ditiap tahunnya, dan penduduk memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air tiap hari dengan resiko terkena penyakit gatal.The purpose of this study include: (1) knowing conditions subsidence face of water wells Banjaranyar Viillage; and (2) knowing community effort in water needs subsidence to water wells effect in Banjaranyar Village. Result by measurement face water wells in Februari month and Agustus month, it can be concluded problem subsidence face of water weels in Banjaranyar Village because condition depth of the weel from ground level very shallows namely 2-8 m. The condition causes people trouble finding water in the dry season. Indicator as for subsidence face water wells Banjaranyar Village cause water consumption of high society namely 144,86 Liter/day/person. The use of is above the average household water demand 60-70 liter/day/person by Nurlaela (2010: 26). If this continues them water wells over exhausted in dry season. Community efforts to meet water needs of water wells effects is buy water taps with prices 130.000,00,drain wells with cost 50.000,00, so it will add to the burden of the expenditure in annually, and people utilize the river water to meet the water needswith the risk of disease itch
ANALISIS PERUBAHAN KERAPATAN VEGETASI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/geoimage.v2i2.2188

Abstract

Kota merupakan pusat dari berbagai macam aktivitas manusia. Semakin bertambahya kebutuhan manusia akan pemanfaatan lahan dapat menengurangi tingkat kerapatan vegetasi yang ada. Penggunaan data digital penginderaan jauh memungkinkan penyadapan data sebaran kerapatan vegetasi pada tiap jenis penggunaan lahan. Identifikasi kerapatan vegetasi dapat dilakukan dengan cepat dengan cara interpretasi citra secara digital menggunakan transformasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Obyek dalam penelitian ini adalah kerapatan vegetasi secara multitemporal waktu tahun 1989, 2000, dan 2012 Kota Semarang. Lokasi penelitian berada di Kota Semarang yang terdiri dari 16 Kecamatan. Variabel penelitian ini meliputi Kerapatan vegetasi dengan nilai NDVI di Kota Semarang tahun 1989, 2000, 2012 serta perubahan  kerapatan vegetasi Kota Semarang. Pengambilan sampel secara menyeluruh di Kota Semarang menggunakan GPS (Global Positioning System). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa citra Landsat tanggal perekaman 9 Mei tahun 2012, setelah diinterpretasikan dan dilakukan cek lapangan mempunyai ketelitian sebesar 85,34%. Menurut hasil interpretasi citra Landsat tahun 1989, 2000, dan 2012 yang ditransformasikan dengan NDVI dengan klasifikasi menjadi 5 kelas kerapatan vegetasi diketahui bahwa pada tahun 1989-2012 terjadi perubahan kerapatan vegetasi pada masing-masing kelas The city is the center of a variety of human activities . Bertambahya growing human need for land use can menengurangi density of existing vegetation . The use of remote sensing digital data allow extracting data on the distribution of vegetation density of each type of land use . Identification of vegetation density can be done quickly by means of digital image interpretation by using transformation NDVI ( Normalized Difference Vegetation Index ) . Objects in this study is the density multitemporal vegetation period 1989, 2000 , and 2012 the city of Semarang . Study site is located in the city of Semarang is composed of 16 districts. Variables of the study include the density of vegetation NDVI values ​​in Semarang in 1989, 2000 , 2012 as well as changes in vegetation density Semarang . Full sampling in the city of Semarang using GPS ( Global Positioning System ) . Based on the results of the study show that the Landsat image recording dated May 9, 2012 , as interpreted and performed field checks have amounted to 85.34 % accuracy . According to the interpretation of Landsat imagery of 1989 , 2000 , and 2012 were transformed with the NDVI classification into 5 classes of vegetation density is known that in the year 1989-2012 vegetation density changes in each class .

Page 1 of 2 | Total Record : 19