Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis kandungan gizi pakan pellet yang diformulasikan dari bahan baku nabati berbeda terhadap kecukupan gizi ikan herbivora Muliani Muliani; Munawwar Khalil; Murniati Murniati; Rachmawati Rusydi; Riri Ezraneti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 2 (October, 2019)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v6i2.1636

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi dari pakan pelet yang diformulasikan dari bahan baku nabati yang berbeda dan sesuai dengan kecukupan gizi ikan herbivora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Analisis dengan pendekatan Kuantitatif dengan perlakuan sebagai berikut: A : pelet yang diformulasikan dari tepung daun kelor, B : pelet yang diformulasikan dari tepung daun pegagan, C : pelet yang diformulasikan dari tepung daun gamal, D: pelet yang diformulasikan dari tepung kedelai. Parameter uji dalam penelitian ini adalah kandungan gizi pakan seperti protein, karbohidrat, lemak abu dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi pakan yang paling baik terdapat pada pakan dari jenis tepung daun gamal dengan jumlah protein adalah 32,28%, karbohidrat 36,30%, lemak 8,45%, abu 10,77% dan air 12,20%. Selanjutnya pakan dari jenis tepung daun kelor dengan jumlah protein adalah 32,20%, karbohidrat 36,88%, lemak 6,97%, abu 11,85% dan Air 12,10%. Kemudian diikuti oleh pakan dari jenis tepung daun pegagan dengan jumlah protein adalah 28,33%, karbohidrat 34,67%, lemak 9,73%, abu 12,15% dan air 14,10% dan terakhir pakan dari jenis tepung biji kedelai dengan jumlah protein adalah 29,35%, karbohidrat 35,30%, lemak 13,08%, abu 11,28% dan air 12,10%.Kata kunci: pakan; gamal; kelor; pegagan; kedelaiAbstractThis study aims to determine the nutritional content of pellet feed which is formulated from different vegetable raw materials and following the nutritional adequacy of herbivorous fish. The method used in this study is Descriptive Analysis Method with Quantitative approach with the following treatment: A: pellets formulated from Moringa leaf flour, B: pellets formulated from gotu kola leaf flour, C: pellets formulated from gamal leaf flour, D: pellets formulated from soy flour. The test parameters in this study are feed nutrient content such as protein, carbohydrates, ash and water. The results showed that the best nutrient content in the diet of gamal leaf flour with the amount of protein was 32.28%, carbohydrate 36.30%, fat 8.45%, ash 10.77% and water 12.20 %. Furthermore, feed on the type of Moringa leaf flour with the amount of protein was 32.20%, carbohydrate 36.88%, fat 6.97%, ash 11.85% and water 12.10%. Then followed by feed from the type of gotu kola leaf flour with the amount of protein is 28.33%, carbohydrate 34.67%, fat 9.73%, ash 12.15% and water 14.10% and finally feed on the type of soybean flour with the amount of protein is 29.35%, carbohydrate 35.30%, fat 13.08%, ash 11.28% and water 12.10%.Keywords: feed; gamal; moringa; gotu kola; soybean
Efektivitas serbuk daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap bakteri Edwardsiella tarda Nurul Fajri; Eva Ayuzar; Riri Ezraneti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.334

Abstract

Penyakit adalah salah satu penghambat dalam mengembangkan produksi ikan nila. Satu dari bakteri yang berbahaya dalam budidaya ikan nila adalah Edwardsiella tarda. Penelitian ini dilakukan pada januari 2016 di laboratorium hatchery dan teknologi akuakultur, Prodi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas serbuk Phaleria macrocarpa untuk mencegah infeksi bakteri Edwardsiella tarda. Penelitian menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 5 perlakuan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk P. macrocarpa dapat menghambat pertumbuhan Edwardsiella tarda karena mengandung bahan antimikroba dengan diameter zona hambat 9,5 – 14,5 mm.Disease is one of the obstacles in achieving tilapia production targets. One of harmful bacteria types in tilapia fish farming is Edwardsiella tarda. This research was conducted on January 2016 held at the Laboratory of Hatchery and Aquaculture Technology, Aquaculture departement Agriculture Faculty Malikussaleh University. The purpose of this study was to determine the effectivenes Phaleria macrocarpa powder to prevent infection of bacteria Edwardsiella tarda. This research used experimental method, namely a completely randomized design (CRD) non factorial with five treatments within three replications. The results showed that the P. macrocarpa powder could inhibiting the growth of Edwardsiella tarda because it contained antimicrobial compounds with a clear zone formed 9.5-14, 5 mm.
Uji toksisitas serbuk daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap benih ikan nila (Oreochromis niloticus) Riri Ezraneti; Nurul Fajri
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 2 (October, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i2.325

