Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EFEKTIVITAS UJI DAYA BUNUH EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica Papaya L.) dan DAUN SIRIH (Piper Betle L.) TERHADAP LARVA NYAMUK ANOPHELES PUNCTULATUS DI KOTA SORONG Ramdany, Radeni; Norma, Norma
Preventif Journal Vol 3, No 2 (2019): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.279 KB) | DOI: 10.37887/epj.v3i2.6237

Abstract

Malaria adalah suatu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (mosquito borne diseases). Malaria diinfeksikan olehparasit bersel satu dari kelas Sporozoa, genus Haemosporida, keluarga Plasmodium. Propinsi Papua dan PapuaBarat menempati urutan tertinggi sebagai penyumbang kasus malaria terbanyak di Indonesia. Pada 2009 silamangka penderita malaria menunjukkan 112 per 1000 positif malaria dan sejak 2015 kasus malaria berhasil turunmenjadi 2,4 per 1000 penduduk. Salah satu upaya pemberantasan dan pencegahan penularan penyakit malariadapat dilakukan dengan pengendalian vektor dari penyakit tersebut. Upaya pengendalian vektor penyakit dapatdilakukan secara hayati berupa insektisida alami, adapun tumbuhan yang dapat digunakan sebagai insektisidaalami yaitu daun pepaya dan daun sirih. Hal ini dikarenakan kandungan alkoloid, flavonoid dan saponin yangterkandung didalamnya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Terpadu Poltekkes Kemenkes Sorong.Jenis penelitian adalah eksperimen murni dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitianini adalah larva nyamuk An. punctulatus Instar III/IV sebanyak 10 ekor pada masing-masing 8 unit perlakuandengan 3 kali pengulangan. Teknik penarikan sampel menggunakan Sistematik Random Sampling dan analisis datamenggunakan Mann-Whitney dan Regresi Probit. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikanantara daya bunuh nyamuk An. punctulatus dengan menggunakan ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.) dandaun sirih (Piper Betle L.) dengan nilai P = 0,00 < 0,05. Hasil analisis regresi probit menunjukkan ekstrak daunpepaya lebih efektif membunuh larva nyamuk An. punctulatus dibandingkan ekstrak daun sirih. Disarankan kepadamasyarakat agar dalam upaya pemberantasan penyakit Malaria sebaiknya menggunakan larvasida dan insektisidaalami yang ramah lingkungan untuk memutuskan mata rantai perkembangan nyamuk Anopheles yaitu denganmenggunakan ekstrak daun papaya dengan konsentrasi 36.879% agar larvasida yang dihasilkan efektif membunuh90% larva dalam waktu 12 jam.Kata Kunci : Larva Anopheles Punctulatus, Daun Pepaya, Daun Sirih
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLASAMAN KOTA SORONG Radeny ramdany; Elisabeth Samaran
Nursing Arts Vol 11 No 2 (2017): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.797 KB) | DOI: 10.36741/jna.v11i2.66

Abstract

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Hingga saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan global yang utama karena sering menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Insiden malaria pada penduduk Indonesia tahun 2013 menurun dibanding tahun 2007 tetapi di Papua Barat mengalami peningkatan tajam. Hal ini menempatkan Papua Barat di posisi ke-3 propinsi dengan prevalensi malaria tertinggi setelah Papua dan Nusa Tenggara Timur dan Kota Sorong menjadidaerahdengan jumlah penderita malaria tertinggi di Propinsi Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan perilaku masyarakat terhadap kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Hipotesis penelitian yaitu status gizi dan perilaku masyarakat berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain case-control study. Variabel independen adalah status gizi, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari, sedangkan variabel dependen adalah kejadian malaria.Sampel adalah penderita malaria sebanyak 144 yang terdiri dari 72 kasus dan 72 kontrol. Kasus adalah penderita malaria sedangkan kontrol bukan penderita malaria, dengan matching menurut umur dan jenis kelamin. Teknik penarikan sampel untuk kelompok kasus yaitu simple random sampling dan kelompok kontrol yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan menggunakan checklist. Uji statistik bivariat menggunakan Odds Ratio dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong tahun 2016. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar agar diketahui seberapa besar variabel tersebutmempengaruhi kejadian malaria, karena seperti yang kita ketahui bahwa penyakit malaria merupakan interaksi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan status gizi dan perilaku termasuk penggunaan kelambu, obat anti nyamuk dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari
EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN HASIL TRY OUT UJI KOMPETENSI PRODI DIII KEPERAWATAN Radeny Ramdany; M Loihala; Yogik Setia Anggreini
Nursing Arts Vol 12 No 2 (2018): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.18 KB) | DOI: 10.36741/jna.v12i2.81

