Donastin, Adyan
UNUSA Press

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D TERHADAP NILAI PENGUKURAN FEV1/ FVC PADA PENDERITA ASMA TERKONTROL SEBAGIAN Donastin, Adyan; Bakhtiar, Arief; Maranatha, Daniel
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2017): FEBRUARY
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v1i1.617

Abstract

Background:Airflow resistance in asthma caused by changes in the airways that is bronchoconstriction,airway edema, airway hyperresponsiveness and airway remodeling. Vitamin D supplementation is expectedto raise the value of the measurement of FEV1/ FVC in patients with asthma controlled in part through therole of vitamin D in terms of antiviral effects, atopic response, response improvement steroid and preventairway remodeling process.Objective:Comparing the measurement values of FEV1/ FVC in patients withasthma controlled most of which do not get supplemental vitamin D than getting supplemental vitaminD.Methods:This study is a randomized experimental simple study. This research was conducted in drSoetomo Hospital from June to July 2015. The sampling technique using consecutive sampling. Sampleswere divided into two groups each consisting of 14 samples which have earned a combined therapy ofinhaled corticosteroids and LABA. The control group that was not given additional vitamin Dsupplementation and the treatment group were given supplements of vitamin D for 1 month. Measurementand main result:Testing of data distribution using the ShapiroWilk method because the sample size is lessthan 50. The result of the difference in FEV1 / FVC with a paired sample t - test is known that in the controlgroup (not given additional vitamin D supplements) did not occur significant difference (p = 0.219> 0.05),while the treatment group (given additional vitamin supplements D) proved significant difference (p = 0.020<0.05) where the value of FEV1 / FVC after being given additional vitamin D supplements increased to96.071% of the initial conditions is 84.786%.Conclusions:The measurement values of FEV1/ FVC in patientswith asthma controlled most of which get vitamin D supplementation are the most significant increasecompared to the control group who did not receive supplementation ofvitamin D.
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA YANG BAIK DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSI JEMURSARI Rachmawati, Marlia Alief; ., Handayani; Donastin, Adyan
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2018): FEBRUARY
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Diabetes Mellitus tipe II adalah penyakit kronis mengalami resistansi terhadap aksi insulindan ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan cukup insulin. DM tipe II sendiri mendudukiperingkat ke-2 di dunia dengan penderita terbanyak Pola makan yang buruk dan kurangnya olahragadapat memengaruhi terjadinya DM tipe II. Perkembangan pola makan yang salah arah saat inimempercepat peningkatan jumlah penderita DM di Indonesia. Pada saat tubuh melakukan gerakan,maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga sejumlah gula dalamtubuh akan berkurang dan kebutuhan akan hormon insulin juga akan berkurang. Penelitian inibertujuan adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dan kebiasaan olahraga dengan kadargula penderita Diabetes Mellitus II pada penderita Diabetes Mellitus II di RSI Jemursari Penelitianini dilakukan dengan metode survey atau observasional dengan pendekatan crosssectional. Sampelyang diambil sebanyak 24 pasien. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien DiabetesMellitus Tipe 2 yang menjalani rawat jalan pada poli penyakit dalam, namun dibatasi dengankriteria inklusi dan eksklusi yang penulis buat. Dari 24 pasien, pada hubungan pola makan dengankadar gula darah sebanyak 13 pasien (54,2%) mempunyai kadar gula tidak tinggi. 11 pasien (45,8%)mempunyai kadar gula tinggi. Dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p=1,000 (p>0,05). Makadapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pola makan dan kadargula. Serta hubungan olahraga dengan kadar gula darah sebanyak 13 pasien (54,2%) mempunyaikadar gula tidak tinggi. 11 pasien (45,8%) mempunyai kadar gula tinggi. Dengan hasil uji statistikdidapatkan nilai p=0,432 (p>0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidaksignifikan antara olahraga dan kadar gula.