cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Geo-Image Journal
ISSN : 22526285     EISSN : 25490362     DOI : -
Core Subject : Science,
This journal publishes original research and conceptual analysis of geography, geographical mapping science and technology and environmental sciences.
Arjuna Subject : -
Articles 419 Documents
PENGARUH ABRASI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI TAMBAK DI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Ismail, Cakrawala Singka; Hariyanto, Hariyanto; Suharini, Erni
Geo-Image Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KOEFISIEN DASAR BANGUNAN OLEH PEMUKIM DI PERUMAHAN BUKIT SEMARANG BARU KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG Pratomo, Joko
Geo-Image Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of in this research are: 1)Understanding the implementation. Building coverage home in the Housing BSB District of Mijen Semarang City, 2) Analyzing the forms of violation building coverage in Housing BSB and why, 3) Creating a map of the landing priority handling of violations building coverage in Housing BSB District of Mijen Semarang City. Technical analysis of the data in this research is descriptive analysis and quantitative descriptive percentage. Results of the research: 1) as much as 67% of residents in housing policy violates BSB KDB. 2) Shape Housing policy violations building coverage in Housing BSB is the beginning of the construction of homes and home renovation. 3) The reason for Housing Policy violations building coverage in BSB is the knowledge of this policy of the Semarang City, home renovation, length of stay and number of occupants. 4) Map landing priority handling building coverage violation split over 3 levels.
KESESUAIAN LAHAN PEMUKIMAN PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI Zebyan, Denny; Sunarko, Sunarko; Suroso, Suroso
Geo-Image Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selection of an appropriate location for the settlement of significant importance in the spatial aspect, because mentukan durability of the building, economic value, and the impact of settlements on the surrounding environment (Sutikno, 1982). issues to be examined is whether the wetland is converted to residential land in the District of Pati regency Juwana according to land suitability settlement. Of these problems, this study aims to determine the suitability of residential land on the former wetland in District JuwanaPati regency. The area that became the object of research is the District JuwanaPati regency, which includes 27 villages that will be used as a study area, a source of research data kemiringinan slope and depth of the groundwater, such as data collection methods: observation and documentation, data analysis technique by describing. Based on the data obtained to determine the suitability class residential land in District Juwana. The results obtained, discussions were held on the following results in the District Land Condition Juwana only has one class of slope, and two classes depth of the groundwater. For land suitability classes based on research data can be seen that the District Juwana has one class of residential land suitability ie S1 (very appropriate).
SEBARAN SPASIAL LAJU INFILTRASI SEBAGAI UPAYA MENGURANGI DEGRADASI LINGKUNGAN DI DAS BERINGIN Nawawi, Muhammad; Sanjoto, Tjaturahono Budi
Geo-Image Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alih  guna lahan  hutan  menjadi  lahan  pertanian  akan  mempengaruhi  kuantitas  dan kualitas pada tata air pada DAS yang akan lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir. Pada keadaan normal, aliran air tanah langsung masuk ke sungai yang terdekat (Asdak, 1995). Sebagai suatu  kesatuan tata air DAS dipengaruhi  kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan  dan  daerah  resapan  air  yang  di  banyak  tempat  rawan  terhadap  ancaman  gangguan manusia.  Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui kondisi laju infiltrasi di DAS Beringin (2) mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap laju infiltrasi di DAS Beringin. (3) menganalisis sebaran  spasial  infiltrasi  sebagai  upaya  mengurangi  degradasi  lingkungan  di  DAS  Beringin. Variabel  penelitian  ini  diantaranya  data topografi,  curah  hujan,  jenis  tanah,  dan  penggunaan lahan. Pengambilan data dilakukan dengan metode dokumen, observasi lapangan dan pengukuran sampel.  Teknik  analisis  yang  digunakan  adalah  tumpang  susun  (overlay),  dan  membandingkan hasil  analisis  spasial  dengan  uji  sampel  lapangan  (komparasi).  