Abstract

Latar Belakang : Sesuai amanah UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, pemerintah telah menyelenggarakan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi bidang kesehatan, salah satunya adalah penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional. Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong sejak tahun 2014 sudah melakukan ujian kompetensi, namun tingkat kelulusannya masih rendah yaitu pada tahun 2017 sebesar 64%. Salah satu yang mempengaruhi kelulusan uji kompetensi adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi proses pembelajaran berdasarkan hasil try out uji kompetensi.Metode : Project dilaksanakan pada bulan Oktober 2018. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Evaluasi yang dilakukan meliputi materi ajar, bahan ajar, metode pembelajaran, penilaian hasil belajar dan staf pengajar. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen mata kuliah KMB I, KMB II, dan Keperawatan Gawat Darurat sebagai mata kuliah yang memiliki persentase kelulusan tertinggi dan terendah berdasarkan hasil try out uji kompetensi Prodi DIII Keperawatan Sorong periode bulan Februari 2018. Pengumpulan data dilakukan menggunakan studi dokumen dan pedoman wawancara. Validitas data menggunkaan teknik triangulasi dan analisis data menggunakan interaktif reduksi. Hasil : Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen ditemukan bahwa persentase kelulusan KMB tertinggi pada try out uji kompetensi dipengaruhi oleh materi ajar disampaikan secara tuntas dan jelas, bahan ajar yang menggunkaan referensi dari berbagai sumber, metode pembelajaran yang variatif dan inovatif, penilaian hasil belajar menggunakan soal serupa dengan ujian kompetensi, dan staf pengajar yang sesuai kualifikasi. Hal ini berbanding terbalik dengan mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.Kesimpulan : Rendahnya hasil try out uji kompetensi dipengaruhi oleh proses pembelajaran oleh dosen antara lain materi ajar, sumber belajar, metode pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan staf pengajar.
Edukasi Anemia Berbasis Monopoly Simulation pada Remaja Putri di SMK Negeri 1 Kota Sorong Radeny Ramdany
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 2 (2021): April, Pages 161-458
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i2.247

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi terutama pada remaja dan ibu hamil. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (2012), prevalensi penyakit anemia pada remaja putri sebesar 75,9%. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMK Negeri 1 Kota Sorong tentang penyakit anemia melalui edukasi berbasis monolopy simulation. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada 22 Oktober 2019 di ruang kelas SMK Negeri 1 Kota Sorong. Metode yang digunakan berupa pemeriksaan anemia menggunakan alat Hb meter, pembagian tablet Fe, serta pemberian edukasi anemia menggunakan permainan monopoly simulation. Berdasarkan hasil evaluasi, sebelum dilakukan edukasi melalui permainan monopoly simulation  siswi yang memiliki pengetahuan baik tentang anemia hanya sebesar 5% saja, dan setelah diberikan edukasi, siswi yang memiliki pengetahuan baik sebesar 27,5%, yang berarti terjadi peningkatan pengetahuan siswi setelah diberi edukasi. Diharapkan agar promosi kesehatan terus dilakukan untuk mengoptimalkan penurunan kejadian anemia. Dalam upaya promosi kesehatan sebaiknya petugas kesehatan menggunakan berbagai macam metode yang bervariasi disesuaikan dengan sasaran agar dapat menarik minat masyarakat sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik, salah satunya menggunakan metode monopoly simulation yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas maupun di masyarakat.
Acceptability of ice cream products of red fruit (Pandanus conoideus lamk) with sago flour subtitution (Metroxylon sagu rottb) Radeny Ramdany; La Supu; Fatimah Nurlathifach Pulukadang
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 12, Nomor 2, July-December 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-sihah.v12i2.15908