Abstract

Ikan nila merupakan ikan yang hidup di air tawar, mudah dikembangbiakkan dan toleransinya tinggi terhadap perubahan lingkungan. Namun apabila lingkungan perairan mengalami penurunan kualitas akibat adanya pencemaran limbah baik organik maupun anorganik, maka organisme patogen seperti bakteri akan mudah berkembangbiak dan menyebabkan penyakit pada ikan. Phaleria macrocarpa adalah satu dari bahan antibiotik alami yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit pada ikan. Penelitian ini dilakukan pada janurai 2016 di laboratorium hatchery dan teknologi akuakultur programstudi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas P. Macrocarpa terhadap benih ikan Nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LC50 96 jam P. macrocarpa adalah 186.64 mg/l dan konsentrasi aman untuk benih ikan Nila adalah 18.664 mg/l.Tilapia is fresh water fish that easy to culture and tolerant to environmental change. But if the water quality decreased because organic and anorganic waste, pathogen organism easy to growth like bacteria and make disease to the fish. Phaleria macrocarpa is one of herbal antibiotic that can use for treat fish disease. This research was conducted on January 2016 held at the Laboratory of Hatchery and Aquaculture Technology Aquaculture departement, Agriculture Faculty Malikussaleh University. The purpose of this study was to determine the P. macrocarpa toxcicity to tilapia (Oreochromis niloticus). This research used experimental method namely a completely randomized design (CRD) non factorial with five treatments within three replications. The results showed that the P. macrocarpa gave different and changes in clinical symptoms on fish for 4 days. The concentration of P. macrocarpa showing LC50 186.64 mg/l for 96 hours and safe concentration of the P. macrocarpa for tilapia is 18.664 mg/l.
Efek surfaktan terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan struktur jaringan insang benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Magfirah Magfirah; Saiful Adhar; Riri Ezraneti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 2: No. 2 (October, 2015)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v2i2.340

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh surfaktan terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan histologi insang benih ikan nila. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2014 diLaboratorium Hatchery dan Teknologi Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh Aceh Utara. Ikan diberi perlakuan dengan konsentrasi deterjen yang berbeda, perlakuan yang diberikan yaitu: perlakuan A (Kontrol), B (deterjen 3 %), C (Konsentrasi deterjen 6 %) dan D (Konsentrasi deterjen 9 %). Pengambilan data dilakukan setiap 7 hari sekali. Adapun rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur jika terdapat perbedaan. Parameter yang diamati adalah parameter pada laju pertumbuhan, kelangsungan hidup, histologi insang dan efisiensi pakan serta parameter kualitas air (suhu dan pH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila yang diberi perlakuan konsentrasi deterjen 3 %, 6 %, 9 % berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Perlakuan kontrol menghasilkan nilai, laju pertumbuhan dan efisiensi paling baik, yaitu masing-masing sebesar 2,84 gram, 97,36 %, sedangkan untuk kelangsungan hidup menunjukkan hasil yang terbaik pada perlakuan konsentrasi deterjen 3 % yaitu 100 %. Parameter kualitas air selama penelitian yang diukur antara lain adalah suhu air dengan kisaran 26,6-28,1 ᵒC, dan pH 7,1-7,8. This study aimed to know the effect of surfactant on growth, survival rate and gill histology of tilapia fingerling. It carried out on October to November 2014 at Hatchery and Aquaculture Technology Laboratory, Aquaculture Department Agriculture Faculty Malikussaleh University North Aceh. Experimented fish was given different concentrations of detergent. The treatments were A: control, B (detergent 3%), C (detergent 6%), and D (detergent 9%). Sampling data was done every seven days. Experimental design used was Completely Randomized Design with four treatments and three replications then it was continued by BNT test. Observed parameters were growth rate, survival rate, gill histology, feed efficiency, and water quality (temperature and pH). The result showed that different concentrations of detergent (3%, 6%, 9%) affected on growth and survival rate of tilapia fish. Control gave the best growth rate and feed efficiency which were 2,84 grams and 97,36%. While the highest survival rate was obtained in treatment of detergent 3% which was 100%. The water quality parameters during experiment were temperature ranged 26,6-28,1 ᵒC and pH ranged 7,1-7,8.
Pengaruh media filter pada sistem resirkulasi air untuk pemeliharaan ikan koi (Cyprinus carpio L) Teuku Die Aulya Rizky; Riri Ezraneti; Saiful Adhar
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 2: No. 2 (October, 2015)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v2i2.341

