cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teologi Berita Hidup
ISSN : 26564904     EISSN : 26545691     DOI : https://doi.org/10.38189
Jurnal Teologi Berita Hidup merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi yang berkaitan dengan kepemimpinan dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Surakarta. Focus dan Scope penelitian Jurnal Teologi Berita Hidup adalah: Teologi Biblikal, Teologi Sistematika, Teologi Pastoral, Etika Pelayanan Kontemporer, Kepemimpinan Kristen, Pendidikan Agama Kristen.
Arjuna Subject : -
Articles 250 Documents
Memahami Tantangan Teologi Pluralisme dan Teologi Pembebasan Yafet M Paembonan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.26

Abstract

The diversity of religious beliefs in today's society has the potential to cause conflict, that is if each group insists on the truth it believes. Theology of pluralism is presently offering a new religion based on all the truths that are recognized. But is theology pluralism really the answer, or does it have a greater negative impact? At first glance, the emergence of a theology of pluralism is similar to the emergence of liberation theology as an attempt to answer theological problems. So in this study, the relationship between pluralism theology and liberation theology is discussed, as well as the impact of plural theology. Researchers conduct literature studies to examine the theology of pluralism, make comparisons, and ultimately draw conclusions. From this research, it can be concluded that there is a relationship between plural theology and liberation theology and that pluralism theology impacts relativism in standards, so there is no absolute moral standard. Abstrak: Keberagaman keyakinan agama di kalangan masyarakat masa kini berpotensi menimbulkan konflik, yaitu apabila masing-masing kelompok bersikukuh pada kebenaran yang diyakininya. Teologi pluralisme hadir menawarkan sebuah agama baru yang bertolak dari semua kebenaran yang diakui. Namun apakah teologi pluralisme sungguh-sungguh menjadi jawaban, ataukah justru memiliki dampak negatif yang lebih besar? Sekilas, kemunculan teologi pluralisme mirip dengan kemunculan teologi pembebasan sebagai sebuah upaya menjawab masalah teologis. Maka dalam penelitian ini dibahas hubungan antara teologi pluralisme dan teologi pembebasan, serta dampak dari teologi pluralisme. Peneliti melakukan studi pustaka untuk mencermati teologi pluralisme, melakukan komparasi, dan pada akhirnya menarik kesimpulan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan antara teologi pluralisme dan teologi pembebasan, dan bahwa teologi pluralisme berdampak pada relativisme dalam standar, sehingga tidak ada standar moral yang absolut. 
Pergeseran Perspektif Teologi Penggembalaan Dengan Layanan Virtual Pada Masa Pandemi Sekarang dan Nanti Mariani Harmadi; Adi Dharma Budiatman
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.88

Abstract

Sebelum pandemi covid-19 pola penggembalaan berkiprah di dunia nyata dan pada masa pandemi hijrah ke dunia maya dengan tantangan tersendiri walau terjadinya di ruang dan waktu yang tanpa batas. Namun dengan komposisi jemaat yang tidak berimbang antara native-digital dan migrant-digital, maka perspektif teologi penggembalaan sebagai dasar yang sudah teruji dan mapan mengalami gugatan untuk bergeser demi mengemban tugas dan fungsi sebagai gembala terhadap domba-dombanya yang secara manusia sedang mengalami penderitaan dan menghadapi ujian iman. Kejenuhan atas dampak pandemi yang berlangsung tanpa kepastian berakhirnya, mulai menimbulkan hasrat para domba untuk melirik sajian layanan virtual lainnya yang tersedia dari pelbagai gereja, sinode, komunitas Kristen lainnya dengan aneka menu santapan. Hal ini merupakan ujian bagi peran gembala atas kemanusiaan para dombanya yang berpotensi tergiur untuk menikmati rumput tetangga yang nampak lebih hijau. Selain juga para gembala yang tergodai untuk menjadi pengkhotbah favorit dengan sejumlah follower setara public figure umum hingga jerat untuk menggembalakan dirinya sendiri (Yeh 34:2). Metode yang digunakan yaitu riset kualitatif deskripsi dengan meneliti sumber kepustakaan untuk menganalisa aspek-aspek kajian dari teologi pastoral, biblika, hermeneutik, dan trend yang berkembang untuk menemukan hasil yang sesuai tujuan yaitu penggambaran tentang perspektif teologi pastoral dengan kondisi jemaat sebagai domba dalam penderitaan dan kemanusiaannya yang sedang teruji untuk tetap berada dalam kandang yang tercukupi kebutuhan rohaninya.
Redefinisi Ibadah pada Masa Pandemi Covid-19 Eduward Purba; Dessy Handayani; Maria Magdalena; Nurnilam Sarumaha; Halim Wiryadinata
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.108