Abstract

Ice cream is a frozen food product that is processed through a combination of freezing processes in a mixture of various ingredients consisting of milk or milk products, sweeteners, emulsifiers, stabilizers, and flavor enhancers. The addition of ice cream with local Papuan food modifications, namely red fruit and sago flour, is expected to add nutrition and become a new innovation for local ice cream products in the City of Sorong, West Papua. The purpose of this study was to determine the acceptability of the red fruit ice cream product with sago flour substitution. The research design used was experimental research. The samples used as objects were ice cream products with the addition of red fruit juice and sago flour with 3 variations (S00, S20, S30). This study used a fairly trained panel of 25 people. The independent variable is the variety of ice cream with red fruit juice and sago flour substitution and the dependent variable is acceptance (taste, aroma, color, texture). The instrument used in this study was the hedonic test form. Acceptability analysis using the Friedman Test. The results showed that there were significant differences in taste (p-value 0.006), aroma (p-value 0.006), color (p-value 0.001), and texture (p-value 0.010) of ice cream products with the addition of red fruit juice and Sago flour. This study found that there were differences in the acceptance of ice cream with variations in the substitution of sago flour and red fruit.
Edukasi Pencegahan Penularan Covid-19 dan Pemberian Bantuan Sosial pada Masyarakat Terdampak Covid-19 di Panti Asuhan Putra Putri Papua Kabupaten Sorong Radeny Ramdany; Ariani Pongoh
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 9 (2022): Volume 5 No 9 September 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i9.6121

Abstract

ABSTRAK Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus jenis baru yang belum pernah teridentifikasi pada manusia. Kabupaten Sorong merupakan salah satu daerah zona merah Covid-19 di Provinsi Papua Barat. Salah satu risiko penularan Covid-19 adalah berada di kerumunan atau di area dengan kepadatan manusia yang tinggi seperti di panti asuhan. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan penularan Covid-19 di Panti Asuhan dan memberikan bantuan sosial berupa sembako kepada penghuni Panti Asuhan sebagai masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Metode yang digunakan berupa pemberian edukasi melalui penyuluhan dan pemberian bantuan sosial berupa sembako kepada penghuni Panti Asuhan Putra Putri Papua. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan peserta tentang pencegahan covid-19, sebelum diberikan edukasi sebagian besar peserta memiliki tingkat pengetahuan cukup (51,5%) dan setelah diberikan edukasi sebagian besar peserta memiliki tingkat pengetahuan baik (66,7%). Disarankan agar promosi kesehatan terus dilakukan untuk mengoptimalkan pemutusan mata rantai penularan Covid-19. Dalam upaya promosi kesehatan diutamakan bagi kelompok-kelompok yang berisiko tinggi seperti tenaga kesehatan, lansia, dan Ibu hamil. Selain itu upaya promosi kesehatan juga sebaiknya dilakukan di tempat-tempat umum yang berisiko tinggi terjadi penularan seperti di pasar, sekolah, perkantoran, rumah tahanan, dan panti asuhan. Kata Kunci: Pencegahan Covid-19, Edukasi, Bantuan Sosial, Panti Asuhan ABSTRACT COVID-19 is an infectious disease caused by a new type of virus that has never been identified in humans. Sorong Regency is one of covid-19  red zone areas in West Papua. One of the risks of contracting Covid-19 is being in an area with high human density such as an orphanage. The aim is to increase knowledge about prevention of covid-19 and provide social assistance to residents of the orphanage as a community affected by the Covid-19 pandemic. The method used was in the form of education and provision of social assistance in the form of basic necessities to residents of the orphanage. The evaluation results showed that there was an increase in participants' knowledge about the prevention of Covid-19, before education most of the participants had a sufficient level of knowledge (51.5%) and after being given education most of the participants had a good level of knowledge (66.7%). It is recommended that health promotion will continue to be carried out to optimize the breaking of the Covid-19 transmission chain. Health promotion efforts prioritized for high-risk groups such as health workers, the elderly, and pregnant women. Health promotion efforts also be carried out in public places that are at high risk of transmission, such as markets, schools, offices, detention centers and orphanages. Keywords: Prevention of Covid-19, Education, Orphanage.
Faktor Risiko Gaya Hidup terhadap Kejadian Penyakit Stroke di Rsud Tenriawaru Kabupaten Bone Radeny Ramdany
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 10 (2022): Volume 4 Nomor 10 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i10.6083

