Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INVENTARISASI SERANGAN HAMA KUTU PUTIH (Mealybug) PADA TANAMAN SINGKONG DI KECAMATAN ROGOJAMPI DAN SINGOJURUH Atusholihah, Syofi; Diah Etika Maharatih, Setiarina; Fuad , Ardiyansyah
JURNAL BIOSENSE Vol 3 No 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PGRI Banyuwangi, Jalan Ikan Tongkol No 01, Telp (0333) 421593, 428592 Banyuwangi 68416

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.842 KB) | DOI: 10.36526/biosense.v3i2.1156

Abstract

Kutu putih Phenacoccus manihoti Matile-Fererro (Hemiptera: Pseudo-coccidae) merupakan hama yang paling banyak menimbulkan kerusakan pada pertanaman singkong. Kabupaten Banyuwangi khususnya di Kecamatan Rogojampi dan Singojuruh belum pernah dilaporkan mengenai jenis-jenis hama kutu putih yang menyerang pertanaman singkong, hal ini disebabkan karna belum adanya laporan petani tentang pengurangan produksi akibat hama kutu putih dan juga petani belum menyadari akan dampat serangan hama kutu putih pada tanaman singkong. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei sampai Juni 2018 di Kecamatan Singonjuruh dan Rogojampi di kebun warga sekitar. Analisis data meliputi keanekaragaman spesies, penentuan kerusakan mutlak, dan kelimpahan jenis. Hasil menunjukan ditemukan spesies Paracoccus marginatus dan Ferrisia virgata. keanekaragaman spesies di Kecamatan Rogojampi Hˊ= 0.725 dengan kategori rendah, sedangkan pada Kecamatan Singojuruh memiliki total indeks keanekaragaman Hˊ = 0,022 kategori rendah. Kelimpahan jenis kutu putih di Kecamatan Rogojampi dan Singojuruh didominasi oleh jenis Paracoccus marginatus dengan nilai kelimpahan 1.956 individu di Rogojampi dan 2.390 individu di Singojuruh. Kerusakan mutlak yang disebabkan oleh serangan kutu putih yang ditemukan di Kecamatan Rogojampi pada jenis Paracoccus marginatus adalah 0,602 dan pada jenis Ferrisia virgate yaitu 0,771. Total kerusakan mutlak tanaman singkong yang ada di kecamatan Rogojampi adalah 1,373% angka tersebut menunjukkan kerusakan sedang pada tanaman singkong. Untuk diwilayah kecamatan singojuruh menunjukkn total kerusakan mutlak tanaman singkong yaitu berjumlah 1,281 angka tersebut menunjukkan kerusakan sedang pada tanaman singkong.
INTERTIDAL BARNACLE COMMUNITY OF KETAPANG AND GILIMANUK PORTS THAT SEPARATED BY THE INDONESIAN THROUGHFLOW OF BALI STRAIT Sulistiono Sulistiono; Diah Etika Maharatih Setiarina; Romanus Edy Prabowo
Scripta Biologica Vol 4, No 4 (2017)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1461.897 KB) | DOI: 10.20884/1.sb.2017.4.4.615

Abstract

Indonesian Throughflow (ITF) flows from the Pacific Ocean through the western route of Makassar Strait and exit directly to the Indian Ocean through Lombok Strait and Bali Strait or flows eastward through the Banda Sea. Bali Strait separates the Ketapang Ferry Port of Banyuwangi on the Jawa side and Gilimanuk Ferry Port of Bali. Ferries connect Jawa and Bali through those ports as the primary mean of transportation. Ship hull and ballast water of those ships act as a proxy for barnacle distribution in their larval stage from one harbor to another so that it could influence the barnacle community of those two ports. The environmental condition of each seaport defines the barnacle community based on the adaptation ability of barnacle. The purpose of this research was to determine the intertidal barnacle diversity on both Ketapang and Gilimanuk seaports and to compare the barnacle community between Ketapang and Gilimanuk seaports. This study was a survey, and simple random sampling technique was used to collect samples. Sample collection was conducted from July to August 2017, and the sample observation and identification were performed at the Faculty of Agriculture Laboratory at Banyuwangi PGRI University. The diversity indexes including Shannon, Brillouin, Simpson, and Evenness were calculated to determine the level of diversity, and Bray-Curtis similarity coefficient was used to compare the intertidal barnacle community. The result showed the intertidal barnacle diversity of Ketapang and Gilimanuk seaports were low, at the level of 0.89, 0.89, 0.41 and 0.27 at Ketapang Ferry Port and 0.81, 0.80, 0.43, and 0.28 at Gilimanuk Ferry Port based on Shannon, Brillouin, Simpson, and Evenness accordingly. The two ports were having a medium similarity of intertidal barnacle community indicated by the Bray-Curtis similarity coefficient analysis score of 0.58.
Grand Watudodol Underwater Coastal Cleanup Sulistiono Sulistiono; Diah Etika Maharatih Setiarina; Nadya Adharani; Megandhi Gusti Wardhana
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 2, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v2i1.35162

Abstract

Pantai Grand Watudodol Banyuwangi memiliki potensi alami yaitu terumbu karang dan biota-biota asosiasnya yang masih cukup bagus. Keindahan pemandangan taman bawah laut tersebut harus dijaga dari berbagai jenis sampah. Sampah-sampah yang ada di terumbu karang Grand Watudodol berasal dari sampah-sampah yang hanyut dari sungai terbawa ke muara sampai ke pantai. Untuk menjaga kebersihan terumbu karang maka masyarakat sekitar pantai harus menjaga kebersihan pantai Grand Watudodol secara rutin agar dapat  memuaskan wisatawan. Tahapan-tahapan Grand Watudodol underwater coasatal cleanup yaitu dengan membagi tiga area yaitu area yang terendam air, area yang berbatasan dengan air dan area yang sama sekali tidak terendah air. Hasi bersih pantai didapatkan sampah organik dan sampah anorganik yang sebagian besar adalah kiriman dari luar bukan dari wisatawan pantai tersebut.