cover
Contact Name
Heri Dwi Santoso
Contact Email
heridwi.santoso@unimus.ac.id
Phone
+622476740296
Journal Mail Official
jsm@unimus.ac.id
Editorial Address
Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Kedungmundu Raya No. 18, Telp. (024) 76740295/Telp. (024) 76740296
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Surya Masyarakat
ISSN : 26230364     EISSN : 26230569     DOI : https://doi.org/10.26714/jsm
Publikasi Jurnal Surya Masyarat ini bertujuan untuk mendiseminasikan pemikiran-pemikiran konseptual ataupun gagasan-gagasan dan hasil-hasil penelitian yang telah didapat di bidang pengabdian kepada masyarakat. Fokus jurnal ini adalah pada permasalahan-permasalahan utama dalam pengembangan ilmu dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, antara lain: Layanan kepada Masyarakat dan Ketahanan Pangan; Pelatihan, Pemasaran, Teknologi Tepat Guna, dan Desain; Penguatan Masyarakat dan Akses Sosial; Kuliah Kerja Nyata; Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal; Pendidikan untuk Pengembangan yang berkelanjutan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 136 Documents
Pembiasaan Cuci Tangan yang Baik dan Benar pada Siswa Taman Kanak-Kanak (TK) di Semarang Rohmat Suprapto; Mardiyan Hayati; Silvia Nurbaity; Fitri Anggraeni; Satria Haritsatama; Tsamarah Qaulan Sadida; Almah Firoh; Flandita Alri Pratama
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.2.2.2020.139-145

Abstract

This study aims to provide counseling for kindergarten ABA 48 Semarang children to have healthy and clean hand washing. The method is done through (1) counseling / lecturing, (2) video learning, (3) hands-on practice. Respondents were 23 children. The results obtained 74.0% that children are not accustomed to washing hands according to health protocols and 26% that conforms to health standards. After counseling with three methods there was a change in knowledge and attitudes in washing hands, which from 26% increased to 56.5%. In conclusion, habituation to wash hands according to WHO standards can be successful if through three steps, a mirror, audio visual learning aids and direct practice with running water.
Peningkatan Kualitas dan Diversifikasi Produk Olahan Sukun Purnomo Purnomo; Dwi Sulistyaningsih; R. Ery Wibowo Agung
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.2.2.2020.85-89

Abstract

The availability of breadfruit is abundant in the village of Meteseh in RW. X Tembalang District, Semarang City. BAROKAH farmers group develops breadfruit chip business. This group of farmers utilizes the abundantly available breadfruit fruit in the Meteseh area to make breadfruit chips. BAROKAH has problems in terms of limited equipment to support product manufacturing, and limited knowledge and skills in the processing and diversification of breadfruit preparations. The purpose of this activity is to develop a business through diversification of BAROKAH breadfruit processed products so that this business and all the people involved are able to become economically independent communities. It also improved product quality, creative and innovative skills, skills in using appropriate technology in the cutting, draining, and packaging of breadfruit processed products. The method used is to improve product quality, creative and innovative skills through the use of appropriate technology in the cutting, draining, and packaging of processed breadfruit products. In addition, diversification of breadfruit processed products was also developed. The results show that the application of appropriate technology has been able to increase the capacity of chopping, and the durability of processed products from breadfruit. In addition, the quality of processed breadfruit products has increased.
Pelatihan Pengelolaan Manajemen Keuangan dan Pelaporan Keuangan Akuntansi Pesantren bagi Pengelola Yayasan Pondok Pesantren X di Kota Semarang Asih Niati; Yohanes Suhardjo; Ratna Wijayanti; Risti Ulfi Hanifah
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 1 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.2.1.2019.76-79