Abstract

ABSTRACT Stroke is a brain attack which caused sudden occurrence of blood vessel blockage or rupture brain. Stroke is one disease mortality and morbidity so high. Stroke is one of causes brain disorders in their productive age and third ranked cause of death after heart disease and cancer. In Indonesia ranks first stroke cause of death in hospital. This study aimed to identify risk factors of lifestyle on the incidence of stroke in general hospital Tenriawaru Bone. Type research is Case Control Study. Cumulative samples in this experiment 136 people, with 68 cases and 68 control persons or ratio 1:1. Sampling conducted using purposive sampling technique. Data collected by direct interview of respondents using questionnaire. Data collected based on variables studied eating patterns, smoking habits, alcohol consumption, and physical activity. Data analysis was performed by using statistical odds ratio (OR). Results showed that diet and smoking habits have meaningful relationship as risk factor for stroke events with their respective values; diet OR = 2.046 (95% CI, 1.031 to 4.057), smoking OR = 2.275 (CI 95%, 1.086 to 4.767), alcohol consumption and physical activity haven’t significant relationship as risk factor for stroke events with their respective values; alcohol consumption OR = 1.219 (95% CI, 0.354 to 4.203), physical activity OR = 0.554 (CI 95%, from 0.270 to 1.134). Diet and smoking habits have meaningful relationship as risk factor for stroke. Suggested need for implementation more healthy lifestyle such as dietary adjustments to avoid excessive consumption fat and salt, exercise with appropriate dosage, as well as quit smoking and reduce alcohol. More intensive counseling from related officials about risk factors of stroke incidence so that society can do prevention of stroke morbidity and mortality can be minimized. Keywords: Risk Factors, Stroke, Lifestyle  ABSTRAK Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan salah satu penyakit yang tingkat mortalitas dan morbiditasnya tinggi. Stroke adalah salah satu penyebab gangguan otak pada usia produktif dan menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko gaya hidup terhadap kejadian penyakit stroke di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan “Case Control Study”. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 136 orang, dengan kasus 68 orang dan kontrol 68 orang atau dengan  perbandingan 1 : 1. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Data dikumpulkan berdasarkan variabel yang diteliti yaitu pola makan, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan aktifitas fisik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Odds Ratio (OR).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan dan kebiasaan merokok memiliki hubungan yang bermakna sebagai faktor risiko kejadian penyakit stroke dengan nilai masing-masing; pola makan OR = 2,046 (CI 95%, 1,031-4,057), kebiasaan merokok OR = 2,275 (CI 95%, 1,086-4,767), sedangkan konsumsi alkohol dan aktifitas fisik memiliki hubungan yang tidak bermakna sebagai faktor risiko kejadian penyakit stroke dengan nilai masing-masing; konsumsi alkohol OR = 1,219 (CI 95%, 0,354-4,203), aktifitas fisik OR = 0,554 (CI 95%, 0,270-1,134). Pola makan dan kebiasaan merokok memiliki hubungan yang bermakna sebagai faktor risiko kejadian penyakit stroke. Disarankan perlunya penerapan gaya hidup yang lebih sehat seperti pengaturan pola makan dengan menghindari konsumsi lemak dan  garam berlebih, berolahraga dengan takaran yang pas, serta berhenti merokok dan kurangi alkohol.  Penyuluhan yang lebih intensif dari aparat terkait mengenai faktor risiko kejadian stroke agar masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan sehingga angka morbiditas dan mortalitas stroke dapat diminimalisir. Kata Kunci: Faktor Risiko, Stroke, Gaya Hidup
Pelatihan Pembuatan Nugget Berbasis Pangan Lokal Kerang Darah sebagai Makanan Tambahan Balita Stunting: Training for Making Nuggets Based on Local Food of Blood Clams as a Supplementary Feeding to Stunting Toddlers Radeny Ramdany; Ariani Pongoh
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v7i4.2930