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hatchery dan Teknologi Budidaya Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, dimulai dari tanggal 10 Juni sampai dengan 9 Juni 2015. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan Koi yang berukuran 5 – 7 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu pengaruh media filter pada sistem resirkulasi air terhadap pemeliharaan ikan koi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non factorial dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Pertambahan panjang terbesar terdapat pada filter arang yaitu 0,47 cm dan terkecil pada filter kijing yaitu 0,36 cm. Pertambahan berat terbesar terdapat pada filter kontrol yaitu 1,21 gram dan terkecil pada filter kijing yaitu 1 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media filter pada sistem resirkulasi air tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan, konversi pakan dan kelangsungan hidup ikan koi.This study was carried out at Hatchery and Aquaculture Technology Laboratory, Aquaculture Department Agriculture Faculty Malikussaleh University started on June 10th to July 9th 2015. Experimented fish was goldfish fingerling which had length 5-7 cm.The purpose of this study was to know the effect of filter media on water recirculation system in raising goldfish. Experimental design used was non-factorial completely randomized design with four treatments and three replications. the highest length growth of goldfish was showed in charcoal filter which was 0, 47 cm while the lowest one was in kijing filter which was 0,36 cm. The highest weight growth of goldfish was obtained in control filter which was 1,21 grams and the lowest one was in clams (kijing) filter which was 1 gram. The result implied that filter media on water recirculation system did not give significant different on growth, food convertion ratio, and survival rate of gold fish.
Fortifikasi probiotik dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan gurami (Osphronemus gouramy) Riri Ezraneti; Erlangga Erlangga; Erliza Marzuki
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 5: No. 2 (October, 2018)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v5i2.812

Abstract

AbstrakIkan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan komoditas ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting tetapi mempunyai kendala dalam budidaya, salahsatunya pertumbuhannya lambat. Salah satu pemecahan masalahnya adalah dengan pemenfaatan probiotik pada pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi probiotik dalam pakan dan untuk mengetahui penggunaan jenis probiotik terbaik dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan gurami (O. gouramy). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen skala laboratorium dengan memberikan probiotik dalam pakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian dengan penyemprotan probiotik yang berbeda dengan dosis yang sama menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan bobot, pegaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup dan konversi pakan. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan D dengan penyemprotan probiotik yang mengandung bakteri Saccharomyces cerevisiae, Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis, Aspergilus oryzae, Rhodopseudomonas, Actinomycetes dan Nitrobacter per 100 gram pakan dengan laju pertambahan bobot 34,26 %, laju pertambahan panjang 30,95 %, kelangsungan hidup 76,67 % dan konversi pakan 5,35 g.Kata kunci: gurami; probiotik; pertumbuhanAbstractGouramy (Osphronemus gouramy) is a commodity of freshwater fish which is economically important, but it has many problems in their culture, for example is slow growth. One of problem solving is utilization of probiotics in feed. This research aims to know influence of probiotic fortification in feed and to determine the best kind of probiotic that used in feed to increase the growth of gouramy (O. gouramy). This research used laboratory experimental method with feeding probiotics in feed, used non-factorial complete randomized design (CRD) design with four treatments and three replications. Results of research with different probiotic with similar doses showed significant effect on weight, real influence on long and did not show significant effect on survival and feed conversion. The best treatment was found in D treatment with probiotic which contains Saccharomyces cerevisiae bacteria, Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis, Aspergilus oryzae, Rhodopseudomonas, Actinomycetes and Nitrobacter per 100 gram of feed with weight rate 34,26%, long rate 30,95%, survival rate 76.67% and feed conversion 5.35 g.Keywords: gourami; probiotic; growth
Penetasan telur penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dengan kedalaman yang berbeda Erlangga Erlangga; Ayu Lestari; Zulfikar Zulfikar; Munawar Khalil; Riri Ezraneti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 2 (August, 2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v8i2.4778