Hasil  penelitian  menunjukkan faktor - faktor  yang  mempengaruhi  tingkat  infiltrasi  meliputi:  tingkat  kemiringan  lereng,  curah hujan,  jenis  tanah  dan  tipe  penggunaan  lahan,  dimana  penggunaan  lahan  merupakan  faktor terbesar yang mempengaruhi tingkat infiltrasi di DAS Beringin, dari data penelitian menunjukkan masih ada 43,2% penggunaan hutan. Dari keseluruhan luas DAS Beringin 3.035 hektar. Sebaran spasial tingkat infiltrasi yang diperoleh melalui analisis Sistem Informasi Geografis dan uji sampel yaitu: tingkat infiltrasi kategori lambat 610 ha, agak lambat 446 ha, sedang 145 ha, agak cepat 334 ha, dan cepat 1.499 ha Use change of forest land into agriculture will affect the quantity and quality of the water in thewatershed layout that will be felt by the people in downstream areas. In normal conditions, groundwater flowdirectly into the nearest river (Asdak, 1995). As a whole watershed hydrology particularly influenced by the condition of the upstream catchment biophysical conditions and area of water diffusion in many places prone to the threat of human interference.Purpose of this research is: ( 1) knowing fast condition infiltrate in Beringin drainage basin. ( 2) knowing factor having an effect on to accelerateing to infiltrate in Beringin drainage basin.(3)  analysing  swampy  forest  of  spasial  infiltrate  as  effort  lessen  environmental  degradation in  Beringin drainage  basin.  This  Research  variable  such  as:  topography  data,  rainfall,  ground  type,  and  land  usage. Intake  of  data  conducted  with  documentation  method,  field  observation  and  measuring  sample.  Analysis technique the used is joining with others to compile ( overlay), and compare result of analysis of spasial with test  of  sampel  field  (  komparasi).  Result  of  research  show  factors  influencing  level  infiltrate  such  as:  level inclination of bevel, rainfall, ground type and type land usage, where is usage of farm represent biggest factor which influence level infiltrate in Beringin drainage basin, from research data show there [is] still 43,2% usage of forest. From wide of entirety Basin Beringin 3.035 hectare. Spasial spread level infiltrate which is obtained through  Geographical  Information  systems  analysis  and  sample  experiment  that  is:  level  infiltrate  tardy category 610 ha, rather tardy 446 ha, in a rage is 145 ha, rather quickly 334 ha, and quickly 1.499 ha.
PENDUGAAN ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT JAWA PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA AQUA MODIS Kurniawati, Febryna
Geo-Image Vol 4 No 2 (2015)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh digunakan untuk menentukan zona potensi penangkapan ikan pelagis kecil. Analisis multitemporal digunakan untuk mengetahui dinamika suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a berdasarkan data Aqua MODIS. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui dinamika suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a di perairan Laut Jawa pada musim Barat dan musim Timur, 2) mengetahui distribusi spasial zona potensi penangkapan ikan pelagis kecil di perairan Laut Jawa pada musim Barat dan musim Timur, 3) Mengetahui hasil tangkapan ikan pelagis kecil pada musim barat dan musim timur. Pendugaan zona potensi penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan suhu permukaan laut (26-29 ºC) dan konsentrasi klorofil-a (0,5-2,5 mg/m³) melalui analisis overlay GIS. SPL rata-rata bulanan di perairan Laut Jawa pada musim Barat berkisar 29,06-30,63 ºC dan pada musim Timur berkisar 29,65-30,98 ºC. Dinamika suhu permukaan laut di perairan Laut Jawa dipengaruhi pola angin musim. Konsentrasi klorofil-a rata-rata bulanan di perairan Laut Jawa pada musim Barat berkisar 0,46-1,00 mg/m³ dan pada musim Timur berkisar 0,65-0,79 mg/m³. Dinamika konsentrasi klorofil-a di perairan Laut Jawa menunjukkan penurunan dari pesisir menuju perairan lepas pantai dengan kisaran 0,50-1,00 mg/m³. Pada musim Barat distribusi spasial zona potensi penangkapan ikan pelagis kecil membentuk cluster warna merah berukuran kecil dan tersebar di bagian Barat perairan Laut Jawa dan beberapa tersebar di bagian Timur perairan Laut Jawa. Pada musim Timur distribusi spasial zona potensi penangkapan ikan pelagis kecil membentuk cluster warna merah berukuran besar di bagian Timur perairan Laut Jawa dan beberapa tersebar di bagian Barat perairan Laut Jawa. Suhu permukaan laut memiliki pengaruh besar dalam persyaratan hidup ikan pelagis kecil dibanding akumulasi konsentrasi klorofil-a. Saran dan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti setelah penelitian ini adalah informasi mengenai tangkapan ikan sebaiknya dilengkapi dengan referensi geografis daerah penangkapan jenis ikan dan pemanfaatan zona potensi penangkapan ikan pelagis kecil efektif digunakan oleh nelayan modern yang menggunakan kapal dengan kemampuan mesin lebih dari 5 GT.
