Nadjib, Mochammad
Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penangkapan Ikan Ilegal di Laut Kawasan Perbatasan Sangihe: Dari Londe ke Pumpboat Nadjib, Mochammad
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 23, No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.23.1.2015.25-38

Abstract

Indonesia tidak saja sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, juga sekaligus memiliki potensibesar sebagai produsen ikan laut. Meskipun demikian, potensi ini belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya terutamaoleh masyarakat pesisir di kawasan perbatasan, diantaranya masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe. Banyakterjadi aktivitas penangkapan ikan secara ilegal yang dilakukan oleh nelayan asing, terutama nelayan Filipina.Adakah faktor di luar keamanan yang mendorong maraknya aktivitas ilegal di Sangihe? Artikel ini mendiskusikanhubungan antara terjadinya pergeseran jenis perahu dan teknologi penangkapan dengan munculnya aktivitasillegal fshing. Hipotesa yang dapat ditarik adalah, meskipun nelayan Sangir adalah pelaut ulung, tetapi perahudan teknologi penangkapannya tidak sesuai dengan tradisi kebiasaan dan budaya setempat. Artikel ini bersumberdari hasil penelitian “Kedaulatan Indonesia di Kawasan Perbatasan”, kasus di kawasan perbatasan laut. Sumberdata dikumpulkan melalui wawancara mendalam, FGD dan observasi di ibukota kabupaten dan pulau terluar sertamemanfaatkan sumber data sekunder. Pergeseran jenis perahu dan teknologi penangkapan telah meminggirkannelayan Sangir dari fshing ground, perannya kemudian diisi secara ilegal oleh nelayan Filipina.
IMPLIKASI KEBIJAKAN MORATORIUM TERHADAP SEKTOR PERIKANAN DI BITUNG Rahmayanti, Atika Zahra; Cahyono, Bintang Dwitya; Nadjib, Mochammad
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 25, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.25.1.2017.1-14

Abstract

Kebijakan moratorium sebagai salah satu gebrakan dalam Pemerintahan Jokowi – JK, memiliki dua sisi mata koin. Pada satu sisi, kebijakan ini menguntungkan bagi nelayan kapal kecil dimana fishing ground menjadi lebih dekat dan ikan relatif lebih mudah didapat sehingga biaya operasional terutama untuk bahan bakar dan perbekalan berlayar dapat ditekan. Tentu saja kondisi tersebut menunjukkan peningkatan dari segi kesejahteraan nelayan.Di sisi lain, bagi unit usaha pengolahan ikan (UPI), kebijakan moratorium membuat operasionalisasi perusahaan terganggu. Pasalnya supply bahan baku menjadi berkurang drastis akibat larangan operasi bagi kapal di atas 30 GT dan kapal eks asing. Dengan tidak adanya bahan baku yang diproses, otomatis banyak pekerja yang di rumahkan. Terlebih lagi banyak kapal-kapal besar yang akhirnya terbengkalai akibat tidak bisa beroperasi dan satu UPI di Bitung mengalami gulung tikar.  Sebagai jawaban atas gejolak tersebut, akhir Bulan April, Kementerian Kelautan dan Perikana memberlakukan skema kebijakan penangkapan ikan dalam satu kesatuan operasional. Kebijakan ini tertuang dalam Perdirjen PT No.1/Per-DJPT/2016. Kebijakan ini merupakan solusi untuk menjawab kebutuhan UPI di Bitung. Artikel ini bersumber dari penelitian, Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dalam Konteks Global: Infrastruktur Pendukung Peningkatan Daya Saing Sektor Perikanan”. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara primer maupun sekunder. Implikasi kebijakan moratorium menimbulkan efek langsung baik bagi nelayan, pelaku usaha (UPI) maupun kondisi di Pelabuhan Perikanan Bitung. Namun kebijakan ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kedaulatan maritim dan meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil.
Agama, Etika dan Etos Kerja dalam Aktivitas Ekonomi Masyarakat Nelayan Jawa Nadjib, Mochammad
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 21, No 2 (2013)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.21.2.2013.19-32

Abstract

Praktik keagamaan nelayan Jawa yang mayoritas beragama Islam, relatif masih kuat dengan ajaran-ajaran nenek moyang. Ritual sedekah laut, sesaji dan “santet” merupakan implementasi dari ketergantungannya pada kekuatan supranatural. Di lain pihak, nelayan dikenal sebagai kelompok masyarakat yang paling miskin meskipun rata-rata mereka memiliki etos kerja tinggi. Artikel ini mendiskusikan hubungan antara kepercayaan yang dianut nelayan Jawa terhadap dorongan tumbuhnya etos kerja. Hipotesa yang dapat ditarik adalah, meskipun nelayan memiliki etos kerja tinggi tetapi etika kerja yang difahami kurang sesuai dengan ajaran agama. Artikel ini ditulis berdasarkan studi literatur serta akumulasi pemahaman dari berbagai studi primer yang dilakukan terhadap masyarakat nelayan. Studi literatur dilakukan untuk memahami konsep tentang agama dalam menilai etika dan etos kerja. Sumber data primer diperoleh dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan terhadap komunitas nelayan pantai utara maupun pantai selatan Jawa. Indikasi longgarnya pemahaman atas nilai agama dan tatanan etika yang dianut inilah kiranya yang membentuk sifat dan karakter nelayan cenderung “permisif”, foya-foya dan boros.
Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal terhadap Perilaku Sosial Ekonomi Nelayan Cahyono, Bintang Dwitya; Nadjib, Mochammad
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No 2 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.22.2.2014.119-133

Abstract

Indonesia tidak saja sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, juga sekaligus memiliki potensi besar sebagai produsen ikan laut. Meskipun demikian, potensi ini belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat nelayan, sehingga mereka dikenal sebagai kelompok masyarakat yang paling miskin. Artikel ini mendiskusikan implikasi  kendala  struktural  dan  kelangkaan  modal  yang  dihadapi  nelayan  terhadap  perilaku  sosial  ekonomi dan tingkat kemiskinan nelayan. Artikel ini bersumber dari hasil penelitian tentang Pembiayaan Nelayan yang dilakukan selama kurun waktu 2012-2014, dan akumulasi pemahaman dari berbagai studi primer yang dilakukan pada komunitas nelayan. Sumber data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan observasi di berbagai komunitas nelayan di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Implikasi adanya hambatan strukturaldan kelangkaan modal telah menyebabkan nelayan mengembangkan alternatif perilaku sosial ekonomi yang khas.