Abstract

Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan organisasi nirlaba keagamaan non pemerintah  yang  mengedepankan suatu pelayanan pada pihak eksternal. Pengelolaan pondok pesantren masih menggunakan manajemen yang sederhana dan dalam pengelolaan keuangan hanya dibebankan pada satu orang pengelola yaitu bendahara, akuntansi yang selama ini dilakukan kurang menggunakan laporan keuangan yang sesuai dengan pedoman Akuntansi Pesantren. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan tambahan pengetahuan kepada para pengelola sehingga dapat melakukan manajemen modern dengan pengelolaan sumber-sumber pendanaan yang dapat memberikan pelaporan secara transparan, akuntabel dan dapat dipertanggujawabkan. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyuluhan atau ceramah, diskusi dan tanya jawab, yang diawali dengan memberikan pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan manajemen keuangan pondok pesantren yang transparan, dimengerti dan dapat digunakan atau dibaca kepada semua pihak yang membutuhkan. Dengan diadakannya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat maka dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman serta meningkatkan pemahaman tentang manajemen keuangan dan pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel.Kata kunci: manajemen pondok pesantren dan pelaporan keuanganAbstractIslamic boarding schools are one of the educational institutions of non-profit and non-governmentalreligiousorganizations that prioritize service on external parties. The management of Islamic boarding schoolscurrently uses a simple management technique and they charged the financial managementonly to a treasurer, the current accounting has not usedfinancial statement which is according to Islamic Boarding Accounting guidelines.The purpose of this public service is to provide additional knowledge to the managersso he can carry out modern management by managing sources of funding so he can provide a transparentand accountable report. The method to implement the agenda are counseling or lecture, discussion and question and answer section, which begins byproviding knowledge about the importance of managing the financial management of boarding schools that aretransparent, understandable and can be used or read to all parties in need.By holding community service activities, it can add insight,knowledge and understanding as well as increase the understanding of financial management andtransparent as well as accountable financial statement.
Pencegahan Gerakan Radikalisme melalui Penanaman Ideologi Pancasila dan Budaya Sadar Konstitusi Berbasis Komunitas Iwan Satriawan; Muhammad Nur Islami; Tanto Lailam
Jurnal Surya Masyarakat Vol 1, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.1.2.2019.99-110

Abstract

Pengabdian ini memfokuskan pada upaya pencegahan gerakan radikalisme melalui penanaman ideologi Pancasila dan budaya sadar konstitusi berbasis komunitas. Komunitas yang dipilih adalah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bangunjiwo Barat, Banguntapan IV dan Sidokarto. Persoalan komunitas masyarakat saat ini adalah adanya gerakan-gerakan radikalisme yang memiliki agenda terselubung yang menggerogoti nilai-nilai Pancasila - memecah belah bangsa Indonesia, melemahkan persatuan dan kesatuan – merusak kebhinekaan yang sejak Indonesia berdiri telah menjadi konsensus bersama. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pengabdian berupa: (1) Pelatihan Pencegahan Radikalisme melalui Penanaman Ideologi Pancasila dan Budaya Sadar Konstitusi yang dilakukan di 3 tempat, yakni: di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bangunjiwo Barat, Banguntapan IV dan Sidokarto. Pelatihan ini memfokuskan pada penguatan pemahaman Pancasila dan budaya sadar konstitusi serta strategi pencegahan radikalisme di Indonesia; (2) ToT Pencegahan Radikalisme melalui Penanaman Ideologi Pancasila dan Budaya Sadar Konstitusi. Training of Trainer ini merupakan lanjutan dari pelatihan pada PRM yang dilakukan sebelumnya. Adapaun materi dalam ToT ini meliputi: Pemahaman Ideologi Bernegara Menurut Muhammadiyah dan Sikap Bernegara Muhammadiyah; Pencegahan Radikalisme melalui Kewajiban Bela Negara dalam kehidupan beragama; Advokasi Kebijakan dan Hukum terkait Gerakan Radikalisme. ToT ini dilakukan agar peserta memiliki kemampuan untuk menjadi pelatih yang memiliki pemahaman dan sikap bahwa radikalisme/ terorisme harus dicegah sedemikian rupa dengan berbagai kegiatan pencegahan. Kegiatan pencegahan tersebut merupakan bentuk bela negara warga negara yang baik demi menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya dengan melakukan pencegahan gerakan radikalisme di masing-masing komunitas.Kata kunci: Pancasila, budaya sadar konstitusi, radikalisme, terorisme, pencegahan.AbstractThe community service program aims to prevent radicalism movement through inculculating state ideology, Pancasila and building awareness on understanding more about Constitution among the community. In this program, Muhammadiyah branches at some villages in Yogyakarta are selected to be the pilot project. They are Muhammadiyah branch of Sidokarto, Banguntapan IV and Bangunjiwo Barat. These area are considered as some villages that are susceptible for penetrating radicalist movement ideology which threaten the state ideology, Pancasila as the result of national political consensus of Indonesia since 1945. The program is divided into two activities, 1) training for understanding Pancasila and preventing radicalism. The program focuses on how to improve the level of understading of Muhammadiyah actisvits on the phenomena of radicalist movement in the society. The participants are also guided by the understanding Pancasila as the state ideology. 2) Training of Trainers for understanding Pancasila and the 1945 Constitution. This program is more focused on developing the understanding of participants on Pancasila and the 1945 Constitution. The participants are also equipped with basic skill on how to advocate the rights of people in combating radicalism. It is expected that the program educates the Muhammadiyah activists to be the agent of combating radicalism as well as protecting the society.
Pendampingan Penanggulangan Penyelesaian Kasus Adopsi Anak dan Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga Nanik Prasetyoningsih; Tanto Lailam
Jurnal Surya Masyarakat Vol 1, No 1 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.1.1.2018.26-39