DAMPAK SPASIAL PERKEMBANGAN PABRIK ROKOK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS Aprianto, Sula Ari; Juhadi, Juhadi; Harianto, Harianto
Geo-Image Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kontribusi  sektor  industri  terhadap  pendapatan  nasional  menggambarkan  sejauh  mana tinggkat  industrialisasi  telah  dicapai  oleh  suatu  negara.  Bagi  negara-negara  yang  sedang berkembang  peranan  sektor  pertanian  masih  dianggap  lebih  unggul  dan  mendominasi  seluruh kegiatan  sektor  ekonomi  lainnya.  Peranan  sektor  industri  belum  mampu  mengungguli  sektor pertanian yang hampir memberikan sumbangan lebih dari separuh terhadap pendapatan nasional bruto.  Tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui pola sebaran spasial pabrik rokok, proses spasial pabrik rokok dan dampak spasial perkembangan pabrik rokok terhadap lahan Pertanian di Kabupaten  Kudus.  Data  dikumpulkan  dengan  cara  dokumentasi  dan  observasi.  Data  penelitian dianalisis  menggunakan  teknik  analisis  Sistem  Informasi  Geografi  (SIG),  analisis  temporal   dananalisis  deskriptif.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  perubahan  lahan  pertanian  oleh  pabrik rokok  di  Kabupaten  Kudus  yang  mengalami  peningkatan  yang  terjadi  pada  tahun  1998  sampai tahun  2010.  Pola  spasial  perkembangan  pabrik  rokok  yang  terjadi  di  Kabupaten  Kudus  berpola spasial  secara  lompat  katak  hampir  di  seluruh  bagian  wilayah  lahan  pertanian  di  Kabupaten Kudus.  Proses  spasial  pabrik  rokok  dari  lahan  pertanian  teralih  guna  menjadi  pabrik  rokok  di Kabupaten  Kudus.  Simpulan  dari  penelitian  ini  adalah  memanfaatkan  lahan  yang  berada  di Kabupaten  Kudus  dengan  adanya  pabrik  rokok  di  lahan  pertanian.  Di  harapkan  pembangunan pabrik rokok lebih diarahkan ke lahan yang tidak subur atau non irigasi. Hal ini disebabkan jika perkembangan  spasial  pabrik  tidak  di  arahkan  pada  lokasi  tertentu.  Dampak  spasial  yang ditimbulkan akan terus mengurangi luasan lahan pertanian. Industrial  sectors  contribution  to  national  income  tinggkat  illustrates  the  extent  to  whichindustrialization  has been achieved  by a country.  For countries  emerging  role of  the agricultural sector  is stillconsidered superior  and  dominate  all activities of  other economic sectors.  The role of  the industrial sector  has not  been  able  to  surpass  the  agricultural  sector  contributing  almost  more  than  half  of  the  gross  national income.The  purpose  of  this  research  is  knowing  the  spatial  distribution  patterns  of  cigarette  factory,  process spatial cigarette factory and  spatial impact of smoking on the  cigarette factory  development of agriculture land in  the Kudus.  Data were collected by means of documentation and  observation. Data were technic analyzed using analysis of Geographic Information Systems (GIS), temporal analyzed and a descriptive analysis.  The results showed that changes in agricultural land  by  cigarette factory  at Kudus  has increased the occurred in 1998  until 2010. The spatial pattern of cigarette factory development  in the Kudus  leap frog spatial pattern in almost all parts of the agricultural land in Kudus District. Spatial processes of cigarette factory was use change from  agricultural   land to  cigarette  factory  in Kudus.  The conclusions  of  this study  is to utilize  land  located  inKudus cigarette factory in the presence of agricultural land. Expect cigarette factory building in more directed toland that is not  fertile  or  non-irrigated.  It  is caused when the spatial  development of  the plant  is not  directed to the location certain. Spatial impact generated will continue to reduce the area of agricultural land