Abstract

AbstractThe reality of the emergence of the Covid-19 pandemic has changed the order of worship from on site to online, which has received many rejections. Pre-pandemic, worship was emphasized based on the dimensions of location (place). Therefore, this study aims to retrieve the true definition of worship. Through the library research, it gives the whole picture on the stage of evaluation of the worship itself. The results shows that worship actually transcends the dimensions of the location, devices, and tools used without hindering God's power for humans. Therefore, we bring back the definition of worship, both during and after COVID-19, to the real position that worship is the fellowship both during and after COVID-19 and to the real position that worship is the fellowship (body of Christ) of the relationship between God and humans regardless of the existing boundaries 
Transfigurasi Yesus Sebagai Model Spiritualitas Orang Percaya Pensensius Emen; Hendi Hendi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.57

Abstract

This article highlights an important event of the transfiguration of Jesus on the Mount of Tables which is recorded in the gospels from the writings of Origen and John of Damascus. The results of this paper show a reality that will be experienced by believers in spirituality until the second coming of the Lord, namely the form of divine light that is the same as God and the form of a body or flesh that will glow in glory when undergoing transfiguration. Purpose This article gives hope for every believer, in the struggle for spirituality will become like the radiant God. So the transfiguration event showed a state that transformed the conditions of mortality to divinity as experienced by the Lord Jesus Christ.Artikel ini menyoroti sebuah peristiwa penting transfigurasi Yesus digunung Tabor yang dicatat dalam Injil dari tulisan Origen dan Yohanes dari Damaskus. Hasil dari tulisan ini memperlihatkan suatu kenyataan yang akan orang percaya alami di dalam spiritualitas hingga pada saat kedatangan Tuhan yang kedua kali yaitu wujud terang ilahi yang sama seperti Allah dan wujud rupa tubuh atau daging yang akan bercahaya dalam kemuliaan ketika mengalami transfigurasi. Penulis melakukan riset literatur untuk menyatakan Tujuan Artikel ini  memberi pengharapan bagi setiap orang percaya, dalam pergumulan akan spiritualitas akan menjadi serupa dengan Allah yang bercahaya. Jadi peristiwa transfigurasi memperlihatkan suatu keadaan yang mentransformasi kondisi kefanaan kepada keilahian seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus.
Pemikiran Bapa-bapa Philokalia Tentang Hesychasm: Pembaruan Batin Menuju Kesempurnaan Seperti Kristus Hendi Hendi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.142

Abstract

Artikel ini menganalisis pemikiran-pemikiran para Bapa Philokalia tentang Hesychasm. Kajian literatur utama adalah tulisan mereka dan didukung oleh literatur sekunder. Philokalia yang berarti cinta akan kecantikan atau keindahan adalah kumpulan tulisan para Bapa Gereja dari Tradisi Gereja Ortodoks antara abad ke-4-15 tentang spiritualitas yang berpusat pada pembaruan batin atau hati. Hesychasm adalah tradisi monastik yang sudah ada sejak monasteri berdiri di abad ke-3 oleh Antonius Agung. Namun, sayangnya kekristenan di Indonesia khususnya di gereja-gereja Protestan tidak mengenal tradisi monastik ini. Hesychasm mendatangkan anugerah di dalam hati untuk menerangi nous sehingga kita dapat mencapai apatheia atau purifikasi, keberjagaan batin atau nepsis, penyatuan antara intelek atau nous dan tubuh, kebajikan-kebajikan. Dan itu semua adalah indikasi dari proses pembaruan hati sehingga apa yang dikerjakan oleh para hesychast sebetulnya adalah proses purifikasi atau pengudusan hati mencapai Theosis. Anugerah dari Roh Kudus melalui hesychasm inilah yang menguduskan atau menyucikan diri kita untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Di Gereja Clara Raflesiane Misahapsari; Kalis Stevanus
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.216