Abstract

tatacara adopsi anak yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan penanganan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Pengabdian dilakukan dengan maksud untuk memberikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pemahaman masyarat Dusun Kemiri mengenai adopsi anak dan penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga. Permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut: (1) proses adopsi anak dilakukan berdasarkan kebiasaan yang berlaku di masyarakat, (2) kesadaran masyarakat masih rendah mengenai pentingnya bukti formal adopsi anak; (3) ketidakjelasan status anak adopsi menimbulkan tindak kekerasan dalam rumah tangga; dan (4) kasus kekerasan dalam rumah tangga masih belum belum teratasi dan terselesaikan. Metode pelaksanaan pengabdian adalah sebagai berikut: (1) melakukan sosialisasi tata cara adopsi anak sesuai hukum Indonesia; (2) melakukan sosialisasi penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga; (3) melakukan Pelatihan dan Pembentukan Kader Pelindung Anak dan Satgas Anti kekerasan dalam rumah tangga; dan melakukan pendampingan Penyelesaian Kasus Adopsi Anak dan Kasus kekerasan dalam rumah tangga. Simpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah semua program kegiatan yang direncanakan telah terrealisasi dengan baik dan sesuai dengan jadwal dan rancangan yang telah ditentukan. Permasalahan adopsi anak sudah terpecahkan melalui beberapa tahap pengabdian. Demikianhalnya dengan penanganan Kasus kekerasan dalam rumah tangga. Pengabdian ini telah memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai tata cara adopsi anak dan perlindungan kekerasan dalam rumah tangga. Pemahaman hukum dan kesadaran hukum mulai meningkat dan terjaga, karena senantiasa ada Kader Perlindungan Anak dan Satgas Anti kekerasan dalam rumah tangga yang aktif melakukan sosialisasi dan upaya-upaya penyadaran sosial bagi masyarakat.
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dengan Memanfaatkan Limbah Pohon Pisang Asah Wiari Sidiq; Asih Niati; Citra Rizkiana; Soedarmadi Soedarmadi
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.2.2.2020.110-114

Abstract

The potential of banana trees in the Bukit Kencana housing area of Meteseh Village is very high but the surrounding community only uses banana trees limited to fruit and leaves, while the waste is only left to rot. The problem that arises is the unpleasant odor of decay is very disturbing to the community. Though banana tree waste such as banana stem has very high nutritional and fiber content and it can be used for consumption. The objective of Community Service is to provide additional knowledge and creative ideas to open an entrepreneurial mindset so that it can improve the quality of human resources for PKK members in Bukit Kencana Jaya Housing. The method of implementing activities are by giving counseling or lectures, practicing for processing chips, discussions and questions and answers, which begins with providing knowledge about entrepreneurship in looking for business opportunities with natural potential that are available around the Bukit Kencana Jaya housing environment. By organizing the community service activities, it can increase entrepreneurial knowledge and increase insight into how to use and process banana stem into food that can be consumed or sold to other communities so that it will increase income while increasing family welfare.
Wirausahawan Muda Mandiri dengan Program Pengembangan Kewirausahaan di Universitas Jenderal Soedirman Triana Setyawardani; Kusuma Widayaka; Kusmantoro Edy Sularso; Yusmi Wakhdiati
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 1 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.2.1.2019.50-57