ANALISIS SPASIAL DEBIT PUNCAK DAERAH ALIRAN SUNGAI BERINGIN DENGAN METODE RASIONAL Rifqi, Putra Muhammad; Setyowati, Dewi Liesnoor; Suroso, Suroso
Geo-Image Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to 1). Calculating peak discharge of BeringinWatershedby usingRational methode; 2.) Spatially Analyzingof peak discharge in Beringin Watershed.Peak discharge ( Qp ) calculated with the Rational methode Qp = 0,00278 .C .I .A using map overlay technique. Spatial technique analysis used to get the spatial information related to scatter peak discharge culmination of the condition of those three variable, namely the surface run off coefficients depend with human activity, value of the rain fall intensity and catchment area of every sub-watershed to the total discharge of Beringin Watershed.This research produce the top Beringin Watershed Qp amount 25,5 m3/swith five peak discharge of sub-watershed areasBeringin Watershed the highest peak discharge to the lowest successive, namely Demangan sub-watershed, Tikungsub-watershed, Dondong sub-watershed, Beringin hilir sub-watershed, and Gondoriyo sub-watershed with the each value is 10,8 m3/s (42,3 % ), 9,5 m3/s (37,3 %), 2,4 m3/s (9,4 %), 2,2 m3/s ( 8,6 %), and 0,6 m3/s (2,4%).The different condition of peak discharge Beringin Watershed spatial distribution may cause of somethings, as characteristic variation of run off coefficient value, total rainfall intencity that come in to the watersheed, and areas on each sub-watershed.
ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR WARGA DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Kusumaningrum, Ajeng; Setyaningsih, Wahyu
Geo-Image Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan zat mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Tidak ada satupun kehidupan di muka bumi ini dapat berlangsung tanpa adanya air. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui tingkat pencemaran bakteri Coliform pada sumur warga di Kecamatan Tembalang. (2) Untuk mengetahui persebaran pencemaran bakteri Coliform di Kecamatan Tembalang. Populasi penelitian ini adalah sumur gali. Sampel yang diambil sebanyak 20 sampel air sumur meliputi 7 sumur di Kelurahan Sendangguwo, 7 sumur di Kelurahan Mangunharjo, dan 6 sumur di Kelurahan Jangli. Variabel dalam penelitian ini meliputi kualitas air sumur (kandungan bakteri Coliform), lokasi septic tank, konstruksi sumur, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan bakteri Coliform. Lokasi penelitian di Kelurahan Sendangguwo, Kelurahan Mangunharjo, dan Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, pengukuran lapangan, dokumentasi, pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium serta metode analisis data berupa analisis spasial dan analisis komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelurahan yang memiliki keterdapatan bakteri Coliform terbanyak adalah Mangunharjo, dengan jumlah 104.800 MPN. Sedangkan kelurahan yang memiliki keterdapatan bakteri Coliform terkecil terdapat pada Kelurahan Sendangguwo, dengan jumlah 36.500 MPN. Wilayah yang mengandung bakteri Coliform yang termasuk dalam kategori air bersih kelas E yaitu sangat amat jelek karena mengandung Coliform >2400 MPN adalah seluruh Kelurahan Sendangguwo, Kelurahan Mangunharjo dan Kelurahan Jangli. Water is a substance essential for every living thing, and the cleanliness of the water is the main condition for ensuring health. None of life on this earth can take place without the presence of water Purpose of this study was: (1) to determine the level of contamination of coliform bacteria in the wells of residents in Distric Tembalang. (2) to know the distribution of coliform bacteria contamination in the Distric Tembalang. The study population was dug well. Sample taken 20 samples of well water include 7 Sendangguwo