Abstract

The organization is a forum for each institution and in certain fields to be able to create and implement every activity program. In the process of forming and implementing an activity, of course the organization uses management to organize and manage everything that is done through the existing organization. One of them is an organization in the church. The church uses management to manage and organize every activity it creates. Management carried out in the church is applied in various fields according to the needs of the church through a program created. One of them is management in the decisions made in the church. This management helps the pastor and the board or board that is there to be able to determine the best decision. In addition, through management in making decisions, the pastor and the existing board or council can resolve conflicts. However, until now there are still many churches that do not apply management in making decisions in various activities and fields in the church, so that many churches when they are still experiencing various conflicts without any good decisions. Therefore, the purpose of this article is to know the things that must be done in the application of management in decision making in the church. The method used in this writing is a qualitative descriptive method. From the writing of this article, the results obtained are that the pastor and church administrators or councilors can apply management in decision-making in the church to deal with existing conflicts and through a meeting.
Kepemimpinan Perempuan Dalam Jemaat: Analisis Penerjemahan Polisemi Kata gunh (gune) dalam 1 Korintus 14:34-35 dan 1 Timotius 2:11-12 Marulak Pasaribu
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 1, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v1i1.2

Abstract

The purpose of the Bible itself is to enable human to understand God and His will. Therefore, it is vital to be translated to languages so that individuals can read and understand His Word. However, the translation of the Bible to other languages often meets difficulties due to differences in diction between the source language and the target languages. Besides, one word in a language may have different senses which are related and dynamic. The goal of this research is to find the appropriate translation of the word gunh in Paul’s letter, specifically 1 Chorintian 14:34-35 and 1 Timothy 2:11-12 and to find the position of women’s leadership in the church. The research is carried out using descriptive-qualitative method focusing in elaborating the diction found in different translations of the Bible, such as Greek, English and Bahasa Indonesia. The finding shows that the translation of the word gunh  in Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) is not accurate. Instead of translating the word gunh  to wife, the institution translate the word into women in general. The recommend that LAI edit the translation of the Bible and that the church leader allow women to be leader in the congregation.AbstrakPenerjemahan Alkitab ke dalam bahasa lain bukan pekerjaan mudah. Tidak adanya padanan kata yang tepat dan akurat  dari kata aslinya ke dalam bahasa si pembaca dan terdapat banyak kata memiliki variasi makna yang saling terkait dan memunyai makna yang luwes adalah sebagian kendala dalam penerjemahan Alkitab. Tujuan penelitian ini adalah menemukan terjemahan yang tepat istilah gunh (gune) dalam 1 Korintus 14:34-35 dan 1 Timotius 2:11-12 dan bagaimana kedudukan wanita dalam kepemimpinan jemaat. Penelitian ini meneliti data dengan pendekatan deskriptif-kualitatif, yang menekankan pada penjelasan berdasarkan studi kata dengan sumber data yang digunakan adalah Alkitab berbahasa Yunani, Inggris dan Indonesia. Temuan hasil penelitian ini adalah bahwa terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang menerjemahkan istilah gunh  dengan perempuan tidak akurat. Yang benar adalah istri dan bukan “perempuan secara umum”. Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan kepada LAI agar mengoreksi terjemahannya dalam Bahasa Indonesia dan kepada para pemimpin gereja untuk dapat menerima perempuan  ditahbiskan menduduki kepemimpinan dalam jemaat.  
Pengaruh Rasa Memiliki, Spiritualitas Dan Pendampingan Pastoral Terhadap Keterlibatan Dalam Pelayanan GMAHK Di Batam Sandy Hasudungan Tambunan; Stimson Hutagalung; Rolyana Ferinia
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i2.410