Abstract

Stunting is a condition of chronic malnutrition that causes poor posture and reduced cognitive abilities. The highest prevalence of stunting toddlers in West Papua Province was found in Sorong City, 52.58%. The purpose of the activity is to improve the understanding and skills of the community in making nuggets based on local food, blood clams as an alternative to zinc-rich supplementary food for handling stunting toddlers in Malawei Village, Sorong City. The methods used were counseling on stunting, assistance in introducing the nutritional content of blood clams and training on making nuggets made from blood clams, and local food innovation competitions. The results of the evaluation showed that there was an increase in participants' knowledge about stunting before and after being given education. In contrast, before the teaching was carried out, most participants had a low level of knowledge (46.7%). After being educated, most participants had a good level of knowledge (90.0%). Based on these results, it can be concluded that the expected target of this community service activity was achieved.
Risk Factors for Stunting Among Children Under Five Years of Age in The Kokoda Tribe, Sorong City Radeny Ramdany; Norma
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 02 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v16i02.3699

Abstract

Stunting is a chronic nutritional deficiency resulting in short stature and cognitive impairment. Sorong City has the highest incidence of very short and short toddlers in West Papua Province, 52.58%. This study analyzes the risk factors for stunting among children under five years of age in the Kokoda tribe, Sorong City. This study used a case-control design. The population was all parents and children aged 12-59 months registered at Integrated Health Post in 8 selected villages in Sorong City in 2021, totaling 1,890 children. There were 168 samples, 84 in the cases group and 84 in the control group, with the purposive sampling technique. Data collection used a stunting risk factors questionnaire on toddlers and measured body length, weight, and upper arm circumference. The data was processed by analyzing the Odds Ratio (OR) with the SPSS application. Results showed that children with birth lengths less than 48 centimeters had a 2.652 times greater risk of experiencing stunting compared to those more than equal to 48 centimeters. Children with birth weight less than 2,500 grams had a three times greater risk of stunting compared to those more than equal to 2,500 grams. Respondents with no clean water availability had 2.013 times more experienced stunting. Mothers not taking iron supplements during pregnancy could increase the risk of stunting three times. The risk factors for stunting among under-five children in the Kokoda tribe, Sorong City, are birth length, birth weight, the availability of clean water, and iron supplements during pregnancy.
Pelatihan Mitigasi Bencana Menggunakan Tifa Syawat pada Masyarakat Suku Kokoda dalam Mewujudkan Kelurahan Klawalu Siaga Covid-19: Disaster Mitigation Training Using Tifa Syawat in the Kokoda Tribal Community in Realizing Klawalu Village Covid-19 Alert Norma Norma; Radeny Ramdany
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i3.4390

Abstract

The Covid-19 pandemic is a global disaster that is entering its second year; along with the development of the disease, there are changes in disease patterns, such as mutations that give birth to several new variants with higher infectious power. In Sorong City, the number of positive cases was 6,145 cases, the number of deaths was 93 deaths, and the cure rate was 6,030 people. Klawalu Village, one of the villages in the East Sorong district, is a Community Service (PkM) partner and has been actively involved in preventing and handling Covid-19 cases. However, it is still found in public places such as markets, motorcycle taxi bases, and on the outskirts of the road; some people need to obey health protocols such as not wearing masks and crowding. This condition illustrates that education and appeals are not enough to change society to behave healthily. It is necessary to provide skills based on local wisdom in preventing and handling Covid-19 so that the community can independently recognize risk factors, prevent, maintain, maintain, and even improve their health degree. The results of the PkM activity showed that after being given Covid-19 education, as many as 32 (94.1%) participants had good knowledge, as many as 32 (94.1%) participants were skilled in mitigating the Covid-19 disaster, the formation of Covid-19 Alert cadres and the Covid-19 Alert Post Klawalu Village.