Abstract

This research was conducted from November 2018 until January 2019 which was held at the UPTD Conservation and Supervision of Marine Resources and Fisheries in West Sumatera, Pariaman City.  The aim of the research is to know hatchling hawksbill sea turtle eggs based on nest depth. The method used in this study is a nonfactorial randomized block design (RBD) consisting of 3 treatments and 3 replications. The treatments used were treatment A (with a depth of 30 cm incubation nest), treatment B (with a depth of incubation nest 40 cm), and Treatment C (with a depth of incubation nest 50 cm). The results of this study showed that hatching hawksbill eggs hatched very significantly, the best hatching percentage was in treatment A (30cm) with 78% hatching at 6:00 a.m. with hatching temperature range of 24-28oC, hatching pH of 6,6-6,8 and medium sized incubation sand with a size of 0.150 mm with a weight reaching 461 grams.Keywords: Hatching percentage, Hawksbill turtle, pH, Temperature
Efektivitas penggunaan ijuk, jerami padi dan ampas tebu sebagai filter air pada pemeliharaan ikan mas koki (Carassius auratus) Muhammad Fazil; Saiful Adhar; Riri Ezraneti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 4: No. 1 (April, 2017)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v4i1.322

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hatchery dan Teknologi Budidaya Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, dimulai pada bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas koki yang berukuran 3-4 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan filter dari ijuk, jerami padi dan ampas tebu sebagai filter air pada pemeliharaan ikan mas koki. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Pertambahan panjang terbesar terdapat pada bahan filter ijuk yaitu 1,14 cm. Pertambahan berat terbesar terdapat pada bahan filter ijuk yaitu 1,29 gram dan terkecil pada perlakuan kontrol yaitu 0,42 gram. Nilai kisaran parameter kualitas air pada saat penelitian yaitu suhu berkisar 25,7-29,7 oC, pH berkisar 7,1-7,6, DO berkisar 3,6-5,8 mg/L, kekeruhan berkisar 1,14-22,15 dan amonia berkisar 0,022-2,056.This research was conducted at the Laboratory of Aquaculture Hatchery and Technology Studies Program Aquaculture Faculty of Agriculture, University of Malikussaleh, started in December 2015 and January 2016. The fish samples used is a goldfish measuring 3-4 cm. The purpose of this study was to determine the effect of filter material from fibers, rice straw and bagasse as a water filter on the maintenance of a goldfish. This research used experimental method with a completely randomized design (CRD) non factorial with four treatments and three replications. Added greatest long fibers present in the filter material is 1.14 cm. The weight gain fibers contained in the filter material is 1.29 grams and the smallest in the control treatment that is 0.42 grams. Value range of water quality parameters at the time of the study ranged from 25.7 to 29.7 ° C as temperature, pH ranges from 7.1 to 7.6, DO ranged from 3.6 to 5.8 mg / L, turbidity ranges from 1.14 to 22 , 15 and ammonia ranged from 0.022 to 2.056.
Histologi lambung benih ikan kakap putih (Lates calcarifer bloch) yang terpapar merkuri nitrat [Hg (NO3)2] dengan konsentrasi berbeda Riri Ezraneti; Windarti Windarti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 2: No. 1 (April, 2015)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v2i1.355