Abstract

The goal of this research is to describe, first, the sense of ownership variable affects involvement in service. The second is the influence of the spirituality variable on involvement in service. The third is the effect of pastoral care on involvement in ministry. Fourth, whether the variables of belonging, spirituality and pastoral assistance have an influence on involvement in service. This study uses a stratified random sampling technique with 110 correspondent the Seventh Day Adventist congregation in Batam. The data that was successfully filtered through the validity test and the classical assumption test were processed to make the regression analysis equation as follows: Y =  0.249 X1 + 0.135 X2 + 0.132 X3 + 10.866. Where variable Y is involvement in ministry, variable X1 is sense of belonging, variable X2 is spirituality, and variable X3 is pastoral care. Hypothesis testing using the t-test proves that separately and simultaneously the sense of belonging, spirituality and pastoral care that have been studied have an effect on the involvement of church members in ministry. Hypothesis testing using the F test also proves that the variables of belonging, spirituality and pastoral assistance to the service involvement variable are 46.8%, and the rest there are other factors that influence 53.2% which were not examined. Keywords: Sense of belonging, Spirituality, Pastoral care, Church minister
Kinerja Pendidik Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran David Priyo Susilo; Kalis Stevanus; Tantri Yulia
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i2.398

Abstract

Proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik perlu diciptakan. Pembahasan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja pendidikan dalam upaya peningkatkan mutu pembelajaran. Untuk menjawab tujuan tersebut, penulis memilih metode kuatif deskriptif dengan memanfaatkan kepustakaan yang relevan dengan pembahasan. Hasil analisis kajian pustakan didapati bahwa kinerja pendidik sangat dominan menentukan kualitas pembelajaran, dan memengaruhi hasil belajar peserta didik. Upaya peningkatan mutu pembelajaran dapat dicapai melalui tahap pertama adalah merencanakan pembelajaran; kedua adalah pengembangan strategi pembelajaran; ketiga adalah pengembangan media pembelajaran, dan keempat adalah pengembangan metode pembelajaran Melalui tahapan tersebut diharapkan dapat menciptakan atmosfir pembelajaran yang bermakna dan berkualitas demi menjaga mutu pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik bukan saja menikmati proses pembelajaran yang berkualitas, tetapi peserta didik dapat melakukan aktualisasi diri dalam pembelajaran. 
Transformasi Pendidikan Futuristik Melalui Konstruksi Masyarakat Pancasila sebagai Implementasi Pendidikan Multikultural: Sebuah Perspektif Kristiani Swandriyani Hudianto; Kalis Stevanus; Carolina Etnasari Anjaya
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i2.375

Abstract

Kepesatan teknologi informasi saat ini membuka peluang selebar-lebarnya bagi pengadopsian nilai-nilai, pengajaran, dan ideologi yang tidak sesuai dengan kultur bangsa. Dampak sangat kuat terjadi pada kaum muda sebagai generasi yang sangat terbuka terhadap hal-hal baru. Mengatasi hal ini peran dunia pendidikan sangat dibutuhkan agar dapat mengantisipasi dan mengembalikan nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Riset ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Tujuan dari riset ini adalah memberikan deskripsi dan analisa tentang transformasi pendidikan yang futuristik melalui pembangunan masyarakat Pancasila. Hasil riset menunjukkan bahwa transformasi pendidikan futuristik dalam perspektif kristiani perlu mengedepankan pengembangan soft skills. Internalisasi nilai-nilai luhur Pancasila dapat dikontekstualisasikan dalam konteks pendidikan Kristen. Aktualisasi pembangunan masyarakat Pancasila dapat dilakukan dengan metode pembelajaran role play, berbasis proyek dan riset serta pembentukan kelompok atau komunitas sosial lintas agama, suku, budaya, status sosial dan generasi.