Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Di RT 01 RW 04 Kelurahan Cipayung Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Nani Aisyiyah; Ismail Sangadji; Ari Waluyo
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.492 KB) | DOI: 10.52643/pamas.v2i1.425

Abstract

Kelurahan adalah daerah pemerintahan terendah langsung di bawah kecamatan yang terletak di tingkat paling rendah dan dipimpin oleh seorang lurah. Kelurahan juga merupakan wilayah gabungan dari beberapa RW (Rukun warga). Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil setingkat dengan Desa. Hak mengatur kelurahan terhadap wilayahnya lebih terbatas jika dibandingkan dengan desa. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.  Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) adalah lembaga kemasyarakatan yang diatur dan disahkan negara berdasarkan peraturan daerah didesa ataupun di kota yang ada di Indonesia. RT/RW untuk meningkatkan peranan, pelayanan, kesejahteraan, dan partisipasi masyarakat.RT/RW merupakan organisasi paling bawah dan paling dekat dengan masyarakat serta memahami kondisi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat dilingkungannya. Dengan adanya RT/RW diharapkan mampu membantu melaksanakan peranan pemerintah dalam memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat dilingkungannya, salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh RT/RW yaitu surat pengantar.Tanpa adanya pengantar RT/RW warga tidak akan bisa memperoleh pelayanan serta mengurus surat yang diperlukan seperti pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat keterangan miskin dan Kartu Keluarga (KK) baik diKelurahan maupun instansi lainnya. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut system, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial.Kata kunci : reproduksi, remaja.
Pelatihan Kader Kesehatan Tentang Penggunaan Tikar Pertumbuhan Untuk Deteksi Dini Stunting Nani Aisyiyah; Ismail Sangadji; Sri Siswani; Dewi Nawang Sari; Lina Herlina
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v6i2.2431

Abstract

Stunting menunjukkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak.“Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak.“Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu ditangani segera“.“Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting“.Tahun 2018, Wakil Presiden H. M. Yusuf Kalla meluncurkan Tikar Pertumbuhan di Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Tikar Pertumbuhan digunakan untuk mengukur tinggi anak di bawah usia dua tahun. Kemudian Tikar Pertumbuhan tersebut telah diuji coba pada 13 (tiga belas) Desa di-4 (empat) Kabupaten prioritas diantaranya Cianjur, Gorontalo, Maluku Tengah, dan Ketapang pada tahun 2018. Pada Tahun 2019 Tikar Pertumbuhan diimplementasikan secara Nasional pada 74.954 Desa dan 8.213 Kelurahan di seluruh Indonesia. Untuk mendeteksi stunting dengan cara sederhana bisa dilakukan oleh kader kesehatan dengan menggunakan tikar pertumbuhan.“Tikar pertumbuhan adalah alat untuk mengetahui apakah seorang anak tergolong stunting ataukah tidak.  Jika tumit kaki seorang anak berada di garis hijau, menandakan pertumbuhan baik, jika kuning berarti anak ada gejala menuju stunting, dan jika berada di garis merah berarti menandakan anak teridentifikasi stunting. Adapun tujuan dari kegiatan Pelatihan penggunaan tikar pertumbuhan adalah melatih para kader kesehatan untuk dapat mendeteksi dini stunting menggunakan tikar pertumbuhan. Adapun upaya yang dilakukan Melakukan identifikasi kader kesehatan, bertujuan untuk mendapatkan data sejauhmana pemahaman kader kesehatan mengenai stunting, dengan cara wawancara dan pre test mengenai stunting , melakukan penyuluhan, memberikan pelatihan mengenai deteksi dini stunting menggunakan tikar pertumbuhan, melakukan monitoring dan evaluasi program yang telah dilakukan. Peserta yang hadir dalam pelatihan deteksi dini stunting menggunakan tikar pertumbuhan sebanyak 34 orang, terdiri dari ketua RT 04, ketua kader posyandu, tokoh masyakat, kader posyandu dan warga atau ibu-ibu yang memiliki balita di RT 04 RW 01 Kelurahan Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. Narasumber pertama memberikan  materi tentang stunting dan narasumber ke dua memberikan pelatihan cara deteksi dini stunting menggunakan tikar pertumbuhan. “Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini“.Kata kunci : Stunting, tikar pertumbuhan, pelatihan, kader kesehatan.