Abstract

Program pengembangan kewirausahaan di Universitas Jenderal Soedirman bertujuan menghasilkan wirausahawan muda mandiri berbasis iptek yang dilaksanakan selama 8 bulan.  Peserta  adalah mahasiswa  Universitas Jenderal Soedirman sebagai  calon tenant. Calon wirausahan muda mandiri diseleksi dengan beberpa tahap, yaitu: 1. Seleksi tertulis, 2. Seleksi tertulis tahap 2 dan 3. seleksi wawancara.  Seleksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan, dan motivasi calon wirausaha. Hasil diperoleh dideskripsikan untuk menjaring calon wirausaha melalui ranking nilai hasil seleksi.  Calon wirausaha muda dengan jumlah 59 orang pada seleksi awal dan diperoleh 6 calon wirausaha yang akan dibimbing dan dilatih untuk menjadi wirausaha muda mandiri.  Keenam  calon wirausaha mempunyai usaha bidang: pengolahan susu; pembuatan sabun kefir; produksi ayam geprek dan fried chiken; produksi wedang jahe; budidaya ternak kelinci dan budidaya jangkrik alas. Kegiatan bagi tenant bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan sesuai bidang ilmu yang ditekuni yang dibimbing dan diarahkan melalui pelaksanaan program kewirausahaan.  Tenant mendapatkan bimbingan dan pelatihan baik pelatihan manajerial berupa penyusunan proposal bisnis, manajemen keuangan dan pelatihan motivasi diri.  Tenant mendapatkan kesempatan magang dan melakukan pemasaran.  Tenant diwajibkan untuk membuat proposal bisnis, melakukan magang dan membuat laporan akhir dan mengikuti pameran dari kegiatan yang telah dilakukan. Program pengembangan kewirausahaan juga mendatangkan pakar yang kompeten dibidang ilmunya untuk memberikan pengetahuan dan worshop kepada tenant.Kata kunci: tenant, iptek, wirausaha, mandiriAbstractThe entrepreneurship development program at Jenderal Sudirman University aims to produce independent science-based young entrepreneurs who have been running for 8 months. Participants are Jenderal Sudirman University as tenant. Prosepctive independent young entrepreneurs are selected with several stages, namely: 1. Written selection, 2. Written selection stages 2 and 3. Interview selection.  Selection aims to determine the ability, and motivation of prospective entrepreneurs. The results obtained are described to capture potential entrepreneurs through the ranking of the selection results. Prospective young entrepreneurs with a total of 59 people in the initial selection and obtained 6 prospective entrepreneurs who will be guided and trained to become independent young entrepreneurial entrepreneurs. The six prospective entrepreneurs have business fields: milk processing; kefir soap making; production of geprek and fried chicken; production of ginger drink; cultivation of rabbit and cultivation of pedestal crickets. Activities for tenants aim to improve skills in accordance with the fields of study that are guided and directed through the implementation of entrepreneurship programs. Tenant received guidance and training in both managerial training in the form of business proposals, financial management and self-motivation training. Tenant has the opportunity to intern and do marketing. Tenant is required to make a business proposal, do an internship and make a final report and attend an exhibition of activities that have been carried out. The entrepreneurship development program also brings competent experts in the field of science to provide knowledge and workshops to tenants.
Aplikasi Antioksidan Alami Daun Sukun Fermentasi terhadap Produktivitas Itik di KTTI “Unggas Jaya” Elly Tugiyanti; Sigit Mugiyono; Ibnu Harisulistyawan
Jurnal Surya Masyarakat Vol 1, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.1.2.2019.132-138

Abstract

Dilatarbelakangi kondisi petani  di pedesaan yang pendapatannya rendah dan  umumnya petani mempunyai usaha sampingan yaitu beternak. Beternak yang erat kaitannya dengan kehidupan petani adalah beternak itik. Di desa Pegalongan kecamatan Patikraja terdapat Kelompok tani ternak itik (KTTI) yang masih aktif,  yaitu KTTI “Unggas Jaya”.  Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra adalah pengadaan bibit, harga pakan, performan itik, harga jual telur dan itik afkir rendah,  Solusinya menggunakan daun sukun fermentasi yang berpotensi sebagai bahan pakan itik berkualitas, karena murah, mudah didapat, mengandung vitamin E,C dan A, mineral, antioksidan dan senyawa aktif  lain yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh ternak itik. Antioksidannya dapat meningkatkan performan, kesehatan, kualitas produk sehingga aman dan berkualitas. Metode untuk memecahkan masalah di kelompok mitra melalui alih tehnologi, praktek (IB, penetasan, fermentasi, pengolahan dan pengemasan produk), evaluasi, pendampingan dan pengkaderan. Target luaran adalah produk, artikel ilmiah popular. Hasil dari demo yang sudah dilakukan adalah : pertumbuhan itik lebih baik daripada sebelumnya, itik lebih sehat-sehat, petani sudah mampu melakukan IB,  fertilitas telur hasil IB tinggi yaitu pemeliharaan pejantan lebih dihemat dan peternak dapat menetaskan telur menggunakan mesin tetas.Kata kunci: karkas itik; keamanan pangan; antioksidan; daun sukun, fermentasiAbstractThe background is the low income of farmers in rural areas and side business of farmers is raising livestock. Duck raising was closed with farmer lifes. There are active duck farmer groups (KTTI), namely the "Unggas Jaya" in Pegalongan village, Patikraja sub-district. The problems in farmer group are procurement of day old duck, feed prices, duck performance, low selling prices of eggs and culled ducks. Solution of the problem is using fermented of breadfruit leaf which have the potential as quality duck feed ingredients, because they are cheap, easily obtained, contain vitamins E, C and A , minerals, antioxidants and other active compounds that are beneficial to ducks health. Antioxidants are safe because the performance and ducks health can be improved. Problem solving method in “Unggas Jaya” farmer groups use by technology transfer, practice (Artificial Incemination, operation of hatching machine, fermentation, product processing and packaging), evaluation, mentoring and cadre of participant. Output targets are products and publication of articles in journal. The results of the demonstrations that have been carried out are: duck growth is better than before. The duck is healthier, farmers are able to do IB, high IB fertility eggs are more conserved and farmers can hatch eggs using hatching machine.
Efektivitas Program Partisipatif Kelompok Perempuan dalam Meningkatkan Swadaya Masyarakat Yeni M.; Sartika Yuliana; Rini Parmila Yanti
Jurnal Surya Masyarakat Vol 1, No 1 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.1.1.2018.64-80