wells, 7 Mangunharjo wells, and 6 wells Jangli. Variables in this study include well water quality (coliform bacteria content), location of septic tanks, well construction, and environmental factors that affect the lives of coliform bacteria. Study sites in sub Sendangguwo, Mangunharjo, and sub-district Jangli, District Tembalang. Data collection methods used are observation, field measurements, documentation, sampling for laboratory tests as well as methods of data analysis in the form of spatial analysis and comparative analysis. The results showed that the highest levels of Coliform bacteria in Mangunharjo, the number 104.800 MPN. While with the smallest levels of Coliform bacteria in Sendangguwo, the number of 36.500 MPN. Regions that contain Coliform bacteria included in the category of clean water class E is very very bad because it contains Coliform >2400 MPN is a whole Sendangguwo, Mangunharjo and Jangli.
DETEKSI POTENSI KEKERINGAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN KLATEN Jamil, Dzulfikar Habibi
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana kekeringan di Kabupaten Klaten dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kurangnya data peta yang menyediakan informasi daerah potensial dilanda kekeringan turut berperan sebagai salah satu faktor penghambat penyelesaian masalah kekeringan. Penggunaan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk mendeteksi daerah berpotensi kekeringan. Data penginderaan jauh berupa citra Landsat 7ETM+ dapat mengidentifikasi kondisi kerpatan vegetasi dan kelembaban permukaan. Kerpatan vegetasi dapat diidentifikasi menggunakan transformasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), sedangkan kelembaban permukaan dapat diidentifikasi menggunakan transformasi Tasseled Cap yang menghasilkan Indeks Kecerahan dan Indeks Kebasahan. Parameter lain seperti curah hujan, kondisi akuifer serta jenis penggunaan lahan merupakan kondisi fisiografis yang berpengaruh terhadap keringan. Data-data tersebut dilakukan penggabungan, pengharkatan dan pembobotan sesuai tingkat pengaruhnya terhadap kekeringan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah berpotensi kekeringan terbesar terdapat di Kabupaten Klaten bagian selatan dan bagian tengah di antaranya: Kecamatan Bayat, Cawas, Wedi, Klaten Utara, Klaten selatan, Klaten Tengah, Kebonarum, Jogonalan dan Prambanan.Drought in Klaten from year to year continues to increase. Lack of data maps that provide information of potential drought-stricken areas contribute as one of the factors inhibiting the drought problem solving. The use of remote sensing data and GIS can be used to detect potential areas of drought. Remote sensing data such as Landsat 7ETM + kerpatan can identify the condition of vegetation and surface moisture. Kerpatan vegetation can be identified using the transformation of NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), while the surface moisture can be identified using the Tasseled Cap transformation that produces brightness index and wetness index. Other parameters such as rainfall, aquifer conditions and the type of land use is a condition affecting Physiographic drought. These data the merger, pengharkatan and weighting appropriate level of influence on the drought. The results of this study indicate that there are potential areas biggest drought in Klaten southern and central parts of which: Sub-Bayat, Cawas, Wedi, Klaten northern, southern Klaten, Central Klaten, Kebonarum, Jogonalan and Prambanan.
ANALISIS KAPASITAS INFILTRASI PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI KELURAHAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Agustina, Dewi; Setyowati, Dewi Liesnoor; Sugiyanto, Sugiyanto
Geo-Image Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 42 | Total Record : 419