Abstract

Banyaknya industri yang berkembang saat ini menyebabkan meningkatnya kadar logam berat seperti merkuri dalam perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan struktur jaringan lambung ikan kakap putih (L. calcarifer) yang dipaparkan pada [Hg (NO3)2] dengan konsentrasi yang berbeda. Dalam penelitian ini, ikan dipaparkan dengan konsentrasi 3,16 x 10-2 ppm, 9,99 x 10-2 ppm, 3,16 x 10-1 ppm dan 9,97 x 10-1 ppm. Total ikan yang digunakan untuk histologi adalah 15 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi [Hg (NO3)2] maka kerusakan pada jaringan lambung ikan juga akan meningkat dan mempercepat waktu kematian ikan. Kerusakan yang terjadi yaitu Hipertropi pada sel mukosa lambung, hancurnya villi, terdapatnya ruang antar lapisan otot dan villi serta menipisnya lapisan villi pada konsentrasi [Hg (NO3)2] yang lebih tinggi. Many industries today lead to increased levels of heavy metals such as mercury in water. This research aims to determine the effect of different concentrations of [Hg (NO3) 2] to Asean Sea Bass (L. calcarifer): Gill Histology. In this study, this fishes was treated with 3,16 x 10-2 ppm, 9,99 x 10-2 ppm, 3,16 x 10-1 ppm, and 9,97 x 10-1 ppm. Total fishes used for histological study was 15 fishes. Results of this research showed that increasing the consentrations of the [Hg(NO3)2] will also increase the damage on the stomach structure and fasten the mortality time of the fish. Damage that occurs is hypertrophy aand hyperplacia on epitel cells, , fuse of secundary lamellae and haemorhage on gill that were exposed to high consentration of [Hg(NO3)2].
Pengaruh salinitas terhadap kondisi fisiologi pada benih ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) Riri Ezraneti; Saiful Adhar; Aula Maretta Alura
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 2 (October, 2019)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v6i2.1621

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menentukan Laju konsumsi oksigen, pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bawal bintang yang dipelihara dalam salinitas yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan memelihara ikan dalam jaring kontainer dengan salinitas yang berbeda menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan: A: 32 ppt, B: 24 ppt C: 19 ppt D: 14 ppt selama 28 hari. Parameter penelitian yang diamati adalah laju konsumsi oksigen, pertumbuhan panjang dan bobot, efisiensi pakan dan tingkat kelangsungan hidup dan parameter kualitas air yang meliputi salinitas (‰), suhu (0C), DO (mg/L), pH dan amonia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju konsumsi oksigen berbeda sangat nyata antar perlakuan dengan konsumsi oksigen terbaik dalam perawatan C (19 ‰) dan D (14 ‰) sebesar 0,47 mg O2/g/jam. Pertumbuhan panjang terbesar pada perlakuan D (14 ‰) sebesar 1,52 cm, sedangkan pertambahan bobot terbesar terdapat pada C (19 ‰) sebesar 2,72 gram. Efisiensi pakan tidak berbeda nyata antar perlakuan dengan nilai terbaik sebesar 8,94 % yang terdapat pada perlakuan C (19 ‰), sedangkan tingkat kelangsungan hidup berbeda nyata antar perlakuan dengan perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan D (14 ‰) sebesar 100%. Kualitas air masih dalam kisaran yang aman dengan kisaran suhu 26,3-30,5 0C, DO 5,25-6,12 mg/L, pH 7,8-8,2 dan amonia 0,16-0,24 mg/L. Ikan bawal bintang dapat hidup secara optimal pada rentang salinitas 14 – 19 ppt.Kata kunci: ikan bawal bintang; salinitas; kondisi fisiologiAbstractThis study aims to determine the rate of oxygen consumption, growth and survival rate of silver pompano fish that reared in different salinity. This research was conducted by keeping silver pompano in container nets with different salinity using 4 treatment and 3 replications: A: 32 ppt, B: 24 ppt C: 19 ppt D: 14 ppt for 28 days. The research parameters observed were the rate of oxygen consumption, growth rate, feed efficiency and survival rate and water quality parameters including salinity (‰), temperature (oC), DO (mg/L), pH and ammonia. The results showed that the oxygen consumption rate was significantly different with the best oxygen consumption in treatment C (19 ‰) and D (14 ‰) treatment by 0.47 mgO2/g/hour. The highest growth in treatment D (14 ‰) with 1,52 in length, while the highest growth in the treatment C (19 ‰) with 2,72 in weight. The feed efficiency is not significantly different between the treatments with the highest value around 8,94 % in the treatment C (19 ‰), while survival rate was different between the treatments with the best treatment in D (14 ‰) by 100%. Water quality is still within safe range i.e. temperature between 26,3-30,5 0C, DO between 5,25-6,12 mg/L, pH 7,8-8,2 and ammonia 0,16-0,24 g/L. The silver pompano would live optimally in the salinity range 14 -19 ppt.Keywords: silver pompano; salinity; physiological condition