Abstract

Di era otonomi daerah, yang diawali dengan UU RI No. 22 Tahun 1999, yang diamandemen dengan UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah lokal, telah memberikan kesempatan bagi otonomi daerah dan kesempatan-kesempatan untuk mengoptimalkan sumber daya-sumber daya yang ada di daerah guna kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, kemudian untuk merencanakan pembangunan sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. Produk hukum tersebut sekali lagi mengubah deadlock paradigm pembangunan dari atas ke bawah ke pembangunan berbasis masyarakat dari bawah ke atas, yang mana merupakan model dari pola pembangunan partisipatoris yang diterapkan di Kabupaten Sijunjung, yang melibatkan masyarakat dalam semua proses pembangunan. The purposes of the research conducted by the author are: 1) untuk mengetahui bagaimana program tersebut diimplementasikan di Desa Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung selama periode 2 tahun. 2) untuk menentukan bagaimana level pemerintahan Desa Kunangan Parik Rantang pada setiap pembangunan yang dilakukan melalui program partisipatoris. 3) untuk mengetahui bagaimana efektivitas program partisipatoris di Desa Kunangan Parik Rantang dalam upaya untuk meningkatkan program-program swadaya yang diterapkan melalui partisipatoris. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mana peneliti mencoba untuk menggambarkan seluruh gejala, kejadian, dan fenomena apa adanya dalam kaitannya dengan data dan informasi yang telah diperoleh dari responden (sumber data). Hal ini dilakukan secara konstan merujuk pada pembahasan isu-isu yang yang telah ditentukan sebelumnyya. Menurut Moloeng “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang memproduksi data dalam bentuk kata-kata – tertulis atau kata-kata yang diucapkan oleh orang – orang dan perilaku yang dapat diamati”. Studi ini menunjukkan bahwa program pembangunan partisipatoris adalah program yang sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran organisasi-organisasi pemerintahan akan pembangunan, karena program tersebut tidak hanya melibatkan masyarakat dalaam perencanaan, implementasi, dan monitoring pembangunan tetapi juga melibatkan masyarakat dalam pembiayaan pembangunan, dengan pola pembiayaan 30% dibebankan kepada masyarakat dan 70% kepada pemerintah, dalam rangka meningkatkan rasa memiliki dari publik atas hasil-hasil pembangunan, yang pada akhirnya tanpa perintah, masyarakat akan berkontribusi pada hasil-hasil pembangunan tersebut. Program ini juga merupakan salah satu solusi bagi pemerintah daerah Sijunjung dalam mengatasi kurangnya dana yang tersedia untuk pembangunan di anggaran Kabupaten Sijunjung, oleh karena pola partisipatifnya bila dibandingkan dengan apa yang tender atau kontraktor lakukan akan mampu menyediakan dana sebesar 30,32% untuk pelaksanaanpembangunan. Sayangnya, program ini tampak kurang mendapat dukungan dari kelompok elit – elit dan pemangku kepentingan di Kabupaten Sijunjung, dibuktikan dengan rendahnya dana yang dianggarkan oleh pemerintah lokal, yang hanya berkisar antara 0,5% dan 0,7% setiap tahunnya dari keseluruhan Anggaran dan Pengeluaran Kabupaten Sijunjung. Pemerintah maupun dewan di Sijunjung harus memiliki komitmen dan hasrat yang kuat untuk meningkatkan alokasi dana partisipatoris setiap tahun sebesar 1,5-2,0%, dari total anggaran Kabupaten Sijunjung, yang sebesar 14-15 milyar rupiah per tahun. Komposisi pembiayaan pembangunan partisipatoris yang saat ini dibagi menjadi 70% pemerintah dan 30% kelompok masyarakat perlu dirubah menjadi 85% pemerintah lokal dan 15& kelompok masyarakat, sehingga komposisi penbiayaan partisipatif tidak terlalu membebani kelompok pengusul yang secara ekonomi lemah, dan mereka diharapkan untuk dapat langsung mengimplementasikan pengembangan ini melalui pola-pola partisipatoris.Kata kunci: program partisipatif, kabupaten Sijunjung, masyarakatAbstractIn the era of regional autonomy, which starts from the regulations of Law Number 22 of 1999 as amended by Act Number 32 of 2004 concerning local government, has provided an opportunity for local autonomy and opportunities to optimize existing resources in the region for the prosperity and welfare of the people, then to plan the development of regulated law No. 25 Year 2004 concerning the system of national development planning, regulatory legal product is once again paved the deadlock top-down development paradigm into a folk-based development of bottom-up, the main approach to bottom-up models which is the model of participatory development patterns in Sijunjung Regency involving the community in the whole process of development. The purpose of the research conducted by the author are: 1) To find out how the program is implemented in village of Kunangan Parik Rantang, District of Kamang Baru, Sijunjung within a period of 2 Years. 2) To determine how the level of Governmental village of Kunangan Parik Rantang in every development is carried out through a participatory program. 3) To know how Participatory Program Effectiveness in villages Kunangan Parik Rantang in an effort to improve the non-governmental development programs implemented through participatory. This study is a descriptive research method with qualitative approach, where researchers try to describe all the symptoms, events or phenomena as it is in accordance with the data and information that has been obtained from the respondents (data source), this is done by constantly referring to the discussion of issues that have been determined in advance, according Moloeng "qualitative research is a research procedure that produces a data description form of words - written or spoken words of people - people and behaviors that can be observed". This study shows that participatory development program is a program that is very effective in raising the awareness and governmental organizations to development, because the program does not only involve the community in the planning, implementation and monitoring of development, but also involving communities in development financing, with the pattern of charging 30% community, and 70% of Government, so as to increase the sense of public ownership of the results of development, which in the end without command will always keep the public with the results of such development. The program also is one of the solutions for local government Sijunjung, in overcoming the lack of funds available for development in the district budget Sijunjung, because the participative pattern when compared with the pattern of the tender or contractors did Sijunjung local governments, will be able to save funds to the implementation of a development of 30.32%. Unfortunately, this program seems less a place in the hearts of the elite - the elite and stakeholders in Sijunjung Regency, evidenced by the lack of funds budgeted by the local government, which is only 0.5% to 0.7% annually of the total Budget and Expenditure of Sijunjung, to the District Government of Sijunjung together with parliament of Sijunjung must have a strong commitment and desire, to increase the allocation of funds participatory, every year to 1.5% up to 2.0%, of the total budget Sijunjung, which Range between 14 to 15 billion annually. Participatory development funding composition, currently borne by the local government 70%, and community groups proposer of 30%, should be changed to 85% of local government - and community groups proposing 15%, so that the composition of participative funding, not overly burden the proposer group, which the economically weak, and they are expected to eventually be able to implement this development through participatory patterns.
Community Diagnosis Tentang Wabah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dusun Kedungpoh Kidul, Nglipar, Gunungkidul Suci Musvita Ayu; M. Reza; Khairunnisa Khairunnisa; Rizki Arum M.; Ryani Dwi Kurniati; Dana Kristiani; Dian Utami; Fanimas Tiwi; Cahyaningsih Cahyaningsih; Nida Alifah
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.2.2.2020.80-84

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the diseases that is currently an environmental health problem. Cases are increasing and spreading more widely. This is coupled with the movement of mobility and population density in an area. The method used is a quantitative descriptive research study to get an overview and information about health conditions related to Dengue Fever. The results obtained are the high rate of spread of DHF in the rainy season. The conclusion of the prevalence of existing health problems is the magnitude of the DHF distribution rate of 25%.

Page 3 of 14 | Total Record : 136